Bab 5

HAPPY READING!!!!!!🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹

" Mama tau kamu dengan sangat baik, cepat minta maaf" ucap Hanna lagi.

" Tapi, Ma..." ucap Rania ingin komplain kepada sang Mama tapi melihat tatapan mata Papanya yang meminta Rania untuk patuh dan tidak membantah akhirnya Rania mengalah.

" Iya, Rania minta maaf." ucap Rania

"Puas Lo! Lain kali kalau jalan mata itu dipakai jangan lihatin cowok mulu. Kalau suka bilang aja atau perlu gue yang bilangin! Sekarang orangnya ada di hadapan Lo. Dasar ganj*n " Ucap Rania. Dia sangat kesal dengan wanita yang ada di hadapannya yang tidak mengaku kalau dia yang salah. Dan Mamanya juga tidak pernah percaya padanya selama ini. Rania ingin Mamanya lebih pengertian padanya bukan menyalahkannya seperti ini.

Rania berlalu begitu saja dari hadapan semua orang setelah mengatakan itu dengan mengepalkan tangannya keras, dia sudah sangat kesal dan marah.

"Tolong maafkan Rania, saya tau kamu tidak salah," ucap Hanna.

" Tidak apa-apa Bu, saya permisi dulu, Gus, Kiyai, Pak,Buk. Assalamualaikum" ucap Indah.

"Waalaikumsalam," jawab mereka.

Kiyai dan yang lainnya berlalu dari tempat itu. Sedangkan, Rania yang marah pergi entah kemana, dia juga tidak tau sekarang dia ada di mana, tapi yang jelas dia masih di dalam kawasan pondok.

Rania terus berjalan tanpa tau mau kemana dia sangat marah dengan Mamanya yang selalu menilainya buruk.

" Padahal wanita itu yang salah, tapi aku juga yang di salahkan. Dasar ganj*n, " lirih Rania menendang botol yang ada di hadapannya.

Akibat tendangannya yang lumayan keras, botol yang ditendangnya mengenai kepala seseorang yang berada tidak begitu jauh darinya. Namun, Rania yang kesal tidak peduli dan langsung pergi.

" Tunggu!" Ucap orang yang kepalanya terkena botol yang di tendang Rania.

Namun, Rania tetap tidak peduli dia sudah telanjur kesal. Sampai Rania menemukan pagar yang lumayan panjang dan ide gilanya mulai bekerja. Rania tersenyum simpul melihat pagar yang ada di hadapannya.

" Sepertinya ini tempat yang bagus untuk kabur" lirih Rania.

Mood Rania kini telah kembali setelah menemukan tempat yang pas untuk bisa kabur dari pondok.

Setelah merasa puas berkeliling dan sudah menemukan tempat untuk bisa kabur Rania kembali lagi pada Mama dan Papanya yang berada di dalam ruangan yang pertama kali mereka masuk seraya tersenyum.

" Kamu dari mana saja? Capek Mama nyariin kamu dari tadi!" Ucap Hanna melihat Rania berdiri di depan pintu dengan wajah tersenyum.

" Aku habis keliling Ma," jawab Rania tersenyum. Ada kecurigaan yang terpancar dari wajah Hanna saat melihat Rania yang tiba-tiba merasa senang, tapi Hanna mencoba untuk berpikir positif.

" Karena Rania sudah ada di sini, kami pamit pulang dulu. Kami titip putri kami di sini, kalau dia berbuat onar atau mencoba kabur dari sini. Berikan saja dia hukuman yang pantas dia terima saya selaku Mamanya sangat ikhlas," ucap Hanna seolah tau isi hati Rania yang berniat untuk kabur.

" Terima kasih sudah mempercayakan putri kalian untuk di titipkan di pondok kami, inn syaa Allah kami akan mendidiknya untuk lebih baik lagi" ucap Kiyai Ahmad yang di dengar oleh Salman dan juga istrinya Aisyah.

" Kalau begitu kami permisi dulu," ucap Galih. Dia sebenarnya belum rela harus berpisah dengan putri kesayangannya tapi dia juga tidak bisa berbuat apa-apa selain mengikuti kemauan istrinya. Karena apa yang di lakukan istrinya juga untuk kebaikan putrinya.

" Mari saya antar," ucap Kiyai Ahmad.

" Terima kasih" ucap Galih.

"Jaga diri baik-baik di sini, ingat! Jangan coba-coba untuk kabur dan berbuat onar" ucap Hanna sebelum masuk ke dalam mobil.

Sedangkan Galih mengambil koper yang berisi baju-bajunya Rania.

