Sudah hampir dua minggu ini Saskia seperti dilanda sibuk yang entah kenapa tidak ada habisnya, sedari pagi sudah kejar-kejaran dengan jam absen, bahkan jam makan siang malah terlewatkan begitu saja dengan tumpukan laporan keuangan yang bertubi-tubi dan hanya bisa mengunyah biskuit ringan sembari mengerjakan laporan.
Sampai dirumah nyaris jam 9 malam, sehingga ia melewatkan makan malam dengan Bunda.
" Akh, Bunda pasti kesepian makan sendiri, maaf yaa bun, untuk beberapa hari ini, " ujar Saskia yang merasa bersalah membiarkan Bunda sendirian dirumah.
Tiba-tiba Hp Saskia berdering dan tertera nama kakak laki-laki Riyadh Al asyi.
" Waah ada apa nie tumben-tumben telfon? biasanya kak Aya atau shaira yang sering mainin handphone kak Riyadh," ujar Saskia penasaran.
" Assalamualaikum kak riyadh??" jawab Saskia , dari sebrang telfon yang terdengaran bising.
"hallo kak?? kak Riyadh?? kak??," panggil Saskia.
" Wa'alaikumsalam dek, maaf kakak ganggu waktu kerja kamu, sore jemput kakak yaa dibandara, bisa??".
" Hah?, kak Riyadh pulang??, oke kak jam berapa? udah kabarin Bunda?, " tanya Saskia tak henti karena sesenang ini akan ketemu kakak tetuanya yang sudah 1 tahun tak bertemu sehabis acara kak Raniya.
" Sore jam 4 ya, ini kakak masih transit di batam" .
" Oke siap kak, " jawab Saskia dengan hampir setengah teriak karena sesenang itu, namun seketika Saskia salah tingkah karena di pelototin sama staff didepannya.
" Maaf, " bisiknya pelan.
" Kakak tutup dulu telponnya yaa, " pamit kak Riyadh.
Dan komunikasi itu pun terputus, lalu Saskia melihat jam dinding kantor yang terpampang nyata tiap detiknya.
" Oke, aku punya 1 jam 35 menit untuk sisa laporan ini, biar bisa cepat kebandara sisanya biar aku bawa pulang saja, " ujar batin Saskia.
🍃🍃🍃
Dibandara, terlihat Saskia karena mondar mandir didepan layar informasi untuk memastikan kedatangan pesawat kak Riyadh. Ramai dan penuh kesibukan orang-oramg dibandara. Saskia meraihhandphone nya ****** mengecek jam dan seperti nya sesuai jadwal. Sayup-sayup mendengar seseorang memanggil nama Saskia.
" Kia?? Saskia Rasya??, " suara panggilan dari arah kanan itu sontak membuat Saskia menoleh dengan mencari sosok yang dirindukan.
Belum sempat ia memcari dengan benar, tiba-tiba..,
Bug..,
Pelukan hangat kak Aya jatuh dengan mantap memeluk tubuh Saskia yang di ikutin keponakan kecilnya Shaira.
"Kyaaak, kakaaak !!" sambut Saskia girang, 1 tahun lamanya dan ini baru ketemu lagi. Dan tiba-tiba belayan hangat di atas kepala ini yang Saskia rindukan, tangan kak Riyadh yang seolah mewakili Ayah.
" Akhirnya kalian pulang juga, Shaira udah besar aja yaa " Alaya" (panggilan Shaira untuk Saskia) jadi kaget Shiara udah tambah tinggi," senyum Saskia pada Shaira dan memeluknya dengan manja.
" yuuk kita pulang, " sambil saling berpandangan dengan kak Aya dan kak Riyadh.
🍃🍃🍃
Butuh 1jam setengah perjalanan dari bandara kerumah. Hingga kini mobil kecil itu pun sampai pada halaman rumah sederhana.
"Assalamualaikum, " suara kak Riyadh seperti mengema diruangan tamu.
Dan Bunda pun jadi berlari kecil sembari menjawab
" Wa'alaikumsalam, Riyadh ," seketika bunda jatuh kepelukan kak Riyadh, anak sulung yang menjadi penopang keluarga semenjak Ayah meninggal.
" Micik (panggilan nenek dari Shaira untuk Bunda),," panggil Shaira.
" MasyaAllah sudah besar cucu Micik, Micik rindu sama kakak, kakak baik budi nak??," Bunda mencium cucu satu-satunya yang sudah besar.
" Kakak baik budi kok Micik, kata Ayah harus baik budi biar Micik senang,," jawab Shaira polos sambil duduk kursi tamu.
Dan mata Bunda pun jatuh ke menantu pertamanya kak Aya " sehat Aya??," tanya Bunda sembari memeluk kak Aya.
" Sehat, Bunda alhamdulillah," kak Aya meraih tangan Bunda untuk salam hikmad.
" Ayo, kalian istirahat dulu yaa, Bunda udah beresin kamar atas, Shaira nanti tidur sama Micik aja yaa, Micik rindu sama Makak, " ujar Bunda yang benar-benar bahagia melihat cucunya tumbuh dengan sehat dan cantik.
