"Pagi Mas. " Sapa Mentari yang sedang menyiapkan makanan nya.
"Pagi, kamu masak? " Tanya Fatih saat melihat meja makan terdapat dua piring nasi goreng dan telur ceplok.
"Iya, kita sarapan bareng yuk sebelum berangkat. " Jawab Mentari yang sama - sama sudah memakai seragam Dinas mereka.
"Pagi...!! " Sapa Neli.
"Hey... kamu kok kesini? " Tanya Fatih saat melihat Neli sudah berada di rumah nya.
"Kan setiap pagi, saya kesini dulu sebelum berangkat kerja kasih sarapan. " Jawab Neli.
"Eh.. Mentari, kita sarapan sama - sama yuk. " Ajak Neli yang seperti sudah biasa langsung mengambil piring untuk sarapan Fatih.
"Kamu masak nasi goreng ya, saya cicipi dulu ya. " Neli mencicipi nasi goreng buatan Mentari.
"Ini kamu kasih bawang ya? Mas Fatih itu tidak suka sama namanya bawang. Dia bisa alergi, dia ini kalau makan bawang bisa batuk - batuk. Ya kan sayang, mending kamu sarapan sama nasi goreng buatan saya. Maaf ya Mentari, ini saran saja. "
"Makasih ya, sudah kasih informasi. " Ucap Mentari yang langsung makan dengan nasi goreng buatan nya.
Fatih melirik ke arah Mentari yang hanya menundukkan wajahnya saat makan, sedangkan Fatih dan Neli saling suap - suap an.
"Yank, mending kamu cepat berangkat deh. Takut telat, Mas juga harus Apel. " Ucap Fatih.
"Ok, nanti pas makan siang saya ke kantor ya." Ucap Neli.
"Jangan, kamu kan tahu status saya suami nya Mentari. Kalau sampai ada yang tahu, gawat apalagi wartawan. " Ucap Fatih.
"Ok deh, tapi nanti malam jadi kan kita keluar? ada acara keluarga, Mas harus datang. "
"Iya, pasti Mas datang. "
"Mentari, saya berangkat duluan ya, bye.. "
Mentari lalu bangun dan membereskan sisa sarapan nya, tanpa bicara Mentari langsung mengambil tasnya.
"Mas antar kamu. " Ucap Fatih.
"Nggak usah Mas, kita hanya istri di atas kertas. Saya lebih baik berangkat sendiri, Mas Gibran sudah menunggu di depan. " Ucap Mentari.
"Kamu nggak bisa berpura-pura, apa kata mereka kalau kamu, pulang pergi dengan pacar kamu. "
"Lantas, Mas nggak memikirkan tetangga kanan kiri, Neli suka kesini, Mas jalan sama dia. Kita ini hanya pura - pura bahagia di depan orang tua kita, tapi nggak begini juga Mas, bebas keluar masuk Neli. Kalau sampai Ayah sama Ibu tahu, bagaimana saya bilang sama mereka. "
"Mas tahu, kamu nggak tahan kan. Kamu kangen kan sama Gibran? "
"Jelas lah, saya nggak bebas seperti Mas. Bagaimana rasanya, nggak bisa bertemu sama dia. "
"Mas ijinkan kamu ketemu sama dia, jalan sama dia. Tapi jangan untuk datang ke rumah."
"Ok deal ya, Neli juga jangan datang ke rumah."
"Ok deal. "
*****
Fatih sampai di kantor kecamatan, hari pertama setelah menikah datang ke kantor kecamatan dengan berkas yang sudah menumpuk.
"Pak." Pak Ibnu, Kasi kesos masuk kedalam ruangan Fatih.
"Pak Ibnu, bagaimana? "
"Begini Pak, tadi saya dapat amanat, dari Pak MP katanya para istri kepala desa ingin, jamuan makan bersama dengan Ibu, dan ingin mengenal lebih dekat. Nanti kan Ibu juga akan menjadi ketua PKK di kecamatan. "
"Kapan acaranya? "
"Nanti malam Pak, mereka sudah siapkan semua nya. "
"Nanti malam ya, baik boleh. Jam berapa? "
"Sekitar jam 7 malam. "
"Baik, nanti saya sampai kan sama ibu. "
*****
"Mas, ingin bicara sama kamu. " Ucap Gibran yang menarik tangan Mentari masuk kedalam gudang.
"Saya juga ingin bicara sama Mas. " Ucap Mentari.
"Mas nggak bisa tidur, Mas nggak bisa bilang apa - apa, saat kamu sudah sah jadi istri Fatih."
"Mas, hati saya tetap sama Mas, percaya sama Mentari. "
"Lalu, sampai kapan, kalian menjalankan pernikahan seperti ini? "
"Tolong jangan tanya itu, biar kita sedikit demi sedikit lepas dari ikatan pernikahan ini."
