Aku Mencintaimu Ustadz

Aku Mencintaimu Ustadz

bab 1

Happy reading semua!!🌹🌹🌹🌹🌹

Rania gadis berusia 18 tahun. Terbiasa hidup mewah dan selalu mendapatkan apa yang dia inginkan. Memiliki orang tua yang sangat menyayanginya.

Namun, Dia di paksa masuk ke sebuah pesantren di karenakan sikapnya yang selalu membuat masalah dan sudah sangat sulit diatur. Rania merupakan gadis yang cantik dan juga pintar, tapi sayang! Karena terlalu bebas dan selalu mendapatkan apa yang dia mau membuatnya keras kepala dan berubah.

Hanna dan Galih selaku orang tua selalu menasehati Rania setiap ada kesempatan. Tapi, Rania tidak pernah menanggapi atau mencoba untuk berubah yamg ada Rania semakin menjadi.

Hanna sang Mama harus selalu membereskan kekacauan yang dilakukan Rania, Hanna hampir setiap hari harus ke sekolah karena ulah dari Rania.

"Malam ini bersiap-siaplah," ucap Hanna.

"Kita mau kemana, Ma? Kita mau liburan ya?," Tanya Rania bahagia.

" Mama akan memasukkan kamu ke sebuah pesantren, jadi bersiap- siaplah besok kita pergi" jawab Hanna.

"Apa? Papa dengar itu?Mama bercanda ya?," Tanya Rania menganggap Mamanya hanya bercanda.

" Mama tidak bercanda! Apa muka Mama terlihat sedang bercanda sekarang?," Tanya Hanna balik.

" Aku nggak mau," tolak Rania

"Mama tidak meminta pendapat dari kamu, mau tidak mau, kali ini kamu harus nurut sama Mama," ucap Hanna tegas.

"Pa..." Rengek Rania.

"Enggak ada, Untuk yang satu ini Mama tidak akan membiarkan Papa membantu kamu," sahut Hanna cepat.

"Sayang..." ucap Galih.

"Udah! Papa tidak usah membela dia terus yang ada dia makin besar kepala, Mama udah capek dengan tingkahnya yang gak bisa diatur lagi," ucap Hanna tidak mau mendengarkan suaminya.

"Kalau masalah itu, Aku janji akan berubah,Ma, Pa," ucap Rania memohon.

"Sayang kamu dengar kan apa yang di bilang Rania, jadi batalkan saja" ujar Galih.

Galih adalah orang yang selalu memanjakan Rania, apapun yang Rania inginkan pasti dia akan diberikan. Galih tidak bisa melihat Rania merengek padanya, itu adalah kelemahannya.

" Aku sudah bosan mendengar dia berjanji Mas, setiap kali dia buat kesalahan pasti itu yang dia bilang, tapi lihat kenyataannya dia semakin menjadi dan kamu tau hari ini aku harus ke sekolahnya lagi," ucap Hanna.

"Kali ini aku beneran, aku akan berubah asal Mama jangan kirim aku ke pesantren." ucap Rania.

"Mama gak mau dengar kamu lagi, sudah cukup Mama mendengarkan kamu selama ini," ucap Hanna sudah bulat dengan keputusannya.

"Pa..." Rengek Rania sekali lagi.

" Awas aja kalau Papa bantu dia, Mama nggak akan memaafkan Papa " ancam Hanna.

"Mama tega banget sih sama Rania. Mama memang tidak sayang sama Aku" ucap Rania bangun meninggalkan makan malamnya.

"Sayang makan dulu," panggil Galih.

"Enggak mau," teriak Rania.

"Sayang..." ucap Galih.

"Biarin aja, nanti kalau udah lapar makan sendiri, ini juga karena kamu yang selalu menuruti dan memaafkan kesalahan dia" balas Hanna tetap melanjutkan makannya.

" Kenapa aku yang salah! Aku hanya mencoba menjadi Papa yang baik untuknya," ucap Galih tidak mau di salahkan.

" Capek ngomong sama kamu" ucap Hanna malas berdebat dengan suaminya.

" Kalau dia nggak mau makan gimana? Kasian sayang," ucap Galih.

"Kamu aja yang urus, tapi awas kalau kamu bantuin dia kali ini, aku nggak akan maafin kamu, Mas," ancam Hanna.

"Kamu serius mau masukin Rania ke pesantren?," Tanya Galih tidak percaya.

"Mas pikir aku main-main, aku juga udah bilang sama pengurus pondok kemaren," jawab Hanna.

