Bian begitu senang naik bus. Kakinya yang tergantung, bergoyang-goyang saat duduk seraya melihat ke arah jendela. Namun duduk manisnya tidak lama. Ia mencoba berdiri di atas kursi.
"Eh, Bian. Jangan berdiri, nanti jatuh, Nak." Nasti segera merangkul pinggang bocah itu dari belakang. "Bian ...."
Namun bocah itu tak peduli. Ia menyandarkan tangannya pada kaca jendela karena ibunya telah memegangi pinggangnya agar tak jatuh.
Beberapa orang terlihat berbisik-bisik di dalam bus tapi Nasti berusaha abai. Ia sudah terlalu sering melihat orang-orang berbisik di sekitar karena perbedaan dirinya dan Bian yang begitu mencolok. Kulitnya yang asia dan dan kulit Bian yang begitu eropa ditanggapi biasa saja oleh wanita itu. Apalagi dengan tidak ada suami di sisinya membuat gosip semakin panas. Suatu saat pasti akan reda, pikirnya menyabarkan hati sendiri.
"Itu mantan suaminya bule ya? Kenapa cerai?"
"Matre kali."
Terdengar tawa yang tertahan.
Ada juga yang menyukai Bian.
"Ih, lucu banget anaknya. Aku mau tuh kalau di kasih satu. Ganteng banget."
"Kamu kira kue, bisa dibagi-bagi."
Iwabe bukan tidak menyadari itu. Ia bisa melihat banyak yang sedang berbisik-bisik di belakang melalui cermin kecil di atas kepala yang memantulkan suasana isi bus di belakangnya. Ia mulai bersimpati pada Nasti tapi ia tak bisa berpihak. Ia harus netral di antara pegawainya. "Rumahnya yang mana?"
Bus sudah memasuki sebuah jalan yang cukup lebar untuk bus itu melewatinya.
"Itu nomor 37. Di sebelah kiri," sahut Nasti yang mengangkat anaknya dan mendudukkannya di kursi.
Terlihat sebuah rumah sederhana yang berukuran sedang dengan hiasan tanaman di halaman depan yang cukup asri, terpampang di depan mata.
Ibu Nasti yang sedang menunggu diberanda depan terkejut hingga berdiri dari duduknya. Ia tak menyangka akan ada bus yang mampir ke rumah dan ketika menyadari anak dan cucunya ada di dalam, barulah ia mengerti. Ia menghampiri hingga depan pagar.
Nasti turun dari dalam bus beserta Bian.
"Nasti, ya Allah. Ibu pikir siapa." Ibu membuka pintu pagar.
Nasti menyerahkan Bian pada Ibu. "Maaf ya, Bu, Nasti buru-buru. Ini sopirnya berbaik hati mau mengantarkan Bian ke sini sudah alhamdulillah."
Ibu menoleh pada Iwabe yang menyetir mobil. Pria itu menganggukkan kepala dan dibalas oleh Ibu dengan anggukkan kepala juga.
"Sudah ya, Bu. Assalamu'alaikum." Nasti mencium punggung tangan ibunya.
"Waalaikumsalam."
Nasti kembali naik ke dalam bus dan kemudian menatap pada anak dan sang ibu ketika bus itu berjalan meninggalkan rumah orang tuanya. Ia mencondongkan tubuhnya ke depan karena kebetulan duduk di belakang supir. "Makasih ya, Pak."
"Iya, gak apa-apa," ucap pria itu singkat.
----------+++-----------
Bus sudah terparkir dan para pegawai turun satu-satu. Kebanyakan para pegawai adalah buruh pabrik di perusahaan itu.
Tak sengaja netra Iwabe berhenti pada sebuah mobil mewah yang belum pernah ia lihat sebelumnya, terparkir di sana. Seorang wanita cantik keluar dari mobil.
"Wow, cantiknya," ujar pria itu mengagumi makhluk Tuhan yang baru saja menutup pintu mobilnya. Ucapan Iwabe membuat para pegawai yang baru turun dari bus, menoleh ke arah mobil mewah itu.
Iwabe nekat turun dari bus dan menghampiri wanita itu. "Mau ke mana, Nona? Mau aku bantu?"
Wanita itu menyorot pria itu yang hanya memakai baju kaos dan celana jins yang robek di bagian dengkulnya. Ia menatap pria itu dengan sinis dan meninggalkannya masuk ke dalam gedung.
Beberapa pegawai yang turun dari bus tertawa melihat kejadian itu.
"Mas, jangan mimpi! Dicuekin dah untung."
"Pak Iwabe ... Pak Iwabe ...."
Beberapa pegawai pria meledeknya sedang pegawai wanita hanya tersenyum melihat ketidakberuntungan pria itu termasuk Nasti.
Iwabe mengangkat topi dan menggaruk-garuk kepalanya dengan santai saat mengetahui ia tak beruntung.
Beberapa pegawai masuk ke dalam gedung termasuk Nasti. Sisanya memasuki pabrik.
Seorang pria mendatangi Iwabe dari arah bus yang satu lagi yang terletak di belakang bus Iwabe dan melingkarkan tangannya di bahu pria Jepang itu.
Iwabe menoleh. "Eh, Din!"
"Lu harus tau diri dong! Biar kata lu ganteng, orang Jepang juga, kagak bisa juga lu nyodorin diri ama anak orang kaya. Lu nyadar napa?"
