My Pet Husband
Grrr!
Seekor anjing dengan posisi siap menerkam berdiri bagai panglima perang di garda depan. Siap menerkam para musuh yang ingin memasuki wilayahnya. Anjing liar haus akan gigitan.
Daniella kecil bersembunyi di balik semak, menunggu sang anjing liar pergi dari jalan yang ingin dilaluinya. Setiap pulang sekolah, Daniella harus dihadapkan dengan anjing gila tersebut. Tidak ada jalan lain selain jalan sepi tersebut. Jalan yang jarang dilalui orang lain.
Sudah tiga puluh menit Daniella menunggu sang anjing untuk pergi. Daniella terus menunggu hingga kakinya keram. Sang anjing meninggikan kepalanya seperti sedang mencari mangsa. Daniella semakin menundukkan kepalanya agar tidak terlihat anjing liar tersebut.
Bugh!
Bugh!
Terdengar suara pukulan, Daniella menoleh ke samping gang buntu. Matanya melebar saat melihat tiga orang anak remaja memukul seorang remaja pria yang badannya lebih kecil.
Daniella menggertak giginya, dia geram. Namun, dirinya tidak berani menolong anak yang sedang dirundung itu.
"Minta ampunlah!" hardik salah satu perundung.
Anak lelaki yang wajahnya sudah dipenuhi dengan memar tersebut hanya terdiam. Dirinya tidak melawan atau meminta permohonan. Dia diam menerima setiap pukulan dari para perundung. Entah karena tidak merasa sakit atau dirinya yang sudah tidak bisa berucap karena rasa sakit yang terlalu dalam.
"Kau masih diam? Tidak mengakui bahwa kau yang mencuri burungku dan membunuhnya?"
Seorang remaja pria mengepalkan tangannya siap memberi bogem mentah pada anak lelaki yang penuh memar tersebut.
Bugh! Sekali lagi bogem mentah mendarat di wajah anak lelaki itu.
Daniella menutup mulutnya dengan tangannya sendiri, dia takut tidak sengaja berteriak, rasa iba menghampiri. Namun, dia tidak berani membantu anak lelaki itu.
Anak lelaki yang sudah tidak jelas wajahnya tersebut hanya menyunggingkan senyum menyeramkan.
“Aku rasa dia kelainan jiwa, lihatlah mata dan senyumannya itu!” seru seorang remaja. Tatapan dan seringai pada anak lelaki itu begitu berbeda.
“Benar-benar orang gila!” seru yang lainnya.
Bugh! Berkali-kali anak lelaki itu mendapatkan pukulan.
Gerr!
Erangan anjing terdengar di telinga Daniella. Seketika dia memiliki ide di otaknya. Daniella membuka tas ranselnya. Dikeluarkan satu sosis bekal makan siangnya yang tidak habis. Masih dalam posisi berjongkok, Daniella menggonggong kencang.
Guk! Guk! Guk!
Anjing liar tersebut mengedar mencari sumber suara, tangan Daniella mengangkat dan melempar sosis tersebut ke gang samping, di mana perundungan sedang berlangsung.
Anjing berlari kencang ke arah sosis yang dilempar. Sang Anjing menggonggong pada tiga remaja. Sontak membuat tiga remaja memproduksi keringat dingin.
Posisi mereka berada di gang buntu, membuat para remaja tidak bisa melarikan diri. Daniella hanya bisa menunggu dengan perasaan cemas. Anjing liar tersebut berlari dan menggigit salah satu remaja pria tersebut.
Dua teman lainnya mencoba membatu temannya yang sedang digigit Anjing itu. Hanya pria yang menjadi korban perundungan yang duduk dengan tenang, tanpa mencoba melarikan diri atau pun melawan Anjing tersebut.
Tiga remaja keluar dari gang dengan masih sibuk berkelahi dengan anjing liar. Daniella berdiri, dia menghampiri anak lelaki yang menjadi korban perundungan. Daniella langsung menarik tangan anak lelaki tersebut. “Ayo.”
Anak lelaki itu menatap tangannya yang digenggam erat Daniella. Mereka berlari meninggalkan gang tersebut. Menghindar dari para perundung dan juga dari anjing liar.
Mereka berlari cukup jauh, hingga berhenti di mini market. Daniella melepas genggaman tangannya pada anak lelaki itu, dia menopang tangannya sendiri ke lututnya dan mencoba mengatur nafasnya.
Setelah cukup stabil, dia menegakan posisi berdirinya. “Kau tunggu di sini, aku akan segera kembali,” ujar Daniella.
Anak lelaki itu patuh, menunggu dengan diam kedatangan Daniella. Tidak begitu lama, Daniella kembali dengan membawa kantong plastik putih, dia mengeluarkan obat oles dan juga plester luka. Dia membuka kapas dan juga cairan NaCL. “Biar Kakak membantumu,” tawar Daniella.
Secara hati-hati Daniella membersihkan luka anak lelaki itu, mengoleskan obat dan juga memplester luka lecet di wajah sang anak lelaki. Usia mereka hanya terpaut dua tahun lebih muda Daniella. Namun, karena perawakan anak lelaki itu yang kecil membuat Daniella terlihat lebih besar.
