Explore Beauty(Proses Perubahan Alur)
..."Mereka gak akan tau apa yang aku rasakan, karena mereka belum mengalaminya"...
Flashback :
Lixi seorang gadis kecil berusia 9 tahun yang baru menduduki bangku kelas 3 harus mengalami pelecehan secara sexsual, mengakibatkan trauma yang mendalam baginya.
"Ayo ikut kami sebentar"ucapnya lembut
"Kemana?"ucapnya polos
"Bermain, kau mau ikut kan?"ucapnya
"Mau-mau, aku mau ikut bermain"ucapnya penuh semangat
Mereka yang disana hanya menyeringai saling menatap satu sama lain. Yang terjadi selanjutnya adalah hal yang paling tidak bisa ia bayangkan, seharusnya ia tidak mengikuti perkataan mereka.
"Hiks, aku benci mereka!"ucapnya sesak
Walau begitu tidak ada yang tahu apa yang terjadi kepadanya kecuali yang memang berada disitu saat kejadian tersebut terjadi.
Flashback of :
Bayang-bayang tentang kejadian tersebut terus menghantuinya hingga ia menginjak umur 16 tahun dan duduk di bangku kelas 10. Lixi gadis riang yang terus menerus berusaha agar terlepas sepenuhnya dari kejadian 7 tahun dimasalalunya. Umurnya yang hampir menginjak dewasa membuatnya sedikit lega, karena orang-orang yang melecehkannya sudah memiliki pasangan mereka masing-masing.
"Terima kasih Tuhan"batinnya
Ia tahu bahwa kesedihan tidak akan selamanya terjadi, pasti akan ada saat dimana kebahagiaan itu datang menghampirinya. Tidak, sudah saatnya bangkit dan melawan ketakutan itu. Cukup sampai disini trauma itu menghentikan langkahnya sejauh ini. Cukup sudah waktu yang terbuang sia-sia hanya karena menangisi hal itu.
Hari-hari terus berlalu, akhirnya trauma yang dialaminya sembuh total. Namun, sesuatu terjadi, ia melupakan hal yang paling penting. Bahwa ada satu kejadian saat ia duduk di bangku taman kanak-kanak, ia sempat dilecehkan, bahkan lebih parah daripada saat ia berusia 9 tahun oleh seorang laki-laki yang terobsesi dengannya.
"Halo semua kenalkan nama gue Lixi, senang bertemu dengan kalian"ucapnya sopan
Dengan kehadiran Lixi sebagai seorang yang ceria, membuat suasana dikelas terasa lebih hangat dan menyenangkan. Ditambah kecantikan yang terpancar dan otak yang cemerlang dalam dirinya, membuat siswa dikelas tak segan-segan dengannya.
"Ssssst, kepalaku pusing"batinnya
Tiba-tiba mendadak pandangannya buram dan menghitam.
Bruk
Ia pingsan saat upacara dilaksanakan. Bagaimana tidak, dengan cahaya terik matahari yang menyengat kulit, pengidap anemia pasti akan langsung pingsan karena silaunya. Datangnya anemia juga bukan tanpa sebab, dikarenakan ia yang tidak rutin meminum tablet penambah darah, serta mengkonsumsi makanan yang kurang bergizi menyebabkannya anemia.
"Engg"ucapnya melenguh
"Bagaimana sudah mendingan?"
"Ya, terima kasih"ucapnya tersenyum tipis
Beruntung ada petugas UKS yang memang selalu bertugas menangani siswa yang sakit atau pingsan saat upacara. Jadi, tidak ada yang perlu dikhawatirkan.
"Konsumsilah tablet dan makan makanan bergizi agar tubuhmu lebih sehat"ucap petugas UKS
Kemudian petugas UKS itu memberikan sebungkus tablet agar rutin meminumnya. Sebenarnya ia dirumah banyak tablet penambah darah, namun karena terkadang lupa meminumnya sampai berhari-hari bahkan berbulan-bulan, yang kini membuatnya harus mengidap anemia.
"Sekali lagi terima kasih"ucapnya membungkuk
Definisi kebahagiaan seseorang itu berbeda-beda, seperti dirinya. Perhatian sekecil apapun membuatnya bahagia, karena hal itu ia merasa dihargai.
"Terima kasih kembali"ucap petugas UKS ramah
Setelahnya dari UKS ia segera kembali ke kelas, dan mengikuti kembali pembelajaran.
