Kamulah Alasan
Air mata wanita itu sudah tak terbendung. Bagaimana bisa suaminya yang begitu hangat di rumah ternyata mempunyai wanita lain di luar sana? Pria itu bahkan jelas-jelas mengakui kini telah menghamilinya.
Apakah karena dirinya masih belum bisa memberikan keturunan selama 5 tahun ini, menyebabkan suaminya menyerah dan mencari wanita lain di luar sana? Apa sedangkal itu cinta yang dirasa, hingga begitu mudahnya ia berbalik arah?
"Kita cerai saja. Aku sudah tidak ingin meneruskan pernikahan ini denganmu," ucap pria itu pelan.
Dengan mudahnya kamu mengatakan itu padaku? Dengan mudahnya ... Apa 'rubah' itu telah merubahmu menjadi manusia yang tak punya hati seperti ini? Atau, keberadaan wanita itu di sini untuk menguatkanmu agar bisa mengusirku dari rumah ini?
Nasti menatap tak percaya pada suaminya dengan air mata berlinang deras. Kenapa kau tega ....
"Ah, sudah drama-dramaannya. Capek aku nunggunya nih! Suruh wanita itu membereskan barang-barangnya, biar aku bisa pindah ke sini secepatnya," gerutu wanita cantik dengan perut membuncit itu dan ia sudah mulai gelisah duduk di kursi sofa.
Ia kemudian bergesek ke arah pria bule itu dan melingkarkan tangannya di lengan kokoh pria itu. "Mas, ayo dong. Usir saja istri mandulmu ini dan gak usah banyak bicara. Aku 'kan jadi cemburu ...," ucap wanita itu lagi dengan gaya manjanya.
"Kamu itu ...." Nasti dengan gemas berdiri hendak memarahinya tapi dihentikan suaminya.
"Nasti!"
Wanita di samping Gerald tersenyum sinis pada Nasti.
"Kenapa kau membelanya?!" Nasti hampir tak percaya kenyataan ini.
Pria itu menghela napas panjang. "Karena aku ingin menikahinya dan aku tidak ingin punya istri dua." Nada suaranya mulai sedikit keras walau berusaha ditahannya.
"Tapi wanita ini menghancurkan pernikahan kita, Mas."
"Nasti, sadarlah! Sudah tidak ada pernikahan karena aku ingin menyudahinya!" Terlepas juga suara keras itu.
"Kenapa sekarang kau kasar padaku, Mas?" Nasti mulai menangis lagi. "Kau dulu tidak begini ...."
"Sudah, jangan bicara masa lalu lagi. Aku tidak ingin mengingatnya." Gerald mulai pusing bila mendengar seorang wanita menangis, terutama seorang wanita yang akan menjadi mantan istrinya kelak, ia tak mau berdebat.
"Mas ...." Nasti menatap nanar pada suaminya.
"Sudah deh! Kalau sudah dibuang, jangan ngemis-ngemis."
Nasti melirik kesal pada selingkuhan suaminya itu.
"Nasti, sebaiknya kau pergi. Aku takut kandungan kekasihku bermasalah gara-gara kita bertengkar. Tolong, Nasti. Aku tidak ingin dia stres."
Astaghfirullah alazim. Kenapa Mas Gerald lebih mengkhawatirkan selingkuhannya daripada istrinya sendiri? Di mana akal sehatnya?
"Aduh, cepat dong. Aku udah gak tahan ini, ingin istirahat di kamar. Aku lelah." Rubah itu mulai mencari gara-gara.
"Iya, Sayang. Kamu kalau sudah lelah, istirahat di kamar saja dulu." Tanpa izin, suami Nasti membawa wanita itu ke lantai 2. Ke arah kamar mereka! "Ayo, Nasti. Cepat ambil barang-barangmu sebelum kekasihku mengamuk dan membuang seluruhnya keluar jendela."
Betapa teriris hati Nasti melihat kenyataan ini. Suaminya membela wanita selingkuhan terang-terangan di depannya. Sudah tak ada lagi Gerald yang dulu. Pria bule yang lembut yang telah membuatnya jatuh cinta dengan hebatnya. Pria itu kini sudah asing. Pria yang kasar dan tidak mengenal belas kasihan.
Perlahan tapi pasti, Nasti mengekor mereka. Gerald menurunkan koper dan Nasti mengisinya dalam gegas. Di dalam kamar yang luas itu dadanya terasa sesak, terutama melihat wanita itu kini berbaring di atas tempat tidur mereka dengan nyamannya. Rubah itu ....
Tak lama Nasti keluar dari rumah itu dibantu seorang pembantu rumah tangganya. Dua buah koper besar kini telah berada di sampingnya. Untung saja, taksi cepat datang hingga ia bisa dengan segera angkat kaki dari rumah itu.
Rumah yang merupakan tempat ternyamannya kini telah menjadi neraka. Rumah yang mirip rumah bordir karena kini menyimpan selingkuhan suaminya di sana.
