Selingkuh Menjadi Jalan Pintas

Selingkuh Menjadi Jalan Pintas

Bab 1

Plak.

Sebuah tamparan keras mengenai pipi Cika, seorang gadis yang baru saja melewati masa remajanya.

Cika memegangi pipinya yang kini terasa panas ulah tamparan yang dilayangkan oleh sang mama.

Sandra menatapi tangannya yang sudah menampar wajah putri kesayangannya, dia tak lagi sanggup menahan emosi saat mendengar ucapan putrinya yang begitu menyakitkan baginya.

"Tampar lagi, Ma! Tampar!" bentak Cika.

Buliran bening terus mengalir di pipinya, air matanya terus jatuh semakin deras membasahi wajah polosnya.

"Ci-cika, ma-maafkan mama," lirih Sandra memohon pada putrinya.

Dia kini menyesal apa yang sudah dilakukannya terhadap sang putri.

"Tampar aku, Ma!" bentak Cika lagi.

Dia benar-benar kecewa pada wanita yang sudah melahirkannya itu.

Sandra berusaha memeluk tubuhnya, tapi putrinya mengelak.

"Jangan sentuh aku, Ma. Jangan dekati aku, hiks," tangis Cika pun pecah.

"Huhu, hiks." Cika meluapkan rasa sesak yang dipendamnya.

Dia terus menangis sekeras-kerasnya di hadapan wanita yang sudah melahirkannya.

Hati gadis itu benar-benar hancur, dia malu dengan berbagai omongan para tetangga mengenai kelakuan mamanya.

Elcika Khairunnisa merupakan seorang gadis yang kini telah menginjak bangku kelas 3 SMA.

Dia merupakan seorang gadis yang cantik dan pintar, di sekolah dia merupakan siswi teladan dan selalu mendapatkan juara umum di setiap tahunnya.

Kecerdasan yang dimilikinya tak dapat membuatnya hidup bahagia, karena kehidupan keluarganya yang serba kekurangan.

Berbagai masalah hidup telah dihadapinya sejak dia baru duduk di bangku SMA, tapi masalah tak membuat dirinya menjadi seorang anak yang pemalas, dia terus mempertahankan prestasi yang selama ini sudah diraihnya.

Hari ini sepulang sekolah seorang wanita yang hampir seumuran dengan mamanya datang menghampirinya.

"Hei," teriak wanita itu padanya.

"Maaf, Tante. Apakah Tante berbicara dengan saya?" tanya Cika.

"Iya, sama kamu. Siapa lagi yang bisa saya aja bicara? Hah?" bentak si wanita kesal pada Cika.

Cika menautkan kedua alisnya, dia terlihat kebingungan melihat wanita yang baru saja ditemuinya langsung membentak dirinya.

"Maaf, Tante. Apa ada yang bisa saya bantu, Tante?" tanya Cika sopan pada wanita yang tiba-tiba datang langsung memarahinya.

"Iya, tolong katakan pada ibumu untuk jangan mengganggu suami orang!" bentak si wanita itu penuh amarah pada Cika.

Cika terdiam mendengar ucapan si wanita itu, seketika dia tahu apa alasan wanita di hadapannya langsung memarahi dirinya.

"Ma-maaf, Tante. A-aku tidak mengerti maksud, Tante," ujar Cika berusaha mengelak tuduhan yang dilontarkan si wanita itu.

"Kamu jangan pura-pura tidak tahu, semua orang juga sudah tahu apa yang sudah dilakukan oleh mamamu!" bentak si wanita lagi kesal.

Cika terdiam dia bingung harus berbuat apa.

"Maaf, Tante. Aku harus pulang," ujar Cika berusaha menghindari wanita yang diketahuinya adalah istri dari pria yang kini didekati oleh Mamanya.

Cika memilih menghindari wanita itu, dari pada berdebat dengannya karena beberapa teman Cika mulai memperhatikan dirinya dan wanita tersebut.

"Cika, bilangin dong sama mama kamu jangan ganggu rumah tangga orang," ujar salah satu teman Cika saat dia melintas di depan teman-temannya yang sedang antri membeli pop ice di sebuah warung.

"Iya, Cika. Bilang tuh sama mama kamu, kalau cari uang itu dengan cara halal," ujar teman Cika yang lain.

Cika merasa sangat malu mendengar ucapan teman-temannya. Dia melangkah lebih cepat lagi menuju sekolah adiknya yang tak jauh dari sekolahnya.

Buliran bening kini mulai membasahi pipinya yang mulus.

Cika tak sanggup menahan air matanya yang telah menumpuk di pelupuk matanya.