Iwabe tergelak. "Cowok bukannya harus berani, biar bisa cepet ngelamarnya."
"Ya lu lihat-lihat orangnya dulu, kali. Jangan asal lu main nyamber aja! Yang ada lu dipermalukan di tengah jalan kek gini."
Iwabe hanya tersenyum. "Yang penting pantang menyerah saja. Semangat!"
"Mmh." Udin meninggalkan Iwabe. "Terserah lu dah!"
------------+++-----------
Hari itu hari pertama Nasti bekerja. Di saat bersamaan, seorang lagi pegawai wanita juga bekerja di sana. Ternyata mereka satu divisi di divisi marketing, hanya bedanya, Nasti Marketing supervisor dan wanita itu GM Marketing(General Manager). Wanita itu bernama Sarah.
"Ok, untuk awalnya, kalian harus punya product knowledge(pengetahuan tentang produk) dulu ya?" ujar CEO Nathan menatap keduanya, hanya lirikannya pada Sarah sedikit berbeda. "Eh, mungkin kalian berdua bisa ikut aku ke pabrik?"
Nasti dan Sarah mengekor Nathan di belakang hingga memasuki pintu pabrik. Di sana sudah banyak pegawai pabrik yang mengerjakan tugasnya sesuai dengan fungsi masing-masing pekerja. Ada yang mengepak barang, memindahkan, dan mengecek stok.
Kemudian mereka masuk lagi ke ruang dalam, yang ternyata ruang itu sangat besar di mana produk diolah dan dikemas di sana dengan mesin dan bantuan para pegawai.
Nathan menginformasikan beberapa produk yang ada dan menyerahkan sisanya untuk mereka periksa sendiri produk-produk yang diproduksi di sana.
Setelah selesai dari pabrik mereka kembali keluar. "Nanti sekitar sejam lagi kita adakan meeting untuk kalian mengenal seluruh divisi marketing. Untuk awalnya, meeting ini Saya yang pimpin, tapi untuk selanjutnya, bisa dipimpin kamu, Sarah selaku GM di sini," sahut Nathan.
"Ok," sambut Sarah.
--------+++--------
Nasti cepat mendapat teman karena ternyata ada karyawan satu divisi yang juga satu mess dengannya.
"Aku Lia, kita satu mess tau gak?" ucap seorang wanita yang menghampirinya.
"Oya, maaf aku baru, jadi tidak memperhatikan semua karyawan."
"Iya, gak apa-apa. Kalau ada pertanyaan soal produk, tanya aku aja. Eh, ntar makan siang bareng, yuk?"
"Ayuk!"
----------+++-----------
Iwabe yang tadinya bekerja di bagian pengepakan, sekarang dipindah oleh kantor kebagian pengecekan barang, sehingga kerjanya harus lebih teliti lagi memeriksa barang yang masuk dan keluar.
Ada beberapa pasang mata yang terlihat kecewa dan Iwabe juga merasakan ada yang ganjil dengan data yang sudah ada sebelumnya. Untuk sementara, ia tidak ingin berkomentar sebelum jelas bagaimana barang-barang itu hilang dan siapa pelakunya.
Memang produk jualan yang hilang tidak banyak jumlahnya tapi produk itu hilang tiap hari hingga seolah ada kesalahan dalam pengecekan data.
Ketika Iwabe masuk, tidak ada yang bisa merekayasa data yang baru karena pria itu sangat teliti. Ia meminta karyawan mengecek ulang produk yang akan dikirim sampai sesuai dengan data pengiriman. Ini menyebabkan para pegawai itu harus bekerja 2 kali dengan membongkar kembali barang-barang yang sudah disusun ke dalam truk pengangkut barang. Ini membuat karyawan bingung, dan harus bekerja ektra. Pengiriman pun jadi sedikit lambat.
____________________________________________
Halo reader. Masih semangat baca kan? Jangan lupa kasih semangat authornya dengan like, komen, vote, dan hadiah. Ini visual Sarah Prameswari, GM cantik yang angkuh. Salam, ingflora. 💋
Intip punya temen author dulu yuk!
Duda Casanova Terjerat Cinta Gadis Bar-bar
Author: Oktavia Hamda Zakhia
Apa jadinya seorang casanova berstatus duda itu terjerat cinta pada seorang gadis bar-bar dengan potongan rambut ala mullet.
Pertemuannya itu terjadi saat ia sedang melakukan suatu hal di ruangan kerja kantor miliknya. Namun, sialnya kepergok oleh seseorang yang bekerja di kantornya.
Bahkan gadis tersebut mampu membuat putranya yang berhati dingin bisa tertawa lepas. Setelah tujuh tahun ia mengabaikannya.
Yang mana ia di hadapan kenyataan bahwa gadis yang bekerja di kantornya itu tak mudah ditaklukkan. Mengingat ia sendiri yang mendapat julukan duda casanova.
Bisakah ia mendapatkan hati dari gadis bar-bar yang telah berhasil membuat putranya tersenyum kembali.
Kisah perjalanan mereka di warnai dengan tingkah laku dari gadis bar-bar yang melekat di dalam dirinya
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 86 Episodes
Comments
Angel Tamara
GM itu hy satu dlm struktur perusahaan thor, dan membawahi bbrp manager . klu manager itu mengepalai bbrp divisi. Manager ada di bawah GM... .
2023-03-28
2
Indah Martin
cantikan Sarah sama nasti
2022-12-08
1