Cukup, Mika tidak kuat di sini. "Maaf, Tan. Tapi aku gak bisa menikah dengan cara seperti ini. aku pamit."
Mika tidak peduli, kali ini dia berhasil melepaskan cekalan tangan Jeff pada dirinya. Memangnya dia siapa yang bisa memaksa orang untuk menikah dengannya? Apalagi menikah dengan Om-Om itu adalah hal yang tabu di mata seorang Mika.
Harus Mika akui kalau Jeff itu orang kaya, mungkin kalau dilihat dari sudut pandang ekonomi ini adalah keberuntungan untuknya, tapi logikanya masih berjalan normal. Prinsip tetaplah prinsip, dia akan berdiri di atas kakinya sendiri untuk menata masa depan.
Saat Mika menyusuri lorong mansion yang megah itu tiba-tiba dia tersentak kaget saat melihat seseorang yang ada di depannya.
"KUMAN!"
"BEBEKK!"
"LO NGAPAIN DI SINI?!" Teriak keduanya dan mampu membuat semua orang menyusul ke sana.
Mika menepuk dahinya, dia lupa kalau orang yang dia sebut bebek itu adalah adik dari Elang.
"Harusnya gue yang nanya kenapa lo ada di sini! Eww RUMAH GUE KOTOR GARA-GARA LO!"
"APAAN SIH KOTOR APANYA, ALAY!" Kesal Mika.
"Ehhhh ini teh kenapa neng geulis kesayangan Mama, kenapa-kenapa ada apa meuni teriak-teriak gitu," ucap Mona menenangkan putrinya.
"Ini, Ma. Kenapa si kuman ada di sini?" Tanya Selena.
"K-kuman?" Tanya Mona memastikan.
"Apasih lo bebek, gue juga mau pulang. Dasar alay!" Sungut gadis berkuncir kuda itu.
Elang menghela napasnya, dia sudah sering sekali melihat pertengkaran antara Si Bebek dan Si Kuman ini dulu saat dia masih sekolah.
"Mereka musuh bebuyutan," bisik Elang pada Mona.
Mona membulatkan matanya, kalau begini ya tentu bisa kacau. Apalagi Jeff adalah kakak tersayangnya Selena. Sudah bisa dipastikan, akan semarah apa Selena pada mereka semua.
Selena langsung memeluk Jeff kakaknya seolah mengadu. "Kak, si kuman ini pernah jambak aku di sekolah."
Mika melipat tangannya di dada, kesempatan memang masih berpihak padanya. "Pernah nampar dan tarik bibirnya sampai monyong kaya bebek kwekwek," ledek Mika.
"DIEM LO KUMAN! Tuhkan, Kak. Kakak harus urusin ini sih buat aku, parah banget dia," kata Selena mengompori.
Jujur Mona bingung, seharusnya sebagai Ibu dia marah anaknya diperlakukan seperti itu tapi sedari tadi Elang membisikkan kelakuan Selena di sekolah yang selalu iri pada Mika, jadilah Mika melawan saat dia direndahkan. Iya, putrinya yang bersalah di sini.
"Dia calon kakak ipar kamu, Princess," ucap Jeff lembut.
"HAHH, ENGGA! GAK BOLEH! ARE YOU KIDDING ME?" Tanya Selena tak percaya.
"Engga, gue juga gak mau sama Om-Om ini. Kakak lo ngaco, Bebek, masa dia mau nikahin musuh bebuyutan adiknya, wah parah," ucap Mika balik mengkompori.
"Halah! Pasti lo yang godain kakak gue kan, Kuman?! Ngaku!" Selena mendorong bahu Mika dengan kuat, ya hampir saja dia terjungkal. Untungnya pertahanannya sangat kuat.
"Kakak lo yang nyulik gue, Gila!" Balas Mika tak kalah kesal.
"APA LO BILANG?! JANGAN NGACO!" Selena menjambak rambut Mika sampai ikatannya terlepas, Mika tidak tinggal diam, dia juga membalas jambakan dari Selena.
Semua orang hanya kaget melihat pertengkaran kedua gadis itu. Sesekali Mona dan Elang meringis, ternyata mereka berdua sangat brutal. Sementara Jeff hanya diam melihat itu semua dengan datar, ingin melihat seberapa akur adik dan calon kakak iparnya.
"EHH KALIAN TEH KENAPA MALAH DIEM, LERAI ATUH ITU ADIKNYA!" Ucap Mona heboh.
Mendengar itu Elang dan Jeff barulah turun tangan. Elang menarik Selena dan Jeff menarik Mika dan memeluknya dari belakang dengan satu tangannya.
"Lepasin, Kak! KAK JEFF AKU GAK MAU SI KUMAN JADI KAKAK IPAR AKU!" Teriak Selena sambil menangis.
"HEH SIAPA JUGA YANG MAU JADI KAKAK IPAR LO YA, BEBEK!" Balas Mika, bedanya ya Mika tidak menangis.
