BAB 2 Malam Panas

Daniella ditinggal sendiri oleh Evan. “Brengsek!” maki Daniella masih di dalam kamar hotel, dia mengambil tas-nya dan bersiap meninggalkan kamar hotel.

Saat menuju lift, dia melihat Veronika dan segerombolan pria, Daniella langsung memutar arah. Mencoba menjauh dari Veronika, dia punya firasat buruk bahwa perselingkuhannya dengan Evan telah terendus oleh Veronika.

Daniella terus berjalan. Namun, langkahnya semakin melemah karena rasa panas mendera tubuhnya, tangannya terulur pada dinding kamar hotel. Langkahnya semakin melambat, ingin secepatnya menjauh dari istri Evan, tiba-tiba pintu kamar yang dia jadikan sanggahan terbuka.

Daniella hampir terjatuh tetapi masih bisa menstabilkan berdirinya, matanya menangkap sesosok lelaki yang ada di depannya. “Kamu siapa?” tanya Daniella.

“Bukannya seharusnya aku yang bertanya siapa dirimu? Kenapa ada di depan kamarku?” tanya Jonathan tanpa ekspresi.

“Aku ….” Ucapan Daniella terhenti, terdengar derap langkah, dia merasa Veronika semakin mendekat. Daniella mendorong Jonathan masuk ke dalam kamar begitu pula dengan dirinya, lalu menutup pintunya.

“Apa yang kamu lakukan? Kenapa sembarangan masuk ke kamar orang?” tanya Jonathan masih dengan tanpa ekspresi.

“Tolong aku,” mohon Daniella yang mendekat pada Jonathan dan langsung menciumnya tanpa persetujuan.

Jonathan hanya melebarkan matanya saat mendapatkan ciuman tiba-tiba dari seorang wanita yang tidak dikenalnya. Ciuman singkat lebih tepatnya, karena hanya menempelkan bibir mereka, perlahan Jonathan mendorong Daniella. “Keluarlah dari kamarku,” perintah Jonathan tanpa emosi di dalamnya.

“Tolong aku!” Daniella semakin merasa kepanasan, dia mulai mencoba membuka pakaiannya sendiri.

Jonathan mendekati Daniella, mulai mengerti apa yang sebenarnya terjadi. Dia mengangkat dagu Daniella, menatap lekat mata gadis itu. Raut wajah Jonathan seketika berubah. Meskipun wajah Daniella dipoles oleh riasan. Namun, tidak bisa melupakan mata gadis kecil yang selalu mengisi hatinya. “Aku akan menolongmu, Kakak,” bisik Jonathan dingin.

***

Keesokan harinya, sebelum Daniella membuka mata, hal pertama yang dia dengar adalah suara gemericik air. Karena merasa terganggu dengan suara air, dia menutup telinganya dan mencoba duduk dari tidurnya, memegang kepalanya yang sedikit pusing.

Badannya seperti habis berolahraga dengan gila, sakit dan pegal di sekujur tubuh, dia terdiam sejenak untuk mengumpulkan tenaga. Tak diduga, saat dia mulai mendapatkan kesadarannya, dia mulai menyadari bahwa dirinya tidak berbusana. Dia masih belum mengingat kejadian sebelumnya, masih mencoba mengingat ingat apa yang telah terjadi.

Clek!

Suara air terhenti, pintu kamar mandi terbuka, pandangan mata mereka bertemu, Daniella masih menatap pria yang keluar dari kamar mandi yang hanya melilitkan handuk di pinggangnya. Pria dengan perawakan termasuk jangkung dan memiliki otot di perut tetapi bukan otot seperti binaragawan, terlihat kurus. Namun, terlihat tampak kuat.

Wajah pria tampan tanpa bulu di wajah, lebih mirip ke pria cantik di mata Daniella. Rambut ikal yang sedikit panjang itu basah, tetesan airnya mengalir ke perut dan terus ke bawah hingga terserap oleh handuk yang melilit di pinggangnya. Sedetik kemudian, Daniella berteriak. “Siapa kamu?” Dia pun langsung menutup dirinya sendiri dengan selimut.

