(Bukan) SUAMI PURA-PURA
Jalanan yang mulai macet dan padat oleh kendaraan roda empat dan roda dua membuat seorang wanita berusia 26 tahun itu berdecak kesal beberapa kali. Sesekali ia memperhatikan benda lingkaran kecil yang melilit di pergelangan tangannya, ia sudah terlambat 30 menit dan mobilnya sama sekali tidak bergerak.
Tangan kirinya mulai meraih ponsel yang ia letakkan di dalam tas tote bag bermerk kenamaan dan mengeluarkannya. Ponsel lipat terbaru keluaran merk Korea Selatan. Ia menekan angka satu cukup lama hingga panggilan cepat terhubung ke sebuah nama.
"Halo," sapa suara lelaki di ujung sana.
"Halo, Daren. Aku terjebak macet dan akan terlambat. Apakah acaranya sudah dimulai?"
"Belum. Masih menunggu sutradara yang sedang dalam perjalanan. Kamu langsung masuk saja nanti, bilang pada penjaga di pintu depan bila kamu adalah tamu Daren."
"Oke. Baik. Aku usahakan secepatnya datang!"
"Bye. Hati-hati, Ann!"
Tit.
Sambungan telefon itu terputus. Ia melemparkan ponselnya ke dalam tas dan kembali fokus pada kemudi. Perlahan-lahan laju kendaraan mulai bergerak. Di jam pulang kantor seperti ini, terlebih di pusat kota yang memiliki banyak bangunan kantor, hiburan dan pusat perbelanjaan, sudah pasti macet adalah makanan sehari-hari.
Wanita berambut cokelat ikal dengan poni yang ia biarkan menutupi sebagian dahinya itu membiarkan rambutnya di ikat ponytail kali ini. Daren, kekasihnya, sangat menyukai penampilan rambutnya yang diikat ke belakang persis ekor kuda.
Wanita bernama Annastasia Caroline Winata itu telah 3 tahun menjalin hubungan backstreet dengan Daren yang merupakan selebritis ibukota. Sejak awal Daren meniti karier di dunia gemerlap hiburan sebagai aktor figuran, Ann adalah satu-satunya wanita yang mensupport keputusannya itu. Ya, Daren selalu bermimpi untuk menjadi seorang aktor terkenal dan ia berhasil mewujudkannya.
Keputusan untuk menjalani hubungan secara diam-diam murni demi menjaga popularitas Daren di depan fansnya. Sejak awal memutuskan serius menapaki dunia artis, Ann sudah paham dengan segala resiko kekasihnya. Mereka selalu berkencan diam-diam di cafe yang sepi atau di apartemen Daren.
Tiga puluh menit kemudian, Ann tiba di sebuah pusat perbelanjaan dan memarkir mobilnya di VIP parking agar bisa segera menghadiri premiere film laga kekasihnya. Usai mematikan mesin mobil, sedikit terburu-buru Ann menarik tasnya dan keluar dari mobil. Ia tak sadar bila ponsel yang tadi dilempar ternyata tak masuk ke dalam tas dan teronggok di kursi.
Ann naik lift ke lantai paling atas tempat gedung bioskop. Ia mengangkat pergelangan tangan kirinya dan memperhatikan jarum panjang di arloji mahalnya. Jam 6 sore. Ann menghembuskan nafasnya lega saat perlahan lift mulai naik.
Tting.
Terburu-buru Ann keluar dari lift dan berlari memasuki gedung bioskop menuju studio 3 tempat Premiere film Daren berlangsung.
"Saya tamu atas undangan Daren Thomas!" ucap Ann pada seorang penjaga di pintu masuk.
Lelaki itu mengangguk sopan dan membukakan pintu untuk Ann. Ia mempersilahkan tamunya masuk.
Ann melangkah ragu ke dalam gedung bioskop yang jarang sekali ia datangi. Terdengar suara percakapan dari film yang di putar.
"Duduklah deretan bangku panjang di belakang, agar aku bisa melihatmu dari bawah!"
Ann memperhatikan deretan kursi yang dimaksud oleh Daren tempo hari. Ini adalah kali ke empat Ann datang ke bioskop, bila bukan karena untuk mendukung kekasihnya, ia tak akan sudi datang dan berkerumun dengan orang-orang asing seperti ini. Dengan ragu Ann melangkah ke kursi paling belakang dan duduk di sana. Daren benar, kursi belakang pasti sepi karena semua fans pasti memilih untuk duduk di kursi paling depan agar bisa lebih dekat dengan sang idola. Ann tersenyum lirih dan mulai menonton film yang dibintangi oleh kekasihnya yang sudah dimulai.
Dua jam berikutnya. Di sebuah cafe yang tak begitu ramai, Ann menunggu Daren. Setiap kali premiere film, ia dan Daren akan berakhir kencan di cafe ini. Pemiliknya adalah sahabat Daren, jadi rahasianya aman bila berkencan di tempat ini.
