Bukan Nikah Palsu

Bukan Nikah Palsu

Ch. 1. Menerima Kenyataan

Hai hai hai ... selamat datang di karyaku yang ke-8 (di Noveltoon🤭) ini tuh menceritakan kisahnya Revald, sahabatnya Arkha. Masih ingat nggak sama Arkha? Yup! Novel ini lanjutan dari novel ke-6 ku yang berjudul Gadis Jebakan. Tapi, kalopun kalian nggak baca di sana dulu juga nggak apa. Karena akan tetap nyambung kok. Selamat membaca🥰

"Apa, Papa bangkrut?" tanya seorang gadis berusia sembilan belas tahun kepada orang tuanya. Dia sangat terkejut mendengar apa yang mereka sampaikan.

  "Ya sekarang kita harus kembali ke Surabaya secepatnya sebelum menjadi gelandangan di sini, walaupun kita harus hidup sederhana di sana setidaknya keadaan kita akan jauh lebih baik!" jawab pria paruh baya bernama Derrick.

  "No, aku gak mau Pa, lalu aku harus meninggalkan semua fasilitas di sini?" tanya gadis itu semakin nyalang.

  "Tidak bisa, kita harus kembali Arruna! Kamu pikir Papa mau keadaan kita seperti ini?" Tanpa ingin mengatakan apa-apa lagi  gadis itu masuk ke kamarnya sambil menutup pintu dengan sangat kencang.

  "Arruna, Papa belum selesai bicara denganmu!" maki Derrick.

   Arruna Pranesti seorang gadis yang terkenal sombong dan selalu berfoya-foya karena dia berasal dari keluarga kaya raya namun kekayaan orang tuanya tidak bertahan lama karena ayahnya tertipu oleh rekan bisnisnya.

  "Apa rumah ini disita juga, Pa?" tanya Anika yang merupakan istri Derrick.

  "Semua aset kita yang ada di sini mereka sita, Ma!" jawab Derrick dengan lesu.

  "Astaga, kalau seperti ini gimana kita melanjutkan kehidupan di Surabaya?" tanya Anika.

  "Mama tenang aja, tabungan kita yang atas nama Bi Surti masih aman, mereka tidak tau rekening itu walaupun jumlahnya tidak terlalu besar tapi cukup untuk biaya kehidupan kita di Surabaya, Papa juga tidak akan diam saja mau tidak mau kita harus memulai semuanya dari nol lagi," jawab Derrick. Bi Surti adalah maid mereka yang sudah bekerja lama di keluarga Derrick bahkan saat Arruna belum lahir, baik Derrick atau pun Anika sangat percaya kepada mereka.

  "Tapi bagaimana dengan Arruna, Pa? Dia tidak akan bisa hidup sederhana Papa tau dia ...."

  "Papa mengerti kegelisahan Mama tapi tidak ada pilihan lain," ucap Derrick.

  "Baiklah Pa, Mama yakin Papa sudah memikirkan ini matang-matang dan semuanya pasti demi kebaikan keluarga kita, jadi Mama hanya bisa menuruti semua keputusan Papa," ucap Anika.

  "Terima kasih karena di saat seperti ini Mama tidak meninggalkan Papa, entah kenapa Papa begitu ceroboh hingga percaya begitu saja kepada pria licik itu!" ucap Derrick dengan penuh penyesalan.

  "Tidak ada gunanya menyesali semua yang terjadi dan jadikan semua ini pelajaran agar kita lebih berhati-hati ke depannya!" Derrick tersenyum mendengar ucapan istrinya.

  "Mama dan Bi Surti mulai packing dulu ya, Pa!" ucap Anika lalu dia segera memanggil Bi Surti dan mulai mengemas semua barang mereka.

  Derrick merasa sangat beruntung karena sang istri masih mendukungnya dalam keadaan seperti ini. Tanpa mereka sadari Arruna mendengar semua pembicaraan Derrick dan Anika dengan amarah yang memuncak.

  "Ini tidak boleh terjadi, pria sialan itu sudah membuat aku kehilangan segalanya dan harus hidup menderita tanpa kemewahan yang sekarang aku dapatkan dari orang tuaku!" maki Arruna dengan rahang yang mengeras.

Arruna benar-benar tidak bisa membayangkan bagaimana kehidupannya di Indonesia nanti apalagi dengan keadaan yang serba kekurangan seperti ini. Tidak, tidak Arruna tidak bisa meninggalkan kehidupan mewah nan glamournya begitu saja. Arruna harus melakukan sesuatu agar dia tetap bisa hidup dengan mewah dan mendapatkan semua yang dia inginkan.

***

Los Angeles, Amerika Serikat.

"Kapan kau akan menikah, Revald?" tanya seorang pria tua bernama Gladio kepada sang cucu.