" Baik Bunda, Riyadh naik kekamar dulu yaa," ujar kak Riyadh seraya berjalan dan mengangkat satu koper yang besar ke atas kamar, di ikuti kak Aya yang membawa koper sedang.
" Kia, kamu mandi juga sana siap itu bantu Bunda masak di dapur yaa, " ujar Bunda seraya melirik Shaira, " Shaira, mau Micik mandiin?" tanya Bunda pada cucunya yang kelihatan gerah.
" Shaira udah bisa mandi sendiri Micik, kan Kakak udah 4 tahun, " jawab shaira senang.
" Udah pinter cucu Micik, yaa udah mandi dulu yaa sana sama Bunda di atas, terus siap mandi nanti Micik kasih kakak sesuatu,," kata bunda membuat Shaira penasaran.
Shaira pun melompat dari kursi tamu dan berlari kecil menunju kamar atas.
🍃🍃🍃
Malam harinya, selesai sholat Magrib rumah ini tiba-tiba jadi riuh dan hangat dengan canda tawa. Waktu kebersamaan benar-benar sangat mahal. Mereka makan dengan hikmat karena menu sajian kali ini khusus Bunda buat untuk kak Riyadh yang jarang-jarang bisa makan ala Indonesia ketika di Singapura.
Kak Riyadh bekerja di perusahaan compeny perminyakan di Singapura sebagai karyawan teknik mesin. Dan ketika awal menikah kak Aya masih belum dibawa merantau, tapi ketika Shaira lahir kak Riyadh tidak sanggup menanggung rindu untuk tak bertemu dengan putri pertamanya. Sehingga kak Riyadh memboyong kak Aya dan Shaira untuk menetap di sana, dan mungkin kini sudah jalan 3 tahun mereka tinggal di Singapura.
Hanya saja, Saskia masih merasa kehangatan ini masih kurang, karena kak Raniya dan mas Bilal gak pulang. Tapi ini memang bukan moment yang wajib pulang karena bukan moment lebaran.
Namun sejujur ya, dalam benak Saskia masih bertanya-tanya "kak Riyadh pulang dalam rangka apa??,".
Hingga akhrinya acara makan-makan pun selesai, tinggal laah Saskia dan kak Aya yang membereskan meja makan dengan piring kotor di dapur
" Eh, kak Aya udah biarin aja disitu, Kia yang beresin Kak, kak Aya di depan aja sama Bunda dan kak Riyadh," ucap Saskia seraya menyusun piring-piring kotor dan mangkung yang masih berisi menu malam ini.
" Gak asyik donk gitu, kalo beresin bareng-bareng ini semua bisa cepet kelar," kata kak Aya yang sudah menyingsingkan lengan bajunya sampai ke siku.
Tiba-tiba kak Aya mendekat dan berbicara dengan nyaris berbisik pada Saskia.
" Jadi bener?? kamu mau nikah yaa kia, sama siapa??" tanya kak Aya dengan nada penasaran.
" Hah??, kok jadi bahas nikah sih?, " jawab Saskia setengah kaget.
" Loh?? ini serius Kia??, soalnya 4 hari yang lalu Bunda telfon Bang Riyadh, Bunda bilang suruh pulang tolong urus persiapan nikah kamu, " jelas kak Aya.
" Bunda sampai telfon kak Riyadh??" ujar Saskia lalu seketuka ia pun teringar, ternyata permintaan Bunda itu serius dan secepat ini.
" Iyya, Ikh, kamu ini Kia, ini serius !!, masa kamu gak tau sih?? terus, kata Bunda kamu setuju menikah, jadi coba kamu cerita sama siapa?? yang mana orangnya??, " cubit kak Aya pada lengan Saskia karena gemes, melihat Saskia yang sepertinya tidak tau apa-apa.
" Tunggu-tunggu kak Aya !!, iyya bener aku setuju menikah tapi ceritanya gini loh kak awalnya," dan akhirnya Saskia pun memcertiakan semua pada kak Aya bagaimana bisa kata menikah itu disetujui oleh Saskia.
" Oooh, jadi kamu baru setuju, tapi belom tau orangnya yang mana??," kata kak Aya yang akhrinya paham namun sedikit heran, sembari membilas piring-piring yang sudah diberi sabun.
" Tapi, kok yang kakak dengar dari bang Riyadh gak gitu deh Kia, bener udah fix calonnya kata bang Riyadh," kata kak Aya menyakinkan bahwa suaminya bercertia bahwa Bunda udah ada calon dan bahkan bang Riyadh kenal.
" Apa?? kak Riyadh kenal??," ujar Saskia terkaget-kaget.
" ya Tuhan, " lirih batin Saskia yang benar-benar syok.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 62 Episodes
Comments
Meta Lia
hayoooooo penasaran ya calon penganten,,,,?
2023-03-28
0
💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕
dijodohin tp belum th dengan siapa orangnya🤦🤦🤦🤦
2021-01-27
0
Likitty Maryam
okey asyik Thor
2020-12-02
1