"Terima kasih Bapak - bapak, Ibu - ibu sudah mengundang saya bersama istri saya, di acara makan malam ini dengan Para Kepala Desa dan istri di Kecamatan Panaran. Suatu kehormatan bagi kami berdua, sekali lagi kami berdua ucapkan banyak terima kasih." Ucap Fatih.
"Pak Camat dan Ibu, silahkan di awali untuk menikmati jamuan makan malam dari kami." Ucap Pak Karto salah satu Kepala Desa, desa Mulih Harjo.
"Terima kasih Pak. " Ucap Fatih tersenyum.
"Yank, tolong dong ambilin, kita makan satu piring berdua. " Ucap Fatih dengan menunjukkan senyum dan lesung pipi nya. Mentari terpaksa melebarkan senyuman nya, dan Para Kades , dan Ibu - ibu tersenyum mendengar ucapan Fatih.
"Duh Bapak, romantis ya makan satu piring berdua. " Celetuk salah satu dari istri Kepala Desa.
"Maklum Bu, pengantin baru. " Ucap Fatih.
Mentari mengambil porsi banyak, dengan lauk pauk yang serba pedas. Mentari menyuapi Fatih di depan banyak orang, begitu juga Fatih sebaliknya.
"Gimana Yank enak? " Tanya Mentari.
"Iya enak. " Jawab Fatih dengan wajah yang memerah.
"Ini ayam sama sambal bawang enak loh. " ucap Mentari langsung memasukan ke dalam mulut Fatih secara paksa.
Fatih menolak namun Mentari memaksa, dan terpaksa mengunyah nya, Mentari melotot kan kedua mata nya, saat Fatih akan membuang makanan dari mulut nya.
"Mau ngapain? Jangan jorok. " Ucap Mentari.
Fatih pun menurut namun wajah sudah memerah dan keringat tampak keluar dan membasahi kening nya.
"Tolong dong, air. " Ucap Fatih dengan memegang perut nya.
Mentari pun memberikan air mineral pada Fatih, sedangkan Mentari terus melahap makanan yang ada di piring nya.
"Pak Fatih nambah. " Ucap Salah satu Kepala Desa.
"Iya Pak, makasih kenyang. " Ucap Fatih.
"Nanti bungkus aja Pak, suami saya suka sekali sambal bawang nya. " Ucap Mentari sambil melirik ke arah Fatih yang sedang menatap nya tajam.
"Oh bapak suka sambal bawang ya? "
"Enak katanya, sama ini sambal satu nya pedas nya mantap. "
*****
Uhuk.. uhuk... uhuk..
Fatih berada di kamar mandi bersama Mentari, Fatih terus batuk dan muntah. Mentari hanya melipat kan kedua tangan nya melihat Fatih yang tersiksa.
"Mas, kamu tuh norak tahu, kampungan. Masa makan sambal bawang aja batuk, makan pedas langsung muntah. Yang ada dimana - mana itu mules, kalau begini bikin repot Ibu - ibu kalau ada acara, buat masakan tanpa bawang. Yang ada itu bawang buat penikmat rasa, lidah kamu itu lidah kampung."
"Stop...!!! " Bentak Fatih.
"Kamu sengaja kan, buat saya begini. Kalau kamu nggak suka sama saya, cara nya jangan begini. " Bentak Fatih.
"Kok kamu nyolot begini, suka - suka saya dong. " Ucap Mentari menjauh.
"Dasar Camat Aneh. " Mentari mengumpat.
****
"Terima kasih banyak Pak Bu, saya dan istri merasa tersanjung. " Ucap Fatih.
"Ibu - Ibu, masakan nya enak sekali. Nanti kalau merayakan hari kemerdekaan , di adakan lomba masak. " Ucap Mentari.
"Ide bagus Bu Camat, kami ini memang sering ikut lomba, malah kalau ada acara kunjungan Bupati, menteri kami masak sendiri, tidak pernah catering, alhamdulillah sampai Ibu Bupati itu memuji istri para Kades kecamatan Panaran hebat - hebat dalam kuliner nya. " Ucap Ibu Mirah, salah satu istri Kepala Desa Lebaksiu.
"Alhamdulillah, patut untuk jadi panutan kecamatan lain nya, kalau Kecamatan Panaran, para istri aparat desa nya rajin - rajin, terutama dalam bidang kuliner nya. "
"Terima kasih Bu, kami semua jadi semangat, atas dukungan Ibu Camat. "
"Sama - sama, kalau begitu kami pamit Ibu - Ibu, Bapak - bapak. "
"Mari Bu Pak, Assalamu'alaikum. " Ucap Fatih.
"Walaikumsalam."
*
*
*
*
"Kamu bisa mengemudikan mobil tidak? "
"Bisa kenapa? "
"Perut saya mulai nggak enak, sama tenggorokan nya. "
"Lebih pindah gih. "
"Kamu yang keluar dulu, saya yang geser. "
Mentari pun keluar dari mobil dan beralih duduk di kursi kemudi, dengan kecepatan sedang Mentari mengemudi kan mobil nya.
Saat pandangan fokus ke depan, sering ponsel Fatih berbunyi, Fatih mengangkat telepon nya, dan loudspeaker panggilan nya.
"Hallo sayang, acara nya sudah selesai? " Tanya Neli dari seberang.
