BAB 3 Tidak Punya Apa-apa

Jelas sekali bahwa Daniella dijebak, dia yakin semua reporter adalah orang suruhan. Wajah Daniella yang memerah sudah mulai kembali normal setelah kepergian para reporter, dia mengumpulkan tenaga dan meraih paper bag yang diberikan Jonathan, dengan sisa kekuatannya dia berjalan ke kamar mandi. Mencuci mukanya dan beberapa kali menggosoknya dengan keras.

“Apakah aku sudah kehilangan keperawananku? Mengapa nasibku sial sekali!” gumam Daniella.

Dia sama sekali tidak mengingat kejadian tadi malam, yang dia ingat hanya saat dirinya memaksa mencium Jonathan. Setelah cukup tenang, Daniella mulai keluar dari kamar mandi lalu meraih tasnya, tatapan matanya bertabrakan dengan Jonathan yang masih ada di dalam kamar hotel.

Tatapan seorang pria yang tajam dan dalam. Namun, terdapat kelembutan di dalamnya, wajah pria yang tidak sangar dan lebih cenderung polos tetapi mengapa bisa mengintimidasi seseorang? Garis wajah yang begitu sempurna, rambut ikal yang menutup sebagian telinga, hidung mancung, dilengkapi dengan alis hitam yang tebal dan berbentuk alami. Benar-benar pria cantik yang pernah ditemui oleh Daniella.

Apakah dia benar manusia?

“Apa kau baik-baik saja?” tanya Jonathan yang melihat Daniella berjalan dengan lemah.

“Ya,” jawab Daniella.

“Hati-hati, kemungkinan para reporter masih menunggu diluar.”

“Ya, terima kasih.” Daniella mengutuk dirinya sendiri yang berkata terima kasih pada pria asing yang mengambil keperawanannya. Bukankah sangat bodoh!

Daniella membuka pintu kamar dan mulai berjalan. Namun, Jonathan ikut keluar bersama Daniella. “Kenapa kamu mengikutiku?” tanya Daniella.

“Aku tidak mengikutimu. Aku memang hanya membooking kamar ini semalam saja,” ucap Jonathan dengan datar.

“Berjalan minimal dua meter di belakangku!” perintah Daniella, dia tidak ingin terlibat lagi dengan pria asing ini.

“Baik,” ucap Jonathan patuh.

Benar apa yang dikatakan oleh Jonathan, di luar hotel masih banyak rekan reporter yang menunggu Daniella, dia mulai panik lagi, setelah di hadapkan dengan para reporter, di tengah kepanikannya, Jonathan berada di sampingnya. “Masih butuh bantuanku?” tanya Jonathan berbisik.

“Ha?”

Tanpa menunggu jawaban dari Daniella, Jonathan menarik tangan Daniella dan berjalan di mana mobilnya terparkir, para reporter mengelilingi mereka.

Jonathan dengan tanpa merasa bersalah mendorong para reporter itu untuk membelah jalan. Tangan Daniella menggenggam lengan Jonathan dengan erat dan hanya bisa menundukkan kepalanya.

“Apa hubungan kalian berdua?”

“Apakah kalian sepasang kekasih?”

“Mengapa tinggal di hotel berdua tanpa status?”

“Apakah hanya sebuah transaksi?”

“Apakah Anda menjalani kehidupan bebas?”

Daniella muak dengan semua pertanyaan para reporter, dia mendongak dan menatap para reporter. “Dia ini tunanganku dan kami akan segera menikah!” teriak Daniella tanpa pikir panjang.

Jonathan hanya menatap Daniella lagi-lagi tanpa ekspresi. Namun, ia tetap membawa Daniella menuju mobilnya.

“Nona, kapan kalian akan menikah?”

“Apa identitas calon suami Anda?”

“Apakah dari kalangan bisnis?”

Akhirnya Daniella dan Jonathan berhasil keluar dari kepungan para reporter tanpa menjawab pertanyaan dari para reporter.

