Bab 4

HAPPY READING!!!!!!🌹🌹🌹🌹🌹

" Iya," balas Rania akhirnya.

" Terima kasih, sudah mau mendengarkan omongan Papa," ucap Galih.

" Eum" gumam Rania.

" Senyum dulu" pinta Galih.

Eumm

Syakilla tersenyum tapi terpaksa membuat Galih tersenyum melihatnya.

" Yang ikhlas dong," ucap Galih.

" Pa," ucap Rania.

" Yasudah ayo turun," ucap Galih

Walaupun turun wajah Rania tidak bisa berbohong kalau dia tidak menyukainya.

Hanna, Galih, dan Rania berjalan beriringan ke sdalam melewati semua santri yang berlalu lalang mereka semua melihat ke arah mereka bertiga.

" Kenapa? apa ada masalah?" Tanya Rania kepada setiap orang yang melihat ke arahnya.

" Rania, jaga sopan santun mu. Ini pondok" ucap Hanna.

Rania tetap tidak mendengar omongan sang Mama dia tetap pada pendiriannya yang tidak suka saat orang lain menatapnya. Apalagi yang menatapnya para santri yang jelas bukan tipenya.

Mereka masuk ke tempat atau ruang pemilik pondok.

"Assalamualaikum," ucap keluarga Rania saat memasuki ruangan pemilik pondok.

" Waalaikumsalam,"jawab mereka . Yang terdiri dari tiga orang yaitu Pria berumur yaitu Kiyai, wanita berumur istrinya, dan satu laki-laki cukup dewasa.

" Silahkan masuk," ucap wanita berumur itu.

"Terima kasih," ucap Hanna dan Galih sedangkan Rania cuek.

Di saat Hanna dan Galih menyalami Kiyai dan dua orang lainnya, Rania malah tidak perduli sama sekali dan langsung duduk tanpa di suruh terlebih dahulu.

"Rania," tegur Galih.

" Iya, Pa. Kenapa?" Tanya Rania biasa saja.

" Salim dulu sama Kiyai," ucap Galih.

Rania bangun dan menyalami Kiyai,dan juga istrinya. Saat menyalami laki-laki yang lebih dewasa darinya, pria itu menolak bersalaman dengan Rania, dia hanya menyatukan tangannya di depan dada dan menganggukkan kepalanya.

" Saya juga tidak suka bersentuhan dengan pria seperti anda ini," ucap Rania.

" Tampan tapi sayang penampilannya norak," sambung Rania tapi masih bisa di dengar oleh semua orang.

" Rania, jaga sopan santun kamu." ucap Hanna.

" Saya minta maaf atas kelakuan anak kami," ucap Galih mewakili Rania.

" Tidak apa-apa, silahkan duduk dulu," ucap Kiyai.

" Terima kasih Kiyai," ucap Galih dan Hanna.

"Mohon maaf ada keperluan apa sebelumnya? Saya pendiri dari pondok biasanya orang memanggil saya Kiyai Ahmad, ini istri saya Aisyah , dan yang laki-laki itu adalah anak kandung saya namanya Salman " ucap Kiyai Ahmad memperkenalkan semua yang ada di dalam ruangan.

" Saya Hanna dan ini suami saya Galih" ucap Hanna

" Maksud dari kedatangan kami ke sini berniat ingin menitipkan putri kami Rania ke pondok pesantren Kiyai," sambung Hanna menunjukkan Rania yang lagi bermain dengan ponselnya.

" Alhamdulillah, saya selaku pemilik pondok merasa sangat senang mendengarnya,sudah seharusnya kita sebagai orang tua memberikan pendidikan agama kepada anak kita, apalagi anak ibu dan bapak adalah perempuan." ucap Kiyai Ahmad

" Iya Kiyai, saya selaku Mamanya sudah tidak sanggup mendidik anak saya yang satu ini. Dia tidak pernah mendengarkan ucapan saya atau Papanya, kami ingin menitipkannya di sini" jelas Hanna.

" Tidak ada anak yang tidak mendengarkan orang tua mereka sendiri. Saya tidak menyalahkan pendidikan kalian sebagai orang tua. Karena saya yakin kalian sudah sangat baik dalam mendidik, dengan membawanya ke tempat seperti ini saya sudah bisa melihatnya, tapi kita tidak tau dengan siapa anak kita bergaul di luar sana. Lingkungan pergaulan sangat berpengaruh untuk membentuk karakter nya apalagi umurnya masih sangat muda begini," jelas Kiyai Ahmad

Yang lebih banyak berbicara hanyalah Hanna dan Kiyai Ahmad sedangkan yang lain hanya diam menyimak saat keduanya berbicara. Rania hanya menyahut sesekali saat pendapat Kiyai salah di pemikirannya. Sedangkan istri dari Kiyai Ahmad sedang membuat minum untuk mereka.