  Revald Rahardian Burrack, pengusaha muda berusia dua puluh tujuh tahun yang merupakan cucu angkat Gladio Burrack sang miliarder ternama di Los Angeles.

  "Revald!" Revald menghela nafasnya dengan panjang saat melihat tatapan mengintimidasi Gladio.

"Aku tidak mau menikah!" ucap Revald dengan wajah datarnya.

"Sampai kapan kamu seperti ini, huh? Usiamu sudah dua puluh tujuh tahun, Kanaya yang lebih muda darimu sudah menikah!" ucap Gladio.

  "I don't care!" Revald pun keluar dari ruangannya lalu menutup pintu dengan sangat kencang hal itu membuat Gladio semakin kesal kepada cucunya itu.

  "Tidak bisa seperti ini terus, aku harus bertindak secepatnya!" ucap Gladio lalu menghubungi seseorang yang bisa membantunya untuk membuat Revald segera menikah.

  Revald langsung menuju cafe yang tak jauh dari kantornya karena dia harus bertemu dengan sahabatnya yang bernama Arkha. Tidak ada pertemuan penting mereka hanya ingin makan siang bersama di sana.

  "Kenapa kau terlihat lesu seperti itu?" tanya Arkha yang sudah duduk nyaman di hadapan Revald.

  "Aku ingin kembali ke Surabaya!" Jawaban Revald membuat mata Arkha membulat sempurna.

  "Kenapa?" tanya  Arkha.

  "Aku sudah malas berdebat dengan kakek yang terus memintaku untuk segera menikah!" jawab Revald.

  "Apa hanya karena itu kau ingin kembali ke Surabaya?" tanya Arkha dengan alis yang terangkat. Namun Revald hanya tersenyum tipis menanggapi ucapan sahabatnya.

  "Dasar bodoh, kakek hanya memintamu untuk menikah bukan memintamu terjun ke jurang kenapa kau sampai ingin melarikan diri seperti ini!" Arkha.

  "Aku tidak mau menikah!" ucap Revald dengan penuh penekanan.

  "Astaga, menikah tidak akan membuatmu mati, kau harus tau betapa nikmatnya kehidupan setelah menikah!" Kening Revald berkerut saat melihat ekspresi Arkha yang menurutnya sangat menjijikan.

"Stupid, pasti kau memikirkan hal yang sangat memuakkan!" maki Revald.

  "Kau berkata seperti itu karena kau belum merasakan nikmatnya menikah!" Revald tidak ingin lagi menghiraukan ucapan Arkha, dia langsung beranjak dari tempatnya untuk pergi.

  "Kau mau ke mana? Kita belum memesan apa-apa?" tanya Arkha.

  "Like I care!" Revald pun segera pergi dari sana, membicarakan masalahnya dengan Arkha bukanlah hal yang tepat. Kini Revald semakin yakin untuk kembali ke Surabaya. Revald pun memtuskan untuk pulang dan segera mengemas pakaiannya.

  "Apa ingin disiapkan air hangat, Tuan?" tanya maid saat melihat Revald datang.

  "Tidak perlu," jawab Revald dengan wajah datarnya lalu dia segera masuk ke kamar.

  Revald segera mengambil kopernya dan memasukkan semua pakaiannya ke sana, saat di perjalanan Revald sudah memesan tiket penerbangan menuju Surabaya dan beruntungnya dia mendapatkan jadwal penerbangan malam ini juga. Selesai berkemas Revald segera pergi sebelum Gladio pulang namun sayangnya saat sampai di ambang pintu Revald berpapasan dengan Gladio.

  "Mau ke mana kamu?" tanya Gladio saat melihat Revald keluar dengan membawa kopernya.

  "Aku harus kembali ke Surabaya karena ada masalah di showroom, Kek," jawab Revald.

  "Bohong, kau pasti ingin menghindar dari perjodohan!" Kening Revald berkerut mendengar hal itu, dia tidak mengerti dengan apa yang dikatakan oleh Gladio.

  "Perjodohan apa?" tanya Revald.

  "Kakek sudah mengatur perjodohanmu dengan anak dari salah satu relasi kita," jawab Gladio.

  "Aku tidak mau dan aku harus segera kembali ke Surabaya!" Revald pun segera pergi dari rumahnya tanpa menghiraukan Gladio yang terus memanggilnya.

  "Tidak bisa dibiarkan seperti ini, aku harus terus memaksa dia untuk segera menikah sebelum dia menjadi bujangan tua!" ucap Gladio.

Terpopuler

Comments

Sophia Aya

Sophia Aya

mampir thor

2023-09-02

0

Miss Typo

Miss Typo

mampir kak

2023-06-09

0

Bzaa

Bzaa

baru jg 27 ke😁

2023-02-12

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!