Panggil Aku Mawar
"Siapa tadi nama lo?"
"Mawar mbak..."
Tatapan wanita itu terlihat mengintimidasi, tapi Mawar tidak takut dan tetap percaya diri.
"Dandanan lo kampungan banget!"
"Emang kenapa kalau dandanan saya kampungan? Besok juga saya pakai seragam sama kayak mbak!"
"Wah-wah berani juga anak baru, sini ikut! biar gue tunjukkin pekerjaan lo disini
.."
Perempuan itu melangkah dengan diikuti ketiga temannya. Mau tidak mau Mawar mengikuti di belakang mereka.
Pagi itu, matahari bersinar cerah, secerah senyuman Mawar yang melangkah riang di hari pertamanya masuk kerja. Ya, hari ini adalah hari yang cukup spesial bagi Mawar, karena ini adalah hari pertamanya masuk kerja di sebuah perusahaan yang cukup bonafit di ibu kota. GAYA.Corp itulah nama perusahaan di mana Mawar akan bekerja. Sebuah perusahaan di bidang fashion yang berkembang cukup pesat dalam waktu singkat, karena konon katanya pemiliknya adalah seorang designer terkenal, yang nama dan hasil karyanya sudah di akui dunia.
Namun sepertinya harapan tak sesuai dengan kenyataan. Sebab di hari pertamanya bekerja, Mawar sudah berjumpa dengan rekan kerja yang menyebalkan.
Dengan terpaksa Mawar mengikuti tiga rekannya yang berjalan terlebih dahulu di depannya. Mereka berjalan di sebuah koridor yang cukup panjang. Dan cukup lama mereka hanya berjalan saja dalam keheningan karena tak ada yang bicara. Meski merasa canggung, Mawar akhirnya memulai percakapan.
"Maaf mbak, nama mbak-mbak ini siapa ya? Kita kan belum kenalan tadi..."
Seketika perempuan yang berjalan paling depan yang tadi mengejek Mawar berhenti, maka semua pun ikut berhenti. Lalu perempuan itu berbalik.
"Ingat baik-baik ya, nama gue Mona, gue yang paling senior dan paling cantik disini, yang dua ini temen gue, namanya Ratih dan Marni..." Kata Mona sambil menunjuk dua temannya bergantian.
"Terus yang satu itu, anak baru udik sama kayak lo, tar lo bisa kenalan sendiri sama dia, ngerti?" Kata Mona sambil menunjuk anak yang berjalan paling belakang atau tepat di depan Mawar.
"Ok Mbak Mona, saya ngerti kok! Nggak usah teriak-teriak ngomongnya nanti tenaganya habis, yuk kita jalan lagi!" Begitu ucap Mawar dengan santainya. Meski kesal, Mona lalu melanjutkan langkahnya dengan diikuti dua pengawal, Ratih dan Marni, juga dua anak baru yang akan dijadikannya kacung.
Mawar kemudian memegang pundak perempuan yang berjalan tepat di depannya.
"Hey, nama kamu siapa? kita belum jadi kenalan tadi!"
Gadis itu menoleh sambil tersenyum menatap Mawar.
"Namaku Rosa, aku masih baru sama kayak kamu, baru seminggu kerja disini.."
"Oh, namaku Mawar.."
"Iya sudah tahu, salam kenal Mawar..."
Mawar merasa senang sebab merasa mendapatkan teman yang senasib dan sepenanggungan. Tapi baru sejenak mereka saling menyapa, di depan Mona sudah berteriak.
"Hey, cepetan jalannya! Jangan berisik!"
Mawar lalu tertawa jahil sambil melanjutkan langkahnya, sementara disampingnya Rosa terlihat ketakutan.
Setelah melewati lorong yang cukup panjang, akhirnya sampai juga mereka di tempat yang dituju.
"Bersihkan tempat ini, buang sampah-sampah di meja, kumpulkan cangkir-cangkir ke troli, bawa ke pantry lalu cuci semuanya!"
Mawar tertegun mendengar Mona mengomel panjang lebar.
"Maaf, mbak nyuruh saya?"
"Ya iyalah, lo kan anak baru, harus dikasih tahu gimana caranya kerja..."
"Tapi mbak, pekerjaan saya kan office girl, bukan pembantu..."
"Maksud lo? Udah berani lo ngelawan gue?"
"Saya memang anak baru mbak, tapi saya nggak bodoh, office kan artinya kantor, kalo girl kan perempuan, jadi harusnya saya adalah perempuan yang mengerjakan pekerjaan kantoran, mbak mau ngerjain saya ya?"