Di saat yang lain sedang berbicara pria dewasa yang duduk di sebelah Kiyai bangun pamit untuk keluar.

" Maaf Abi, Bu, Pak, saya permisi keluar dulu," ucapnya menunduk.

" Iya silahkan," ucap Hanna dan Galih tersenyum.

" Mau kemana?" Tanya Kiyai.

" Salman mau keluar sebentar Bi," jawab Salman sopan.

Salman tersenyum ke arah Abi dan orang tua Rania sedangkan dengan Rania dia cuek dan menundukkan pandangannya.

" Dasar sombong," gumam Rania.

"Rania jaga bicara kamu," ucap Galih malu dengan sikap Rania.

" Maaf Kiyai," ucap Galih.

" Tidak apa-apa" balas Kiyai Ahmad sedangkan Salman hanya tersenyum.

"Assalamualaikum" ucap Salman.

"Waalaikumsalam" jawab semuanya kecuali Rania.

Setelah beberapa saat Salman keluar, Rania juga ikut keluar. Dia sudah tidak betah duduk bersama orangtuanya dan juga Kiyai yang terus menceramahinya dan terus membahas tentang agama, yang membuatnya pusing.

" Ma, Pa, aku keluar saja ya. Di sini udaranya sangat panas" ucap Rania keluar tanpa menunggu jawaban.

Galih dan Hanna merasa sangat malu dengan kelakuan Rania yang tidak ada sopan santunnya di depan Kiyai Ahmad. Sedangkan Kiyai Ahmad hanya menanggapi dengan tersenyum.

" Sekali lagi kami minta maaf Kiyai" ucap Galih.

" Tidak apa-apa, Rania masih sangat muda jadi saya masih bisa memakluminya." balas Kiyai seraya tersenyum.

Selama orang tuanya berbicara dengan Kiyai, Rania mengelilingi pondok seorang diri. Banyak mata yang melihat ke arahnya tapi dia tidak peduli lagi dia hanya fokus pada bangunan-bangunan yang berdiri kokoh di depannya.

" Lumayan. Tapi gue heran sama mereka kenapa mau tinggal di tempat seperti ini. Udah nggak bisa kemana-mana, seperti penjara saja" lirih Rania.

" Aku harus mencari cara kabur dari tempat ini. Bagaimana kalau teman-temanku mengetahui kalau aku akan di masukkan ke pondok mereka pasti akan menertawakan aku," lirih Rania.

" Jangan sampai mereka tahu" sambungnya lagi.

Selain berkeliling untuk mencari bukan hanya karena ingin keluar dari ruangan tapi dia juga ingin mencari tempat yang aman untuk bisa kabur dari pondok.

Karena sibuk melihat tempat yang pas untuk bisa kabur Rania tidak memperhatikan jalan alhasil menabrak seseorang.

" Kalau jalan pakai mata dong" umpat Rania kesal.

" Maaf tapi sepertinya kamu sendiri yang tidak memperhatikan jalan" bantahnya.

" Enak aja nyalahin gue, Lo yang salah juga" ucap Rania tidak mau di salahkan.

" Ada apa ini?" Tanya seseorang.

" Nah, bagus. Lo kan anak pemilik pondok ini! Bilangin sama murid Lo yang ini kalau jalan pakai mata jangan pakai dengkul," ucap Rania kepada Salman.

" Udah salah nggak mau ngaku lagi," sambung Rania.

"Saya tidak salah Gus, dia yang tidak memperhatikan jalan dan nabrak saya duluan," jelas Indah orang yang di senggol Rania.

" Tunggu Lo nyalahin gue gitu, " ucap Rania.

" Ada apa ini?" Tanya Kiyai Ahmad.

" Salman juga tidak terlalu tau Bi, Salman datang mereka sudah ribut" jawab Salman.

" Ini Kiyai, dia nabrak saya dan sekarang nyalahin saya " ucap Rania.

" Apa benar yang di bilang sama Rania?"Tanya Kiyai kepada Indah.

" Bukan seperti itu Kiyai, dia yang menabrak saya," jelas Indah.

" Ngaku aja," ucap Rania.

" Mohon Maaf ada apa ini? " Tanya Hanna.

" Ma, dia tadi nabrak aku tapi nggak mau mengaku" jelas Rania.

" Rania Mama tau kamu, cepat minta maaf" ucap Hanna yang sudah sangat mengenal anaknya.

" Kenapa aku yang harus minta maaf, aku nggak salah," balas Rania.

" Mama tau kamu dengan sangat baik, cepat minta maaf" ucap Hanna lagi

Terpopuler

Comments

Rais Rais

Rais Rais

lanjut

2022-12-04

1

Puji Lestari

Puji Lestari

Raina jangan coba2 kabur ya sayang,,pasti mama Hanna akan bawa kamu kembali ke pesantren lagi jadii jangan buang waktumu dgn sia2 Rania 😁

2022-12-04

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!