Mencoba dan membuka lembaran baru sepertinya tidak terlalu buruk.Memperluas tali pertemanan juga pasti akan menambah wawasan seperti sekarang, ia sudah menemukan teman baru. Sebelumnya ia tidak berinisiatif untuk berteman, hal itu menyebabkan ia kesepian karena jarang bersosialisasi, kecuali tentang masalah tugas.
Dan sekarang ia ingin menjadi gadis friendly yang mempunyai banyak teman.
"Bagaimana apa makanan disini enak"ucap Theresa teman baru Lixi
"Iya, rasa baru yang pertamakali gue coba"balasnya
Melanjutkan makanan yang sempat tertunda, mereka menikmatinya bersama-sama sambil terkadang bersenda gurau. Bukankah indah menemukan teman yang sefrekuensi dan sejalan dengan kita?, itulah yang sekarang dirasakan oleh Lixi. Sifat dari teman barunya hampir sama dengannya, membuat ia lebih leluasa untuk bercerita dan bertukar pendapat secara seksama dengan Theresa.
Karena terlalu asik mengobrol, tidak terasa makanan pun habis.
Setelah makan ia ingin minum namun, baru saja dia akan mengambil minuman, ada tangan seseorang yang memegang pergelangan tangannya.
"Kenapa?"ucapnya menatap Theresa
"Ambilin buat gue juga ya?"ucapnya menampilkan deretan giginya yang rapi
"Iya, ini juga mau gue ambilin"balasnya tak habis pikir
Tanpa disuruh pun pasti ia akan mengambilkan minum untuknya dan juga Theresa. Karena memang Lixi sudah terbiasa minum setelah makan, agar tidak dehidrasi.
"Bay the way, setelah ini pelajaran apa ya?"ucap Theresa sambil meneguk air minum
"Sejarah mungkin..."ucapnya menggantungkan perkataan
"Hm"ucap Theresa menimpali
Sambil meneguk minuman, mereka menikmati semilir angin sejuk yang menerpa wajah mereka.
Kring-kring
Bel berbunyi menandakan istirahat telah usai, mereka segera kembali ke kelas. Ditengah tengah pelajaran, Theresa membisiki Lixi.
"Lixi temani gue ke toilet bentar yuk"ucap Theresa langsung menariknya
Lixi menunggu di depan kamar mandi, beberapa menit kemudian Theresa tidak kunjung keluar. Apa yang dia lakukan?, kenapa lama sekali. Karena penasaran ia mengetuk pintu di depan kamar mandi sambil memanggil Theresa.
"Theresa, Theresa lo masih didalam?"ucapnya mulai khawatir
Tidak ada jawaban namun, setelah beberapa detik kemudian akhirnya suara Theresa terdengar.
"Iya sebentar perut gue sakit, em Lixi bisa minta tolong gak?"ucapnya menahan sakit
Seakan paham apa yang dialami temannya ia segera menuju UKS untuk meminta sesuatu yang dibutuhkan Theresa. Karena toilet laki-laki jaraknya dekat di samping toilet perempuan, ia sempat melihat seorang siswa laki-laki dari arah lapangan menatapnya intens. Tanpa memperdulikannya, ia kembali menuju toilet tempat Theresa tadi berada. Setelah apa yang dilakukan Theresa selesai, Lixi ingin mencuci muka.
"Tungguin gue"ucapnya memperingati
"Iya"balasnya
Mencuci muka dan mencuci tangan yang ia lakukan, setelahnya segera keluar. Namun, setelah membuka pintu, ia dikejutkan dengan seseorang yang berada tepat di depannya.
Dia orang yang menatapnya dari arah lapangan tadi.
"Hai baby kita bertemu kembali"ucap lelaki itu penuh arti
"Hng, maaf"ucapnya bingung
"Melupakanku hm?"ucapnya menatap lekat mata Lixi
"Melupakan?, apa sebelumnya kita pernah bertemu?, tapi sepertinya..."batinnya
Diamatinya laki-laki didepannya, sambil mencoba mengingat. A, sekarang ia tahu ternyata dia.
"Gotcha, bagaimana kabarmu baby"ucapnya tersenyum penuh arti
"Gue bukan baby lo"ucapnya tegas
"Call me Lixi"lanjutnya penuh penekanan
Kemudian ia segera pergi menuju kelas, tanpa tahu siswa laki-laki itu terkekeh melihat tingkah lakunya. Bagaimana bisa ia tidak tahu jika siswa tersebut adalah orang yang pernah melecehkannya saat di taman kanak-kanak. Siapakah dia?, padahal Lixi sudah pindah jauh untuk tidak bertemu kembali dengannya.
...🖤_______________💖...
...Lixi Vionaliza:...
...Theresa:...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 41 Episodes
Comments