..."Jauh didalam lubuk hatiku yang paling dalam, aku ingin mengulang"...
Bisakah katakan padaku apa yang harus aku lakukan sekarang. Rasanya ingin sekali aku pergi jauh tanpa diketahuinya. Bahkan aku merasa di awasinya setiap hari, tidakkah memiliki wajah yang sangat cantik itu berbahaya?.
Aku takut, bak seorang boneka aku diperlakukannya.
"Lixi jangan melamun, nanti kesambet lo"ucap Theresa membuyarkan lamunannya
"Lo kali yang kesambet"balasnya tak terima menoleh menatap Theresa sekilas, kemudian kembali menatap luar jendela
"Lo dibilangin ngeyel ya?"ucap Theresa tak mau kalah
Sudahlah ia tidak ingin meladeninya, moodnya benar-benar sedang rusak sekarang. Seandainya seseorang berada diposisi Lixi, entah senang atau malah takut yang harus dirasakannya. Theresa hanya bisa menghela nafas, keras kepala pikirnya. Sampai seseorang menghentikan gerakan helaan nafasnya.
"Lixi"seru suara seseorang yang ia kenal
Theresa melihat siapa yang datang, tetapi Lixi tidak bergeming atau pun menoleh sama sekali. Dengan nafas yang terengah-engah gadis itu menghampiri Lixi. Gadis cantik dengan mata seperti mata kucing dan pipi yang bulat tembam seperti bakpao.
"Kau dicari kak Xander"ucap gadis itu menetralkan nafasnya
Terserah ia tidak peduli, mau apa lagi dia?. Biarkan, ia ingin sehari saja tidak melihatnya. Lagipula kenapa sih gadis itu mau saja disuruh-suruh. Suasana menjadi canggung akan keterdiaman Lixi.
"Lo dicariin Xander tuh, eh ngomong-ngomong Xander siapa?"ucap dan tanya Theresa mencairkan suasana lalu menatap gadis itu
"A Xander itu emps"mulut gadis itu segera dibekap oleh Lixi
"Sepupu ya, sepupu gue"ucap Lixi membekap mulut gadis itu
"Oh sepupu"ucap Theresa mengangguk-anggukan kepala
Untung percaya, kalau tidak bisa panjang nanti urusannya, dan ia tidak mau jika harus menjelaskan. Gadis yang dibekap Lixi pun memberontak dan melepaskan bekapannya. Merasa kesal akan perbuatan Lixi yang seenaknya, gadis itu berniat ingin membalasnya. Apalah daya jika ia dibawah perlindungan Xander dan juga, Lixi adalah orang terfavoritnya sekaligus teman yang menurutnya paling baik.
"Xixixi"batin gadis itu senang
"Kalau dia siapa?"tanya Theresa menatap gadis itu
"Kenalin dia Helen"balas singkat Lixi memperkenalkan Helen
"Adik kak Xander"lanjut Helen menambah perkataan Lixi
Bermain sambung kata atau apa?, mereka kelihatan akrab.
Ya tidaklah, sebenarnya Lixi tidak suka melakukan itu. Namun, karena melihat kepolosan Helen, Lixi harus bersikap seolah menyukai kakaknya. Iya, faktanya adalah benar kalau Helen adalah adik dari Xander, laki-laki yang melecehkannya. Waktu pertama kali Xander memperkenalkan adiknya padanya. Helen sangat menyukai Lixi, bahkan ia sempat membuat kue buah kesukaannya, yang entah tau darimana.
"Ayo cepat ke sana, sebelum kak Xander datang kesini"ucap Helen teringat akan apa yang diperintahkan Xander
"Tidak bisa, sebentar lagi jam pelajaran akan di mulai, bilang saja padanya aku akan menemuinya di roftoop nanti"balasnya penekanan
"Tapi..."ucap Helen sedih menatap Lixi berkaca-kaca
Ahkkk, kalau Helen bukan adiknya Xander, ia tidak apa-apa dekat dengannya. Tetapi masalahnya disini adalah, jika Helen semakin nyaman dengannya, pasti ia akan menyuruhnya untuk terus bersama Xander.
"Udahlah Lixi gak apa-apa, nanti gue izinin kok"ucap Theresa menengahi tidak tega melihat Helen
"Huft, ya udah ayo"ajaknya pasrah
Senyum yang sempat memudar kembali dengan senyum yang manis, sebelum sedetik kemudian berganti dengan seringai dari bibirnya, tanpa diketahui siapa pun.