“Di mana rumahmu? Biar Kakak antar kamu pulang," tawar Daniella.
Sang anak lelaki itu hanya menatap Daniella lekat tanpa menjawab. Daniella hanya menyerengitkan dahinya. Dia tidak tahu harus berbuat apa pada anak lelaki itu. Anak lelaki yang tidak bisa diajak komunikasi.
“Apa kau gagu?” tanya Daniella memastikan.
Sang anak lelaki hanya menggeleng. “Kau tahu rumahmu?” tanya Daniella lagi.
Anak lelaki tersebut mengangguk. “Ya sudah, kamu pulanglah. Aku juga akan pulang ke rumahku," ujar Daniella.
Daniella berbalik meninggalkan anak lelaki tersebut. Dia berjalan menuju rumahnya, merasa ada yang mengikuti, Daniella menoleh dan melihat anak lelaki itu membuntutinya.
Daniella berjalan cepat, ada rasa khawatir di hatinya. Anak lelaki yang menurut Daniella sedikit aneh. Daniella langsung masuk ke dalam rumahnya dan anak lelaki itu hanya menatap di luar pagar rumah Daniella.
Keesokan harinya, anak lelaki itu sudah menunggu di pagar rumah Daniella dan mengikutinya ke sekolah hingga pulang sekolah. “Katakan padaku, kenapa mengikutiku?” tanya Daniella geram.
Anak lelaki itu hanya terdiam. “Cepat katakan! Atau aku akan melaporkanmu pada polisi! Biar kau dipenjara dan aku tidak akan bertemu penguntit sepertimu lagi!” ancam Daniella.
Anak lelaki itu mendongak, Daniella lebih tinggi darinya. Dia takut ancaman dari Daniella, bukan takut dipenjara melainkan takut mereka tidak bisa bertemu lagi. “Aku menyukaimu,” jelas anak lelaki tersebut.
Daniella terkekeh, melihat anak lelaki itu yang lebih kecil darinya membuat dirinya mengira anak lelaki itu ingin berteman olehnya. “Kau ingin berteman dengan Kakak?” tanya Daniella dan mendapat anggukan dari anak lelaki itu.
“Kalau begitu, kau harus memberitahu namamu.”
“J,” jawab Jonathan.
“J?” tanya Daniella memastikan dan lagi-lagi hanya anggukan dari Jonathan.
“Baiklah J, mulai sekarang, kita akan berteman,” ucap Daniella.
Mulai hari itu, Daniella dan Jonathan sering menghabiskan waktu bersama. Jonathan akan mengikuti kemana Daniella pergi bagaikan anjing peliharaan.
Jonathan sangat patuh akan setiap perintah Daniella. Bahkan anjing liar yang sering menjadi sosok menakutkan bagi Daniella telah diusir oleh Jonathan. Yang Daniella tahu, Jonathan mengusir anjing tersebut. Namun, yang sebenarnya terjadi, Jonathan telah melenyapkan anjing liar tersebut.
“J, sampai bertemu besok. Kita bertemu besok sore di taman kota, oke. Aku akan memberikan hadiah untukmu,” ujar Daniella.
Jonathan pulang dengan hati yang gembira, Daniella tidak tahu banyak tentang Jonathan. Keesokan harinya, Jonathan menunggu kedatangan Daniella. Akan tetapi, sebelum Daniella tiba, ada sekelompok pria berjas hitam berdiri di depannya. “Tuan Muda, silakan ikut kami," ujar seorang pria berjas hitam dengan tongkat di tangannya.
Jonathan menggeleng keras, dia tidak mau ikut dengan para pria berjas hitam tersebut. Dia memberontak saat dua pria mencengkram tangannya. Jonathan tidak ingin kembali ke keluarganya. Dia ingin hidup lepas dari bayang-bayang keluarganya.
Sekuat apa pun tenaga seorang anak lelaki berumur tiga belas tahun, dengan perawakan kecil, tidak bisa menandingi kekuatan orang dewasa. Hingga akhirnya Jonathan di bawa paksa oleh para pria berjas hitam itu.
Daniella tiba di taman kota, dia menunggu kehadiran Jonathan. Namun, setelah empat jam menunggu, belum terlihat batang hidung Jonathan. Daniella pulang dengan rasa kecewa karena Jonathan tidak menampakan diri.
Hari berikutnya, Daniella tetap datang ke taman kota, mengharapkan kedatangan Jonathan. Namun, hanya kekecewaan yang dia dapat, hingga Daniella perlahan melupakan Jonathan.
Bertahun-tahun berlalu, anak lelaki berperawakan kecil itu tumbuh menjadi pria dewasa dengan tinggi 1,88 M. Jonathan melangkahkan kakinya di bandara. Dia siap mencari gadis kecil yang selama ini telah mengisi hatinya dan tak akan pernah melepasnya lagi.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 60 Episodes
Comments
Nadira angraini
q mampir thor...dari lapak sebelah cari novel samudra nayna..eh,tau na ketemu na disini.. q suka smua ceritamu thor...plgi ma cerita si teller eror...semangat thor...😗
2023-01-05
1
pupi
wtf.... psikopet jo
2023-01-04
1