"Jujur, Mas kecewa, mungkin Neli juga sama. Tapi Mas akan tetap menunggu kamu."
"Makasih Mas, sabar ya Mas. Tunggu Mentari agar bisa secepatnya lepas dari pernikahan ini."
Mentari keluar lebih dulu, dan di susul oleh Gibran, dari Jauh Aneke melihat kedua nya. Saat Mentari duduk di kursi, Aneke langsung menghampiri Mentari.
"Kamu masih pacaran sama Gibran? "
"Nggak, saya kan sudah jadi istri Pak Fatih. "
"Jangan bohong, saya tahu kamu keluar dari gudang berdua. Kamu sama dia tidak melakukan hal yang tidak seharusnya terjadi kan? "
"Tidak, kamu sok tahu. "
"Mentari, ingat sekarang kamu itu jadi sebuah titik pembicaraan, apalagi kalau sampai tahu kamu masih berhubungan sama Pak Gibran, bisa gawat, kamu bisa kena kasus. "
"Kami itu saling mencintai, pernikahan kita yang salah. "
"Kenapa kamu mau? "
"Orang tua, demi orang tua. Mereka sudah berjanji untuk anak - anak nya menikah, jujur orang tua saya juga, tidak merestui hubungan saya sama Mas Gibran dari awal, mungkin karena saya sudah di jodoh kan. Sama hal nya, Mas Fatih. "
***
"Kita pulang bareng yuk? " Ajak Gibran.
Tepat Mentari dan Gibran yang sedang mengobrol, mobil milik Fatih berhenti. Pintu pun terbuka, Fatih langsung menghampiri mereka.
"Apa kabar? " Sapa Fatih bersalaman dengan Gibran.
"Alhamdulillah baik, tolong jangan kamu apa - apa kan Mentari. " Ucap Gibran.
"Tenang saja, kita tidur terpisah. " Ucap Fatih dengan tersenyum.
"Syukur lah, kamu mau jemput Mentari? " Ucap Gibran.
"Iya,sudah pada mau pulang kan? " Tanya Fatih.
"Sudah, ini juga tadi saya ingin antar Mentari. Eh Pak Camat sudah kesini jemput. "Jawab Gibran.
" Mentari yuk pulang. " Ucap Fatih.
"Mas, saya duluan ya. " Ucap Mentari pada Gibran.
"Hati - hati. "
****
"Kenapa sih jemput segala? "
"Eh saya juga sebenarnya malas jemput kamu. Kata kamu, kita harus pulang pergi sama - sama. "
"Nah, ini jam berapa? Mas keluar hanya buat jemput saya aja. Sok perhatian, noh Neli cemburu nanti. "
"Kata kamu, Neli di larang ke rumah, kata kamu ketemu di luar saja. "
"Iya, dia juga pasti cemburu kalau tahu. Mas Gibran juga Pasti cemburu, tapi kayak nya Neli deh yang nggak punya rasa cemburu, di kasih jampi - jampi apa sih? "
"Ada deh, Neli mungkin nggak akan baper seperti Gibran. "
"Mungkin, pacar Mas ini terlalu polos ya."
"Nggak, dia nggak polos tapi selalu percaya sama Mas. "
"Tahu kita nikah, dia nangis? "
"Pasti lah, tapi Mas jelaskan agar dia mengerti."
"Nanti malam, ada pertemuan makan malam bersama dengan Para kepala desa dan istri nya, mereka ingin kenal lebih dekat lagi sama kamu. "Ucap Fatih kembali.
"Jam berapa? "
"Jam 7."
"Pakaian nya, saya nggak punya Mas? "
"Pakaian yang menurut kamu bagus dan cantik. "
****
"Maaf Neli, saya ada acara sama Para kepala desa. " Ucap Fatih melalui sambungan telepon nya.
"Jadi nggak bisa hadir ya? " Ucap Neli dengan nada kecewa.
"Iya, maaf ya. "
"Mentari ikut? "
"Jelas ikut, dia kan istri Mas. "
"Seharusnya, saya yang jadi Ibu Camat, bukan Mentari. "
.
.
.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 65 Episodes
Comments
@⍣⃝𝑴𝒊𝒔𝒔Tika✰͜͡w⃠🦊⃫🥀⃞🦈
suami sama pacarnya istri akrab banget ya hhhh
2022-12-06
2
Choirul Anna Soenarso
ciri khas cerita dari MB Puspa herliyah 😄😄😄,,,,awalnya dibuat begini,,nanti lama2 cerita nya dibuat begitu 😄😄
2022-12-02
1
Grafity_ky
makax kalau mau jadi istri pak camat rebut itu pak camat nya😁lanjut kak
2022-12-02
1