"Aku pikir kamu hanya mengancamnya saja, kamu gak kasian pasti dia tidak akan betah di sana," ujar Galih masih membela Rania.

"Bela aja dia terus," ucap Hanna meninggalkan suaminya sendiri.

"Aku salah apa ya Allah, aku harus mendukung siapa kalau begini " gumam Galih serba salah.

Galih sungguh berada dalam posisi yang serba salah. Mau membela Rania istrinya yang marah, mau membela istrinya anak yang marah.

Di kamar Rania sedang mengumpat sendirian kerena keputusan sang Mama.

"Aku gak bakal mau, enak aja di masukin pondok, apa kata dunia seorang Rania masuk pesantren," lirih Rania.

" Aku harus memikirkan cara supaya Mama membatalkan rencananya," umpat Rania.

Rania tidak bisa menerima keputusan sang Mama yang mau mengirimnya ke pondok.Jadi, dia terus memikirkan cara supaya bisa terbebas dari itu.

"Atau aku minta tolong Papa saja...Tidak! Apa aku kabur saja," gumam Rania

"Jangan deh! Aku harus menyusun rencana- ku sendiri" Rania terus berbicara dengan dirinya sendiri sambil jalan ke sana ke mari tidak jelas.

Malam itu Rania benar- benar frustasi dia tidak bisa memikirkan rencana apapun supaya bisa kabur dari sang Mama.

"Apa yang harus aku lakukan? Ayo Rania berpikirlah!" Ucap Rania pada dirinya sendiri kesal karena tidak ada satupun ide yang keluar dari otak liciknya.

Rania merebahkan tubuhnya di atas kasur empuk miliknya. Dan memejamkan matanya sambil terus berpikir cara agar Mamanya membatalkan rencananya. Tanpa sadar Rania telah masuk ka alam bawah sadarnya.

Di kamar orang tua Rania.

"Sayang ayolah jangan seperti ini," bujuk Galih meminta istrinya membukakan pintu kamar.

"Kalau kamu terus membela anak kamu itu, aku nggak bakal bukain pintu tidur saja sama anak manja itu," ucap Hanna.

" Sayang aku minta maaf! Buka dulu pintunya, kita bisa bicarakan ini baik-baik," ucap Galih.

" Enggak mau," kekeh Hanna.

"Awas kalau kamu minta bantuan Bibi untuk buka pintu ini," ucap Hanna seolah tau isi pikiran suaminya.

" Baru juga mau minta bantuan Bibi," gumam Galih.

" Oke, aku akan menuruti kemauan kamu, tapi buka pintu dulu, kamu gak kasian sama aku teriak- teriak dari tadi," ucap Galih.

" Aku akan buka tapi kamu harus janji dulu," ucap Hanna ragu dengan ucapan suaminya.

" Ia aku janji," balas Galih tidak punya pilihan lain. Dari pada tidur diluar pikirnya.

Hanna membuka pintu untuk suaminya, dengan cepat Galih masuk ke dalam kamar takut istrinya berubah pikiran.

" Kamu udah janji sama aku, awas kalau kamu berani membantu Rania." ancam Hanna sudah sangat paham dengan karakter suaminya yang selalu membantu Rania.

"Ia istriku tersayang, nggak percaya banget sih sama suami sendiri," ucap Galih.

"Bukannya aku nggak percaya sama kamu Mas, tapi aku gak bisa jamin kalau Rania anak manja kamu itu, tidak berbuat hal yang aneh-aneh," ucap Hanna.

" Udah nggak usah di pikirin lagi, sekarang kamu tidur aja! Aku mau lihat keadaan Rania dulu, dia belum sempat makan apa- apa tadi," ucap Galih.

"Tapi, awas kalau kamu kena hasut sama dia," ancam Hanna lagi.

"Ya Allah, ia sayang percaya sama aku. Kalau kamu nggak percaya kamu ikut aku aja," ujar Galih.

"Kamu aja yang lihat, jangan lupa bawa makanan juga ke kamarnya, dia belum makan apa-apa tadi" kata Hanna.

"Iya sayang," balas Galih. Keluar dari kamar.

" Katanya kesal tapi masih perhatian dasar perempuan memang susah di tebak," gumam Galih.

Terpopuler

Comments

Titik Sofiah

Titik Sofiah

awal yg menarik ya Thor

2023-08-09

2

abdan syakura

abdan syakura

Assalamu'alaikum
Salken Thor 🤝👍💪

2023-05-27

2

Sylius

Sylius

mama akan memberikanmu kejutan Rania.

2023-02-27

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!