"Gue duluan ya?, Theresa"ucapnya pamit
"Iya, hati-hati"balas Theresa menasehati
"Sampai jumpa Theresa"ucap Helen tersenyum manis kepadanya
"Ya sampai jumpa"ucap Theresa melambaikan tangan melihat kepergian mereka
Akhirnya mereka menemui Xander, dengan Helen sebagai penunjuk arah menuju tempat Xander berada, lebih tepatnya parkiran.
"Bisa tinggalkan kami berdua Helen?"tanyanya sekaligus perintah sambil terus menatap gerak-gerik Lixi
"Baik, kak"ucapnya sebelum pergi meninggalkan mereka berdua
"Masuk mobil"perintah Xander menyuruh Lixi memasuki mobil disampingnya
Tanpa menjawab ia langsung memasuki mobil.
Keadaan di mobil mendadak sepi karena mereka yang saling berdiam diri.
"Sini"ucap Xander tiba-tiba menyuruh mendekatinya
Lixi menoleh melihat Xander menepuk pahanya, pertanda ia ingin Lixi agar duduk di pangkuannya.
"Bagaimana harimu baby?"tanya Xander mengelus puncuk kepala Lixi sembari menatapnya
"Seperti biasa"balasnya santai memandang luar jendela
Perlahan tangan Xander menangkup pipinya, ia ingin saling bertatapan dengan Lixi. Tapi apa yang ia dapat?, Lixi hanya menatapnya datar. Tanpa ba-bi-bu Xander mencium seluruh wajahnya. Dilanjut dengan sedikit kasar ia menyerang bibir Lixi. Lixi yang mendapatkan serangan bertubi-tubi itu hanya diam mencengkram erat roknya. Jika melawan, ia takut hal lebih akan terjadi padanya.
Beberapa saat kemudian...
Dengan pelan Xander melepas ciumannya, sedangkan Lixi menyandarkan kepalanya di perpotongan leher Xander. Pipi yang memerah dengan nafas yang tidak beraturan, dan sedikit bekas darah di bibirnya. Manis, ingin sekali Xander tanpa henti menciumnya.
"Baby?"tanyanya memastikan
Hanya nafas yang beraturan yang ia dengar, Lixi tertidur di pangkuannya. Lelah?, iya Lixi sangat lelah sampai tertidur tidak tahan matanya ingin terpejam.
"Gadis manis"ucap Xander melihatnya lalu mencium keningnya lembut
Karena Lixi yang tertidur Xander memutuskan untuk membawa ke apartemennya, tempat yang belum pernah Lixi datangi. Jika saja Lixi tidak tidur, dia akan menghindari untuk dibawa ke apartemennya. Tempat yang paling menakutkan bagi Lixi, sebab mungkin hal-hal diluar nalar akan terjadi.
"Baby, ayo bangun"perintahnya mengelus punggung Lixi
Sedikit terusik akan hal itu Lixi agak menjauh darinya.
Tanpa Lixi tahu, itu sedikit melukai hati Xander. Dengan lancang tangannya menelusup ke bajunya dan mengelus perut Lixi pelan. Merasakan pergerakan disekitar perutnya, Lixi membuka matanya dan mencoba menyingkirkan tangan itu.
"Hm bagaimana ya, jika perut ini membesar?"ucapnya penuh arti sembari terus mengelus, tanpa terganggu akan tangan Lixi yang mencoba menyingkirkannya
Mendengar hal itu sontak pergerakan Lixi terhenti, ia tahu Xander sedang tidak main-main dengan ucapannya. Melihat sekelilingnya adalah sebuah apartemen, hal itu memudahkan apa yang akan dilakukan Xander padanya.
"Gadis penurut"pujinya mencium belakang leher Lixi pelan
Tentu itu membuat siapa pun meremang karenanya. Termasuk Lixi yang sekarang menahan geli karena apa yang dilakukan Xander. Lalu dengan cekatan, Xander menggendongnya ala koala menuju ruang makan.
"Mau apa hm?"tanyanya terkekeh gemas akan tingkah Lixi yang kebingungan
Bukan tanpa sebab ia kebingungan, hal yang membuat ia kebingungan adalah makanan yang tersaji, bukan makanan keseharian orang di kotanya.
"Jangan-jangan..."batinnya panik menatap Xander
"Yes baby"balasnya seakan tahu apa yang dipikirkan Lixi
...🖤_______________💖...
...Helen:...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 41 Episodes
Comments