Hari pernikahan pun tiba. Para sahabat Petir sudah berada di posisi masing-masing sesuai tugas dari plan menculik calon istri orang.
Petir sendiri sudah siap. Berkostum pelayan catering yang memakai kemeja putih dipadu dengan dasi kupu kupu dan celana bahan berwarna hitam. Di tangannya memegang troli khusus makanan yang ditutupi kain putih.
"Semoga nggak gagal!" katanya berdoa seraya berdiri gusar di depan kamar hotel yang menjadi kamar rias Vay.
Di dalam sana, Purnama dan Pelangi sedang kode mata seraya memperhatikan Vay dari pantulan cermin yang saat ini sedang dirias oleh tiga MUA profesional.
"Bagaimana pun caranya, Tante Ibel harus pergi dari sini, Pe," bisik Purnama sembari melirik ke Bunda Vay yang sedang menatap haru anak satu satunya akan menikah hari ini.
"Serahkan padaku!" Pelangi balas berbisik. Sejurus beringsut pelan ke sisi Ibel yang duduk di sofa.
"Kok Tante nangis?" tanya Pelangi basa basi.
"Ini nangis haru, Pe. Lihatlah Vay, dia sudah mau menikah. Meninggalkan Tante untuk bersama suaminya." Ibell tersenyum seraya menghapus air matanya yang kian menggenang di pelepuk mata.
"Eum..." Pe menjawab dengan anggukan kepala. Dalam batinnya terus komat kamit tidak enak hati yang akan melakukan penggagalan acara. Tapi bagaimana lagi, ia tetap harus melakukannya demi cinta besar Petir. "Tan, Pe ke sini karena Oma Yola menyuruh Tante ke Ballroom," bohong Pelangi.
Ibel tanpa curiga main mempercayai Pelangi. Meminta ijin ke Vay, lalu keluar dari kamar.
"Itu dia..." Waktunya Petir beraksi yang menyamar menjadi pelayan. And here we go... Praangg... Petir yang sedang berjalan di lorong hotel, dengan sengaja menyenggol Ibell saat berpapasan. Alhasil, gelas berisi minuman berwarna mengotori gaun mahal Ibell.
" Maaf, maaf, Nyonya! Saya tidak sengaja..." kata Petir dengan suara penyamaran sempurna. Masker yang menutupi wajahnya serta rambut palsunya tidak membuat Ibell mengenalinya.
"Hem... Lupakan saja. Mungkin salah ku juga yang berjalan sambil memainkan hp." kata Ibell bersabar. Sejurus berlalu pergi ke kamar hotel miliknya untuk mengganti gaunnya. Tidak jadi ke Ballroom.
"Yes..." sorak Petir pelan.
Plan selanjutnya hanya menunggu keberhasilan dua cewek cewek di dalam sana.
Di dalam kamar, Vay sudah di sulap cantik dari jemari jemari ahli MUA. Tiga penjual jasa tersebut, akhirnya minta ijin meninggalkan tempat.
"Wow... Amazing!" puji Purnama akan penampilan Vay. Calon pengantin itu tersenyum.
"Kita selfi..." ajak Pelangi riang.
Cekrek... Cekrek... Cekrek...
Beberapa kali dengan gaya kocak mereka, terekam abadi di ponsel Pelangi.
'Calon bini orang cantik beuutttt...' Send.. Lalu beberapa gambar, ia kirim ke handphone Petir.
Pria itu tersenyum. Lalu bergumam, "Vay milik ku. Bukan Abian ataupun orang lain."
"Vay, lo bahagia nggak akan pernikahan lo ini?" tanya Purnama tiba tiba membuat Vay terdiam, seperti salah tingkah.
"Bahagia? Tentu saja, lo nanya aneh aneh!"
"Tapi sirat mata lo nggak bahagia. Ayo jujur sama kita."
"Apaan sih lo, Ama. Gue bahagia nikah sama Abian. Titik!"
"Bagaimana dengan cinta Petir yang lo abaikan?!" Purnama terus mencerca gemas.
"Jangan sebut nama dia. Bukannya sahabat kita itu sudah bahagia di Inggris?" Ada kilatan kecewa di binar Vay yang di tangkap oleh Pelangi dan Purnama. Atau mereka yang salah tanggap? Entahlah...
"Ayolah, Guys. Ini bukan saatnya berdebat. Bagaimana kalau kita merayakan kebahagiaan mu dengan cheers bersama. Anggaplah ini wine ya..." Pelangi menengahi keduanya. Ia pun beringsut ke arah meja, mengambil baki yang sudah ada tiga gelas berisi jus orange. "Satu buat Ama, satu buat calon pengantin dan ini buat gue." Pe membagi baginya. Gelas buat Vay tentu saja minuman bercampur istimewa.
