- Flashback On -
Jeff dan Mika duduk di pinggir trotoar, Jeff sedari tadi memperhatikan gadis kecil itu yang tengah asik berceloteh tentang cita-citanya menjadi seorang polisi, ya hiburan juga untuknya. Sekiranya ada orang yang bisa dia ajak bicara untuk sekarang.
"Kakak kenapa tadi gak lari kalau mau ketabrak? Papa bilang ke Mika katanya jangan main di tengah jalan nanti ketabrak. Terus kenapa Kakak mainnya di tengah jalan?" Tanya Mika.
"Ya biar ketabrak."
"Emangnya kakak mau jadi hantu? Kalau ketabrak nanti katanya jadi hantu, rawrr," ucap gadis kecil itu menakut-nakuti.
"Itu suara macan. Kalau gitu kamu gak takut jadi hantu? Tadi kamu selamatin saya juga bisa tertabrak."
"Takut, tapi papa bilang jangan jadi penakut. Kalau mau jadi polisi harus tolongin orang banyak-banyak." Mika menatap pria yang ada dihadapannya ini, nampak sangat jelas sepertinya sedang sedih. Ayahnya selalu mengajarkan bagaimana caranya mengetahui ekspresi seseorang.
"Kakak lagi sedih ya?" Tanya Mika.
Jeff mengangguk. "Sedikit." Gadis itu mengeluarkan permen dari saku seragamnya dan memberikan pada Jeff.
"Kata mama kalau Mika sedih mam permen aja biar sedihnya jadi manis. Kakak jangan sedih ya?"
Jeff terhenyuk, dia menerima permen itu perlahan. Dia merasa gadis kecil itu beruntung karena memiliki kedua orang tua yang utuh. Dia masih bisa berbagi masalahnya dan menceritakan hari-harinya.
"Kamu tunggu di sini sebentar," ucap Jeff.
Jeff dengan cepat berjalan ke arah mobil, mengambil pulpen dan juga kertas, dia juga mengambil sebuah kotak dan kembali ke arah gadis kecil itu.
"Bisa nulis?" Tanya Jeff.
Mika mengangguk dan itu membuat Jeff tersenyum. Jeff menaruh papan dada dengan selembar kertas di pangkuan gadis kecil itu. "Coba kamu tulis apa yang saya ucapkan." Jeff lalu mengulurkan pulpen ke arahnya.
Mika dengan senang hati mengangguk. "Tulis apa, Kak?"
"Tulis kaya gini. Sebentar, nama lengkap kamu siapa?"
"Mika ... Oh salah. Aphrodite ... Mikaella ... Disera," ucapnya.
Jeff menganggukkan kepalanya. "Tulis. Saya Aphrodite Mikaela Disera." Jeff mulai mendikte dan Mika mengikuti arahan dari Jeff.
"Berjanji."
"Ber ... Jan ... Ji."
"10 tahun lagi akan menikah dengan Jeffrico Rasendria Dirgantara. Janji ini tidak bisa dibayar oleh apapun."
Mika kembali menulis dengan polosnya, membuat Jeff tersenyum melihat gadis pintarnya itu.
Setelah selesai Mika menunjukkan hasil tulisannya pada Jeff. Ya cukup rapi untuk ukuran anak kelas 3 atau 4 SD ini menurut Jeff.
Setelah puas Jeff mengambil materai dan cap dari kotak yang dia bawa. Jeff menempelkan materai di kertas itu dan menuntun Ibu jari Mika ke tinta cap.
"Kamu tempelin Ibu jarinya di sini," ucap Jeff sembari menunjuk di atas materai.
Mika kembali menurut dengan senang, menurutnya ini menyenangkan. Memang gadis kecil yang polos.
Jeff mengusap puncak kepala Mika. "10 tahun lagi kita menikah ya!"
"Menikah itu apa, Kak?" Tanya Mika tak paham.
"Teman dekat," jawab Jeff.
"Oke, Kak! Nanti kita menikah!"
Jeff terkekeh, gadis kecil ini memang pintar dan cantik. Mari kita lihat 10 tahun ke depan.
- Flashback Off -
Mika mencoba mengingat kembali tentang ini, dia ingat. Tapi samar-samar. Jantungnya berdebar dengan kencang.
"Kamu sudah ingat? Janji sama dengan Hutang," tegas Jeff.
"T-tapi ini kan aku nulisnya di bawah umur, gak berlaku berarti," protes Mika.
"Berlaku untuk saya."
"Oooomm!" Kesal Mika.
Elang dan Mona menatap surat yang sudah usang itu dengan seksama. Ya memang tidak ada artinya, Mika menulis ini masih di bawah umur dan tidak berlaku di mata hukum.
"Kak, lo jangan aneh-aneh. Lo sama aja pemaksaan. Dia nulis waktu masih kecil."
"Saya tidak peduli."
"Jeff ... " Mona menghela napasnya.
Mona memang ingin putranya menikah tapi tidak seperti ini caranya. Itu sama saja merusak kehidupan orang lain.
"Aku gak mau!" Tolak Mika yang beranjak dari tempat duduknya, namun Jeff menahan lengannya dan memaksa untuk tetap duduk.
"Kamu suka melanggar janji ya?" Tanya Jeff.
"Tapi Om itu kan aku belum tau artinya menikah, Om aku bayar aja deh terserah berapapun yang Om mau, tapi dicicil," pintanya dengan amat memohon.
"Kamu tidak baca? Janjinya tidak bisa dibayar oleh apapun."
"Jeff jangan begitu loh, kalau begitu Mama tidak jadi memaksa agar kamu menikah," ucap Mona mengalah.