Nasti kembali menangis di dalam taksi. Bukan menangis karena telah meninggalkan rumah mewah itu tapi karena pernikahannya dengan Gerald selama 5 tahun itu ternyata sia-sia. Pria itu tidak sesabar ucapannya hingga belum lama mereka menikah, sudah tak tahan ingin mencari pengganti. Cukup sudah penderitaannya. Ia tak mau lagi berurusan dengan laki-laki. Mulut manis mereka tidak setimpal dengan luka yang mereka torehkan.
Nasti menghentikan tangisnya agar orang tuanya tidak lebih menderita lagi melihat ia hancur seperti ini.
-----------+++-----------
"Nasti, kamu kenapa, Nak?" Ibu melihat putrinya keluar dari kamar mandi dengan wajah sedikit pucat.
Wanita itu mengusap mulutnya yang basah sehabis muntah dan kepalanya sedikit pening. "Gak tau, Bu gak enak badan. Nasti tidur dulu, Bu." Ia naik ke atas tempat tidur sedang ibunya menghampiri dengan duduk di tepian.
"Apa kamu mau ke dokter?"
"Tidak usah, Bu. Mungkin hanya masuk angin saja."
"Bagaimana kalau kau hamil?"
Nasti yang baru akan menarik selimutnya, kini menatap ibunya, terkejut. "Hamil?"
"Kamu seperti orang hamil, Nak. Ibu lihat belakangan kamu suka sekali rujak. Itu ciri-ciri orang hamil, Nasti."
"'Kan tidak selalu."
"'Karena itu kamu harus periksa." Ibu melihat keraguan di wajah anaknya. "'Kan tidak ada salahnya mencoba, iya 'kan? Ayo, ibu temani."
Nasti akhirnya turun dari tempat tidur.
------------+++---------
"Kira-kira sudah berapa bulan ya, dok?" tanya ibu pada dokter itu.
"Sebenarnya sudah hampir 4 bulan tapi perutnya masih terlihat langsing ya?" Dokter itu sampai terlihat iri.
Nasti melongo, tapi ibu membesarkan hatinya. "Nasti, Ayah pasti senang karena rumah kita akan ramai. Anak ini pasti bahagia karena dibesarkan bersama kedua kakek neneknya." Ibu menggenggam tangan putrinya.
Nasti menatap ibunya dengan mata berkaca-kaca. Ibu mengangguk seraya tersenyum lebar.
------------+++---------
Nasti membaca surat itu dan tersenyum simpul. Surat dari pengadilan yang menyatakan ia telah bercerai, ia terima dengan lapang dada. Ia sudah tak mau mengingat-ingatnya lagi.
Itu sudah masa lalu dan ia ingin hidup di masa depan dengan kehidupan baru yang menantinya. Sebuah bayi mungil di dalam perutnya.
"Nasti." Ibu datang dari dapur ke meja makan. "Kapan kau akan beri tahu Gerald tentang anak kalian."
"Ini anakku, Bu. Gerald tidak menginginkannya."
"Bagaimana kalau Gerald mau kembali padamu setelah tahu ia memiliki anak darimu?"
"Apapun yang terjadi, aku tak mau lagi kembali padanya! Aku sudah sakit hati, Bu dan aku tidak akan pernah memberitahunya karena anak ini adalah anakku! Dia milikku!" Nasti begitu berapi-api ketika ibu menyebut nama Gerald. Ia masih begitu emosi.
Ibu hanya bisa menghela napas panjang. Biarlah untuk sementara ia tidak menyebut nama mantan suami anaknya itu untuk waktu yang lama, sampai Nasti bisa berpikir jernih, sebab biar bagaimanapun Gerald berhak tahu bahwa ia punya anak dari Nasti.
Anaknya baru bercerai dan perubahan hormon saat hamil menyebabkan wanita itu begitu emosional. "Iya iya, maaf. Ibu salah bicara."
Nasti memeluk Ibunya. "Maafkan Nasti, Bu. Nasti salah, marah-marah sama Ibu."
___________________________________________
Halo reader. Ketemu lagi dengan author ingflora di sini. Ini novel terbaruku berjudul Kamulah Alasan. Jangan lupa tekan subscribe untuk menandakan reader akan mengikuti novel ini. Jangan lupa juga vote, like, komen, dan hadiah sebagai apresiasi pekerjaan author menulis. Ini visual Nastiti Akmal, single parent/orang tua tunggal pekerjaan keras yang sederhana. Salam, ingflora. 💋
Marriage With(Out) Love
Author: MinNami
Elnara wanita cantik yang begitu pandai hingga dikagumi oleh banyak orang terutama kaum Adam. Sayangnya, kecantikan dan kepintaran Elnara tidak bisa menaklukan hati Zayan. Segala cara Elnara lakukan demi bisa menikah dengan Zayan, termasuk menggunakan kekuasaan keluarganya agar Zayan mau menikah dengannya.
Mampukan Elnara menaklukan hati Zayan? Atau justru Elnara memilih menyerah dan membebaskan Zayan dari belenggu pernikahan tanpa cinta?
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 86 Episodes
Comments
Roslina Dewi
taunya anak yg dkandung si rubah bkn anaknya Gerald...sukurin klo emang bener..biar nyesel tuh si Gerald😠
2022-12-29
1
Ratna Dadank
next.....
2022-11-29
1