Menculik Calon Istri Orang
Jam dua belas malam, Petir yang baru datang dari study S3-nya di luar Negeri, pulang pulang diserang perasaan galau merana tingkat dewa dewi dan tingkat langit ke tujuh.
Pasalnya, esok hari akan terjadi pernikahan di gedung yang sedang ditatapnya sengit saat ini. Cewek yang sering dijahilinya, dilindunginya, disayangnya, dan dilove love-nya pull, yang akan menikah. Ngenas ya? Ia pulang mendadak, karena mendapat kabar terburuk itu. Satu hal fakta dari Petir, kalau cintanya itu bertepuk sebelah tangan. Double ngenes.
Apa sih kurangnya dia di mata si Vay atau sering disapa manja olehnya dengan sebutan 'Neng Bule'? Tampannya? Oke! Isi dompet pun, oke punya, secara ia adalah keturunan anak pengusaha. Cocoklah dirinya itu bersanding dengan Vay - cucu pebisnis ulung seantero kotanya.
"Berapa jiwa yang akan mati kalau gedung gue pasangin bom!" Petir yang bersandar di body mobilnya kini, bertanya prustasi pada delapan sahabatnya yang ikut berpaduan menemani dirinya yang sedang menderita hati. Hiiikkss... Petir mau pernikahan Vay dan Abian itu gagal. Titik!
Pletaaak ... Petir terkejut. Memanyunkan bibirnya setelah ditabok berjamaah oleh delapan sahabat-sahabatnya yang sudah terjalin sedari orok.
Tatapan sengitnya saat ini menghardik delapan kepala itu. Dan di balas tak kalah buasnya dari para the Kurcil, nama klannya tapi sudah bubar sejak lama. Kalian mau tau nama-nama para sahabat setianya? Mari, Petir absen satu persatu dari yang paling tua, ada; Topan, Pelangi, Badai, nama tersebut saudara kembar tiga. Lanjut Guruh dan Purnama, adik kakak yang kompak. Si Twins, yakni Bhumi dan Angkasa-adik dari si kembar tiga. Dan terakhir ada Lautan, adiknya sendiri. Bagaimana nama namanya? Keren kan?
Vay pun adalah termasuk the Kurcil. Tapi semenjak bubar, mereka semua pada sibuk dengan urusan pribadi masing-masing. Termasuk dirinya yang sedang sibuk menggapai gelar Doktor atau S3 di salah satu universitas Inggris.
"Gue yang lagi ngenes loh. Harusnya mata gue yang paling seram," cibir Petir mendramatis hidupnya yang akan jadi jodi-jomblo ditinggal mati eh salah salah! Maksudnya, Jomblo ditinggal merried.
"Lagian, lo sekate - kate mau ngeboom tuh bangunan. Orang tua kita semuanya ikut hadir di pestanya Vay, Dodol! Lo mau hah, ngadain tahlilan berjamaah?"
Petir nyengir nyengir kecut mendengar hal tersebut dari bibir cerewet Purnama. Terus terus, mendengar nama wanita yang sebentar lagi akan jadi pengantin pria lain, mendadak hatinya sakit tapi tidak berdarah.
"Gue mau cakar cakar tembok, rasanya... " Huwaammpp ... Mulut yang kejer lebay, dibungkam sepotong coklat oleh Purnama. Dengan santai, ia mengunyahnya namun masih ber_air muka sedih.
"Siapa suruh lu sibuk ngisi otak lu dengan akedemik? Vay putus dari Cole eh kesempatan buat Abian nikun. Otw nikah lah mereka."
Lautan, adik laknatnya itu mengatai ngatai terus.
Bukan hanya adiknya, semua sahabatnya pun menyalahkannya. Dasar sobat bahlul.
"Iya iya, gue salah." Hah.. Petir mendesa* kasar. Beringsut naik ke cup mobilnya. Duduk bersilang dengan dagu ia topang.
Pergerakan menyedihkan itu, tak luput dari delapan mata sang sahabat. Petir lanjut berkata meminta solusi, "Gue harus gimana dong? Yaaa ALLAH ... Dosa nggak sih kalau gue pakai pelet?!" Ujung ujungnya, ia berdoa prustasi.
