"Kau selalu terlihat cantik, Arruna!" Saat ini Arruna sedang mematut dirinya di hadapan cermin, dia masih bersiap untuk berangkat kuliah.
"Kamu mau ke mana?" tanya Anika yang melihat sang putri baru keluar dari kamarnya. Anika melihat penampilan Arruna dari atas sampai bawah, dia menggelengkan kepalanya dengan perlahan karena Arruna kembali menggunakan pakaian pendek nan ketat yang memperlihatkan lekuk tubuhnya.
"Aku mau kuliah, Ma!" jawab Arruna sambil memainkan kukunya yang dia poles dengan cantik.
"Apa pantas kamu kuliah dengan pakaian kayak gini?" tanya Anika.
"Ya ampun, Ma! Kenapa terus membahas hal yang gak penting, lagi pula bukannya sudah biasa aku ke kampus kayak begini!" jawab Arruna.
"Bicara yang sopan sama Mama, Arruna!" Arruna berdecak kesal mendengar Derrick tiba-tiba berteriak kepadanya.
"Kamu tidak akan pergi kuliah karena Papa sudah mengurus kepindahanmu, satu jam lagi kita harus pergi ke bandara!" Arruna terkejut mendengar keputusan Derrick karena Arruna benar-benar tidak mau meninggalkan kehidupan mewahnya di sini.
"Kenapa Papa tidak menyewa rumah di sini jadi kita tidak perlu pindah ke Surabaya," ucap Arruna.
"Kali ini Papa tidak mau mendengar bantahan, semakin hari sikap kamu makin tidak karuan jika seperti ini terus mau jadi apa kamu, huh?" tanya Derrick.
"INI SEMUA GARA-GARA PAPA YANG GAK BECUS MENGELOLA PERUSAHAAN, KARENA KEBODOHAN PAPA JUGA KITA HARUS MENGALAMI KEBANGKRUTAN YANG MEMALUKAN INI!" maki Arruna.
"Arruna!" bentak Anika.
"Kenapa? Mama juga bodoh mau-maunya Mama bertahan sama pria yang udah gak bisa kasih apa-apa lagi sama Mama!"
PLAAK
Anika yang sudah tidak bisa mengendalikan emosinya langsung menampar pipi Arruna dengan sangat kencang.
"APA PANTAS KAMU BICARA SEPERTI ITU SAMA ORANG TUA KAMU? TIDAK BISA KAH KAMU MENGERTI KEADAAN KAMI SEKARANG?" Anika kembali mengangkat tangannya untuk menampar Arruna tapi Derrick cepat-cepat mencegahnya.
"Kenapa kalian marah? Sebagai orang tua seharusnya kalian bisa membahagiakan anak kalian bukan membuat hidup anak kalian menderita seperti ini!" Arruna pun pergi dari rumahnya.
"Arruna, kamu tidak boleh pergi!" teriak Anika namun Arruna tidak menghiraukan panggilannya sama sekali.
"Maafkan sikap Arruna, Pa!" ucap Anika.
"Sudah lah Ma, selama ini kita memang terlalu memanjakan Arruna dan tidak membiarkan dia hidup susah hal itulah yang membuat Arruna tidak bisa menerima keadaan kita sekarang," ucap Derrick.
"Sekarang bagaimana, Pa? Arruna pergi dan Mama yakin dia tidak akan mudah dibujuk begitu saja," ucap Anika.
"Papa tau harus melakukan apa, lebih baik kita siap-siap sekarang jangan sampai kita ketinggalan pesawat!" Derrick dan Anika pun segera bersiap.
Mereka akan menunggu Arruna di bandara karena tidak mungkin mereka membiarkan Arruna tetap tinggal di Singapore sendirian.
Sedangkan Arruna sedang berada di salah satu cafe untuk menunggu teman-temannya, namun teman-teman Arruna tidak kunjung datang, Arruna pun memutuskan untuk pergi. Arruna segera menuju kasir untuk membayar pesanannya.
"Maaf Nona, kartu ini sudah diblokir jadi tidak bisa digunakan," ucap penjaga kasir.
"Tidak mungkin, saldo di sana masih banyak!" ucap Arruna lalu memberikan kartu debit yang lainnya.
"Ini juga tidak bisa digunakan!" Arruna berdecak kesal karena semua kartu debit dan ATM miliknya tidak bisa digunakan.
'Kenapa mereka memblokir semua ATM-ku!' Ucap Arruna di dalam hatinya.
"Anda bisa membayarnya dengan uang cash," ucap penjaga kasir.
"Berapa totalnya?" tanya Arruna.
"Dua belas dollar singapore (12 SGD)!" Arruna langsung membuka dompetnya lalu dia menghela nafasnya dengan panjang karena dia memiliki uang cash yang lebih. Setelah itu Arruna pergi dan menghubungi orang tuanya.
