Ch. 3. First Kiss

"Papa!" panggil Arruna.

"Apalagi?" tanya Derrick dengan kesal.

"Kenapa jutek terus sih, aku cuma mau ke toilet!" jawab Arruna.

"Papa pikir kamu mau kabur lagi." Arruna berdecak dengan kesal lalu dia berbalik sambil menggerutu hingga Arruna tidak menyadari jika ada seorang pria di hadapannya lalu ....

BRUK

Arruna terjatuh tepat di atas tubuh pria itu, mata Arruna membulat sempurna saat bibirnya beradu dengan bibir pria itu.

'My first kiss!' Ucap Arruna di dalam hatinya. Arruna langsung bangun dari atas pria itu.

"Jalan pake mata, bukan pake dengkul!" maki Arruna setelah itu dia pergi meninggalkan pria itu yang kesal juga dengan perbuatannya. Ternyata pria itu adalah Revald, si kulkas berjalan.

"Seharusnya aku yang memaki dia!" maki Revald dengan kesal lalu dia pergi karena supirnya sudah menunggu.

Sesampai di toilet pun Arruna masih menggerutu, saat dia hendak mencuci muka Arruna kembali teringat kejadian tadi, dia langsung menepuk pipinya dengan kencang.

"Gila, kenapa terbayang lagi!" Arruna pun segera pergi untuk kembali ke keluarganya.

"Kita nginap di hotel mana, Pa?" tanya Arruna.

"Langsung ke rumah kita, soalnya Papa udah minta tolong saudaranya Bi Surti cari rumah buat kita!" Mata Arruna berbinar seketika mendengar jawaban Derrick. Arruna berpikir mereka akan tinggal di rumah mewah seperti di Singapore kemarin.

Namun sesampainya di rumah ....

"WHAT? INI RUMAH KITA?" teriak Arruna saat melihat rumah sederhana yang menurutnya tidak layak untuk ditempati.

Padahal untuk orang-orang di sekitar sana rumah itu cukup mewah walaupun bukan rumah lantai dua namun luas untuk ditempati tiga orang.

"Iya memangnya kenapa?" tanya Derrick dengan tangan yang melipat di dada.

"Terus mobil kita mana?" Derrick menghela nafasnya dengan panjang karena gaya hidup Arruna masih belum berubah, mungkin gadis itu memerlukan waktu lebih lama untuk menerima keadaan keluarganya saat ini.

"Ada, kamu tenang aja," jawab Derrick dengan santai.

"Ayo masuk Tuan, Nyonya, saya sudah minta saudara saya beresin rumahnya jadi udah bisa ditempatin!" Bi Surti pun segera membuka pintu rumah itu lalu mengantarkan Arruna ke kamarnya.

"Ini kamar apa kandang ayam? Kok kecil banget?" tanya Arruna.

"Iya, kamu ayamnya!" celetuk Anika.

"Mama!"

"Kamu harus bersyukur Arruna, kamu masih bisa tinggal di rumah yang nyaman tidak jadi gelandangan di pinggir jalan!" Anika pun keluar dari kamar Aruna.

"Kenapa hidupku jadi sial kayak begini!" maki Arruna.

***

Keesokan harinya Arruna masih bermalas-malasan di kamarnya karena dia belum tau harus pergi ke mana.

"Arruna!" panggil Anika sambil mengetuk pintu kamar Arruna.

"Ada apa, Ma?" tanya Arruna dengan malas.

"Papa sudah mendaftarkan kamu kuliah cepat siap-siap ini hari pertama kamu kuliah di sini." Tanpa ingin berkata apa-apa lagi Arruna segera menuruti perintah ibunya karena Arruna sangat malas untuk berdebat.

Setelah bersiap Arruna langsung menghampiri Derrick dan Anika yang sudah menunggunya di ruang tamu.

"Ya ampun Arruna, apa tidak ada pakaian yang lebih sopan?" tanya Derrick sambil melihat penampilan Arruna dari atas sampai bawah.

"Aku udah biasa kayak gini, Pa!" ucap Arruna.

"Cepat pergi, jangan sampai kamu terlambat di sini kamu harus kuliah dengan serius!" Sambil berdecak dengan kesal Arruna keluar rumah lebih dulu, Arruna memandang ke sekitarnya mencari di mana kendaraan yang akan dia gunakan namun Arruna hanya melihat dua motor matic yang terparkir di halaman rumahnya.

"Mobilnya mana, Pa?" tanya Arruna.

"Gak ada mobil, kamu pakai motor itu! Kamu pilih mau menggunakan motor yang mana, satu untuk kendaraan kamu yang satu lagi kendaraan Papa di sini!" jawab Derrick.

