"Iya kamu tidak boleh pergi ke kebun lagi, aku ingin kamu bisa menjaga kecantikanmu yang sejak dulu tidak pernah pudar," tutur Ramzy.
Ramzy mengingat masa-masa mereka pacaran, kecantikan Sandra sebagai bintang di sekolah masih melekat di ingatannya.
"Jika aku tidak pergi ke kebun, aku dan anak- anak tidak akan bisa makan," ujar Sandra jujur.
Entah mengapa saat bersama Ramzy, Sandra ingin mengungkapkan derita hidup yang kini dijalaninya.
Sandra mulai menceritakan kehidupannya bersama suaminya yang tidak tahu bekerja, suami yang tidak tahu tanggung jawab atas kehidupan yang sulit dijalaninya.
Sandra mulai menangis, buliran bening jatuh begitu saja di pipinya karena dia sudah tak sanggup lagi menjalani hidupnya.
Melihat Sandra menangis, Ramzy merasa terluka, seakan dia ikut merasakan apa yang kini dirasakan oleh Sandra.
Dia pun menggenggam erat tangan mantan kekasihnya itu.
Entah mengapa pesona Sandra masih membuat jantungnya berdebar.
"Kamu tenang saja, masalah uang kamu tidak perlu pusing," ujar Ramzy.
Ramzy pun mengeluarkan dompetnya lalu mengeluarkan sebuah ATM, dia memberikan ATM itu pada Sandra.
"Di sini masih ada uang yang aku simpan, kamu bisa pakai uang itu untuk kehidupanmu," ujar Ramzy pada Sandra.
Sandra membulatkan matanya tak percaya dengan apa yang diberikan Ramzy padanya.
"Tidak, aku tidak mau merepotkanmu," ujar Sandra berusaha menolak hal itu.
"San, aku masih mencintaimu dan masih menyayangimu, makanya aku tidak sanggup melihatmu hidup susah," ujar Ramzy membujuk Sandra menerima apa yang baru saja diberikannya pada wanita itu.
Sandra menggelengkan kepalanya.
"Kamu tidak perlu melakukan hal ini," ujar Sandra lagi.
"Sandra, kamu tahu bagaimana aku 'kan?" tanya Ramzy.
Sandra teringat pada masa lalunya, selama ini apa saja yang sudah diniatkan Ramzy untuk diberikan pada siapa yang diinginkannya harus diterima, karena Ramzy tidak suka dengan penolakan seseorang terhadap apa yang diberikannya.
Sandra menghela napasnya panjang. Akhirnya Sandra menerima ATM yang diberikan oleh Ramzy padanya.
"Pin-nya tanggal lahirku," ujar Ramzy.
Sandra mengangguk paham.
"Apakah kamu masih ingat tanggal lahirku?" tanya Ramzy pada Sandra.
"Iya, aku masih ingat 080484," bisik Sandra.
Ramzy tersenyum, dia senang saat mengetahui Sandra masih ingat dengan hari ulang tahunnya.
"Jika saat ini aku bisa memilih, aku akan memilih untuk bersamamu daripada suami tanpa tahu tanggung jawab sedikitpun," gumam Sandra di dalam hati.
"Terima kasih, Ram," lirih Sandra.
"Mulai hari ini jika ada masalah dalam hidupmu, kamu bisa hubungi aku," ujar Ramzy.
"Aku tidak akan bisa menghubungimu," ujar Sandra.
"Kenapa?" tanya Ramzy.
"A-aku ti-tidak punya hp," jawab Sandra ragu mengungkapkannya pada Ramzy.
"Mhm," gumam Ramzy.
"Ya sudah kalau begitu," lirih Ramzy.
Setelah itu Ramzy kembali melajukan mobilnya.
"Kita mau ke mana? Sudah seharusnya aku turun," ujar Sandra kaget.
"Mhm, lihat saja nanti," ujar Ramzy.
Sandra pun memilih diam, dia tak lagi banyak bicara.
Tak berapa lama, Ramzy menghentikan mobilnya di depan sebuah counter besar yang ada di sana.
"Ayo, turun," ajak Ramzy pada Sandra.
Akhirnya Sandra pun mengikuti langkah Ramzy.
"Apa yang bisa kami bantu, Pak?" tanya penjaga counter tersebut.
"Saya ingin membeli hp," jawab Ramzy.
"Di sini, Pak, Bu." Si penjaga toko membawa Ramzy ke sebuah etalase yang berisi berbagai jenis ponsel di sana.
