Mentari Dan Pak Camat

Mentari Dan Pak Camat

Hari Pernikahan

"Saya terima nikah nya Mentari Lembayung Senja dengan mas kawin berupa Logam Mulia seberat 30 gram, uang tunai sebesar 17.650.000 , dan seperangkat alat sholat di bayar tunai. "Ucap Fatih dengan lantang saat akad nikah dengan menghentakkan tangan nya saat berjabat tangan dengan penghulu.

" Sah. "

"Alhamdulillah."Ucap para saksi yang menyaksikan proses akad nikah Fatih dan Mentari.

Mentari pun dengan wajah yang tersenyum manis mencium punggung tangan Fatih, setelah itu Fatih mencium kening Mentari.

" Selamat nak, selamat menempuh hidup baru, jadilah istri yang selalu menurut apa kata suami,jadilah penyemangat hidup suami kamu, baik dalam keadaan apapun. " Ucap ibu Hasna, ibu mertua nya, adalah seorang PNS yang berdinas di Kantor Inspektorat Kabupaten Panaran.

"Selamat Nak, jadilah suami yang menjadi pelindung istri kamu, jadilah suami yang selalu mencintai dan menyayangi istri kamu." Ucap Ibu Hasna.

"Fatih, akan menjalankan nasehat dari ibu." Ucap Fatih.

Mentari dan Fatih pun berlanjut mencium punggung tangan Ayah mertua nya, Pak Syahrul adalah seorang Sekda yang berdinas di Kabupaten Panaran.

"Akhirnya, gadis cantik ini menjadi menantu Ayah, jadilah istri yang berbakti pada suami nak. " Ucap Pak Syahrul.

Mentari hanya tersenyum, tak menjawab sepatah kata pun, sedangkan tangan Fatih sudah mencubit pinggang Mentari sangat keras.

"Saya akan menjadi istri yang berbakti Ayah, sama suami, menjaga kehormatan di luar sana dan menjaga nama baik keluarga."Ucap Mentari.

Berlanjut Fatih , berbagai wejangan di berikan oleh Pak Syahrul pada putra nya, dengan kata - kata tidak lain untuk saling rukun dan saling mengasihi.

" Saya akan menjalankan apa yang Ayah ingat kan sama Fatih."

Berlanjut ke kedua orang tua Mentari, Pak Slamet Ayah Mentari yang seorang Kepala Sekolah di sekolah Dasar Panaran menangis, dan langsung memeluk tubuh Mentari.

"Anak Ayah, sekarang sudah dewasa, dan sekarang sudah menjadi seorang istri, Ayah merasakan baru kemarin kamu lahir, lari - lari memanggil Ayah, bahkan meminta gendong sama Ayah, sekarang kamu sudah besar. "

"Terima kasih Ayah, sudah menjadi Ayah yang terbaik buat Mentari. " Ucap Mentari yang ikut meneteskan air mata.

Ibu Nuri, ikut bersedih dan langsung memeluk erat tubuh putri nya, tangisan kedua nya membuat para tamu undangan ikut merasakan momen haru ini.

"Nak, ingat kata Ibu. Apapun yang terjadi, kamu harus menerima, Fatih adalah suami kamu sekarang, jadilah istri yang berbakti pada suami, jadilah istri yang selalu menjaga kehormatan suami. "

"Mentari akan ingat itu. "

"Nak Fatih, jaga baik - baik mentari, jangan sakiti hati Mentari. " Ucap Pak Slamet.

"Fatih akan menjaga nya Yah, Ibu, Fatih akan memberikan cinta untuk Mentari. "

Senyum kedua nya berubah saat sudah berada di atas pelaminan, setelah acara para tamu undangan memberikan selamat.

Fatih yang duduk berjauhan dengan Mentari, dan sama - sama menunjukkan wajah jutek mereka.

Kaki Mentari tiba - tiba kram, dan melepas kan sepatu nya, dengan mengusap pelan kaki nya. Fatih melihat nya tapi seakan cuek.

"Dimana - mana, pengantin pria kalau lihat pengantin wanita nya capek atau kaki nya terasa kram atau sakit pasti perhatian, ini sih boro - boro perhatian yang ada cuek bebek." Sindir Mentari.

"Ih.. siapa kamu? " Ucap Fatih.

"Siapa kamu, istri kamu lah." Ucap Mentari.