"Ada apa, Kak?" tanya seorang pria yang masih duduk di bangku SMP kelas 3.

Sandy menghampiri kakaknya yang terlihat dari jauh berjalan menuju sekolahnya.

Sandy merasa ada yang tidak beres terjadi pada kakaknya. Dia langsung melangkah mendekati gadis itu.

"Sandy," lirih Cika.

Cika pun menghapus air matanya yang sudah membasahi pipinya di sepanjang langkahnya.

"Apa yang terjadi?" tanya Sandy mengkhawatirkan sang kakak.

"Mhm, tidak apa-apa," jawab Cika berbohong.

Cika tidak ingin Sandy tahu permasalahan yang baru saja dihadapinya.

Berita perselingkuhan mama Cika sudah terdengar di kalangan penduduk di tempat mereka tinggal.

Menurut kabar burungnya, mama Cika sudah berselingkuh dengan seorang pria yang tinggal di desa tetangga.

Berita itu sudah beredar sejak 3 bulan yang lalu, tapi Cika tidak menggubris berita tersebut. Dia membiarkan berita itu terus mengudara di kalangan penduduk desa, dia tetap memilih untuk bungkam.

Diam lebih baik dari pada dia ikut campur dalam urusan orang tua, dia berusaha fokus untuk tetap belajar.

"Kak, jangan bohongi aku," ujar Sandy.

"Enggak, Dek. Aku hanya kelilipan," ujar Cika menutupi masalahnya.

Cika yakin adiknya juga tahu dengan masalah yang kini terjadi di dalam rumahnya, tapi Cika tidak ingin Sandy ikut-ikutan dalam masalah ini.

"Ayo kita pulang, udah sore," ajak Cika pada adiknya.

Mereka pun pulang ke rumah dengan menggunakan sepeda motor yang dikendarai oleh Sandy.

Dua adik kakak itu selalu berangkat dan pulang sekolah bersamaan karena mereka hanya memiliki satu sepeda motor.

Di daerah tempat mereka tinggal tidak ada angkutan umum, semua anak sekolah di daerah tersebut selalu menggunakan sepeda motor pribadi atau berjalan kaki untuk sampai ke sekolah mereka.

15 menit perjalanan bersepeda motor, mereka sampai di rumah kontrakan mereka.

Sandy memarkir sepeda motor di depan rumah, mereka pun masuk ke dalam rumah.

Sandy langsung masuk ke dalam kamarnya, lalu mengganti pakaian sekolahnya.

"Kamu mau ke mana, San?" tanya Cika pada adiknya saat melihat adiknya keluar dari rumah.

"Keluar sebentar, Kak." Sandy keluar lalu menyalakan sepedanya motor lalu dia pergi

Saat itu juga Sandra baru saja pulang entah dari mana

"Mama dari mana?" tanya Cika pada mamanya.

"Bukan urusanmu!" jawab Sandra kesal saat tiba-tiba putrinya menanyai dari mana dia.

"Ma, apa sebenarnya yang Mama lakukan?" tanya Cika sudah tidak dapat lagi menahan diri.

Cika benar-benar malu dengan kelakuan mamanya.

Sandra yang hendak masuk ke dalam kamar, seketika menghentikan langkahnya.

Dia membalikkan tubuhnya lalu menatap tajam ke arah putrinya.

"Apa maksud dari pertanyaanmu?" tanya Sandra berusaha menahan emosi.

"Ma, hentikan apa yang sudah Mama lakukan! Aku malu dengan perbuatan kotor yang Mama lakukan!" ujar Cika meluapkan rasa sesak yang sejak tadi ditahannya.

"Cika! Jaga ucapanmu!" bentak Sandra.

"Aku tidak bisa diam lagi, Ma. Aku tidak sanggup menahan malu karena perbuatan kotor mama lakukan," ujar Cika.

Kata-kata wanita yang tadi menemuinya terngiang dengan jelas di telinganya.

"Kamu tidak tahu apa-apa, jadi lebih baik kamu diam!" bentak Sandra.

"Ma, berhentilah jadi pela**r!" ujar Cika dengan nada yang mulai tinggi.

Plak.

Sandra lepas kendali dia pun menampar wajah putrinya.

Bersambung...

Terpopuler

Comments

Putri Minwa

Putri Minwa

waduh Sandra kok Mai geplak aja, Cika itu kan benar

2023-02-28

0

Cici Azhaa

Cici Azhaa

belum apa apa udah kena gampar aja

2022-12-05

1

B⃟cMarwa

B⃟cMarwa

kalo ucapan putrinya sangat menyakitkan hati, wajar saja ibunya murka.

2022-12-01

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!