"Bapak mau yang mana?" tanya Si penjaga Counter.
"Pilihkan ponsel terbaik," pinta Ramzy pada si penjaga toko.
"Kamu mau yang mana?" tanya Ramzy pada Sandra.
"Terserah kamu saja, tak seharusnya kamu repot-repot membelikan hape untukku." Sandra merasa tidak enak.
"Sudahlah, jangan sungkan. Anggap saja aku ini sahabatmu," ujar Ramzy.
Setelah itu Ramzu memilihkan sebuah ponsel untuk Sandra.
"Ya, sudah aku pilih ini saja, tolong bantu pengoperasiannya sekaligus," ujar Ramzy sambil menunjuk sebuah kotak ponsel berwarna putih.
"Baiklah."
Si penjaga toko pun membungkus barang yang sudah dipilih oleh Ramzy setelah dia membuka ponsel tersebut dan sekilas mengajari Sandra dalam penggunaan ponsel tersebut.
Setelah itu mereka pun keluar dari counter hp tersebut.
Ramzy kembali mengantarkan Sandra pulang ke rumahnya.
"Nanti aku akan langsung menghubungimu setelah aku sampai di rumah," ujar Ramzy pada Sandra.
Inilah awal Sandra dan Ramzy memulai kisah cinta terlarang mereka.
Flash back off.
Ramzy baru saja pulang dari toko, saat dia memasuki rumah, dia melihat sang istri masih mengenakan daster lusuh.
Wajahnya kucel terlihat bahwa sang istri belum mandi. Istrinya kini tengah menyapu rumah yang berantakan.
"Tiara," panggil Ramzy setelah dia duduk di kursi ruang tamu.
Tiara langsung menyandarkan sapu yang dipegangnya di dinding, dia melangkah menghampiri sang suami.
"Iya, Bang," sahut Tiara saat dia sudah berada di hadapan sang suami.
"Kamu ngapain saja di rumah?" tanya Ramzy kesal pada sang istri.
"A-aku," lirih Tiara bingung harus menjawab apa.
Sejak pagi dia sibuk dengan ponselnya, saat ini Tiara hobi membaca novel di aplikasi yang ada di ponselnya.
"Seharusnya saat suami pulang dari kerja rumah sudah bersih, kamu sudah kinclong. Kalau begini mana betah Aku di rumah," bentak Ramzy pada istrinya.
Setiap hari Ramzi pulang bekerja rumah masih seperti kapal pecah padahal di rumah itu yang tinggal hanya istrinya dan putrinya, apalagi saat ini putrinya sudah mulai berakal dan tidak lagi memberantakan rumah.
Ramzy pun berdiri lalu dia keluar dari rumah dan kembali masuk ke dalam mobil.
Ramzy pun melajukan mobilnya meninggalkan rumah, dia ingin menghubungi Sandra, tapi saat ini wanita simpanannya itu tengah suntuk.
Ramzy mengerti jika wanita simpanannya sedang suntuk itu artinya bukanlah waktu yang tepat untuk berbicara.
Setelah malam semakin larut, Ramzy belum juga pulang ke rumah.
Kini Tiara tengah duduk di kursi ruang tamu menunggu sang suami pulang. Dia menunggu suaminya pulang dengan mengenakan daster.
Tiara sangat hobi mengenakan daster, karena daster merupakan pakaian kebesaran seorang wanita.
"Bang Ramzy ke mana, sih?" gumam Tiara saat jam sudah menunjukkan angka 12 malam.
Sang suami masih saja berada di luar rumah, entah apa yang dilakukannya.
Akhir-akhir ini rumah tangga mereka sedang tidak baik, Ramzy sering memarahi istrinya tanpa alasan yang jelas, bahkan Ramzy sering pulang malam.
Sementara di tempat lain, Ramzy tengah berada di sebuah kamar hotel bersama Sandra.
Wajah Sandra yang sangat cantik membuat Ramzy lupa akan keberadaan istrinya yang selalu berpenampilan acak-acakan di hadapannya.
Sandra sudah biasa bermalam di hotel bersama Ramzy, karena Ramzy sangat membutuhkan sosok wanita yang sanggup melayani hasratnya.
Mereka sudah memulai hubungan terlarang itu sejak satu bulan setelah reuni.
Bersambung...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 31 Episodes
Comments
Putri Minwa
👍👍👍
2023-02-28
0