Jelas sekali bahwa Daniella dijebak, dia yakin semua reporter adalah orang suruhan. Wajah Daniella yang memerah sudah mulai kembali normal setelah kepergian para reporter, dia mengumpulkan tenaga dan meraih paper bag yang diberikan Jonathan, dengan sisa kekuatannya dia berjalan ke kamar mandi. Mencuci mukanya dan beberapa kali menggosoknya dengan keras.
“Apakah aku sudah kehilangan keperawananku? Mengapa nasibku sial sekali!” gumam Daniella.
Dia sama sekali tidak mengingat kejadian tadi malam, yang dia ingat hanya saat dirinya memaksa mencium Jonathan. Setelah cukup tenang, Daniella mulai keluar dari kamar mandi lalu meraih tasnya, tatapan matanya bertabrakan dengan Jonathan yang masih ada di dalam kamar hotel.
Tatapan seorang pria yang tajam dan dalam. Namun, terdapat kelembutan di dalamnya, wajah pria yang tidak sangar dan lebih cenderung polos tetapi mengapa bisa mengintimidasi seseorang? Garis wajah yang begitu sempurna, rambut ikal yang menutup sebagian telinga, hidung mancung, dilengkapi dengan alis hitam yang tebal dan berbentuk alami. Benar-benar pria cantik yang pernah ditemui oleh Daniella.
Apakah dia benar manusia?
“Apa kau baik-baik saja?” tanya Jonathan yang melihat Daniella berjalan dengan lemah.
“Ya,” jawab Daniella.
“Hati-hati, kemungkinan para reporter masih menunggu diluar.”
“Ya, terima kasih.” Daniella mengutuk dirinya sendiri yang berkata terima kasih pada pria asing yang mengambil keperawanannya. Bukankah sangat bodoh!
Daniella membuka pintu kamar dan mulai berjalan. Namun, Jonathan ikut keluar bersama Daniella. “Kenapa kamu mengikutiku?” tanya Daniella.
“Aku tidak mengikutimu. Aku memang hanya membooking kamar ini semalam saja,” ucap Jonathan dengan datar.
“Berjalan minimal dua meter di belakangku!” perintah Daniella, dia tidak ingin terlibat lagi dengan pria asing ini.
“Baik,” ucap Jonathan patuh.
Benar apa yang dikatakan oleh Jonathan, di luar hotel masih banyak rekan reporter yang menunggu Daniella, dia mulai panik lagi, setelah di hadapkan dengan para reporter, di tengah kepanikannya, Jonathan berada di sampingnya. “Masih butuh bantuanku?” tanya Jonathan berbisik.
“Ha?”
Tanpa menunggu jawaban dari Daniella, Jonathan menarik tangan Daniella dan berjalan di mana mobilnya terparkir, para reporter mengelilingi mereka.
Jonathan dengan tanpa merasa bersalah mendorong para reporter itu untuk membelah jalan. Tangan Daniella menggenggam lengan Jonathan dengan erat dan hanya bisa menundukkan kepalanya.
“Apa hubungan kalian berdua?”
“Apakah kalian sepasang kekasih?”
“Mengapa tinggal di hotel berdua tanpa status?”
“Apakah hanya sebuah transaksi?”
“Apakah Anda menjalani kehidupan bebas?”
Daniella muak dengan semua pertanyaan para reporter, dia mendongak dan menatap para reporter. “Dia ini tunanganku dan kami akan segera menikah!” teriak Daniella tanpa pikir panjang.
Jonathan hanya menatap Daniella lagi-lagi tanpa ekspresi. Namun, ia tetap membawa Daniella menuju mobilnya.
“Nona, kapan kalian akan menikah?”
“Apa identitas calon suami Anda?”
“Apakah dari kalangan bisnis?”
Akhirnya Daniella dan Jonathan berhasil keluar dari kepungan para reporter tanpa menjawab pertanyaan dari para reporter.
“Mau ku antar kemana?” tanya Jonathan masih mengendarai mobilnya.
“Apartemen Sky Blue Moon,” jawab Daniella.
“Apa maksud dari perkataanmu pada para reporter tadi?” tanya Jonathan.
Daniella menoleh pada Jonathan. “Aku hanya asal bicara, lupakan saja!”
Tidak ada percakapan lagi diantara mereka. Jonathan mengantarkan Daniella ke tempat tujuan, Daniella turun dari mobil saat mereka tiba di apartemen Daniella. Jonathan pun ikut turun bersama. “Kenapa kau ikut turun?” tanya Daniella.
“Aku haus, apa aku boleh menumpang minum?” ucap Jonathan.
Daniella menatap Jonathan, pria yang saat ini tampak sangat polos dan lugu dengan perawakan tinggi yang membuatnya seperti bayi besar. Wajah innocent itu membuat Daniella tidak tega menolak permintaannya. “Masuklah!” ucap Daniella.
Mereka masuk ke dalam apartemen Daniella. “Duduklah di sini, aku akan memberimu minum," lanjut Daniella.