Hahahaha...
Eh, sianying ... ia malah dikatawain rame rame.
"Beri solusi, woiii!" Petir meneriaki semuanya. Pelangi dan Purnama, masih ketawa ketiwi. Orang lagi sedih juga. Ahhh... "Diam lo, Pe, Ama! Gue cipo*, mau?" ancamnya sewot.
Plaaataakk... Dua tangan kasar kompak menggeplak bahu kiri dan kanannya. Topan dan Guruh pelakunya. Kagak terima mereka, adik adik cantiknya akan dicipo* olehnya.
"Cipo* pakai ini?" kata Guruh menaruh tinjunya ke udara. Sedang Topan hanya menatapnya sinis.
Petir memutar mata malas. Lalu kembali ke tampang sedihnya. "Beri gue solusi dong! Pleaseeeee...!" pintanya lagi.
"Pasrah saja!"
"Nyari cewek lain, banyak kok Neng Bule Neng Bule lainnya di luar Negeri kan bertebaran. Comot satu sebagai pelipur lara!"
"Pergi aja lagi, study terus."
"Nanti gue comblangin sama kucing gue."
Dan blalalaaaa ... kagak ada yang etis solusi dari para sahabatnya, membuat ia semakin galau dan kepala semakin mumet. Kagak bisa ngebayangin tubuh orang yang didambanya akan di sentuh oleh cowok lain. Grrrrwww... Semoga Abian mati kejang kejang ayan mendadak ya Allah... kabulkan ya?
"Elaahh... Lu kayak orang bego aja sih, Tir!" Suasana hening saat Topan yang orangnya paling datar dan dingin sikapnya, ikut bersuara yang sedari tadi hanya diam tapi mencermati. "Kalau lo nggak mau nunggu jandanya Vay yang kita kita nggak tau ini akan jadi jandanya di umur masih muda atau sudah keriput? maka lo culik dia."
"WHAAATTT, CULIKKK?" Bukan Petir doang yang menjerit demikian, semuanya berpaduan suara.
"Ide lo oke sih, Sob. Tapi ngeri juga! Bayangin deh kalau Opa Eldath si cucu mantan mafia nguber gue atau neror keluarga gue karena jalan pintas ini! Duhhh ... serem uihhh...! Terus terus, kalau Vay - nya makin benci sama gue, gimana coba? Auto sama gagal juga!"
"Ihh, bego kok dipelihara. Nih dengar ya, lo itu nggak usah takut sama Opa Eldath, Oma Yola dan Opa Kemal. Meski doi - doi orang terkenal bengis, tapi kan itu dulu, sewaktu mudanya. Lah... Sekarang, Opa Opa dan Oma Vay itu sudah tuir, jalan saja uda bungkuk bungkuk pakai bantuan kruk. So... Apa yang lo takuti, eum?" Badai ikut setuju dengan ide kriminal Topan, atau bisa dibilang ide pecundang. Hanya itu yang bisa dilakukan saat waktu pernikahan tinggal besok. Mau memperjuangkan secara gantel ya percuma juga, Petir sudah pernah mati matian berperilaku lembut dan berujung mendapat penolakan yang membuat hati Petir menangis.
Petir diam berpikir. Sejurus berkata," Tapi kan ada Om Nata, Nyuk! Bagaimana kalau Ayahnya Vay itu ngamuk? "
Lautan menepuk jidatnya, konyol. "Karena lo rentang galau, jadi otak lu yang calon S3 itu, ngebul doang. Begonya terbego bego."
Boleh nyekik adik sendiri nggak sih? Dasar kurang ajar. Tapi hikss.. Benar juga nyinyiran si adik, ia memang lagi buntu segala galanya karena akan ditinggal nikah sama perempuan yang selalu menolak cintanya itu.
"Orang tua Vay ngamuk juga, lo nya uda ngebawa kabur tuh anaknya. Kagak ada di tempat! Sabodoh aja beliau mau ngamuk atau ngeruntuhin pilar pilar juga. Terpenting kan, lo nggak dengar. Biar jadi urusan kami kalau yang itu. Tinggal lo perjuangin deh tuh hati Vay di dalam pelarian kalian." Sambung Lautan memberi solusi tepat di kuping Petir.
