10 Tahun Lagi Kita Menikah!

10 Tahun Lagi Kita Menikah!

Prolog

Ini tentang Jeffrico Rasendria Dirgantara. Seorang pria dewasa berusia 29 tahun yang tengah pusing menghadapi orang tuanya yang ingin segera menimang cucu. Jeff hanya bisa mengurut pelipisnya karena sudah pengang mendengar ocehan sang mama. Bahkan dari tadi mamanya masih belum mau berhenti untuk mengomel.

"Jeff! Jeffrico Rasendria Dirgantara! Kamu dengan Mama tidak, sih?" Sentak Mona sang mama.

"Saya dengar, Ma. Saya pasti menikah tapi tidak sekarang," jawabnya lembut.

"Terus kapan?! Kamu mau jadi perjaka tua? Mama sudah malu ya, Jeff. Setiap arisan ditanya 'Jeng, anaknya kapan menikah? Dia tidak homo sexual, kan?' Mama malu!" Omelnya lagi.

"Ma, Saya normal."

"Ya buktikan atuh kesayangan Mama, kecintaannya Mama, gantengku, sayangku, cintaku. Mana sok calonnya bawa ke sini," racau Mona dengan logat khas sundanya.

"Ya nanti akan saya cari."

"Astagfirullah, Jeff. Kamu ini gimana, nanti dicari di mana? Kalau tidak sekarang kapan Mama akan menimang cucunya? Mencari jodoh tidak semudah membalikan telapak tangan. Ayok atuh dicari sekarang."

"Itu Mama tau kalau tidak mudah, jadi biarkan saya menikmati pekerjaan dulu, Ma sambil menanti jodoh," ucapnya enteng.

"Ah sudahlah gimana kamu saja, Jeff. Mama capek dengan pola pikir kamu yang tidak berubah. Bisa habis suara Mama kalau kelamaan di sini. Mama kasih waktu kamu 1 tahun lagi, kalau tidak menemukan calon biarkan Mama memilih calon menantu Mama sendiri!" Tegas Mona seraya melenggang pergi dari ruang kerja putranya.

Jeffrico semakin frustrasi dengan itu. Baginya satu tahun adalah waktu yang sebentar untuk memilih calon pendamping hidup.

"Harus cari di mana calon istri?" Gumamnya.

Jujur saja Jeff menjadi tidak fokus dengan pekerjaannya. Hingga satu jam pun berlalu, tiba-tiba Jeff teringat akan sesuatu. Dia membuka laci di belakang kursi kerjanya. Laci yang dia pakai untuk menempatkan beberapa barang berharga agar tidak tersentuh siapapun.

Perlahan dia menemukan apa yang dia cari, sebuah kertas lusuh berusia 10 tahun. Dengan senyum mengembang dia mengambil ponsel untuk menghubungi asisten pribadinya.

"Tolong carikan info tentang orang yang sedang saya cari."

"..."

"Detail. Saya akan kirimkan namanya."

Setelah menutup panggilannya Jeff tersenyum. Bukan karena hanya dia akan menuruti keinginan orang tuanya. Tapi dia akan menemui gadis yang dia temui 10 tahun lalu. Tidak sulit untuk seorang Jeff mendapatkan informasi siapapun.

.

.

.

Ini tentang Aphrodite Mikaella Disera. Setelah selesai mengikuti ujian nasional, Mika memilih untuk fokus bekerja. Sekolah sudah tidak mewajibkan murid kelas 12 untuk selalu hadir karena tinggal menunggu ijazah saja.

Bukan apa-apa, menjadi seorang anak yatim piatu yang harus bertahan hidup, membuat Mika harus bekerja keras demi kehidupannya sendiri. Sudah banyak kesusahan yang dia alami kemarin-kemarin untuk membiayai uang sekolahnya. Bahkan kadang dia sampai harus rela menahan lapar karena keterbatasan.

Untung saja kedua orang tuanya meninggalkan rumah, kalau tidak mungkin Mika akan lebih sulit karena harus menyewa rumah.

"Mik, meja sebelah sana kotor. Tolong dibersihkan ya?" Ucap sang manajer yang hari ini turut turun tangan di lapangan.

"Siap, Buk." Setelah selesai membersihkan kaca, Mika segera berlari menghampiri meja yang perlu dia bersihkan.

Mika adalah salah satu pegawai terbaik di sebuah cafe kecil di pinggir kota. Semangatnya tidak pernah hilang dari raut wajahnya. Tak heran jika dia selalu mendapat pujian dan juga bonus. Karena orang di sekelilingnya pun tau kalau Mika sangat hebat sudah berjalan sejauh ini.

Tak terasa waktu sudah menunjukkan pukul 4 sore. Sudah waktunya dia pulang.

"Mik, kemari," panggil Bu Yesi.

