Ren-Yu (Berawal Dari Pernikahan Rahasia)

Ren-Yu (Berawal Dari Pernikahan Rahasia)

Kabur dari pertunangan

“Lusa kamu akan bertunangan,” ucap tiba-tiba orang tua Yuri dan orang tua Rendi berbarengan namun di tempat yang berbeda.

“Apa!?” teriak Yuri dan juga Rendi di saat yang bersamaan pula.

***

Dua hari kemudian..

Rendi yang telah memiliki seorang pujaan hati ini pun meminta pada kekasihnya agar hari itu mereka berdua dapat menikah di kantor KUA.

Rendi juga berharap kalau keputusan dia untuk menikahi wanita lain itu dapat membuat pertunangan menjadi batal.

Begitu pula dengan Yuri. Di hari itu dia memutuskan untuk kabur dari acara pertunangannya dengan membawa beberapa pakaian ke dalam tasnya.

Hingga beberapa saat kemudian, Rendi yang sudah siap di kantor KUA ini pun tiba-tiba mendapatkan sebuah pesan yang berisi:

“Maaf, Yang. Pernikahan hari ini untuk sementara kita batalkan. Soalnya aku harus pergi keluar negeri untuk melanjutkan studi S2 ku di sana.”

Betapa syok Rendi saat mendapatkan pesan tersebut.

Dengan hujan deras yang mengguyur kota saat itu, Yuri pun berjalan tanpa arah. Seluruh pakaiannya basah karena terguyur hujan deras.

Sedangkan di saat yang bersamaan, Rendi yang sedang merasa patah hati ini pun melihat ada seorang gadis sedang berjalan sendirian di tengah hujan yang sangat deras.

Karena merasa kasihan, Rendi pun langsung menghampiri gadis itu dan kemudian turun dari mobilnya dengan membawa payung.

Saat dia sudah berhadapan dengan gadis tersebut, betapa terkejutnya Rendi saat melihat gadis yang ternyata mahasiswanya sendiri.

“Yuri!? Ngapain kamu jalan di tengah hujan lebat begini?” tanya Rendi.

Yuri pun langsung melihat ke arah Rendi dan berkata, “Bapak!?”

Melihat keadaannya yang seperti itu, Rendi pun langsung memutuskan memapah Yuri masuk ke dalam mobilnya.

Setelah berada di dalam, Rendi pun langsung memberikan sebuah handuk yang selalu dia siapkan di dalam mobil manakala sedang terjadi situasi seperti ini.

Sementara itu, Yuri yang sudah menerima handuk dari Rendi ini pun langsung mengelap tubuhnya yang basah dan kemudian berkata, “Maaf, Pak. Mobil Bapak jadi basah semua.”

Rendi pun menggelengkan kepalanya dan kemudian bertanya, “Kamu kenapa sampai bisa hujan-hujanan seperti ini?”

Yuri pun terdiam sejenak dan kemudian berkata, “Aku kabur dari rumah, Pak. Hari ini rencananya orang tuaku akan menjodohkan aku dengan anak dari teman masa SMU mereka.”

‘Deg’

Hati Rendi pun tiba-tiba seperti diingatkan tentang dirinya sendiri yang juga sama-sama akan dijodohkan hari itu.

Karena merasa kejadian hari itu seperti lelucon, Rendi pun tertawa dan kemudian berkata, “Nasib kita sama, Yuri. Aku juga hari ini akan dijodohkan oleh perempuan yang belum pernah aku temui sebelumnya.”

Mendengar hal itu, Yuri pun terkejut dan langsung melihat ke arah Rendi yang saat itu sedang menatap lurus ke depan.

“Jadi Bapak juga kabur seperti aku?” tanya Yuri.

“Ya bisa dibilang begitu. Tapi kaburnya aku itu dengan cara ingin menikahi pacarku sendiri. Tapi sayangnya di saat-saat seperti ini, dia justru membatalkan pernikahannya dan pergi keluar negeri untuk melanjutkan studinya,” jelas Rendi.

“Oh jadi seperti itu. Sabar ya Pak,” ucap Yuri mencoba menghibur Rendy.

Sesaat setelah itu, Rendi tiba-tiba saja melihat ke arah Yuri dan berkata, “Bagaimana kalau kita menikah saja?”

“Ha!?”

Untuk sesaat Rendi pun terdiam dan kemudian kembali berkata, “Kita sama-sama disudutkan pada situasi yang sama. Sama-sama gak mau dijodohin. Kenapa kita gak kerja sama aja untuk sementara waktu ini. Paling tidak sampai kamu lulus kuliah lha. Baru setelah itu kita pikirkan lagi cara untuk berpisah.”