"Papa gak salah kasih aku motor?" tanya Arruna.

"Enggak!" jawab Derrick dengan santai sambil melipat tangannya di dada.

"Aku gak bisa naik motor Pa, nanti kulit aku yang perawatannya mahal ini bisa rusak," ucap Arruna.

"Papa gak peduli, kalau kamu mau pakai motor ini silahkan tapi kalau kamu tetap mau naik mobil ke kampus kamu bisa naik angkot atau bus sama-sama mobil 'kan," ucap Derrick.

"Papa ...." Arruna menghentikan ucapannya karena kedatangan seorang gadis yang menyapanya.

"Hai Arruna, aku Naomi!" sapa gadis itu.

"Siapa sih sok kenal banget?" tanya Arruna dengan tatapan sinisnya.

"Kan tadi aku udah bilang nama aku, Naomi," jawab Naomi.

"Dia anaknya Bi Surti, mulai sekarang kamu kuliah di kampus yang sama dengan dia!" Arruna terperanjat mendengar ucapan Derrick.

"Aku harus satu kampus sama anak pembantu?" tanya Arruna dengan suara naik satu oktaf.

"ARRUNA!" bentak Derrick.

"KENAPA SIH SELALU AKU YANG JADI SASARAN, PADAHAL PAPA YANG MEMBUAT HIDUP AKU KAYAK GINI!" bentak Arruna lalu dia pergi.

"Ada apalagi, Pa?" tanya Anika yang mendengar suara bentakan Arruna.

"Dia berulah lagi dan langsung pergi begitu saja," jawab Derrick.

"Ya ampun, kalau dia nyasar gimana?" tanya Anika dengan khawatir.

"Tuan, Nyonya biar aku susul Arruna," ucap Naomi.

"Ini kunci motornya, kamu hati-hati kalau Arruna gak ketemu kamu langsung hubungi saya!" Naomi pun segera pergi menyusul Arruna. Beruntungnya Arruna belum pergi terlalu jauh.

"Arruna!" panggil Naomi.

"Pergi, aku jijik dekat sama anak pembantu kayak kamu!" maki Arruna.

"Ya ampun, dia gak sadar diri," ucap Naomi dengan lirih.

"Pergi gak!" bentak Arruna lagi.

"Oke deh aku pergi berarti kamu mau pergi naik angkot biar gak kepanasan, tapi hati-hati loh penumpang angkot gak semuanya ramah dan wangi, kadang ada ibu-ibu yang pulang dari pasar bawa belanjaan belum lagi ada bapak-bapak yang bawa ayam hidup, kebayang gak tuh kayak gimana ...."

"STOP!" teriakan Arruna membuat Naomi menutup telinganya.

"Kenapa kamu jadi nakut nakutin aku!" bentak Arruna.

"Lah siapa yang nakutin, kamu pasti belum pernah naik angkot jadi kamu gak tau gimana rasanya naik angkot, desak-desakan belum lagi kalau macet udah pasti panas banget, terus ...." Karena sangat kesal dengan ucapan Naomi, Arruna pun segera naik ke motor.

"Jadi mau naik motor?" tanya Naomi.

"Cepetan jalan!" jawab Arruna dengan ketus.

'Huh ... untung ibu udah kasih tau gimana sifatnya orang ini, tapi gak sangka ngeselinnya lebih dari yang dibayangkan!' Ucap Naomi di dalam hatinya, dia mulai melajukan motornya menuju kampus.

Sesampainya di kampus Arruna kembali terkejut karena Derrick mendaftarkan dia di universitas biasa bukan universitas ternama dan berkelas seperti kampusnya di Singapore semua itu terlihat dari bangunan kampus yang biasa saja.

"Ini serius aku kuliah di sini?" tanya Arruna.

"Iya emangnya mau di mana lagi, kemarin ibu bilang kamu kuliah sama aku," jawab Naomi.

"Astaga, kenapa hidupku berubah tiga ratus enam puluh derajat, sekarang aku harus bergaul dengan orang-orang miskin seperti mereka!" maki Arruna.

Terpopuler

Comments

Agustina Kusuma Dewi

Agustina Kusuma Dewi

surabaya
kampus rada elit bayar e
ubaya
petra
kampus yg standart
itats
unipra
stesia
wijaya
hangtua
upn
17agustus

tinggal pilih

2024-06-22

0

rika comell

rika comell

arruna galak banget
gkk bahaya tah

2024-01-22

0

Naura Kamila

Naura Kamila

sombongnya ini Arruna, , , cem cem cem, , , tak patut, tak patut

2023-07-27

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!