Ceklek
"Astagfirullah." Ucap Fatih kaget saat akan membuka pintu rumah, pintu terbuka.
Mentari bersandar di daun pintu dengan melipat kedua tangan nya, Mentari mengendus - endus kan hidung nya di tubuh Fatih.
"Apaan sih. " Ucap Fatih yang risih dan mendorong pelan tubuh Mentari.
"Habis tidur sama Neli ya? " Sindir Mentari.
Fatih hanya diam langsung masuk kedalam kamar nya, dan membuka kemeja dan melemparkan asal.
Mentari memutari tubuh Fatih, sedangkan Fatih menatap Mentari seakan Mentari ingin memakan nya.
"Lagi ngapain sih? "
"Ini apa? " Tunjuk Mentari pada leher Fatih.
"Apa nya sih? " Ucap Fatih sambil berkaca melihat leher nya nya terdapat tanda merah.
"Neli ganas juga ya? Tadi malam berapa ronde? "
"Kasih tahu nggak ya? " Ucap Fatih sambil mikir.
"Kamu sudah balas telepon belum dari Mamas Gibran. " Ucap Fatih sambil melirik ponsel Mentari yang masih tetap di posisi yang sama.
Mentari langsung mengambil ponsel nya, dan melihat banyak panggilan tak terjawab sejak malam, dan beberapa chat dari Gibran.
"Ngapain lihat - lihat? " Ucap Mentari sambil menatap risih Fatih.
"Nggak, saya mau mandi junub dulu. "
"Dasar, Camat nggak ada akhlak. " Ledek Mentari dan langsung keluar dari kamar nya.
*
*
*
"Assalamu'alaikum Mas? "
"Walaikumsalam, kamu kenapa nggak jawab telepon dari Mas? apa suami kamu melarang nya? " Tanya Gibran dari seberang.
"Nggak Mas, saya nggak tahu ada banyak panggilan tak terjawab, baru tahu Mas Fatih kasih tahu Mentari. "Jawab Mentari.
" Mas, seharian tidak keluar kamar. Mas sakit hati ini, kamu menikah dengan Fatih. "
"Mas sabar ya, kita nggak serius kok. Kita hanya ingin kedua orang tua kita bahagia."
"Apa kita akan Backstreet terus, padahal Mas ini sudah sama kamu selama 3 tahun, Mas niat lamar kamu, tapi kamu malah di jodohkan."
"Nanti, kita bertemu besok di sekolah.Mas jangan takut, saya tinggalin Mas Gibran, tunggu waktu ya. "
"Mas akan terus menunggu, sampai kamu menjadi janda nya Fatih. "
Mentari menutup telepon nya dan saat berbalik badan, Fatih sudah tersenyum dengan menunjukkan deretan giginya yang putih.
"Astagfirullah, bikin jantungan aja sih, nguping ya tadi? "
"Dikit kok, dia bilang nunggu kamu jadi janda ya? "
"Sok tahu. " Ucap Mentari langsung berjalan ke arah tV dan menyalakannya.
"Eh jorok, mandi gih sana. Saya lapar, pengen makan. "
"Masak aja sendiri, biasa nya juga masak sendiri. "
"Kamu kan cewek di sini, kerjaan cewek lah urusan masak. Buruan saya lapar. "
"Kenapa nggak suruh Neli aja yang masak. Saya kan istri di atas kertas bukan istri di dunia nyata. "
"Ok, saya akan hubungi Neli suruh bawa makanan. Kamu kalau mau makan, makan sendiri. "
"Makan sendiri lah, orang punya tangan dua."
*****
"Enak nggak Yank? " Tanya Neli yang sudah berada di rumah Fatih sedang menyuapi nya.
"Enak banget, kamu kalau masak mantap." Jawab Fatih makan dengan lahap sambil dia suapi oleh Neli.
"Hey... Mentari, kamu mau makan bareng kita? " Ajak Neli.
"Gila, nih orang. Berani panggil pacar nya kesini, jangan - jangan nih cewek sering kesini. " ucap Mentari dalam hati.
"Makasih, makan saja berdua. Saya makan sama mie rebus aja. " Ucap Mentari menuju dapur.
Suara tawa, membuat telinga Mentari panas, sesekali Mentari mengintip Fatih yang begitu romantis dan perhatian pada Neli.
Mentari tersenyum getir melihat mereka berdua, dan lanjut Fokus pada mie rebus buatan nya.
"Mentari."
"Ada apa Nel? "
"Saya pinjam suami kamu ya, kita mau nonton."