“Kamu siapa?” tanya balik Jonathan. Dia melepas handuk yang melilit di pinggangnya tanpa malu dan memulai memakai pakaiannya di depan Daniella.

“Dasar tidak tahu malu!” teriak Daniella melempar bantal ke arah Jonathan.

Jonathan hanya menangkap bantal tersebut, tidak mengerti mengapa Daniella melempar bantal padanya, dirinya memang berpakaian di depan Daniella. Namun, dia tidak bertelanjang, dia sudah menggunakan boxer dari dalam kamar mandi. “Jonathan Gu!” Jonathan memperkenalkan dirinya sendiri.

Jonathan menatap lekat Daniella, memiringkan kepalanya, meskipun dirinya telah banyak berubah dan selama mereka saling mengenal Jonathan hanya memperkenalkan dirinya sebagai J. Bukankah mata seharusnya tidak pernah berubah Jonathan ingin tahu apakah Daniella mengingatnya.

Daniella hanya memicingkan matanya, heran dengan lelaki di depannya yang malah memperkenalkan dirinya. “Pergi dari sini!” usir Daniella.

Ada rasa kecewa di hati Jonathan. “Ini kamarku!” seru Jonathan.

Jonathan selesai memakai kaos dan juga celana jeans-nya, dia mengambil paper bag dan memberikan pada Daniella. “Pakai ini, pakaianmu yang kemarin sudah tidak bisa digunakan lagi.”

Daniella masih mencerna apa yang sebenarnya terjadi pada mereka, mulai mengumpulkan kepingan-kepingan ingatan, minuman dari Evan hingga dia masuk ke dalam kamar Jonathan. “Semalam kita ….” Ucapan Daniella terhenti, tidak sanggup berkata lagi, menolak mengetahui kenyataan bahwa dia menghabiskan malam panas bersama pria asing.

Ingin menangis tetapi sulit baginya, kepalanya seperti ada beban batu besar. Daniella melirik ke arah Jonathan, betapa bodohnya dia sampai terperdaya oleh Evan dan lebih parahnya lagi adalah terlibat dengan pria asing di depannya ini.

Ting tong! Suara bel berbunyi.

Suara bel kamar hotel terdengar sangat keras secara berulang. “Cepat pakai pakaianmu dan pergilah!” perintah Jonathan, hatinya kecewa karena Daniella tidak mengingatnya. Dia berjalan menuju ke arah pintu.

Daniella masih menyelimuti tubuhnya dengan selimut. Berniat beralih ke kamar mandi untuk memakai pakaiannya.

Jonathan mendorong handle pintu. Brak! Pintu langsung terbuka, terdorong dari arah luar. Begitu banyak para reporter di depan pintu kamar hotelnya. Jonathan langsung menahan agar para reporter tidak masuk. Namun, pintu tidak tertutup sempurna karena tertahan oleh para reporter yang pada akhirnya pintu tersebut terbuka setengah.

“Nona Daniella dan Tuan Evan ….” Ucapan para reporter terhenti, pria yang membuka pintu bukanlah Evan.

Para reporter diam di tempat, mereka tertegun melihat pria yang berdiri di depan mereka adalah pria asing. Para wartawan mendapatkan info, ada perselingkuhan yang dilakukan oleh Evan Su dan Daniella Tan.

Berita yang beredar bahwa Evan dan Daniella berselingkuh sudah tercium media. Namun, tidak kuatnya akan bukti dan kini mereka mendapat informasi bahwa Evan dan Daniella tengah menghabiskan malam bersama.

Otak manusia berada di tubuh masing-masing orang, memiliki pemikirannya tersendiri. Begitu pun dengan para wartawan. Ada yang berpikir mereka salah kamar, ada yang berpikir mereka mendapat informasi yang salah.