"Kalau begitu saya tidak akan menikah seumur hidup."
Mona menganga, ya tidak begitu juga maksud Mona. "Maksud mama gak gitu, Jeff."
"Saya mau menikah hanya dengan gadis pilihan saya dan dia yang sudah berjanji pada saya," balas Jeff tukuh.
"Yasudah kalau begitu begini saja. Jika Mika bisa menjawab pertanyaan mama dan dia lulus, mama merestui kamu menikah dengan Mika. Kalau tidak ya mama tidak akan merestui."
"Ya silahkan." Jeff tidak takut, tentu Mika akan bisa menjawab karena dia gadis yang pintar. Sementara Mona yakin kalau gadis seusia Mika ini belum matang kalau soal pernikahan.
"Tante ..."
"Yaudah kamu jawab dulu aja, Sayang," ucap Mona lembut.
"Nama kamu siapa?" Tanya Mona.
"Aphrodite Mikaela Disera."
"Umur?"
"19."
"Orang tua kamu sejak kapan meninggal?" Tanya Mona.
"Waktu aku menginjak kelas 10 SMA, mereka mengalami kecelakaan beruntun tragedi di pekalongan."
Mona terhenyuk, kasian sekali ternyata gadis ini. Pasti diusianya sekarang sangat berat melewati masa remaja tanpa adanya orang tua lagi.
"Kamu bisa memasak, bersih-bersih, mengurus keperluan suami?" Tanya Mona.
Mika mendapat akal sekarang bagaimana caranya dia terbebas dari Jeff. "Gak bisa, Tan. Yang instan lebih gampang, kalau masak suka gosong, kalau ngepel juga males.
"Jangan bohong, kamu kerja di caffe sebagai pelayan. Merangkap sebagai cook helper," ucap Jeff.
Mika melirik ke arah Jeff, kenapa Om-Om itu ikut campur, sih? Apa sebegitu inginnya dia menikahi daun muda? Dasar pedofil! Rutuk Mika dalam hatinya.
Mona menghela napasnya. "Lalu prestasi kamu di sekolah apa?"
"Gak ada, Tan. Aku gak pinter, bukan anak baik juga. Aku bar-bar, bisa tanya sama kak Elang."
Mona terkejut dengan pengakuan Mika. Tentu dia ingin calon menantunya baik, Bukan? "Elang?"
"Setau Elang emang Mika disegani di sekolah, tapi itu karena dia tegas dan berani. Bukannya kamu juara kelas terus, Mik?"
"Engga, Kak," sanggah Mika.
"Bohong, kamu pernah ikut lomba kejuaraan sains dan mendapatkan juara kedua dengan hadiah 2 juta rupiah," sela Jeff.
"Om ini nguntit aku kah?!" Kesal Mika.
"Jawab yang benar, saya tau semua tentang kamu."
"Kalau begitu kamu anak yang baik, dong? Ya tante setuju saja. Ayok terima saja tawaran Jeff, Sayang. Tante janji akan menyayangi kamu seperti anak sendiri."
Jeff sedikit tersenyum kemenangan, tentu tidak ada yang bisa menghalanginya.
"Gak mau, Tan. A-aku bukan cewek baik-baik. Aku suka ke club malam sama Om-Om."
"Saya juga Om-Om, nanti saya ajak kamu ke bar."
Mika kaget, jelas dia ketar-ketir. Dia berusaha memukul mundur Jeff tapi kenapa malah dia yang terjungkal?
"Aku juga suka morotin orang, Tan! A-aku juga pernah deketin kak Elang karena dia kaya. Iya kan, Kak?"
"Saya tau kamu suka sama saya, tapi karena saya menganggap kamu adik jadi tidak bisa. Tapi selama ini kamu tidak mendekati saya lebih dan meminta apapun. Kakak saya kaya, kalaupun iya dia tidak akan keberatan kamu porotin," jawab Elang yang memang senang saja kalau kakaknya menikah dengan adik kelasnya itu.
Elang ini memang tidak bisa berbohong dan kejujuran adiknya ini sangat membantu Jeff untuk mendapatkan apa yang dia inginkan.
"Kakkkkkk!"
"Saya benar, Kan?"
Mika berpikir lagi, apa yang harus dia lakukan sekarang? Dia tidak mau sampai harus menikah dengan Om-Om tidak jelas itu.
"Aku juga suka ciuman sama stranger! Aku suka godain cowok biar mau tidur sama aku, a-aku udah gak perawan!" Akhirnya Mika memberanikan diri untuk bicara seperti itu.
Mona menutup mulutnya tak menyangka. "Benar seperti itu?"
"I-iya bener, Tan. Semuanya aku lakuin demi uang."
Jeff tersenyum miring. "Masalah keperawanan bukan tolak ukur. Kamu suka ciuman dengan orang asing? Mari kita lakukan setelah ini."
"H-hahh?! Gak mau! Gakkk!" Tangan Mika gemetar, bukan ini yang dia harapkan.
"Kenapa? Karena semua yang kamu ucapkan itu kebohongan. Jadi seberapa banyak hal buruk yang akan kamu karang selanjutnya?"
Mika tertegun sambil menggigit bagian bawah bibirnya. Sekarang dia harus melakukan apa lagi?
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 104 Episodes
Comments
Zatina
Part ini seru banget. Persekongkolan adik kakak melawan kebohongn Mika/Facepalm/
2024-08-21
0
cahya.rien
/Proud/
2024-08-20
0
Bee mi amore
baguss
2023-03-28
0