Sebab gadis itu tengah menyelidiki kejadian yang menimpa om-nya dengan mengambil alih kendali atas perbuatan yang dilakukan oleh Morgan Gayatri Smith.
Sekitar lima belas menit berlalu dan alangkah terkejutnya gadis itu mendapat kenyataann yang menampar dirinya. Perbuatan yang dilakukan oleh om-nya itu berasal dari kesalahan fatal dan lebih mengejutkan sang om terjebak dalam pengaruh obat penggrasang dosis tinggi.
Orang yang menjebak om-nya itu merupakan seseorang dibenci oleh dirinya sendiri.
Mau sehebat apa pun kau tak akan pernah bisa mendapatkan om-ku karena aku sangat tahu tujuanmu mendekatinya dan kupastikan setelah ini aku tak akan pernah memercayai setiap bualan yang kau ucapkan.
Bahkan jemari gadis itu terus menari-nari di atas keyboard untuk mencari wajah seseorang yang harta berharga terenggut paksa dan tercenganglah dia ketika menemukan wajah tersebut.
“Sialan si bujang lapuk ini ... sudah mengecewakanku dan dia malah merenggut harta miliknya ... kali ini aku tak akan pernah memaafkanmu dan sebelum itu lebih baik aku menghukum sampai dia kau bawa ke hadapanku.”
Tekadnya bulat karena dia akan memberi hukuman untuk sang bujang lapuk agar mau bertanggung jawab atas perbuatan yang telah dilakukannya itu.
Bahkan dirinya berjanji akan menemui orang itu secara diam-diam dan meminta maaf atas nama si bujang lapuk serta memberi sebuah kartu limited edition untuk memberikan kehidupan karena dia sangat yakin gadis yang direnggut paksa oleh om-nya menghasilkan seorang anak.
Menyelidiki latar belakang dari gadis tersebut yang tak membutuhkan waktu lama dia dikejutkan dengan data gadis yang begitu familier dibenaknya.
Sungguh malang nasibmu di saat kau banting kerja keras untuk kedua orang tuamu, tapi apa yang kau jaga harus terenggut oleh om-ku. Namun, itu tak akan ada artinya bagimu dan aku janji akan membantumu bersembunyi karena aku ingin dirinya menyadari kesalahan yang telah diperbuat.
*
*
*
Gadis itu menarik kasar tangan kekar yang sedari tadi ingin dilampiaskan oleh sebuah amarahnya di ubun-ubun.
Setelah sampai ke tempat sepi yang tak ada seorang pun mendengar obrolan mereka gadis itu benar-benar melampiaskan amarahnya dengan memberi tamparan keras yang diberikan kepada om-nya.
Membuat bujang lapuk itu terkejut ketika dirinya mendapati sebuah tamparan mendarat di kedua pipinya. "Ba ... by, mengapa kamu menamparku?"
"Kau telah membuat kesalahan besar yang tak akan pernah kumaafkan."
"Lalu ada di mana letak kesalahan Om-mu ini, Baby?" tanya bujang lapuk itu seraya menunjuk dirinya sendiri.
"Bertanyalah sendiri pada hatimu dan aku benar-benar kecewa denganmu." Gadis itu enggan memberitahukan alasan dia menampar om-nya sendiri. Hal itu dilakukan agar sang bujang lapuk menyadari kesalahannya.
"Apa itu karena Om yang tidak rela dengan perjodohanmu?" Morgan memastikan.
Gelengan kepala menandakan bukan itu penyebab, tapi apa yang membuat bayi mungil-nya begitu marah.
Apakah dia? Itu tak mungkin ... bahkan aku sendiri tak mengenali gadis yang ku' renggut. Lalu bagaimana dia bisa mengetahuinya?
"Maaf aku khilaf, Baby." Menyesal itulah yang terucap dari bibir bujang lapuk itu.
"Mulai sekarang dan seterusnya jangan pernah mencampuri urusan pribadiku sebelum kau menemukan kesalahanmu dan membawanya ke hadapanku! Kau tak akan mendapat maaf sebelum permintaanku dikabulkan dan itu berawal dari kesalahanmu."
Selesai mengatakan itu, Araela melangkahkan kakinya pergi dari tempat itu dengan meninggalkan Morgan yang sedang melampiaskan amarahnya memukul dada.
Sebab, pertama kali bagi sang bujang lapuk melihat kekecawaan dari sorot mata bayi mungil-nya karena dia terpengaruh oleh sebuah tempat yang dibenci oleh sang bayi mungil.
