“Tidak punya tempat tinggal, tidak punya pekerjaan, tidak punya apa pun. Selama ini, bagaimana cara kamu bertahan hidup?” tanya Daniella penuh emosi.
“Oh, aku baru pindah ke kota ini. Selama ini aku menjadi tenaga kerja di luar negri, cukup untuk bertahan hidup,” ucap Jonathan dengan nada datarnya.
“Dimana keluargamu?” tanya Prisil.
“Tidak punya,” jawab Jonathan menggelengkan kepala.
“Sebatang kara?” tanya Daniella.
“Ya,” jawab Jonathan lagi.
Prisil menarik tangan Daniella, mereka kembali ke kamar Daniella. “Sepertinya dia buruh di luar negri,” ucap Daniella.
“Apa aku harus menikah dengan orang seperti itu? Kau tidak lihat bagaimana dirinya? Dia seperti orang tidak punya semangat hidup, menjawab dengan datar, tidak ada ekspresi diwajahnya!” tutur Daniella memijat keningnya.
“Kamu bisa menikahinya selama beberapa bulan hingga gosip tentangmu dan Evan mereda setelah itu kamu bisa menceraikannya!” usul Prisil.
Daniella hanya mengusap wajahnya dengan kasar. “Apa dia akan setuju?” tanya Daniella.
“Kalau kamu bisa membayarnya pasti dia akan setuju,” jelas Prisil.
Daniella dan Prisil keluar dari kamar dan menuju ruang tamu kembali. Mereka duduk berhadapan dengan Jonathan. Daniella menelisik Jonathan dari atas hingga bawah, pria yang nampak benar-benar polos dan kelihatan saat patuh bagaikan hewan peliharaan. “Apa kamu mau menikah denganku?” tanya Daniella dengan nada angkuh.
Jonathan hanya menatap Daniella dengan datar. “Baik,” jawab Jonathan singkat.
“Kamu jangan senang dulu! Aku menikahimu bukan berarti kita suami istri pada umumnya, aku hanya akan membayarmu sebagai suami pura-puraku!” terang Daniella.
Jonathan mengedipkan kedua matanya, bukan tidak mengerti maksud dari Daniella melainkan heran dengan permintaan Daniella. “Maksudnya, kita buat buku nikah palsu?” tanya Jonathan polos.
Daniella memijat keningnya. “Bukan! Kita akan menikah secara resmi. Namun, kita akan bercerai setelah masa yang telah ditentukan. Apa kamu bersedia?”
“Ya, aku bersedia menikah dengamu,” jawab Jonathan.
Daniella mengerutkan kening, mengapa pria di depannya sangat patuh tanpa ada sangkalan sedikitpun. “Berapa yang kamu minta?” tanya Daniella langsung ke inti.
“Aku hanya ingin disediakan makanan setiap hari. Jangan biarkan aku kelaparan!” ucap Jonathan. Namun, dimata Daniella mimik wajah Jonathan sangat memelas.
‘Apakah selama ini dia kelaparan?’ batin Daniella.
“Aku pastikan kamu akan gemuk hidup denganku! Apa ada permintaan lagi?” tanya Daniella lagi. Dia jadi merasa kasihan pada Jonathan.
“Boleh aku minta satu unit komputer? Aku sangat menyukai bermain game,” imbuh Jonathan lagi.
“Baiklah, deal!” ujar Daniella.
“Oke, pertama-tama kamu harus memiliki pekerjaan, tidak mungkin Daniella seorang model papan atas menikahi pria pengangguran. Jadi, kamu harus memiliki pekerjaan,” ucap Prisil.
“Kerja?” tanya Jonathan bingung.
“Ya, hanya seolah-olah bekerja saja!” tambah Prisil.
“Kerja apa?” tanya Jonathan.
“Bagaimana jika pialang? Tidak perlu kantor! Pialang individu, kamu hanya perlu mempelajari di internet tentang pialang, setidaknya jika ada yang bertanya kamu bisa menjawab. Bilang saja kamu mengurus investasi di luar negri,” jelas Prisil.
“Tapi, besok aku ada interview di Galaxy High corp,” tutur Jonathan.
“Perusahaan game?” tanya Prisil terkejut, terlebih perusahaan itu termasuk perusahaan terbesar dalam bidang sofware house. Dia pikir Jonathan tidak memiliki kemampuan apapun, lebih tepatnya seorang tuna wisma, itu yang ada di dalam benak Prisil.
“Ya,” jawab Jonathan.
“Apa pekerjaanmu di sana?” tanya Daniella.
“Emm, sepertinya bagian umum,” terang Jonathan.
“Maksudmu pengadaan barang inventaris kantor, gitu?” tanya Daniella.
“Atau General Affair?” ucap Prisil.
Jonathan diam sejenak. “Belum tahu, ‘kan baru besok interviewnya,” tutur Jonathan.
"Memangnya kau tidak mencantumkan jabatan posisi pada surat lamaran pekerjaan?" tanya Prisil sedikit emosi.
Jonathan hanya terdiam, mengedipkan matanya sekilas. Daniella menghembuskan nafasnya pelan.