“Mau ku antar kemana?” tanya Jonathan masih mengendarai mobilnya.

“Apartemen Sky Blue Moon,” jawab Daniella.

“Apa maksud dari perkataanmu pada para reporter tadi?” tanya Jonathan.

Daniella menoleh pada Jonathan. “Aku hanya asal bicara, lupakan saja!”

Tidak ada percakapan lagi diantara mereka. Jonathan mengantarkan Daniella ke tempat tujuan, Daniella turun dari mobil saat mereka tiba di apartemen Daniella. Jonathan pun ikut turun bersama. “Kenapa kau ikut turun?” tanya Daniella.

“Aku haus, apa aku boleh menumpang minum?” ucap Jonathan.

Daniella menatap Jonathan, pria yang saat ini tampak sangat polos dan lugu dengan perawakan tinggi yang membuatnya seperti bayi besar. Wajah innocent itu membuat Daniella tidak tega menolak permintaannya. “Masuklah!” ucap Daniella.

Mereka masuk ke dalam apartemen Daniella. “Duduklah di sini, aku akan memberimu minum," lanjut Daniella.

Jonathan hanya mengangguk, matanya mengedar sekeliling, melihat interior yang ada di dalam apartemen Daniella. Tidak lama, pintu apartemen terbuka, Prisil masuk ke dalam apartemen untuk menemui Daniella, matanya terbuka lebar saat melihat Jonathan yang sedang duduk di ruang tamu. “Kamu siapa?” tanya Prisil yang dia sendiri sebenarnya sudah tahu berita tentang Daniella yang menghabiskan malam bersama pria asing.

“Jonathan,” jawab Jonathan.

Daniella datang dari arah dapur ke ruang tamu dengan membawa segelas air putih, Prisil langsung menarik tangan Daniella. “Kita harus bicara!” ucap Prisil tegas.

“Baiklah,” jawab Daniella.

Daniella dan Prisil bergegas meninggalkan ruang tamu dan bermaksud berbicara di kamar tetapi dihentikan oleh Jonathan. “Permisi. Boleh aku meminumnya?” tunjuk Jonathan pada gelas yang dibawa oleh Daniella.

“Oh, ini.” Daniella memberikan gelas tersebut pada Jonathan dan meninggalkannya sendiri di ruang tamu.

“Apa yang sebenarnya terjadi?” tanya Prisil saat dia dan Daniella sudah berada di dalam kamar.

“Entahlah, semua terjadi begitu cepat!” ujar Daniella frustasi.

“Katakan padaku! Aku managermu, aku berhak tahu!” tegas Prisil.

Daniella menatap sebentar ke arah Prisil lalu menundukkan kepalanya. “Sepertinya semalam minumanku diberi obat!” jelas Daniella.

“Oleh pria yang diluar sana?” tanya Prisil menunjuk pintu kamar.

“Sepertinya bukan. Aku meminum pemberian Evan, saat aku dan Evan berada di kamar, asistennya datang memberitahu bahwa Veronika mengetahui hubungan kami dan berniat melabrakku!” ucap Daniella masih menundukkan kepalanya.

“Dasar bodoh! Aku sudah punya firasat Evan itu tidak baik untukmu!”

“Mungkin dia begitu karena aku selalu menolaknya! Aku yakin dia masih mencintaiku!” bela Daniella.

“Dalam kondisi seperti ini kamu masih membelanya? Dasar bodoh!” dengus Prisil penuh emosi. “Lalu, bagaimana bisa kamu bertemu pria asing itu?” cecar Prisil.

“Saat Veronika datang ke kamar hotelku, aku masuk ke dalam kamar pria tadi.”

“Lalu, bagaimana dengan Evan?”

“Dia pergi terlebih dahulu saat tahu istrinya mencari kami.”

“Dan kamu ditinggal sendiri? Dan akhirnya malah bermalam dengan pria asing itu?” tanya Prisil penasaran dan dijawab dengan anggukkan oleh Daniella. “Dasar bodoh!” maki Prisil lagi pada Daniella.