Mengapa bukan Evan yang ada di dalam kamar?

Apakah salah kamar?

Apakah ada yang memberikan informasi palsu?

Seorang reporter mendorong Jonathan dan melihat seorang wanita yang sedang duduk berbalut selimut. “Nona Daniella,” teriak salah seorang wartawan. Dia yakin wanita itu adalah Daniella.

Cepret! Cepret! Seketika para reporter memotret Daniella dari ambang pintu. Daniella seketika mulai pucat, gugup melandanya, dia semakin mengeratkan selimut yang menutupi tubuhnya.

“Nona Daniella bisa kau keluar dan memberi penjelasan ....” Suara seorang reporter terhenti. Jonathan mendorong para reporter itu. Dia berusaha untuk menutup pintunya.

Tidak bisa mendapatkan berita besar dari Evan seorang pengusaha yang terkenal, setidaknya para reporter masih mendapatkan berita besar dari seorang model terkenal menghabiskan malam panas dengan seorang pria asing. Pria yang tidak dikenal identitasnya, meskipun masih tergolong pria tampan. Namun, apa artinya jika tidak memiliki kekayaan.

“Tuan, apa kalian memiliki hubungan khusus?” tanya seorang reporter.

“Tuan, apa kau pelanggan Nona Daniella?” tanya seorang reporter pada Jonathan.

Pertanyaan-pertanyaan dari reporter membuat hati Daniella semakin sakit, dia sudah dengar bahwa dirinya dijadikan bahan gossip sesama teman modelnya yang menuduhnya menjadi pelakor di kehidupan rumah tangga Evan. Meskipun dia tahu bahwa dia bukan istri Evan. Namun, dia terlebih dulu pacaran dengan Evan, dan saat ini, para reporter menganggapnya sebagai wanita panggilan.

Para reporter semakin mendorong Jonathan untuk berusaha masuk. Namun, tidak akan Jonathan biarkan. “Keluar kalian semua!” seru Jonathan.

Para reporter tidak ada yang mematuhi perintah Jonathan.

Bugh!

Jonathan meninju salah satu reporter yang mengakibatkan reporter yang terkena pukul tersungkur. Seketika para reporter lainnya terdiam melihat aksi Jonathan.

Bruk! Jonathan membanting pintu keras, dia tidak peduli dengan reporter yang dipukulnya. Para reporter pun salah dengan tidak tahu malu masuk ke dalam kamar hotel Jonathan.

Para reporter hanya mendapat info bahwa ada perselingkuhan oleh pengusaha terkenal dan juga model papan atas. Namun, ternyata informasi tersebut salah, tidak ada Evan di dalam kamar tersebut.

Episodes
1 Prolog
2 BAB 1 Ulang Tahun Pernikahan
3 BAB 2 Malam Panas
4 BAB 3 Tidak Punya Apa-apa
5 BAB 4 Pengajuan Pernikahan
6 BAB 5 Jari Nakal
7 BAB 6 Sepasang Suami Istri
8 BAB 7 Garis Polisi
9 BAB 8 Jonathan
10 BAB 9 Mendapat Pekerjaan
11 BAB 10 Hamil Duluan
12 BAB 11 Kecelakaan
13 BAB 12 Ciuman Tiba-tiba
14 BAB 13 Pemotretan
15 BAB 14 Suami Peliharaan
16 BAB 15 Suara Nathan
17 BAB 16 Panggil Aku Nathan
18 BAB 17 Via Mimpi
19 BAB 18 Tidur Bersama
20 BAB 19 Pesta Topeng
21 BAB 20 Layar LED
22 BAB 21 Kebakaran
23 BAB 22 Domba Masuk Kandang
24 BAB 23 Mayat di halaman belakang
25 BAB 24 Kecurigaan
26 BAB 25 Gudang
27 BAB 26 Daging Sisa
28 BAB 27 Seekor Anjing
29 BAB 28 Galaxy High Corp
30 BAB 29 Salah Paham
31 BAB 30 Merinding
32 BAB 31 Rosemary
33 BAB 32 Tek! Tek!
34 BAB 33 Aku Mencintaimu
35 BAB 34 Tanyakan Pada Hatimu
36 BAB 35 Penginapan
37 BAB 36 Membabi buta
38 BAB 37 Siapa yang membunuh?
39 BAB 38 Kematian Evan Su
40 BAB 39 Penghormatan Terakhir
41 BAB 40 Menyingkirkan Semua Yang Mengganggu Daniella
42 BAB 41 Bak Boneka
43 BAB 42 Satu Misi
44 BAB 43 Hidup dengan mayat selama 40 hari
45 BAB 44 Mama
46 BAB 45 Ya atau Tidak
47 BAB 46 Kantor Polisi
48 BAB 47 Menemui Jonathan
49 BAB 48 Menyamar
50 BAB 49 Melarikan Diri
51 BAB 50 Brandon, dia yang membunuh.
52 BAB 51 Kedatangan Tuan Besar Gu
53 BAB 52 Silsilah
54 BAB 53 Sindrom Renfield
55 BAB 54 End Part 1
56 BAB 55 End Part 2
57 BAB 56 End Part 3
58 Hello! Miss Call...
59 Bridge of Love
60 April's Voice
61 Lucid Dream
Episodes