Mika yang merasa terpanggil pun segera menemui Yesi di ruang kerjanya dan setelah dipersilahkan duduk barulah dia berani untuk duduk.

"Ada apa ya Ibu memanggil saya ke sini? Apa saya melakukan kesalahan hari ini, Bu?" Tanya Mika.

Yesi terkekeh. "Bukan, bukan kok."

Yesi memberikan paper bag besar di hadapan Mika. "Ini buat kamu."

Mika bingung, dia sebenarnya senang jika diberi hadiah. Namun, dia selalu merasa tidak enak dengan karyawan lain. Sejujurnya dia hanya takut dianggap sebagai karyawan kesayangan dan menimbulkan beberapa permasalahan di sana.

"Emm saya sebenarnya berterima kasih, Buk. Tapi saya tidak bisa menerimanya. Saya takut kalau nanti banyak orang yang mengira saya selalu di anak emaskan."

"Tidak apa-apa. Ini berisi bahan pokok, pakaian baru dan juga sembako. Ini juga bukan hanya dari saya, tapi juga karyawan lain yang ingin membantu kamu. Kamu kan paling kecil di sini, jadi banyak yang sayang kamu," ucap Yesi perhatian.

Jujur, Mika sangat terharu mendengarnya. Bagaimana pun dia masih remaja, dia sangat butuh kasih sayang sebenarnya. Jadi Mika tentu bersyukur sekaligus senang karena mendapat perhatian lebih dari teman-teman dan lingkungannya.

.

.

.

Keesokan harinya Mika sedang berjalan keluar gerbang sekolah bersama kedua temannya Tessa dan Caca. Penggambaran apa yang tepat untuk Mika?

Dia gadis cantik, cukup pintar dan bahkan mendapat ranking 1 di kelasnya. Namun bisa dibilang Mika bukan murid kalem, dia bisa dikategorikan bar-bar. Bahkan satu sekolah segan padanya.

Bukan karena dia kasar, tapi dia tangguh dan berani. Meskipun dia miskin tapi dia tidak akan membiarkan siapapun menginjak harga dirinya.

"Eh rencana setelah lulus kalian mau ngapain?" Tanya Caca.

"Gue kayanya mau kuliah deh," jawab Tessa.

"Gue ya kerja lah, apalagi? Kalau kuliah kayanya gak akan sanggup. Biaya sekolah aja kadang gue gak makan, apalagi biaya buat kampus?" Ucap Mika blak-blakan.

"Bokap gue tuh mau biayain kuliah lo tau, Mik. Tapi lo nolak, gimana pun kan bokap gue juga udah anggap lo anak sendiri," kata Caca.

"Gue gak mau bergantung sama orang, Ca. Bokap lo juga punya anak, jadi biar fokus aja sama lo. Gue masih bisa menanggung hidup gue, mungkin setelah gue mapan dan merasa cukup barulah gue kuliah," jelas Mika.

"Menurut gue keputusan Mika bener tau, Ca. Lo tau sendiri Mika gimana. Yang terpenting apapun keputusan dia, kita sebagai sahabat harus terus dukung dia."

Caca menatap ke arah Tessa. Ya mungkin benar, dia juga tidak bisa memaksakan kehendaknya sekarang. Sebagai sahabat Mika dia memang harus selalu mendukungnya, bukan?

Setelah berbincang panjang lebar dengan teman-temannya, seperti biasa Mika menunggu angkutan umum di halte sekolah. Hari ini nampak begitu panas, namun paras cantiknya sama sekali tidak pernah luntur. Bahkan keringat saja sepertinya enggan membasahi wajahnya.

Sesaat Mika mengangkat wajahnya karena melihat sebuah mobil mewah yang berhenti di hadapannya. Dia bertanya-tanya ada apa orang ini menghentikan mobilnya di depan halte? Menghalangi saja.

Mika melihat ke arah seseorang yang turun dari mobil itu dengan dengan di dampingi asisten pribadinya. Sepertinya dia om-om, itu pikir Mika. Tapi ada apa? Kenapa mereka seperti menghampirinya?

"Aphrodite Mikaella Disera?" Tanya Gerda, sang asisten.

"I-iya? Ada apa ya, Om?' Tanya Mika to the point.

"Sekarang tolong ikut bersama kami, silahkan masuk ke mobil," ucap Gerda sembari melangkahkan kaki untuk membuka pintu belakang.

"Hah, tapi untuk apa?" Tanya Mika kaget.

"Kamu punya hutang pada saya," ucap Jeff yang mencoba menjaga imagenya.

"Tunggu-tunggu, Om. Kayanya Om salah orang. aku gak pernah berhutang sama siapapun jadi aku tegasin kalian salah orang. Permisi," pamit Mika yang melenggang pergi meninggalkan keduanya. Namun ya percuma, karena dengan sigap Jeff menahan lengannya.