Semuanya juga manggut manggut. Membuat Petir diam berpikir keras.
" Daripada ada kata kata puitis yang bodoh banget seperti 'Kutunggu jandamu' fixed... Ide menculik calon bini orang lah yang paling tepat." setuju Petir seraya tersenyum setan. Semangat membara tertanam untuk membuat Vay terlove love padanya.
Cinta oh cinta...! Kata sederhana itu sanggup membuat orang bertingkah diluar nalar.
"Bhumi, Angkasa, tolong besok sediakan helikopter ya. Taruh di atas rooftoop gedung." Petir menunjuk gedung di depannya.
"Rebes itu pokoknya!" sahut si Twins kompak.
"Lo lo pada juga bantuin gue. Dan paling penting bantuan kalian, cewek cewek cantik." Petir menunjuk Pelangi dan Purnama.
"Apa yang kami harus lakukan?" tanya Pelangi mewakili Purnama juga.
"Lo harus nyampurin sesuatu ke minuman Vay." Senyum licik tersemat di bibir Petir.
"Beres itu mah. Kami dukung lo, karena kami percaya lo itu sanggup ngebahagiain Vay. Kami juga sebenarnya kagak suka sama pilihan Vay. Secara, si kunyuk Abian itu orang busuk. Vay-nya saja yang bego!" cericos Purnama. Ia sedikit tahu kepribadian calon suami Vay dari para teman teman lainnya. Ia juga sudah pernah memperingati Vay, tetapi hanya dianggap angin kosong saja. Cinta buta memang menggelapkan pikiran jernih. Purnama sendiri takut jatuh cinta.
" Tapi pertanyaan gue. Lo-nya akan kabur kemana?" kata Guruh penasaran.
"Iya, iya, kemana?" Antusias Bhumi ingin tahu.
"Jangan bilang akan ngebawa Vay kabur dan berujung bersembunyi dikolong ranjang apartemen lo doang!" sambung Angkasa, ejek.
Petir memainkan kedua alisnya seraya tersenyum setan. Lalu menjawab santai, "Intinya, bukan ke kota kota yang jaringannya mudah tergapai oleh keluarga Vay. Gue akan ngebawa Vay ke tempat yang terpencil tapi indah-indah menggunakan helikopter. Sesuai ide Lautan tadi, gue akan berusaha sebisa mungkin ngambil hati Vay. Gagal atau tidaknya, kita lihat saja nanti. Kalau pun gagal, setidaknya gue uda usaha. Doa-in cinta gue tersambut ya, Sob!"
Dan sembilan anak-anak pengusaha tersebut, lanjut membagi bagi plan yang akan berlangsung besok untuk menggagalkan hari pernikahan Vay. Kalau pun harus menikah, maka Vay hanya boleh menikah dengan Petir. Titik no pakai takdir koma. Seribu cara akan Petir lakukan demi cinta sejatinya.
"Neng Bule, Sayang... Abang dataaaang!"
Ngiuuung... Ngiuuung... Hap...
Mulut Petir yang terbuka lebar, tidak sengaja dimasuki serangga.
"Puaaahh... Gila, nyamuk rasa mochi!" Petir meludah ludah. Lautan yang berada di sebelah kiri, hampir saja mendapat gerimisnya.
"Jorok, gilaaa..." Oceh adiknya itu. Lalu ke delapan orang di depannya, pada bubar.
"Woiii.. Lu lu pada nggak ada yang mau ngehibur gue? Nanti kalau gue bunuh diri, bagaimana coba?"
"Yaa... Mati bin ketemu neraka!"
Salah satu sahabatnya itu menjawab enteng.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 52 Episodes
Comments
IK
izin bsca yaa thor
2023-03-20
0
Ifha Raifha Aurora
aku padamu Thor
2023-02-01
0
Ria Rinjani Rahadian
ka tata... aku padamu 🥰
2023-01-17
2