“Aku harus bagaimana sekarang?” tanya Daniella frustasi.

“Beritamu bermalam dengan pria itu sudah tersebar, terlebih kamu bilang kalian adalah tunangan dan akan segera menikah!” ujar Prisil.

"Bagaimana mungkin begitu cepat beritanya tersebar? Kejadiannya baru tadi pagi!"

"Apa kau pikir ini hanya ketidaksengajaan? Aku yakin pasti ada seseorang dibalik ini semua!" tegas Prisil.

“Lalu bagaimana?” tanya Daniella lagi.

“Menikah dengannya!” ucap Prisil tegas.

“Apa?” tanya Daniella tidak habis pikir.

“Itu bisa menutup skandal dirimu sebagai selingkuhan Evan!”

“Tapi, bagaimana mungkin aku menikah dengan pria asing?” tanya Daniella mengusap wajahnya dengan kasar.

“Kamu tidak harus menikah sungguhan dengannya.”

“Maksudmu? Membayarnya untuk menjadi suami bohongan?” tanya Daniella ragu.

“Ya,” jawab Prisil pasti.

***

Jonathan masih menunggu di ruang tamu apartemen Daniella, tidak lama Prisil dan Daniella keluar dari kamar. Mereka duduk di ruang tamu, duduk berhadapan dengan Jonathan. “Siapa namamu?” tanya Daniella.

“Jonathan.” Jonathan menjawab pertanyaan Daniella meskipun dia sudah memberitahu namanya sebelumnya.

“Tinggal dimana?” tanya Daniella lagi.

“Aku tidak punya rumah,” jawab Jonathan.

“Punya mobil?” tanya Prisil.

“Tidak punya.”

“Bukankah tadi mobilmu?” tanya Daniella memastikan.

Jonathan mengeluarkan dompetnya dan memberikan surat kendaran mobil tersebut, Daniella melihat surat tersebut dan kepemilikan bukan atas nama Jonathan. “Itu mobil temanku, aku hanya meminjamnya!” ucap Jonathan setelah melihat kebingungan di mata Daniella.

“Apa pekerjaanmu?” tanya Prisil.

“Tidak bekerja.”

“Kamu punya apa?” tanya Daniella.

“Tidak punya.”

Daniela frustasi, apakah dia harus menikahi pria di depannya ini? Meskipun hanya pura-pura menikah, seharusnya dia memilih pria mapan untuk membalas komentar jahat para netizen yang menghujatnya sebagai pelakor.

Episodes
1 Prolog
2 BAB 1 Ulang Tahun Pernikahan
3 BAB 2 Malam Panas
4 BAB 3 Tidak Punya Apa-apa
5 BAB 4 Pengajuan Pernikahan
6 BAB 5 Jari Nakal
7 BAB 6 Sepasang Suami Istri
8 BAB 7 Garis Polisi
9 BAB 8 Jonathan
10 BAB 9 Mendapat Pekerjaan
11 BAB 10 Hamil Duluan
12 BAB 11 Kecelakaan
13 BAB 12 Ciuman Tiba-tiba
14 BAB 13 Pemotretan
15 BAB 14 Suami Peliharaan
16 BAB 15 Suara Nathan
17 BAB 16 Panggil Aku Nathan
18 BAB 17 Via Mimpi
19 BAB 18 Tidur Bersama
20 BAB 19 Pesta Topeng
21 BAB 20 Layar LED
22 BAB 21 Kebakaran
23 BAB 22 Domba Masuk Kandang
24 BAB 23 Mayat di halaman belakang
25 BAB 24 Kecurigaan
26 BAB 25 Gudang
27 BAB 26 Daging Sisa
28 BAB 27 Seekor Anjing
29 BAB 28 Galaxy High Corp
30 BAB 29 Salah Paham
31 BAB 30 Merinding
32 BAB 31 Rosemary
33 BAB 32 Tek! Tek!
34 BAB 33 Aku Mencintaimu
35 BAB 34 Tanyakan Pada Hatimu
36 BAB 35 Penginapan
37 BAB 36 Membabi buta
38 BAB 37 Siapa yang membunuh?
39 BAB 38 Kematian Evan Su
40 BAB 39 Penghormatan Terakhir
41 BAB 40 Menyingkirkan Semua Yang Mengganggu Daniella
42 BAB 41 Bak Boneka
43 BAB 42 Satu Misi
44 BAB 43 Hidup dengan mayat selama 40 hari
45 BAB 44 Mama
46 BAB 45 Ya atau Tidak
47 BAB 46 Kantor Polisi
48 BAB 47 Menemui Jonathan
49 BAB 48 Menyamar
50 BAB 49 Melarikan Diri
51 BAB 50 Brandon, dia yang membunuh.
52 BAB 51 Kedatangan Tuan Besar Gu
53 BAB 52 Silsilah
54 BAB 53 Sindrom Renfield
55 BAB 54 End Part 1
56 BAB 55 End Part 2
57 BAB 56 End Part 3
58 Hello! Miss Call...
59 Bridge of Love
60 April's Voice
61 Lucid Dream
Episodes