"Eh Mentari, istri di depan mereka. Kamu ingat kan, siapa saya dan siapa kamu? "

"Ingat, kamu Camat saya seorang Guru terus mau bilang apa lagi? "

"Saya tahu kamu Guru, tapi ingat kita ini punya pasangan masing - masing, kita terpaksa mau menikah itu, karena orang tua. Ingat jangan kecewakan orang tua kita, saat di depan mereka. "

"Jangan kan mengecewakan di depan, kita di belakang saja sudah mengecewakan. "

******

Mereka pun telah pulang dari acara resepsi pernikahan yang di adakan di gedung, Mentari dan Fatih masuk kedalam kamar mereka. Kedua nya langsung menempati rumah milik Fatih.

"Mas Fatih. " Panggil Mentari.

"Apa sih? " Ucap Fatih yang sedang melepaskan kancing pergelangan tangan kemejanya.

"Tolong dong, ini kerudung nya nyangkut di resleting deh, sanggul nya rusak dikit. "

"Tinggal gunting aja sih, repot amat. " Ucap Fatih langsung berjalan masuk kedalam kamar mandi.

"Ih... nyebelin, dasar suami nggak ada akhlak."

"Siapa yang nggak ada akhlak? "

"Kamu, kamu Fatih Al Malik. "

"Dasar Manja. " Fatih langsung berjalan mengambil gunting dari dalam laci nya, dan langsung Mentari menghindar dari Fatih.

"Kamu mau apa Mas? ini malam pertama kita loh, jangan di jadikan tragedi berdarah ya."

"Siapa yang mau menghabisi kamu, saya mau gunting itu rambut yang nyangkut. "

"Jangan, nanti rusak. "

"Mau lepas nggak? atau pakaian pengantin kamu yang saya gunting. "

Mentari pun dengan wajah cemberut, akhirnya menurut. Dan Fatih dengan tangan nya mencoba melepaskan kerudung yang menyangkut di resleting nya.

"Nih udah. "

"Kok nggak jadi di gunting? "

"Mau di gunting? "

"Nggak jangan. " Ucap Mentari.

Fatih masuk keluar dari kamar mandi, dan Mentari masuk kedalam kamar mandi. Ponsel Mentari berdering, terlihat nama Gibran yang menelepon nya.

Fatih membiarkan terus berdering, hingga beberapa kali, Mentari keluar dari kamar mandi dan langsung rapi memakai kerudung nya.

"Kok kamu pakai kerudung sih di dalam rumah? "

"Mas kan bukan muhrim nya saya. "

"Kita suami istri loh? "

"Suami istri hanya status, tapi kita tidak boleh saling menyentuh. Awas saya kalau main sentuh, saya potong itu punya mas. "

Fatih refleks langsung melihat ke bawah, ke arah milik nya dan langsung menutupi nya.

"Kamu tidur di atas, saya tidur di lantai. Awas ya kalau mau sentuh saya juga, saya kempesin itu dua balon punya kamu. "

Mentari langsung menutup kedua bagian dadanya, dan langsung naik ke atas tempat tidur menutup rapat tubuh nya.

Ponsel Fatih berdering, dan langsung mengangkat nya. Fatih pun langsung keluar dari kamar nya.

"Paling terima telepon dari cewek nya, pake acara menjauh segala. Ujung - ujungnya nangis, tahu pacar nya nikah. " Sindir Mentari.

*****

Mentari membuka mata nya, saat bangun Fatih tidak ada di dalam kamar nya, Mentari turun dari tempat tidur dan merapikan kerudung nya.

Tak ada Fatih, dan hanya Mentari sendiri di dalam rumah. Mentari pun duduk di sofa panjang depan televisi.

"Hari pertama menjadi seorang istri Camat, istri yang tidak akan pernah di anggap, dan dia pun suami yang tidak akan pernah di anggap juga. Sampai kapan kami akan menjalani pernikahan seperti ini. " Ucap Mentari dengan memikirkan nasib nya.

Terdengar suara mobil, Mentari langsung beranjak dari duduk nya, terlihat Fatih baru pulang.

"Apa semalam dia tidur di rumah pacar nya? "

.

.

.

Terpopuler

Comments

Dita Sirama

Dita Sirama

bundaaaa Sarange

2023-01-06

0

Yayuk Bunda Idza

Yayuk Bunda Idza

sebenarnya punya Ayah kok yang menikah kan bukan ayah/ , walinya langsung, malah penghulu...
suka sedih klo melihat seorang ayah yang tak mampu mengucapkan ijab untuk anak kandungnya sendiri

2022-12-11

1

Mak Aul

Mak Aul

pajak nih nama Gibran 🤣

2022-12-11

0

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!