"Sudahlah, kamu tidak usah datang interview jika hanya mengurus inventaris kantor. Kamu akan aku bayar, tapi kamu harus bertingkah layaknya seorang pialang!” jelas Daniella.
Jonathan tidak menjawab dan hanya menatap Daniella dengan sesekali mengedipkan matanya.
“Argh….” Teriak Daniella mengusap wajahnya.
“Kamu kenapa?” tanya Prisil yang melihat Daniella mengusap wajah dan mengusar rambutnya sendiri.
“Bagaimana aku tidak stres, dia hanya planga plongo seperti itu!” ujar Daniella pada Prisil, dia melirik Jonathan sedangkan yang dilirik tidak mengeluarkan ekspesi apapun. “Apa kamu bisa berakting?” tanya Daniella pada Jonathan. Dia meragukan pria yang tampak tidak berbahaya ini.
“Tergantung bayarannya!” jawab Jonathan dengan nada sangat datar.
Daniella menggelengkan kepalanya. Apakah pria di depannya ini sedang mempermainkannya? Daniella menatap Jonathan, mengingat kembali saat di hotel. Pria yang sangat tampak polos tetapi memiliki tatapan mematikan saat berhadapan dengan para reporter. Kadang tatapannya tajam, kadang memelas seperti kucing yang sedang meminta belas kasih. Namun, kadang memiliki tatapan kosong seperti orang bodoh.
“Bukankah kamu bilang hanya meminta bayaran dengan makanan saja agar tidak kelaparan?” tanya Daniella tajam.
“Ya, aku minta setiap malam tambah sebatang cokelat dan juga snack keripik kentang, harus ada mie cup juga dan juga minuman berfermentasi!” jelas Jonathan tanpa emosi.
Daniella membentuk mulutnya seperti huruf O, benar-benar tidak bisa berpikir jenis manusia apa di depannya ini. Apakah dia bocah sembilan tahun yang membutuhkan asupan untuk tumbuh kembang? “Baiklah aku setuju, tapi aktingmu harus memuaskan! Jika tidak, aku akan melemparmu keluar dari rumah ini!” tegas Daniella.
“Baik!” jawab Jonathan patuh.
“Jadi kapan kalian akan menikah? Kita butuh persiapan pesta pernikahan kalian!” ujar Prisil.
“Tidak perlu, menikah langsung ke catatan sipil saja!” usul Daniella. Entah mengapa dia merasa Jonathan tidak berbahaya, dia melihat kepatuhan dari Jonathan yang seperti hewan peliharaan.
“Kenapa? Nanti akan dicurigai pernikahan kalian setingan!” seru Prisil.
“Ya memang setingan! Aku tidak akan menikah dengan menggunakan gaun cantik hanya untuk sebuah kebohongan! Bilang saja aku tidak suka pesta dan lebih memilih biaya pernikahan dialihkan ke panti asuhan!” terang Daniella. Tidak mungkin menggelar pesta pernikahan dengan pria aneh di depannya.
“Wah, kau hebat, menggiring opini masyarakat bahwa kau orang dermawan!” ejek Prisil.
“Hanya pencitraan!” tegas Daniella. Yang tidak diketahui oleh Prisil, Daniella memang menyisihkan sebagian pendapatannya ke panti asuhan dan juga panti jompo tanpa sepengetahuan orang lain.
“Baik. Kalau begitu, aku atur pernikahan kalian besok, dan setelah itu kita umumkan pernikahan kalian!” ucap Prisil.
“Kau atur saja!” ucap Daniella dengan melambaikan tangan pada Prisil.
“Baiklah, kalau begitu aku pergi dulu!” Setelah berujar Prisil benar-benar meninggalkan apartemen Daniella.
Sekarang apartemen hanya ada Daniella dan juga Jonathan. “Sekarang hanya tinggal kita berdua, jadi katakan padaku apa yang telah terjadi semalam?” tanya Daniella dengan tatapan tajam.
Dia ingin tahu yang sebenarnya terjadi, dia memang merasa tubuhnya sakit semua dan merasa bagian kewanitaannya sedikit terasa aneh, hanya saja dia masih berharap tidak ada yang terjadi antara dirinya dengan Jonathan.
“Semalam yang seperti apa?” tanya Jonathan datar.
“Ten—tu tentang yang terjadi semalam?” tanya Daniella, dia masih meyakini tidak ada yang terjadi antara dia dan pria aneh ini.
“Tidur,” jawab Jonathan.
Sulit sekali bicara dengan pria di depannya ini. “Bisakah kamu ceritakan secara detil yang terjadi antara kita?” tanya Daniella melembut.
Sepertinya dia harus pelan-pelan bicara pada Jonathan. Mungkin Jonathan kurang pendidikan atau bisa jadi otaknya yang bermasalah saat lahir hingga tidak seperti manusia normal lainnya. Itulah yang ada di benak Daniella.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 61 Episodes
Comments
safana
Thor knpa laki nya planga plongo gitu
2025-03-14
1
Zidan
lanjut thoot
2022-12-06
1