Pagi itu, suasana rumah hening, namu suara gemercik air dari taman belakang yang sepertinya kak Riyadh sedang menyiram tanaman, pikir Saskia.
Dan Saskia menelusuri suara nemericik air itu hingga bertemu sosok kak Riyadh masih lengkap dengan sarung dan pecinya.
" Kak," sapa Saskia sembari meraih kursi plastik kecil disisi tembok dan duduk dengan nyaman menghirup aroma tanah basah dari siraman kak Riyadh ke tanaman.
" Kamu, gak ngantor??" tanya kak Riyadh seraya melihat kearah Saskia sekilas lalu melanjutkan menyiram anggrek Bulan yang Bunda koleksi.
" Lagi agak males kak, ini hari pergi kekantor, tapi gak tau juga, lagi tunggu jawaban balasan Popy dulu apa bisa hari ini Kia libur sehari, " jawab Saskia bernelangsa seraya melihat kak Riyadh masih santai menyiram bunga.
" Kia??, " panggil kak Riyadh dengan nada serius.
" Ya kak, " jawab Saskia setengah kaget karena masih bengong melihat pagi ini dan kak riyadh.
" Kamu serius mau menikah??," kali ini kak Riyadh mentap Saskia seraya meninggalkan siraman bunga itu, dan duduk di tepi ubin lantai dekat pot anggrek.
" Menikah??, mmhh itu, sebenernya Kia masih ragu dengan hal itu kak, tapi.., tapi Kia gak bisa menolak udah permintaan Bunda, " jawab Saskia agak ragu.
Karena memang kenyataannya seperti itu, permintaan ini yang pertama dan yang terakhir dari Bunda, dan Saskia pun tidak habis pikir kenapa Bunda bisa berkata seperti itu.
" Tapi kak, kakak pulang karena Bunda telfon yaa, Bunda bilang apa kak??, " tanya Saskia tak sabar, karena dari semalam setelah mendengar dari kak Aya, hingga ia jadi susah untuk tidur.
" Yaa, yaa bisa dibilang begitu, dan ini menjadi tanggung jawab kakak juga sebagai anak laki-laki yang menjadi wali nikah kamu, setidaknya yaa, kakak harus mengurus apa yang menjadi kewajiban kakak," ujar kak Riyadh yang gak pernah seserius ini selain waktu untuk pertama kalinya Saskia hanya tinggal berdua dengan Bunda setelah kak Raniya nikah dan pindah.
Deg..,
" seserius ini dan aku gak tau??, dan kenapa bunda gak menjelaskannya lagi??" gumam batin Saskia.
" Saskia??" tiba-tiba Bunda muncul dengan wajah senyum lembut, mengapai Saskia yang duduk bersandar tembok.
" Seharusnya Kamu tau lebih dulu, tapi beberapa hari ini Kamu sibuk terus dan pulang malam, Bunda jadi gak tega buat ngajak ngomong serius dengan kondisi kamu yang capek, " tutur Bunda dengan menatap lembut bergantian melihat Saskia dan bang Riyadh.
" Calon mantu Bunda namanya Irwan, Irwansyah,, " kata bunda sambil mencubit lengan Saskia.
"Eh, bener kan Riyadh namanya Irwansyah??" tanya Bunda pada kak Riyadh.
" Iyya bener Bun," jawab kak Riyadh tersenyum.
" Dia baik loh Kia, keren, anaknya santun ibu-ibu komplek yang kemaren minggu ikut antar santunan ke panti asuhan aja pada kagum sama sosok Irwan, " jelas Bunda yang bercerita sosok Irwan yang seolah-olah jadi terang benderang di bayangan Saskia.
" Irwan?? Irwansyah??" gumam Saskia yang membuat pipinya sedikit merona.
" Tpi, tapi kok kak Riyadh kenal?? kenal dimana??, " tanya Saskia penasaran.
" Ooh, Irwan itu temen kakak waktu kuliah dulu di UGM, dia anak yang pinter kesayangan dosen, dulu kan pernah dia kerumah waktu acara pertunangan kakak sama Aya, waktu kita bareng mau kerumah Aya, terus waktu kakak pesta juga dia datang, nah kemarin waktu acara Raniya dia juga hadir , masa kamu gak inget sih??" jawab Riyadh panjang.
Ingatan Saskia pun bernelangsa jauh memutar waktu saat kak Riyadh tunangan, namun sepertinya tak ada bayang sosok Irwan sama sekali.
" Apa karena udah lama banget kali yaa??, coba ingat waktu pesta kak Raniya, akh.., capek mengingat-ingat aku malah tak temukan bayangan seperti apa teman kak Riyadh yang bernama Irwan??," rutu batin Saskia.
" Gak kebayang kak", ucap Saskia sembari mengenyitkan dahi memcoba mengingat.
Namun, seingat Saskia, kak Riyadh gak ada temen namanya Irwan, karena kak Riyadh bukan yang banyak temennya dan bisa dihitung jari laah sekitar tigabelas orang teman kak Riyadh, tiganya cewek sepuluhnya lagi cowok semua, namun dari nama-namanya gak ada nama Irwan, seingat Saskia yakin.