"Hai, Ann! Lama tak melihatmu!"
Ann menoleh, seorang lelaki tinggi besar dengan pakaian necis sudah berdiri di sampingnya.
"Oh, hai, Jacob!" balas Ann seraya tersenyum lebar.
Jacob adalah sahabat Daren, owner dari Cafe berkonsep American Tropis ini.
"Sedang menunggu Daren?" tanya Jacob sambil menoleh ke sekelilingnya.
Ann mengangguk. "Iya, tapi sepertinya dia masih kewalahan melayani fans dan para media."
Jacob tertawa, matanya yang sipit semakin menipis. "Resiko berkencan dengan artis. Hebat sekali kamu bisa bertahan dengannya selama hampir empat tahun ini Ann!"
Ann tersenyum sumbang. Tentu saja, bila bukan karena kesabaran dan rasa cintanya pada Daren yang luar biasa, sudah pasti hubungan mereka tak akan bertahan selama ini.
"Hai, Beb!"
Ann dan Jacob menoleh ke pintu. Daren muncul dari sana sambil tersenyum lebar dan melepas topinya. Ann tersenyum lega melihat pujaan hati yang sedari tadi ia tunggu akhirnya datang.
"Hai, Tuan Artis! Kau tambah keren, Dar!" Jacob selalu menyapa Daren dengan sebutan 'Dar'.
Daren semakin lebar tersenyum dan menepuk bahu Jacob begitu ia sudah berdiri di sampingnya. "Tentu saja, Jac. Keren adalah kunciku bertahan di tangga popularitas!"
Ann mencebik dan membuang muka.Daren tertawa dan mendekat ke tempat kekasihnya.
"Dan support darinya juga pastinya!" Daren mencubit dagu Ann dengan gemas.
"Ah, mataku perih melihat kalian berdua. Ya sudah, aku pergi dulu. Kalian bersantailah!" Jacob mengibaskan tangannya dan berlalu tanpa memperdulikan tawa Ann dan Daren.
Jacob selalu risih bila melihat Daren memperlakukan Ann dengan mesra.
Daren beralih menatap Ann dengan intens. "Terima kasih sudah datang, Beb!" ucapnya lirih berbisik sambil menggenggam jemari Ann.
"Your welcome. It such a great movie."
"Oh, ya? Kamu suka peranku?"
Ann mengangguk cepat. Daren terlihat sangat macho saat memerankan seorang sniper di film terbarunya.
"Tidak sia-sia aku ngegym dua bulanan ini. Otot-otot seksiku akhirnya bisa dipamerkan!" Daren mengangkat lengan dan memamerkan otot bisep dan trisepnya.
Ann tertawa, ia mencubit lengan itu dengan gemas membuat Daren meringis kesakitan dan membalas perbuatan kekasihnya itu dengan mengecupnya mesra.
"Ih, Daren! Kalo ada yang lihat gimana?!" keluh Ann syok sambil mengedarkan pandangannya ke sekeliling.
"Aman, Beb. Jacob sudah membuat cafe ini menjadi tempat teraman bagi kita untuk bermesraan!"
"Tapi tetap saja, kamu harus berhati-hati. Kita nggak pernah tahu bila dinding pun bisa memilki telinga!"
Daren terkekeh, ia menarik ice lemon tea milik Ann dan meminumnya. "Tadi aku sempat berselisih dengan salah satu media. Menjenggelkan!" keluhnya muram.
"Memangnya ada apa dengan mereka?"
"Pertanyaan mereka selalu menyudutkanku. Mereka membahas kesalahan-kesalahanku hanya demi menaikkan rating. Bukan sekali dua kali mereka menjelek-jelekkanku, sih! Tapi yang tadi sudah benar-benar keterlaluan."
"Memangnya mereka menjelekkanmu bagaimana?" tanya Ann heran. Ia tak pernah mengikuti berita dunia infotaiment.
"Mereka bertanya tentang rumorku yang beredar yang menyatakan kalo aku seorang gay dan sering melayani tante-tante!"
Ann terbelalak, namun detik berikutnya ia tertawa lepas.
"Mereka belum tahu saja bila aku sudah memiliki kekasih secantik dewi yunani," puji Daren sambil mengawasi kekasihnya lekat-lekat.
Ann tersipu, wajahnya memerah seperti buah strawberry.
"Aku serius! Kamu yang tercantik."
*****************
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 123 Episodes
Comments
NAZERA ZIAN
aku mampir ya thor....🥰 tetap semangat. jangan lupa lanjutkan cerita RUN AWAY nya thor..😊 aku selalu menunggu akhir dari kisah percintaan Reza dan Putri.
2022-12-02
3