"Bawa aja, asal nanti di kembali kan masih utuh seperti di bawa pergi. " Ucap Mentari sambil fokus pada Mie rebus nya.
"Kalau Ayah ibu datang, kamu bilang saja, ada keperluan Dinas. " Udah Fatih.
"Kamu mau di bawakan apa? "
"Itu bocah balik juga udah tenang, dari pada bocah tuh kagak balik, nanti bikin saya darah tinggi nya kumat."
"Hahahaha... kamu lucu juga, tenang nanti pulang utuh kok. "
Mentari tersenyum kecut setelah kepergian Fatih dan Neli, seketika makan nya pun tidak berselera.
"Ini, masih suasana bahagia, seharusnya suasana seperti ini pasangan bulan madu, tapi ini saya hanya diam diri di rumah. Kenapa juga, saya harus menjalankan pernikahan seperti ini. Kamu istri macam apa, tidak memiliki perasaan kalau suami nya pergi dengan wanita lain. "
*****
"Ayah, ibu senang banget akhirnya Fatih menikah sama Mentari. " Ucap Ibu Hasna.
"Benar Bu, Ayah itu lebih cocok Fatih sama Mentari, dari pada sama Neli. Dan ini kan, janji kita sama Slamet dan Nuri kalau anak kita nantinya akan menikah, kita akan jadi keluarga. " Ucap Pak Syahrul.
"Semoga, dengan bersatu nya mereka. Fatih dah Mentari bisa saling menerima dan mencintai. "
"Benar Bu, pernikahan mereka begitu tiba - tiba, tidak ada kata pacaran. Kalau sudah di ikat begini kan, mereka nggak bisa saling mengkhianati. "
"Fatih harus melupakan Neli, begitu juga Mentari harus melupakan Gibran. "
*****
Gibran menatap rumah, dimana Mentari kekasih nya kini menjadi istri teman nya. Gibran kekasih Mentari, yang sama - sama seorang Guru yang mengajar satu sekolah dengan Mentari.
Dari lantai atas, Mentari melihat Gibran yang duduk di atas motor nya, dan Mentari langsung segera keluar dari kamar nya.
Namun saat Mentari membuka pintu gerbang, Gibran sudah pergi jauh dengan motor nya. Hati Mentari sedih, saat Gibran sudah tidak ada.
"Kamu pergi, tanpa menunggu saya keluar."
****
Pukul 12 malam Fatih pulang, Mentari yang masih terjaga mata nya sedang santai di ruang keluarga sambil menonton TV.
"Kok belum tidur? Kirain sudah tidur pintu di kunci. " Ucap Fatih.
"Malas saja, bukain pintu nya. Film nya asik tuh. "
" Lihat film apa sih? "
"Films tentang psikopat, pembunuhan berantai.'
" Ini ada Martabak, kamu belum makan kan?"
"Sudah sama Mie rebus. "
"Kok sama Mie, nggak makan sama yang tadi Neli masak. "
"Makasih, itu kan jatah nya Mas. "
"Dia bawa lebih buat kamu juga, makan sana nanti sakit. "
"Malas ah mau tidur. " Ucap Mentari langsung bangun dan masuk kedalam kamar nya.
Terdengar ponsel milik Mentari berdering, yang tertinggal di atas sofa. Fatih melihat Gibran yang menelepon nya lagi.
Fatih membiarkan terus berdering, dan membiarkan ponsel tetap berada di atas sofa. Fatih pun meletakkan Martabak yang dia beli untuk Mentari di atas meja makan.
Di balik selimut, Mentari dengan menutup mulut nya menangis, rindu akan kekasih nya, rindu akan kata - kata indah dari nya.
Fatih melihat tubuh Mentari di balik selimut yang bergetar, Fatih hanya diam dan langsung membaringkan tubuh nya.
"Maaf kan saya Mentari, hati saya hanya untuk Neli. " Ucap Fatih dalam hati nya.
"Mas Gibran, Mentari kangen sama Mas. Bukan dalam posisi seperti ini, Mentari rasanya sakit. " Ucap Mentari dalam hati nya.
.
.
.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 65 Episodes
Comments
@⍣⃝𝑴𝒊𝒔𝒔Tika✰͜͡w⃠🦊⃫🥀⃞🦈
hadeh pernikahan sungguh" bikin geleng kepala
2022-12-06
1
Rhiedha Nasrowi
huaaaaaa kok begitu amat ya rasanya jadi pengen ikut nangis kayak mentari 🥺🥺🥺
2022-12-03
1
Hafis Alwi🦈
pernikahan macam apa ini sama" memikirkan yang lain ..benar" ngk sehat
2022-12-01
2