Updated 61 Episodes

1
Prolog
2
BAB 1 Ulang Tahun Pernikahan
3
BAB 2 Malam Panas
4
BAB 3 Tidak Punya Apa-apa
5
BAB 4 Pengajuan Pernikahan
6
BAB 5 Jari Nakal
7
BAB 6 Sepasang Suami Istri
8
BAB 7 Garis Polisi
9
BAB 8 Jonathan
10
BAB 9 Mendapat Pekerjaan
11
BAB 10 Hamil Duluan
12
BAB 11 Kecelakaan
13
BAB 12 Ciuman Tiba-tiba
14
BAB 13 Pemotretan
15
BAB 14 Suami Peliharaan
16
BAB 15 Suara Nathan
17
BAB 16 Panggil Aku Nathan
18
BAB 17 Via Mimpi
19
BAB 18 Tidur Bersama
20
BAB 19 Pesta Topeng
21
BAB 20 Layar LED
22
BAB 21 Kebakaran
23
BAB 22 Domba Masuk Kandang
24
BAB 23 Mayat di halaman belakang
25
BAB 24 Kecurigaan
26
BAB 25 Gudang
27
BAB 26 Daging Sisa
28
BAB 27 Seekor Anjing
29
BAB 28 Galaxy High Corp
30
BAB 29 Salah Paham
31
BAB 30 Merinding
32
BAB 31 Rosemary
33
BAB 32 Tek! Tek!
34
BAB 33 Aku Mencintaimu
35
BAB 34 Tanyakan Pada Hatimu
36
BAB 35 Penginapan
37
BAB 36 Membabi buta
38
BAB 37 Siapa yang membunuh?
39
BAB 38 Kematian Evan Su
40
BAB 39 Penghormatan Terakhir
41
BAB 40 Menyingkirkan Semua Yang Mengganggu Daniella
42
BAB 41 Bak Boneka
43
BAB 42 Satu Misi
44
BAB 43 Hidup dengan mayat selama 40 hari
45
BAB 44 Mama
46
BAB 45 Ya atau Tidak
47
BAB 46 Kantor Polisi
48
BAB 47 Menemui Jonathan
49
BAB 48 Menyamar
50
BAB 49 Melarikan Diri
51
BAB 50 Brandon, dia yang membunuh.
52
BAB 51 Kedatangan Tuan Besar Gu
53
BAB 52 Silsilah
54
BAB 53 Sindrom Renfield
55
BAB 54 End Part 1
56
BAB 55 End Part 2
57
BAB 56 End Part 3
58
Hello! Miss Call...
59
Bridge of Love
60
April's Voice
61
Lucid Dream

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!