Mona geleng-geleng kepala sambil melotot kesal mendengar jawaban Mawar.
"Lo itu pura-pura gobl*k atau gobl*k beneran sih?" Teriak Mona dengan putus asa.
Tapi sejurus kemudian Mona menemukan ide, Mona mengambil ponsel di sakunya lalu mencari di mesin pencari tentang pekerjaan seorang office girl. Setelah ketemu, Mona lalu menunjukkannya pada Mawar.
"Lihat ini! Lo bisa baca kan? Baca baik-baik, biar lo tahu apa aja pekerjaan office girl dan office boy!"
Mawar mengambil ponsel yang disodorkan Mona lalu membacanya sesuai instruksi seniornya itu.
"Ooo, gini to, saya baru tahu mbak...tak kira namanya keren-keren..office girl! Eh ternyata kerjaannya sama aja kayak pembantu! Makasih lo mbak udah dikasih tahu..."
"Ya udah, kalau lo udah tahu, buruan sana kerjain apa yang gue suruh!"
"Tapi kan saya anak baru mbak, belum ngerti gimana cara kerjanya disini, gimana kalau mbak kasih contoh dulu? Baru nanti saya ikutin sesuai contoh..."
Kali ini Mona benar-benar sudah habis kesabaran.
"Lo ini ya udah gobl*k, ngelunjak lagi! Pokoknya lo harus bersihkan ruangan ini sampai kinclong terserah gimana caranya, juga cuci semua cangkir dan piring itu! Gue kasih waktu satu jam, kalau sampai nanti gue balik kerjaan lu belum beres, awas ya!"
Setelah puas mengomel, Mona lalu melangkah pergi dengan diikuti Ratih dan Marni. Sedangkan Rosa masih tinggal disana menemani Mawar.
"Nggak papa Mbak Mawar, ayo kita kerjakan sama-sama. Saya juga anak baru kok, dari kemarin juga dibentak-bentak begitu, maklum namanya juga masih belajar, banyak salahnya jadi suka dimarahin..."
"Ssttt, jangan mau ditindas begitu, dia kan juga office girl, sama kayak kita, cuma lebih senior aja! Bu lastri aja nggak galak-galak amat..yuk mendingan kita ngopi dulu aja, nanti baru kita beresin kerjaan pelan-pelan..."
Mawar dan Rosa bersama-sama memindahkan cangkir dan piring-piring kecil bekas meeting ke dalam troli, lalu mendorongnya menuju pantry. Sesampainya di pantry, Mawar lalu menyeduh kopi sachet dua cangkir, lalu mengajak Rosa menikmatinya bersama.
"Santai dulu sambil ngopi, habis ini baru kita mulai kerja rodi..."
"Kok bisa si War kamu anak baru santai begini? Aku lo dari kemarin tegang banget gara-gara di bentak si Mona melulu..."
"Ngapain takut orang kita sama-sama manusia kok, bukan dedemit bukan juga malaikat..."
"Iya juga sih..."
Akhirnya setelah selesai menyelesaikan pekerjaan dengan asal-asalan mereka hanya duduk santai-santai saja di ruang meeting yang habis dibersihkan.
Tapi kemudian yang datang bukanlah Mona melainkan Bu Lastri, sang kepala divisi.
Untunglah Mawar dan Rosa masih berpeluh-peluh karena habis ngemil keripik pedas yang di beli Mawar di minimarket dekat kontrakannya. Cepat-cepat Mawar membuang bungkus camilannya dan pura-pura kelelahan setelah membereskan seisi ruang meeting.
"Sedang apa kalian disini?"
"Ini Bu, kami baru saja selesai membersihkan ruangan ini.."
"Hm, tapi ini belum sesuai standard kebersihan di kantor kita, bagaimana kalian membersihkannya?"
"Kami menyapu dan mengepelnya seperti biasa Bu..."
"Apa tidak memakai cairan pembersih? Kenapa masih ada aroma tidak sedap, hmm, sofa ini belum dibersihkan dengan vacum juga ya?"
Mawar dan Rosa hanya diam.
"Oh, apa kalian belum tahu dan belum diajari?"
Bersamaan Rosa dan Mawar menggeleng.
"Kemana si Mona? Anak itu nggak pernah beres kerjanya mentang-mentang senior, selalu saja seenaknya..."
Bu Lastri keluar dari ruangan, sepertinya mencari Mona. Bersamaan dengan itu Mawar dan Rosa saling memandang dan tersenyum dengan licik.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 79 Episodes
Comments