"Cheeeeers..."
Dan tiga wanita itu saling membenturkan gelas. Meminumnya secara kompak. Pelangi dan Purnama saling pandang dengan senyum smirk licik mereka.
"Btw, lo dan Abian bulan madu ke mana?" tanya Purnama dengan alis naik turun menggoda.
"Impian ku ke Prancis. Tapi Abian menginginkan tempat lain."
"Di mana?"
Vay tidak menjawab langsung Pelangi lagi. Kepalanya tiba tiba pusing. Obat mancur itymu memang reaksi nya cepat. Sempat melirik dua sahabatnya yang sedang tersenyum padanya. Apa mereka...?
"Maaf, Vay..." bisik Purnama padanya. Ia masih mendengarnya, sejurus bughh... Pingsan dan oleng ke belakang yang memang mereka bertiga duduk di tepi kasur.
"Ayo cepat! Lepas baju pengantinnya!" Seru Pelangi. Satu persatu aksesoris pengantin terlepas yang menempel di tubuh Vay. Dan dengan cepat, Pe dan Purnama bekerja sama menyalini baju ganti untuk Vay kenakan.
"Lalu?" tanya Purnama lupa apa yang harus di lakukan selanjutnya.
"Ish, bego lo. Lalu lo pakai tuh baju pengantinnya. Lo yang harus berpura pura pengantin sementara."
"Ini gila sih. Tetapi seru juga... Hahah..." Si somplak Purnama malah tertawa. Ia tidak berpikir panjang kalau kelakuan mereka akan menimbulkan bencana. Bisa saja untuk Purnama sendiri.
"Lo cepat pakai. Gue keluar panggil Petir."
"Beres...!" sahut Purnama seraya memaksa baju pengantin yang sedikit sesak untuk tubuhnya yang bohai mantul. "Ya ampun, kok pinggangnya mau mencekik usus-usus seksi gue di dalam ya. Jangan keriting ya, Sus. Ini bukan salah gue. Lagian, kok kecil banget sih baju lo, Neng Bule. Pokoknya, kalau lo dan Petir uda sama sama bucin. Jangan lupa handiah segunung buat gue."
Dumelan Purnama terganggu akan kedatangan Petir dan Pelangi.
"Kalian memang bisa di andalkan," puji Petir seraya menatap wajah wanita yang sudah membuat nya gila.
"Jangan banyak bacot. Buruan bawa Vay pergi." Seru Purnama yang masih kesal karena baju sesak Vay. Petir jelas menurut manis. Dengan cekatan, ia meraup tubuh Vay dan menaruhnya di rak kedua troli khusus catering. Lalu menutupnya alat dorong itu dengan kain lebar berwarna putih bersih. Sempurna!
"Gue ke rooftoop ya! Ama, jangan sampai ketahuan penyamaran lo sebelum helikopter gue uda jauh. Mengerti, Sayang?"
"Sayang sayang bibir lu monyong!"
"Hahahaha..." Petir tertawa girang mendengar kejudesan Purnama. Puas kerjaan dua sahabatnya, ia pun meninggalkan Purnama yang sedang di rias ala kadarnya oleh jemari lincah Pelangi. Cadar adalah hal utama yang harus ia kenakan ke wajah Purnama, biar aman sentosa.
Saat sedang menunggu lift, ting... Pintu itu terbuka mengejutkan Petir. Ternyata, ada dua keluarga Vay yang hendak keluar dari sana. Orang itu adalah Nata-Ayah Vay. Dan satunya adalah Oma Yola-si mantan Wildflower tetapi saat ini mungkin julukannya bunga layu kruk, karena memang sudah bungkuk bungkuk yang memakai tongkat kruk untuk membantunya berjalan.
"Mas, kain saji mu jatuh."
Aaarggh... Petir menjerit dalam hati. Cepat cepat ia menunduk di kala Nata pun ingin menunduk di sebelah troli. Bisa gahwaaat kalau ayah itu menemukan anak nya yang ia sembunyikan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 52 Episodes
Comments
Puspita Dewi
😅😅😅😅😅
2023-04-04
0
Syaquila
siapa si Abian sebenernya... mungkinkah si purnama akan menjadi pengantin si Abian...
kutak tahu...
apalagi kutak tempe...
hanya di author yg tahu😀😀
2022-12-03
2
ᵉˡ̳𝐀𝐘𝐃𝐀⸙ᵍᵏ
🤭🤭 keknya seru nih Ama yg bakalan jadi pengganti nya Abian 🏃🏃🏃🏃💅💅
2022-12-03
0