Setelah itu, tatapan sang bujang lapuk menjadi dingin dengan gerakan cepat dirinya mengambil ponsel untuk menghubungi mata-mata dan meminta melakukan sesuatu untuk dirinya.
"Kau dan rekanmu sudah meletakkan barangku di sana?" Nada dingin dari Morgan, membuat arah seberang ponsel merinding.
"Semua sudah kami letakkan sesuai intruksi dari Anda, Tuan Muda Morgan."
"Lalu hasil darahnya bagaimana?"
"Untuk hasil darah itu seratus persen berasal dari gadis baik-baik, tuan muda."
"Kalau begitu kau minta bantuan rekanmu untuk mendapatkan rekaman, yang terhapus dan aku akan membayar mahal untuk kerja kerasmu ini. Bisakah kau melakukannya?"
"Ta ....
"Jangan membantah apa pun itu ... kau harus bisa mendapatkan rekaman itu!"
Morgan mematikan panggilan dengan raut wajah dinginnya tanpa memedulikan rasa kebas di kedua pipi sang bujang lapuk, memutuskan kembali ke rumah untuk menyimpan sebuah benda yang ternyata membuat bayi mungil-nya marah.
Aku pasti akan menemukan keberadaanmu dan membayar mahal atas tamparan yang kudapatkan dari bayi mungilku ... wahai kau gadis yang ku' renggut aku tak akan berhenti mencari keberadaanmu.
Meskipun pada kenyataannya, si bayi mungil itu mengetahui kebejatan yang dilakukan oleh dirinya, tapi tekad bujang lapuk itu tidak akan pernah berhenti mencari sesosok yang dia renggut paksa.
*
*
*
Sementara, gadis yang dicari oleh bujang lapuk itu, saat ini tengah bersembunyi di sebuah apartemen, bahkan tidak banyak orang mengetahui keberadaannya.
Mengingat gadis itu bersembunyi, atas permintaan dia sendiri, terdengar bunyi bell pintu apartemen, sehingga mengganggu si pemilik yang tiba-tiba harus terbangun.
Tanpa memedulikan penampilan yang terlihat buruk, gadis itu pun membukakan pintu untuk si tamu yang datang berkunjung.
"Kau, Alexa?" tanya Citra.
"Maaf dia bukan Alexa," sahut seorang pria berparas tampan dan gadis sebelah tak kalah jauh tampan darinya.
"Lalu?"
"Kami datang kemari atas perintah Kak Ivone dan juga Alexa ... apa kau sahabat yang diceritakan oleh dia?"
"Aku, Citra dan kalian siapa?"
"Albert dan ini kekasihku Araxi ... maaf sikap dinginnya."
Setelah mengetahui nama tamunya, Citra mempersilakan sang tamu masuk ke dalam apartemen.
"Mau minum apa?"
"Tak perlu aku langsung saja tujuanku ke sini!" Araxi yang sedari tadi bungkam, mengutarakan tujuannya datang ke apartemen tersebut.
Dia benar-benar gadis yang dingin sama dinginnya seseorang yang baru kukenal. Apa kabar dia? Maafkan aku yang harus menghilang Ra.
Seringai tipis tersungging di wajah paras tampan gadis itu, ketika mendengar sesuatu yang membuatnya berdiam sejenak sebelum melakukan permintaan dari kakak angkatnya.
"Jangan terlalu dingin dong, Yank ... biarkan aku saja yang merasakan hawa dinginmu." Albert yang berada di sampingnya melontarkan sebuah gombalan.
"Pulang sana mengganggu saja!" Tanpa perasaan Araxi mengusir sang kekasih.
"Tidak mau."
"Diam dan jangan mengganggu konsentrasiku. Paham!"
Obrolan kedua tamu membuat si pemilik apartemen menggeleng kepala yang seumur hidup pertama kali melihat pertengkaran antara tamunya itu.
"Jadi, bagaimana kalian benaran tidak ingin kubuatkan minum?"
"Tak perlu repot karena aku tidak akan lama-lama." Gadis berparas tampan itu, tetap menolak halus dibuatkan minum.
Sebab, ia dengan sang kekasih tak ingin berlama-lama di tempat asing.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 65 Episodes
Comments
Elisabeth Ratna Susanti
semangat bujang lapuk 👍
2023-09-02
2
nisa
lanjutt ...
2022-12-20
0
Nurdin Nurdin
dhasyat
2022-12-17
0