Mendengar ucapan Rendi yang seakan tidak masuk akal ini pun Yuri hanya melongo. Dia benar-benar tidak tahu apakah harus menolak atau menerima usulan Dosennya tersebut.

Melihat ekspresi wajah mahasiswanya yang melongo seperti sapi ompong itu, tiba-tiba Rendi tidak dapat menahan tawanya sehingga membuat Yuri pun protes dengan berkata, “Kok Bapak malah ketawa ngakak sih?”

“Yuri Yuri.. aku sama sekali gak nyangka kalau wajahmu saat melongo itu mengingatkan aku dengan sapi yang ada di peternakan,” ucap Rendi sambil masih tertawa.

'Mooooooo' (suara sapi, red)

Yuri yang dikatai seperti sapi ini pun langsung berteriak, “Bapaaaaaaaaak!”

Sehingga membuat Rendi semakin tertawa terbahak-bahak.

Setelah puas dengan tawanya, Rendi pun teringat kembali dengan apa yang sedang dibahas.

“Bagaimana? Kita gak ada pilihan lain selain cara ini. Gak mungkin kan kita kabur-kaburan terus seperti buronan dimata keluarga kita sendiri!? Mau sampai kapan coba!? Lalu pikirkan juga dengan sekolahmu yang tinggal sebentar lagi,” ucap Rendi.

Yuri pun terdiam. Dia memikirkan semua yang sudah Rendi ucapkan tadi. Hingga beberapa saat kemudian...

“Baiklah, Pak. Kita menikah. Tapi ini jangan sampai ketahuan oleh orang-orang yang ada di kampus ya,” pinta Yuri.

“Sudah pasti itu Yuri. Ini akan jadi pernikahan rahasia kita berdua,” sahut Rendi.

Tanpa membuang banyak waktu, Rendi pun langsung memutar kembali mobilnya dan melajukannya ke arah kantor KUA.

Di tengah perjalanan, Rendi bertanya, “Kamu bawa surat-surat poto kopian yang diperlukan dan juga KTP gak? Umurmu udah menginjak 22 tahun kan?”

Yuri pun mengangguk dan kemudian berkata, “Untung aku bawa, Pak. Tadinya sih hanya buat jaga-jaga aja kalau harus mengurus sesuatu dan ternyata benar-benar digunakan, hehehe..”

Mendengar jawaban Yuri seperti ini, Rendi pun menggeleng-gelengkan kepalanya dan kemudian berkata, “Anak jaman sekarang sungguh-sungguh mengkhawatirkan.”

Dilajukannya terus mobilnya tersebut hingga sesaat kemudian mereka pun sampai di kantor KUA.

“Bagaimana? Kamu udah siap?” tanya Rendi sesaat sebelum turun dari mobil.

Yuri pun mengangguk dan kemudian menjawab, “Siap gak siap sih. Kan gak ada jalan lain lagi berarti harus siap donk.”

“Bagus. Ayo kita turun,” ucap Rendi yang kemudian turun terlebih dahulu.

Sementara itu Yuri yang masih ada di dalam mobil ini pun untuk sesaat termenung dan berpikir apakah yang dia lakukan ini benar.

Rendi yang menyadari kalau Yuri masih ada di dalam ini pun langsung menengok dan memutar kembali langkahnya.

“Yuri, kenapa kamu masih di dalam? Ayo keluar,” ucap Rendi sambil kemudian membuka pintu mobil tempat Yuri duduk.

Yuri yang sebenarnya hatinya ini masih ragu akan keputusannya ini pun hanya berjalan perlahan-lahan mengekor di belakang Rendi.

Setelah beberapa saat kemudian, mereka pun akhirnya sampai di dalam kantor KUA dan Rendi pun mendaftarkannya terlebih dahulu sebelum akhirnya mereka benar-benar melakukan ijab.

Pada saat mendaftar, Rendi pun ditanya, “Pak, bukannya tadi Bapak sudah ke sini dan menunggu seseorang. Apakah orang yang Bapak mau nikahi itu sudah hadir, Pak?”

Rendi pun mengangguk dan kemudian dia pun segera melakukan pendaftaran.

Di saat mereka sedang menunggu giliran, tiba-tiba saja ponsel milik Rendi berbunyi.

Dan entah apa yang sudah dikatakan oleh orang di seberang telepon tapi yang pasti saat itu Rendi menjawab, “Aku udah menikah.”

Bersambung...

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!