Updated 61 Episodes

1
Prolog
2
BAB 1 Ulang Tahun Pernikahan
3
BAB 2 Malam Panas
4
BAB 3 Tidak Punya Apa-apa
5
BAB 4 Pengajuan Pernikahan
6
BAB 5 Jari Nakal
7
BAB 6 Sepasang Suami Istri
8
BAB 7 Garis Polisi
9
BAB 8 Jonathan
10
BAB 9 Mendapat Pekerjaan
11
BAB 10 Hamil Duluan
12
BAB 11 Kecelakaan
13
BAB 12 Ciuman Tiba-tiba
14
BAB 13 Pemotretan
15
BAB 14 Suami Peliharaan
16
BAB 15 Suara Nathan
17
BAB 16 Panggil Aku Nathan
18
BAB 17 Via Mimpi
19
BAB 18 Tidur Bersama
20
BAB 19 Pesta Topeng
21
BAB 20 Layar LED
22
BAB 21 Kebakaran
23
BAB 22 Domba Masuk Kandang
24
BAB 23 Mayat di halaman belakang
25
BAB 24 Kecurigaan
26
BAB 25 Gudang
27
BAB 26 Daging Sisa
28
BAB 27 Seekor Anjing
29
BAB 28 Galaxy High Corp
30
BAB 29 Salah Paham
31
BAB 30 Merinding
32
BAB 31 Rosemary
33
BAB 32 Tek! Tek!
34
BAB 33 Aku Mencintaimu
35
BAB 34 Tanyakan Pada Hatimu
36
BAB 35 Penginapan
37
BAB 36 Membabi buta
38
BAB 37 Siapa yang membunuh?
39
BAB 38 Kematian Evan Su
40
BAB 39 Penghormatan Terakhir
41
BAB 40 Menyingkirkan Semua Yang Mengganggu Daniella
42
BAB 41 Bak Boneka
43
BAB 42 Satu Misi
44
BAB 43 Hidup dengan mayat selama 40 hari
45
BAB 44 Mama
46
BAB 45 Ya atau Tidak
47
BAB 46 Kantor Polisi
48
BAB 47 Menemui Jonathan
49
BAB 48 Menyamar
50
BAB 49 Melarikan Diri
51
BAB 50 Brandon, dia yang membunuh.
52
BAB 51 Kedatangan Tuan Besar Gu
53
BAB 52 Silsilah
54
BAB 53 Sindrom Renfield
55
BAB 54 End Part 1
56
BAB 55 End Part 2
57
BAB 56 End Part 3
58
Hello! Miss Call...
59
Bridge of Love
60
April's Voice
61
Lucid Dream

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!