"Ehh!! Om apa-apaan sih, kenapa pegang-pegang? Om itu mau culik aku ya?!"

"Kamu punya hutang sama saya!" Tegas Jeff.

"Apaan sih, Om. Dibilang aku gak pernah berhutang kenapa maksa banget, mana buktinya?!" Sungut gadis berkuncir kuda itu.

"Sebaiknya kamu ikut bersama kami dulu, baru kami jelaskan," ucap Gerda menengahi.

Sejenak Mika menatap Jeff dengan tajam, kemudian dia terdiam. Dia memikirkan apa orang tuanya memiliki hutang pada Om-Om yang ada di hadapannya ini? Kalau benar tamatlah sudah riwayat Mika, bagaimana dia harus melunasinya?

Jadi daripada dia semakin ditekan akhirnya dia memilih untuk menurut saja dan mengikuti mereka sambil terus berdoa kalau dia akan baik-baik saja.

Episodes
1 Prolog
2 Ini Calon Menantu Mama
3 10 Tahun Lagi Kita Menikah Ya!
4 Si Kuman dan Si Bebek
5 Ciuman Pertama Mika
6 Oke, Kita Menikah!
7 Om-Om Pemaksa!
8 Kejadian Tak Terduga
9 Cincin Pernikahan
10 Fitting Baju dan Prewedding
11 Hari Kelulusan
12 Bouquet
13 Serius Nikah?
14 Resepsi Penuh Pencitraan
15 Malam Pertama
16 Om, Iphone
17 Drama Pagi Hari
18 Sosial Butterfly Vs Anti Sosial
19 Kehidupan Monoton Seorang Jeffrico
20 Elang Arjun Dirgantara
21 Menunggu
22 Rasa Kecewa
23 Orang Asing
24 Mencoba Membiasakan Diri
25 Lingkup Pertemanan Mika dan Selena
26 Diskusi
27 Kabar Bahagia
28 Memang Harus Terlihat Senang?
29 Sudut Pandang Jeff
30 Cari Perhatian
31 Luka Lama Jeffrico
32 Ikut Jeff Ke Kantor
33 Cemburu Tapi Gengsi
34 Ditinggal Jeffrico
35 Perhatian Kakak Ipar
36 Bicara Hal Berat Tentang Perpisahan
37 Kepulangan Jeffrico
38 Makan Malam
39 Sedikit Cerita Di Hari Ini
40 Menjadi Sosok Penenang
41 Ngidam Menyusahkan
42 Pertemuan Menyakitkan
43 Hak Mika
44 Periksa Kandungan Pertama Kali Bersama Jeffrico
45 Mika dan Elang
46 50 Tusuk Sate
47 Kamu Gak Pernah Punya Masalah Ya?
48 Mencari Tau Apa Yang Terjadi Pada Selena
49 Terlihat Akur
50 Aku Benci Kamu!
51 Mika Kritis
52 Jeff Vs Elang
53 Menjadi Yang Selalu Ada Untuk Mika
54 Memulai Kehidupan Tanpa Jeff
55 3 Months Later
56 Selalu Berusaha Baik-Baik Saja
57 Pertemuan Jeff Dengan Elang
58 Berjuang Untuk Mika
59 Menjelang Persalinan
60 Welcome Baby Boy
61 Raja Kecil Yang Gagah dan Berani
62 Keseriusan Jeff dan Trust Issue Mika
63 Peran Jeff Sebagai Seorang Suami
64 Berhenti Bicara Kata Pisah
65 Bicara Soal Perasaan
66 Kutub Utara Meleleh
67 Mulai Bucin
68 Jeffrico Jatuh Cinta
69 Cinta Tapi Gengsi
70 Mempersiapkan Sesuatu Untuk Mika
71 Mencoba Memantaskan Diri Satu Sama Lain.
72 I Love You, Mika.
73 Banyak Yang Sayang Mika
74 Lebih Dari Sekedar Kejutan
75 Sehari Menjadi Anak Kecil Part 1
76 Sehari Menjadi Anak Kecil 2
77 Semua Adalah Hak Kalian
78 Hetic
79 Perkara Naik Delman
80 Vespa Untuk Regan
81 Jalan-Jalan Ke Pantai
82 Liburan Atau Honeymoon
83 Regan Sakit
84 Jeff Penenang Segalanya
85 Jeff Suami Terbaik
86 Biar Aku Peluk
87 Aku Kecanduan Kamu
88 Membicarakan Masa Depan Regan
89 Ulang Tahun Ketiga
90 Waktu Untuk Keluarga
91 Hamil Anak Kedua?
92 Tidak Siap Punya Anak kedua
93 Detak Jantung Anak
94 Pertanyaan Regan Belum Tuntas
95 Konsultasi Dengan Orang Tua
96 Jeff Buat Masalah
97 Silent Treatment
98 Soal Bertahan
99 Abang Regan
100 Welcome Baby Girl
101 Keputusan Jeff Untuk Pulang
102 Keluarga Kecil
103 [ENDING] Gadis Berhati Lembut Dan Bersinar Seperti Bintang
104 EXTRA PART – AKU SANGAT MENCINTAI KAMU
Episodes