Jonathan hanya mengangguk, matanya mengedar sekeliling, melihat interior yang ada di dalam apartemen Daniella. Tidak lama, pintu apartemen terbuka, Prisil masuk ke dalam apartemen untuk menemui Daniella, matanya terbuka lebar saat melihat Jonathan yang sedang duduk di ruang tamu. “Kamu siapa?” tanya Prisil yang dia sendiri sebenarnya sudah tahu berita tentang Daniella yang menghabiskan malam bersama pria asing.
“Jonathan,” jawab Jonathan.
Daniella datang dari arah dapur ke ruang tamu dengan membawa segelas air putih, Prisil langsung menarik tangan Daniella. “Kita harus bicara!” ucap Prisil tegas.
“Baiklah,” jawab Daniella.
Daniella dan Prisil bergegas meninggalkan ruang tamu dan bermaksud berbicara di kamar tetapi dihentikan oleh Jonathan. “Permisi. Boleh aku meminumnya?” tunjuk Jonathan pada gelas yang dibawa oleh Daniella.
“Oh, ini.” Daniella memberikan gelas tersebut pada Jonathan dan meninggalkannya sendiri di ruang tamu.
“Apa yang sebenarnya terjadi?” tanya Prisil saat dia dan Daniella sudah berada di dalam kamar.
“Entahlah, semua terjadi begitu cepat!” ujar Daniella frustasi.
“Katakan padaku! Aku managermu, aku berhak tahu!” tegas Prisil.
Daniella menatap sebentar ke arah Prisil lalu menundukkan kepalanya. “Sepertinya semalam minumanku diberi obat!” jelas Daniella.
“Oleh pria yang diluar sana?” tanya Prisil menunjuk pintu kamar.
“Sepertinya bukan. Aku meminum pemberian Evan, saat aku dan Evan berada di kamar, asistennya datang memberitahu bahwa Veronika mengetahui hubungan kami dan berniat melabrakku!” ucap Daniella masih menundukkan kepalanya.
“Dasar bodoh! Aku sudah punya firasat Evan itu tidak baik untukmu!”
“Mungkin dia begitu karena aku selalu menolaknya! Aku yakin dia masih mencintaiku!” bela Daniella.
“Dalam kondisi seperti ini kamu masih membelanya? Dasar bodoh!” dengus Prisil penuh emosi. “Lalu, bagaimana bisa kamu bertemu pria asing itu?” cecar Prisil.
“Saat Veronika datang ke kamar hotelku, aku masuk ke dalam kamar pria tadi.”
“Lalu, bagaimana dengan Evan?”
“Dia pergi terlebih dahulu saat tahu istrinya mencari kami.”
“Dan kamu ditinggal sendiri? Dan akhirnya malah bermalam dengan pria asing itu?” tanya Prisil penasaran dan dijawab dengan anggukkan oleh Daniella. “Dasar bodoh!” maki Prisil lagi pada Daniella.
“Aku harus bagaimana sekarang?” tanya Daniella frustasi.
“Beritamu bermalam dengan pria itu sudah tersebar, terlebih kamu bilang kalian adalah tunangan dan akan segera menikah!” ujar Prisil.
"Bagaimana mungkin begitu cepat beritanya tersebar? Kejadiannya baru tadi pagi!"
"Apa kau pikir ini hanya ketidaksengajaan? Aku yakin pasti ada seseorang dibalik ini semua!" tegas Prisil.
“Lalu bagaimana?” tanya Daniella lagi.
“Menikah dengannya!” ucap Prisil tegas.
“Apa?” tanya Daniella tidak habis pikir.
“Itu bisa menutup skandal dirimu sebagai selingkuhan Evan!”
“Tapi, bagaimana mungkin aku menikah dengan pria asing?” tanya Daniella mengusap wajahnya dengan kasar.
“Kamu tidak harus menikah sungguhan dengannya.”
“Maksudmu? Membayarnya untuk menjadi suami bohongan?” tanya Daniella ragu.
“Ya,” jawab Prisil pasti.
***
Jonathan masih menunggu di ruang tamu apartemen Daniella, tidak lama Prisil dan Daniella keluar dari kamar. Mereka duduk di ruang tamu, duduk berhadapan dengan Jonathan. “Siapa namamu?” tanya Daniella.
“Jonathan.” Jonathan menjawab pertanyaan Daniella meskipun dia sudah memberitahu namanya sebelumnya.
“Tinggal dimana?” tanya Daniella lagi.
“Aku tidak punya rumah,” jawab Jonathan.
“Punya mobil?” tanya Prisil.
“Tidak punya.”
“Bukankah tadi mobilmu?” tanya Daniella memastikan.
Jonathan mengeluarkan dompetnya dan memberikan surat kendaran mobil tersebut, Daniella melihat surat tersebut dan kepemilikan bukan atas nama Jonathan. “Itu mobil temanku, aku hanya meminjamnya!” ucap Jonathan setelah melihat kebingungan di mata Daniella.
“Apa pekerjaanmu?” tanya Prisil.
“Tidak bekerja.”
“Kamu punya apa?” tanya Daniella.
“Tidak punya.”
Daniela frustasi, apakah dia harus menikahi pria di depannya ini? Meskipun hanya pura-pura menikah, seharusnya dia memilih pria mapan untuk membalas komentar jahat para netizen yang menghujatnya sebagai pelakor.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 61 Episodes
Comments