"Ada apa?" tanya Derrick saat telpon tersambung.
"Kenapa semua ATM dan kartu debit aku tidak bisa dipakai," jawab Arruna dengan kesal.
"Karena Papa sudah memindahkan semua saldo di ATM-mu dan memblokir kartu debit milikmu, ada masalah?" tanya Derrick dengan santai.
"Papa harus mengembalikan semuanya karena itu punyaku," jawab Arruna.
"Tentu saja tapi dengan dua pilihan yang mudah!" Arruna berdecak dengan kesal karena mendengar ucapan Derrick.
"Jika kamu mau ikut ke Surabaya dengan kami maka kamu akan mendapatkan lagi uang di ATM kamu tapi jika kamu menolak, selamat menjadi gelandangan di sini!" ucap Derrick.
"Papa tidak bisa melakukan ini sama aku!" maki Arruna.
"Tentu saja bisa karena semua kendali ada di tangan Papa, tentukan pilihanmu sekarang juga dan Papa hanya memberi waktu lima belas menit untuk kamu segera datang ke bandara karena Papa tidak ingin ketinggalan pesawat hanya untuk menunggu kamu!" Derrick langsung memutuskan sambungan telponnya, hal itu membuat Arruna semakin kesal kepada sang ayah.
"Arrggh sial!" maki Arruna sambil mengacak rambutnya frustasi.
"Jika aku menjadi gelandangan di sini apa yang harus aku katakan kepada semua temanku, mereka pasti mempermalukan aku!" Kini Arruna terjebak dengan pilihan yang memaksanya harus ikut dengan kelurganya pindah ke Surabaya.
Beberapa menit kemudian akhirnya Arruna sampai di sana orang tuanya dan Bi Surti sudah menunggunya di sana.
"Pilihan yang tepat!" ucap Derrick dengan tersenyum penuh kemenangan.
"Papa curang!" ucap Arruna dengan kesal.
"Papa hanya memberi pilihan jika kau ingin tetap tinggal di sini tidak masalah, ambil lagi kopermu!" ucap Derrick sambil mendorong koper milik Arruna, setelah itu Derrick membawa Anika pergi karena mereka harus segera masuk ke pesawat.
"Ayo, Non!" ajak Bi Surti, Arruna pun pergi sambil menggerutu dengan kesal.
***
Revald yang baru duduk di pesawat berdecak kesal karena ponselnya berdering, ternyata Arkha sahabatnya yang menghubungi Revald.
"Kau di mana?" tanya Arkha saat Revald sudah menerima telpon darinya.
"Aku sedang transit di Singapore," jawab Revald.
"Astaga, jadi kau benar-benar pergi?" tanya Arkha namun Revald hanya bergumam menanggapi ucapan sahabatnya.
"Dengarkan aku bodoh, kemarin kakek memintaku untuk mencarikan wanita yang akan dia jodohkan denganmu dan sekarang kau malah membuat masalah baru, kakek terus memintaku untuk menyiapkan penerbangan ke Indonesia agar kau segera menikah dengan wanita itu!" jawab Arkha.
"Jika kau membiarkan kakek datang ke Surabaya maka aku tidak segan untuk melenyapkamu, aku tidak peduli walaupun kau sahabatku dan suaminya Kanaya!" ancam Revald.
"Revald, Stupid! Kau tidak bisa ...." Belum sempat Arkha melanjutkn ucapannya Revald segera memutuskan sambungan telponnya dan mengaktifkan mode pesawat.
'Memuakkan, kenapa mereka hanya memikirkan tentang pernikahan!' Maki Revald di dalam hatinya, tak lama kemudian pesawat yang dia tumpangi pun lepas landas.
Hampir tiga jam penerbangan akhirnya pesawat mendarat dengan selamat di bandara Juanda, Surabaya.
Setelah mengambil kopernya di bagasi, Revald berjalan dengan santai karena dia sudah meminta seseorang untuk menjemputnya, namun Revald dikejutkan dengan seorang wanita yang berjalan di hadapannya tiba-tiba berbalik hal itu membuat mereka bertabrakan dan pertahanan diri Revald goyah hingga membuat wanita itu terjatuh tepat di atas Revald bahkan bibir mereka saling bersentuhan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 34 Episodes
Comments
Agustina Kusuma Dewi
wih..bejat sekali jd anak, spt itu.
itu bukan manja tp kebablasan
salah asuham
2024-06-22
0
Trial Ajah
pengen nabok mulut si Aruna😬
2024-03-26
2
SLina
mudah mudahan anak ku tdk begini, pengen ku ge plak
2024-02-08
0