Daniella Tan datang dengan gaun merah yang membuatnya menjadi pusat perhatian, dengan tatapan acuh tak acuh tetapi terlihat sangat elegan. Seorang model papan atas yang menjadi pacar simpanan pria beristri.
Evan Su adalah kekasih Daniella dari masih sekolah tingkat atas, hubungan mereka tidak direstui oleh orang tua Evan karena Daniella bukan dari status sosial yang sama dengan keluarga Evan.
Bekerja keras menjadi seorang model kelas atas masih belum meluluhkan hati orang tua Evan, orang tua Evan menjodohkan Evan dengan seorang wanita dari kalangan kelas atas.
Karena rasa cinta Daniella pada Evan, Daniella rela menjalin hubungan diam-diam dengan Evan.
“Kenapa nekat datang ke sini? Kamu ‘kan tahu orang tua Evan juga di sini,” ucap Prisil berbisik, asisten Daniella.
“Kamu tenang saja, aku tidak akan membuat onar. Aku hanya ingin melihat Evan, apakah dia terlihat mesra dengan istrinya yang seperti mayat hidup itu,” jawab Daniella.
“Kamu sendiri nanti yang sakit jika melihat Evan bermesraan dengan istrinya.”
“Tidak mungkin, Evan mencintaiku,” ujar Daniella percaya diri.
“Kalau dia mencintaimu, seharusnya dia menolak perjodohan dan lebih memilih hidup miskin denganmu!” Prisil tidak menyukai Evan, dia tidak melihat ketulusan dari lelaki itu.
“Suda, diamlah! Kau belum tahu saja rasanya jatuh cinta!” bela Daniella.
Daniella terus melangkah, hari ini adalah acara pesta ulang tahun pernikahan Evan dan Veronika. Daniela duduk di tempat yang Evan dapat dengan mudah melihatnya. Pandangan mereka bertemu, tidak ada perubahan mimik muka keduanya. Hingga saatnya acara dimulai, MC menanyakan beberapa pertanyaan pada pasangan pengantin tersebut.
“Siapa diantara kalian yang jatuh cinta terlebih dahulu?” tanya MC.
“Aku! Aku jatuh cinta pada istriku pada pandangan pertama.” Evan berkata dengan sangat yakin.
“Bagaimana cara meluluhkan istri Anda? Istri Anda terkenal sangat dingin.” MC melirik Veronika dengan senyum seolah meminta maaf.
“Kami menikah karena perjodohan, aku sangat berterima kasih pada orang tua kami. Jadi, aku lebih mudah menaklukan istriku.” Evan tersenyum malu-malu.
Evan dan Veronika saling melemparkan senyum manis, semua orang bertepuk tangan melihat keromantisan sepasang suami istri tersebut. Hanya Daniella yang hatinya sakit, Evan selalu bilang hanya Daniella-lah kekasih hatinya.
Daniella menatap nanar pada Evan. Evan dan istrinya memotong kue pernikahan, saling menyuapi satu sama lain. Setelah itu mereka berciuman di depan hal layak para tamu.
Daniella memang menjalin hubungan terlarang dengan Evan. Namun, mereka jarang bertemu karena kesibukan masing-masing dan saat ini Evan sedang bermain peran agar perselingkuhannya dengan Daniella tidak terendus media.
“Apa harus berciuman segala?” gumam Daniela pelan.
“Mereka itu sudah resmi suami istri pastinya sudah melakukan lebih dari itu,” bisik Prisil.
“Aku saja belum pernah berciuman dengannya,” dengus Daniella. Seharusnya dialah yang mendapatkan ciuman itu.
“Benarkah?” tanya Prisil heran. Dilihat dari Evan yang terlihat mesum tidak mungkin Daniella tidak pernah disentuh.
“Dulu saat masih sekolah, Evan sempat ingin menciumku, tapi aku menolak!”
“Kenapa menolak? Bukannya kamu mencintainya?” tanya Prisil heran.
“Karena aku pikir berciuman bisa hamil! Saat sudah dewasa malah tidak ada kesempatan, karena kesibukanku untuk menunjukan pada orang tua Evan bahwa aku pantas bersanding dengannya, jadi kami jarang bertemu, sekalinya bertemu tidak bisa bermesraan.”
“Baguslah, kalau tidak pernah di sentuh olehnya. Aku bersyukur kamu memiliki otak yang bodoh!” Ya, Prisil bersyukur Daniella menganggap ciuman bisa hamil sehingga tidak tersentuh oleh Evan.
“Apa kamu bilang?” tanya Daniella dengan nada protes.
“Sudah, lebih baik kita pergi dari sini. Kamu mau menyakiti hatimu dengan melihat Evan dengan istrinya bermesraan?” Prisil mencoba menarik lengan Daniella, dia ingin membawa model itu keluar dari gedung.
“Tidak mau, aku masih mau di sini!” protes Daniella.
Tidak ada yang bisa dilakukan Prisil, dia hanya bisa menemani Daniella, bosnya. Acara terus berlangsung, Evan dan istrinya menghampiri para tamu untuk sekedar menjamu para tamu. Veronika sibuk dengan teman-temanya.