" Jangan nakal ya, Papa sayang kamu," ucap Galih memeluk Rania.

" Aku pasti akan kangen banget sama Papa. Pa, kalau aku tidak betah di sini, Papa jemput aku ya!" Ucap Rania dalam pelukan Galih.

" Maafkan Papa sayang ini untuk kebaikan kamu," ucap Galih melepaskan pelukannya dari Rania.

" Kiyai, Ustadz, Ummi, kami pamit dulu. Assalamualaikum" ucap Galih.

" Waalaikumsalam" jawab Kiyai dan keluarga.

Setelah kepergian orang tuanya Rania, Siti Aisyah, mengajak Rania masuk ke dalam dan membawanya ke dalam bilik yang akan di tempati Rania untuk kedepannya.

Rania patuh mengikuti istri dari pemilik pondok tanpa banyak tanya, sepanjang menuju ke kamar yang akan dia tempati banyak pasang mata yang melihat ke arahnya dan tidak jarang pula menyapa atau memberi salam ke arah mereka,lebih tepatnya kepada istri dari pemilik pondok bukan padanya.

" Sekarang Nak Rania akan tidur di kamar ini bersama dengan yang lain," ucap Siti istri dari Kiyai Ahmad.

" Apa! Yang benar saja, saya harus tidur di kamar seperti ini! Bahkan kamar mandi saya lebih besar dari ini" ucap Rania tidak percaya dengan kamar yang akan dia tempati.

" Beginilah kondisi pondok kami" balas Aisyah tersenyum.

" Semoga Nak Rania betah di sini, Ummi permisi dulu. Nak Rania bisa istirahat terlebih dahulu" sambungnya lagi.

" Betah dari mana, rasanya saya ingin kabur sekarang juga," balas Rania masuk dan duduk di atas kasur yang sudah tersedia setelah Aisyah pergi.

Begitu duduk Rania kembali mengumpat lantaran kasur yang di dudukinya sangat keras tidak seperti kasur yang ada di rumahnya yang empuk.

" Aku benar-benar sial, baru juga beberapa jam aku di sini tapi sudah sangat tersiksa seperti ini, ini semua karena Mama" umpat Rania kesal. Dan keinginannya untuk kabur semakin kuat.

Saat membuka koper Rania kembali dibuat terkejut dengan isi di dalam koper miliknya karena isinya sudah berubah seratus delapan puluh derajat dari yang dia masukan.

"Apa-apaan ini, kemana semua bajuku! Kenapa isinya seperti ini semua!" Umpat Rania. Dia tahu betul ini semua pasti ulah dari Mamanya yang sudah menukar isi kopernya dengan baju-baju muslimah.

" Mama benar-benar sudah kelewatan,'' lirih Rania.

Karena tidak menemukan apa yang dia cari Rania memilih untuk tidur di kasur yang sangat tidak nyaman untuknya. Tidak perlu membutuhkan banyak waktu Rania sudah masuk ke alam mimpinya, dia tidak peduli dengan keadaan sekitar bahkan dengan suara azan sekaligus.

" Astagfirullahaladzim," ucap ustazah yang baru masuk. Ustazah tersebut sengaja di utus untuk membangunkan Rania.

" Bangun..." ucap ustazah tersebut berusaha membangunkan Rania. Rania yang kesal karena ada orang yang mengganggu tidurnya bangun dengan menahan emosi yang sudah memuncak.

" Ada masalah apa sih? Ganggu aja!" Umpat Rania karena merasa terganggu.

" Bangun ini sudah masuk waktu shalat" balas ustazah.

Rania bangun dari kasurnya dengan wajah kesal, walaupun Rania minus dalam akhlak tapi dia tidak pernah membantah saat orang tuanya menginginkannya untuk shalat.

" Iya, bawel banget sih! Dimana tempat wudhu nya?" Tanya Rania.

Dengan wajah bantal Rania keluar dari dalam kamar menuju tempat wudhu. Dia mencuci wajahnya terlebih dahulu baru kemudian dia berwudhu dan masuk ke dalam muhsalla pondok.

Dia tidak peduli dengan tatapan orang terhadapnya yang dia pedulikan hanya shalat lalu kembali tidur.

Terpopuler

Comments

abdan syakura

abdan syakura

Semangat Rania???

2023-05-27

1

Rais Rais

Rais Rais

lanjut

2022-12-05

1

Puji Lestari

Puji Lestari

waahh waahh Raniaa akhlak mu emang harus bener2 dicuci Ampe bersih yaa, palagi yg nyucinya ustadz salman lgsung kinclong dah kedalam hati...🤭😅😅

2022-12-05

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!