" Udah.., udah disimpan dulu penasarannya Kia, nanti dua hari lagi Irwan datang kerumah untuk bertemu dengan kamu,," kata Bunda sembari mengambil daun bawang yang ada dipot belakang dan berjalan balik masuk ke dapur.
Deg..,
" Dua hari lagi?? ya Tuhan !!, dua hari lagi, " ujar batin Saskia panik.
Kak Riyadh berjalan hendak masuk dan melewati Saskia, yang masih syok mendengar pernyataan Bunda, bahwa dua hari lagi calon itu datang.
" Udah santai aja, kakak yakin dia terbaik buat kamu."
Saskia hanya bisa nyegirya kuda, mendengarkan hal tersebut.
🍃🍃🍃
" Assalmualaikum, " Riyadh menyapa sahabatnya yang masih terteguh dengan layar laptop didepannya.
" Wa'alaikumsalam, Riyadh, " jawab Irwan yang kaget menyalami dan peluk ala anak teknik pada Riyadh yang notabene mereka sahabat di kala kampus dulu.
" Riyadh, apa kabar kamu?? ckckck, jadi orang Singapura ya sekarang??, sudah berapa dollar ??" goda Irwan pada Riyadh yang tau berapa kisaran gaji bagi Ex Patriat di luar negri dengan profail Company perminyakan.
" Akh, kamu ini, kamu sendiri kenapa masih disini, kalo tidak kan kamu udah jadi senior aku di perusahaan," celetuk Riyadh seraya memanggil pramusaji dan memesan kopi.
" Walau pahit, aku cinta disini Yadh," balas Irwan seraya menutup layar laptop dan menyimpannya dikursi kosong sebelahnya.
Dengan datangnya kopi pesanan Riyadh tadi, pembicaraan pun menjadi serius.
" Jadi kamu serius setuju dengan permintaan perjodohan Ibu Kamu dengan ibu Nur di panti, dengan Aku " tanya Irwan menatap Riyadh yang mengeluarkan selembar foto dari tas ranselnya.
" Ini, Saskia Rasya, adik ku paling kecil, ini foto sekitar 2 tahun yang lalu" ujar Riyadh menujukkan foto Saskia pada Irwan.
Irwan menggambil foto tersebut dan melihat foto seorang gadis yang terlihat tersenyum simpul dengan sorot mata yang lembut, dengan cahaya matahari senja seperti tak sengaja tercandit camera dengan tersenyum terpancar dibalik tangannya yang menutupi senyum.
" Ya Tuhan" desis Irwan dalam hati, bukan kah gadis ini yang aku cari selama ini, yang membuat ku jatuh hati ketika bertamu kerumah Riyadh sewaktu pertunangannya dengan Aya, dan bertemu kembalk sewaktu pesta Riyadh.
Namun tak sempat menyapa hanya bisa melihat dari kejauhan gadis itu yang hilir mudik mengikutin ibu didepannya seakan tidak ingin jauh dari ibunya.
Dan pada saat itu tak mungkin Irwan bertanya pada Riyadh akan siapa gerangan gadis cantik itu, karena Riyadh juga tengah sibuk dipestanya sendiri.
" Jadi ini kah calon istri ku yang ternyata adik sahabat ku sendiri, " batin Irwan masih tak percaya.
" Riyadh, apa ibu mu yakin menjadikan aku menantunya dengan latar belakang aku anak panti, apa Saskia tau itu?? kau tahu kan aku berasal dari mana, " ucap Irwan mencari kepastian dari sahabatnya ini, ia tau karna ini sudah biasa ia rasakan ketika orang-orang yang kagum awalnya menjadi berbalik karena latar belakang anak panti asuhan.
" Irwan, percayalah bunda ku orang tua yang berbeda, adik ku Saskia anak yang lembut juga penuh kasih sayang tidak seperti gadis-gadis kebayankan dan keluarga ku tak melihat semua dari latar belakang hidup sesorang, asal dia seiman, baik santun semua sudah cukup," jawab Riyadh santai sembari meminum kopi dari cangkirnya yang mungkin tinggal beberapa tenguk lagi.
Irwan yang tadinya ragu , kini menjadi yakin dengan jawaban Riyadh.
" Baiklah, kata ibu Nur, lusa aku dan ibu Nur akan kerumah mu untuk bersilaturahmi. Semoga yang terbaik, " jawab Irwan sembari mengembalikan foto calon istrinya
Riyadh hanya tersenyum simpul pada sahabatnya.
Dan mereka melanjutkan obrolan lawas semasa kampus dulu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 62 Episodes
Comments
Meta Lia
teman bakal jadi adik ipar
2023-03-28
1
Siti Fatimah Fatimah
Adem banget rasanya liat cowok bersarung dan berpeci mau bantu pekerjaan rumah
2022-03-05
0
rihla
cerita zaskia sungkar tor ama irwan
2021-11-13
0