"Sudah, ini sedang jalan pulang. "
"Saudara masih pada kumpul, bisa datang kesini? "
Fatih melirik ke arah Mentari, yang sedang fokus ke depan. Mentari tahu, Fatih melirik nya, Mentari pun membalas melirik ke arah Fatih.
"Iya, nanti Mas kesana sekarang. "
"Ok, di tunggu. "
"Nanti pas lampu merah depan, kamu belok kiri ya. Kita ke rumah Neli, sebentar kok nggak enak saudara datang dari jauh, ingin ketemu sama saya. "
"Perut nya mendadak sembuh ya? " Sindir Mentari.
"Kalau kamu nggak mau, kamu pulang aja, sekarang pulang ke rumah dulu. "
Mentari hanya diam, dan langsung belok kiri sesuai arahan Fatih, Mentari hanya diam tanpa bicara sepatah kata pun.
"Stop di depan. "
Mobil pun berhenti, terlihat ada tiga mobil yang terparkir di depan rumah Neli, Fatih dengan segera membuka Safe belt nya.
"Kamu ikut turun? "
"Kalau saya turun, kamu mau saat mereka tanya saya ini istri kamu? "
"Tapi akan lama. "
"Nggak apa - apa, saya tunggu. "
"Makasih."
"Makasih kembali. "
Fatih pun keluar dari mobil, terlihat Neli menyambut nya, Mentari kembali tersenyum kecut saat melihat dia pasangan itu.
Mentari mencoba menghubungi Gibran, dan panggilan nya pun langsung di angkat.
"Lagi ngapain? "
"Baru saja selesai, mengoreksi tugas siswa. Lagu ngapain juga? "
"Lagi santai saja luar. "
"Besok tanggal merah, kamu ada acara?"
"Nggak ada, kenapa? "
"Kita keluar, bisa kan? "
"Bisa, tapi nanti kita ketemu di tempat dimana kita ketemuan nanti. "
"Tempat biasa, jam 10 siang. "
"Boleh, nanti saya kabari kalau sudah sampai di sana. "
"Mas kangen dulu, walau Backstreet dari orang tua, tapi kita bebas di luar bahkan di tempat kita kerja. Kita makan bareng sama - sama, kita ngobrol sama - sama bahkan sering mengoreksi tugas sama - sama. "
"Kita kan masih bisa komunikasi, bisa ketemuan. "
"Kamu, bahagia tidak tinggal serumah sama Fatih? "
"Pernikahan yang hambar, pernikahan tanpa rasa cinta, hati kita pada yang lain. " Ucap Mentari sambil memandang rumah Neli.
"Entah akan bertahan sampai mana nanti nya, tapi kita akan cari waktu yang pas. "
"Mas akan tunggu kamu, tunggu kamu menjadi janda nya Fatih. "
*****
"Kapan kalian menikah, jangan lama - lama." Ucap Ibu Merlin.
"Benar itu, mau tunggu apa lagi, Calon suami nya Camat, calon istri nya Manager di Bank Swasta, mau nunggu apa lagi. " Ucap Pak Herman.
"Nanti lah Tante, Om kita masih betah begini ya Yank. " Ucap Neli.
"Iya, kalau kami sudah sama - sama siap, baru ke arah sana. " Ucap Fatih.
"Saya sebagai Bunda nya, selalu bilang, Fatih tunangan saja dulu, tapi sama Neli katanya nanti. Kalau Fatih nanti di ambil orang, jangan menyesal. " Ucap Ibu Lika, dan seketika Fatih dan Neli diam saling menatap.
"Begini saja, mumpung ada banyak keluarga yang datang, bagaimana kalau malam ini kamu lamar Neli, nanti pertemuan berikut nya orang tua kamu kesini. " Tantang Ibu Lika.
"Bunda, nggak gitu. Masa lamaran sendirian nanti kedua nya sama orang tua, sekalian saja sayang, nanti datang sama - sama, ini sih seolah di paksa. " Ucap Neli.
"Maksud Bunda kamu itu betul, kalian itu sudah pantas berumah tangga, umur sudah dewasa, apalagi yang di tunggu. " Ucap Pak Herman.
Suara petir kencang, dan hujan turun deras, Fatih teringat Mentari yang ada di dalam mobil. Fatih gelisah dan terus menoleh ke arah luar rumah.
"Kamu lihatin apa sih Mas? "
"Mentari di dalam mobil, hujan deras banget."
"Sudah biarin, kan di dalam mobil, nggak akan ke hujan an.
Sedangkan Mentari berdiam diri di dalam mobil, suara petir semakin kencang, angin berhembus kencang dengan hujan yang semakin deras.
" Lama banget sih, udah hujan lagi. " Ucap Mentari.
Mentari mencoba menghubungi Fatih, namun ponsel nya tertinggi di dalam mobil, Mentari langsung menaruh dengan kasar ponsel nya di atas dashboard.
"Ini nih, paling nggak suka menunggu orang pacaran. "
.
.
.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 65 Episodes
Comments
@⍣⃝𝑴𝒊𝒔𝒔Tika✰͜͡w⃠🦊⃫🥀⃞🦈
sama" punya pasangan... benar" ngk bisa menghargai hati ya mereka 🤭
2022-12-07
2
Rhiedha Nasrowi
tinggalin aja lah kok Yo ndadak d tungguin sihh,🙄🙄🙄
2022-12-03
2
Grafity_ky
pulang aja tari,untuk apa nunggu yg ga pasti😁lanjut kak
2022-12-02
2