Mona memijat pelipisnya yang terasa pusing. Ini di luar dugaannya. Mereka semua terikat. Jeff ingin menikahi Mika, Mika menyukai Elang dan ternyata Mika adalah musuh bebuyutan putri bungsunya. Benar-benar rumit.
Elang mencoba menenangkan Selena, dia membawa Selena ke kamar atas perintah mamanya. Bisa mati mendadak kalau Mona melihat pertengkaran mereka lagi.
Mika masih mengatur napasnya, dia menyadari kalau dia masih berada di pelukan Jeff. Tentu seketika dia melepaskan dirinya secara paksa dari Jeff.
Mika berdiri di hadapan Mona. "Tante udah liat, kan? Aku gak bisa menikah sama Om ini. Jadi jangan paksa aku lagi."
Mika hendak pergi, namun Mona menahan tangannya dengan lembut. "Jeff, tolong ambilkan air. Mama mau bicara dulu dengan Mika. Kita bicara sebentar ya, Mika?"
Mika terdiam, dia sebenarnya tidak mau. Tapi entah kenapa akhirnya dia menyetujui ikut bersama Mona ke kamarnya.
Terasa aneh sebenarnya untuk Mika, baru pertama kali ke rumah ini tapi sudah diajak masuk ke kamar tuan rumah yang megah itu. Status sosial yang sangat berbeda.
Mika duduk di tepi kasur atas seizin Mona dan perlahan Mona membantu Mika untuk menyisir rambutnya. Jujur ada perasaan berdesir pada dirinya saat Mona melakukan itu. Dia jadi merindukan Ibunya.
"Maafkan kelakuan Selena ya?" Ucap Mona tulus.
Mika terdiam, menurutnya aneh saja. "Kenapa Tante minta maaf sama aku? Harusnya Tante marah karena aku sakitin anaknya."
"Tante tahu kelakuan dia di sekolah dari Elang. Karena itu Tante minta maaf."
Mika tidak tau harus membalas apa sebenarnya, dia pikir Mona akan memarahinya.
"Selena kehilangan papanya saat berusia 9 tahun, saat masa di mana seorang anak memerlukan super hero dalam dirinya."
"Dia sangat kehilangan waktu itu, sampai akhirnya dia tumbuh menjadi gadis manja yang selalu membutuhkan afeksi dari sekitarnya. Selena juga sangat dekat dengan Jeff, itu kenapa dia bersikap seperti itu."
"Dia selalu dimanjakan di rumah ini, karena kami merasa tidak tau bagaimana memberikan rasa puas agar afeksinya terpenuhi," lanjut Mona.
Mika jadi terhenyuk, dulu usia sekecil itu dia masih bisa merasakan kasih sayang orang tuanya. Tapi tidak dengan Selena, ya meskipun gadis itu menyebalkan sekali menurut Mika.
Mona duduk di hadapan Mika dan menggenggam tangannya. "Begitu juga dengan Jeff. Bedanya dia tumbuh dan dipaksa dewasa oleh keadaan. Dia sudah bekerja keras diusia muda sampai lupa memikirkan dirinya sendiri."
"Dialah yang melanjutkan bisnis keluarga ini agar kami bertahan dengan apa yang sudah papanya Jeff perjuangkan dulu. Dia selalu menolak banyak wanita karena tidak ada keinginan untuk menikah."
"Memang pada dasarnya Jeff itu dingin, ketus, cuek dan tidak bisa diajak bicara. Tapi dia pria yang bertanggung jawab. Tante bukan membanggakan anak sendiri agar kamu menerima dia, tidak."
"Jujur saja pertama kali Tante lihat kamu rasanya Tante sudah sayang. Kalau kamu menerima Jeff, kamu tidak hanya akan memperbaiki kehidupan kamu, tapi Tante akan meperlakukan kamu sebagai anak Tante sendiri," ucap Mona panjang lebar.
"Tapi, Tan. Aku gak mengenal Om Jeff, aku gak bisa menikah dengan orang yang bahkan gak aku kenal."
"Tante paham sekali, sangat paham. Tapi Tante tidak tau harus berbuat apa jika Jeff memilih untuk tidak menikah. Tante tidak akan memaksa kamu sekarang, semua pilihan ada di tangan kamu. Tapi tolong pikirkan sekali lagi tentang ini. Hanya kamu satu-satunya harapan Tante agar Jeff mau menikah."
Mika benci berada di posisi ini, kenapa dia menjadi tumpuan takdir seseorang? Meskipun kalau dia menolak pun dia tidak bersalah karena membiarkan Jeff melajang seumur hidupnya, tapi kalau begini dia seperti terbebani oleh beban yang sangat berat. Semuanya seolah ditumpukan padanya, dia benci perasaan tidak enakan ini muncul.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 104 Episodes
Comments