Updated 104 Episodes

1
Prolog
2
Ini Calon Menantu Mama
3
10 Tahun Lagi Kita Menikah Ya!
4
Si Kuman dan Si Bebek
5
Ciuman Pertama Mika
6
Oke, Kita Menikah!
7
Om-Om Pemaksa!
8
Kejadian Tak Terduga
9
Cincin Pernikahan
10
Fitting Baju dan Prewedding
11
Hari Kelulusan
12
Bouquet
13
Serius Nikah?
14
Resepsi Penuh Pencitraan
15
Malam Pertama
16
Om, Iphone
17
Drama Pagi Hari
18
Sosial Butterfly Vs Anti Sosial
19
Kehidupan Monoton Seorang Jeffrico
20
Elang Arjun Dirgantara
21
Menunggu
22
Rasa Kecewa
23
Orang Asing
24
Mencoba Membiasakan Diri
25
Lingkup Pertemanan Mika dan Selena
26
Diskusi
27
Kabar Bahagia
28
Memang Harus Terlihat Senang?
29
Sudut Pandang Jeff
30
Cari Perhatian
31
Luka Lama Jeffrico
32
Ikut Jeff Ke Kantor
33
Cemburu Tapi Gengsi
34
Ditinggal Jeffrico
35
Perhatian Kakak Ipar
36
Bicara Hal Berat Tentang Perpisahan
37
Kepulangan Jeffrico
38
Makan Malam
39
Sedikit Cerita Di Hari Ini
40
Menjadi Sosok Penenang
41
Ngidam Menyusahkan
42
Pertemuan Menyakitkan
43
Hak Mika
44
Periksa Kandungan Pertama Kali Bersama Jeffrico
45
Mika dan Elang
46
50 Tusuk Sate
47
Kamu Gak Pernah Punya Masalah Ya?
48
Mencari Tau Apa Yang Terjadi Pada Selena
49
Terlihat Akur
50
Aku Benci Kamu!
51
Mika Kritis
52
Jeff Vs Elang
53
Menjadi Yang Selalu Ada Untuk Mika
54
Memulai Kehidupan Tanpa Jeff
55
3 Months Later
56
Selalu Berusaha Baik-Baik Saja
57
Pertemuan Jeff Dengan Elang
58
Berjuang Untuk Mika
59
Menjelang Persalinan
60
Welcome Baby Boy
61
Raja Kecil Yang Gagah dan Berani
62
Keseriusan Jeff dan Trust Issue Mika
63
Peran Jeff Sebagai Seorang Suami
64
Berhenti Bicara Kata Pisah
65
Bicara Soal Perasaan
66
Kutub Utara Meleleh
67
Mulai Bucin
68
Jeffrico Jatuh Cinta
69
Cinta Tapi Gengsi
70
Mempersiapkan Sesuatu Untuk Mika
71
Mencoba Memantaskan Diri Satu Sama Lain.
72
I Love You, Mika.
73
Banyak Yang Sayang Mika
74
Lebih Dari Sekedar Kejutan
75
Sehari Menjadi Anak Kecil Part 1
76
Sehari Menjadi Anak Kecil 2
77
Semua Adalah Hak Kalian
78
Hetic
79
Perkara Naik Delman
80
Vespa Untuk Regan
81
Jalan-Jalan Ke Pantai
82
Liburan Atau Honeymoon
83
Regan Sakit
84
Jeff Penenang Segalanya
85
Jeff Suami Terbaik
86
Biar Aku Peluk
87
Aku Kecanduan Kamu
88
Membicarakan Masa Depan Regan
89
Ulang Tahun Ketiga
90
Waktu Untuk Keluarga
91
Hamil Anak Kedua?
92
Tidak Siap Punya Anak kedua
93
Detak Jantung Anak
94
Pertanyaan Regan Belum Tuntas
95
Konsultasi Dengan Orang Tua
96
Jeff Buat Masalah
97
Silent Treatment
98
Soal Bertahan
99
Abang Regan
100
Welcome Baby Girl
101
Keputusan Jeff Untuk Pulang
102
Keluarga Kecil
103
[ENDING] Gadis Berhati Lembut Dan Bersinar Seperti Bintang
104
EXTRA PART – AKU SANGAT MENCINTAI KAMU

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!