Evan menghampiri Daniella dalam jarak yang dekat dan memberikan minuman padanya. “Kenapa kamu harus menciumnya?” tanya Daniella pelan.
“Agar tidak curiga! Kenapa? Apa kamu cemburu?” tanya Evan tanpa menatap Daniella.
Daniella hanya mendengus. “Jangan-jangan kamu sudah melakukan lebih dari itu!” tuduh Daniella sinis.
“Tidak! Aku dan dia hanya berpura-pura, Veronika juga memiliki kekasih,” ujar Evan datar.
“Bohong, kalau begitu kenapa harus berciuman? Denganku saja tidak pernah!”
Evan menoleh. “Bagaimana jika malam ini? Aku akan buktikan padamu, bahwa hanya kamu yang ada di hatiku!” rayu Evan.
Daniella terdiam, dia tidak tahu harus menjawab apa. “Kau ingin men—ciumku?” tanya Daniella terbata, meskipun ia adalah seorang model. Namun, dia tidak masuk dalam pergaulan bebas, dia hanya fokus melebarkan karirnya saja. Untuk masalah percintaan dia tidak memiliki pengalaman.
“Bahkan bisa lebih dari itu,” bisik Evan menggoda. Daniella hanya menunduk malu mendengar ucapan dari Evan.
Pada dasarnya Daniella adalah gadis yang pemalu. Namun, karena ingin membuktikan pada orang tua Evan bahwa dia bisa sepadan bersanding dengan Evan, dia rela bekerja keras.
“Bagaimana jika kita kawin lari, tapi sebelumnya ceraikan dia dulu!” usul Daniella.
Evan menatap Daniella, dia tahu pacarnya ini sangat sulit untuk disentuh. “Akan aku lakukan secepatnya." Evan melihat Daniella hanya menggenggam gelasnya. "Minumlah dulu untuk menyegarkan tenggorokanmu," tunjuk Evan pada gelas yang di genggam Daniella.
Daniella menundukkan kepalanya, menatap gelas kaca di tangannya. Ada kilatan cahaya yang lewat dimatanya. Mengangkat gelas dan meminum cairan tersebut, meminum dengan sekali tegukkan. Yang tidak disadari Daniella, ada seseorang yang sedang mengawasi mereka.
“Pergilah ke kamar 403, aku akan menyusulmu ke sana,” ucap Evan.
***
“Kamu pulanglah, aku akan menginap di hotel ini,” pinta Daniella pada Prisil.
“Kenapa?” tanya Prisil.
“Tidak apa, aku hanya lelah.”
“Biar aku pesan kamar.”
“Tidak perlu, aku sudah pesan kamar.”
“Katakan padaku, apa rencanamu?” telisik Prisil.
“Tidak ada, pergilah!” elak Daniella mendorong Prisil.
Setelah berkata, Daniella meninggalkan Prisil, dia pergi menuju kamar yang sudah disiapkan oleh Evan, ada perasaan tidak nyaman di tubuhnya.
Daniella mulai membuka pintu kamar hotel, Evan sudah memberikan kartu kamar pada Daniella. Dia masuk ke dalam kamar yang sepi, rasa panas menghinggapi tubuhnya, AC di kamar tersebut tidak rusak tetapi Daniella merasa sangat gerah.
Beralih ke kamar mandi untuk mencuci mukanya. Namun, belum bisa meredakan hawa panas di tubuhnya. Tidak lama pintu kamar ada yang mengetuk, dia mulai membuka pintu, Evan yang berada di balik pintu tersebut. “Kenapa baru datang?” tanya Daniella parau.
“Aku harus membereskan semua terlebih dulu agar tidak ada yang mencurigai,” jelas Evan.
Evan menatap Daniella yang sedang tersiksa tetapi masih dalam keadaan masih sangat sadar. Dia mulai mendekati kekasihnya, Evan melangkah semakin dekat, lalu dia menarik pinggang Daniella. “Apa kau sudah siap?” tanya Evan yang sudah tidak sabar menerkam Daniella.
Evan semakin mengeratkan dirinya pada Daniella, bersiap untuk merasakan bibir ranum kekasihnya. Namun, saat bibir mereka hampir bertemu, pintu kamar mereka digedor dari luar. Daniella mendorong Evan. “Ada yang datang!" seru Daniella.
Evan dengan kesal membuka pintunya, Alex asisten Evan yang datang. “Ada apa?” tanya Evan kesal.
“Veronica sedang menuju ke sini,” ujar Alex. “bersama media,” lanjutnya.
“Kita pergi!” Tanpa memikirkan Daniella, Evan pergi meninggalkan kekasihnya yang sedang terpengaruh obat.
“Evan, kamu mau kemana? Aku ikut,” mohon Daniella.
“Tidak bisa! Veronica sedang ke sini!” pungkas Evan tidak peduli Daniella.
Daniella menarik lengan Evan. “Aku tidak peduli! Biarkan semua orang tahu, aku adalah kekasihmu!” rajuk Daniella.
“Lebih baik kamu segera pergi, aku yakin Veronika tidak akan tinggal diam!” seru Evan. Dia menepis tangan Daniella, setelah itu pergi meninggalkan kekasihnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 61 Episodes
Comments