Hasrat Terindah Istri Kecilku

Hasrat Terindah Istri Kecilku

1. Pesta Besar

Sebuah pesta megah diadakan di mansion besar untuk merayakan dua acara. Acara tahun baru serta acara ulang tahun dua baby twins Devino dan Devina yang sudah berusia satu tahun. Malam yang sangat istimewa bagi pasangan Devan dan Aradella. Keduanya adalah orang tua Baby Twins yang dipenuhi dengan kebahagiaan. Ditambah malam yang indah ini melengkapi kebahagiaan mereka.

Hubungan antara mereka berdua sudah berhasil membuat publik di kota heboh, terutama Nyonya Chelsi yang menyatakan Ella adalah putri keduanya yang sudah lama terpisah darinya dan mengatakan sudah menikah hingga memberinya dua malaikat mungil yang menggemaskan.

"Wah lihat, bukankah dia istri Presdir yang lagi viral itu?" Seorang wanita bersama temannya menatap pada Ella yang lagi berdiri sendirian memperhatikan para tamu bersalaman dengan Devan dan Ayah mertuanya.

"Maaf, kalian siapa?" tanya Ella melihat mereka. Tanpa ditanya, Ella sudah tahu maksud kedatangan mereka hanya untuk menertawainya.

"Hei, kau tidak tahu siapa kami?" ujarnya menunjuk teman-temannya yang beranggota empat wanita, istri dari pejabat-pejabat di kota ini.

"Maaf, saya tidak mengenal kalian," ucap Ella ingin pergi tapi berhenti setelah dicibir.

"Ya ampun, tidak sangka Istri Presdir di kota ini tidak mengenal kita, apa dia selalu dikurung di rumah oleh suaminya?" katanya melirik Ella dengan sinis.

"Oh say, jangan heran dulu ... dia kan awalnya seorang pelakor, perebut lelaki kakaknya sendiri. Mungkin memang dikurung agar tidak merayu lelaki lain, ahaha ...." Caci temannya sambil tertawa bersama. Ella semakin menunduk setelah dihina oleh mereka. Ingin rasanya membela diri, tapi takut luka lama itu kembali terbuka.

"Ahaha, lihatlah, dia hanya bisa diam seperti-"

PLAK!

Perkataannya langsung putus setelah menerima tamparan menuntut dari seorang wanita anggun yang hadir malam ini. Ella kaget dan langsung berbalik melihatnya.

"Elisa?" Ella melihat kakaknya berdiri dengan amarah pada kumpulan wanita yang sombong ini.

"Kalianlah yang hina! Harusnya kalian ini tau diri sedikit, sudah punya posisi yang baik dari pada kaum wanita lainnya, tapi tak sangka mulut kalian lebih memalukan. Sangat tak pantas hadir di pesta ini! Enyahlah dari hadapanku!" bentak Elisa menatap mereka tajam hingga mereka tertekan.

"Nona Elisa, harusnya kau tak usah marah. Kami di sini membelamu, kami kasihan padamu melihat adikmu sendiri yang membuatmu seperti ini. Harusnya kamu-"

"Pergi! Kalian pergilah! Aku tak butuh rasa kasihan itu dan pembelaan kalian. Kalian lebih baik diam atau aku robek mulut kalian sekarang juga!" ancam Elisa tak main-main.

Mereka segera pergi tak kuat melihat sorotan mata Elisa yang mengerikan. Sungguh sikap mereka membuat Elisa muak. Lagian semua ini bukan salah Ella.

"Elisa, kamu tenanglah," Ella menenangkan Elisa yang sedang mengatur nafasnya habis marah-marah.

"Haish, kau ini! Lain kali harusnya kau lawan mereka, jangan takut pada mereka. Aku sebagai kakakmu tentu tidak terima kau dihina seperti ini, apalagi malam ini sangat spesial bagimu." Tutur Elisa panjang lebar. Tatapannya sangat serius menasehati adiknya yang begitu lemah dan rapuh.

"Maaf, maaf. Mereka memang benar, aku memang seorang-"

"Cukup, Ella. Kamu jangan pikirkan itu. Kamu ini bukan seperti itu, kamu sudah jadi seorang Ibu." Elisa menghapus air mata adiknya. Ella hanya mengangguk sudah mengerti.

"Oh ya selamat ya. Malam ini baby kamu akan berusia satu tahun. Aku sebagai bibinya sangat senang bisa hadir malam ini di acara ultah baby kamu." Elisa mengulurkan tangan dan tersenyum.

Ella meletakkan gelas jusnya di atas meja lalu membalas uluran tangan pada Elisa, kakak kandungnya yang pernah berurusan soal cinta segita di tahun lalu.

"Em, terima kasih, Kak. Aku benar-benar senang kau datang juga, aku pikir kamu tidak akan-"

"Ssst, jangan ungkit masalah itu lagi. Itu sudah berlalu, kebahagiaanmu sekarang sudah cukup bagiku," ucap Elisa tersenyum lalu diam kembali. "Hais, cuma saja," desis Elisa menunduk di dekat Ella.

"Cuma saja apa?" tanya Ella mengambil segelas jus lain. "Nih, minumlah. Kalau ada masalah, cobalah kasih tahu padaku, siapa tau aku juga bisa bantu." Perkataan Ella membuat Elisa gugup.

"Hanya saja tahun ini aku harus segera menikah. Jika tidak aku akan dijodohkan dengan teman Papa. Papa sering mendesakku untuk mencari pengganti Devan. Hatiku jadi resah dan pikiranku akhir-akhir ini kacau,"

"Aku harus bagaimana sekarang? Apa aku harus menerimanya? Sedangkan aku tidak mencintai dan tidak tahu siapa teman Papa. Aku takut, aku akan dinikahi oleh om-om pejabat yang sudah beristri." Jelas Elisa panjang lebar meluapkan kegundahan hatinya selama ini.

Ella perlahan sadar, merasa kalau Elisa belum move on dari suaminya serta mulai kasihan atas desakkan dari Tuan Vian yang membuat Elisa tertekan. Ella tersenyum lalu meraih tangan Elisa.

"Aku akan selalu mendukung keputusanmu. Jika kau menolak usulan Papa Vian, aku akan tetap mendukungmu," ucap Ella serius menatapnya. Elisa menggelengkan kepala merasa Ella mengerti dirinya, ia pun memeluk adiknya.

"Terima kasih, tapi sekarang kau lebih baik fokus merawat dua keponakanku. Biar aku sendiri yang memikirkan ini." Elisa tersenyum lalu perlahan melepaskan genggaman Ella, ia meletakkan jusnya ke meja lalu pergi ke taman belakang. Ella menunduk dan melihat tangannya. Diam sendirian memikirkan keresahan Elisa.

"Dia selama ini pasti lebih menderita gara-gara aku," gumam Ella mengusap segera air matanya yang mulai turun.

"Huft, baiklah. Aku harus cari solusi biar dia tidak kesepian dan Papah tidak memaksanya lagi." Ella menghirup udara dan perlahan merasa lega. Tiba-tiba saja, seseorang memeluknya dari belakang membuatnya sangat terkejut.

"Hei, Sayangku. Kenapa di sini sendirian? Apa kau sedang berpikir ingin kabur dariku?" Seorang pria tampan bertanya pada istrinya yang cantik itu, bernama Devandra, suami Ella yang amat dicintai dan disayangi, sekaligus mantan kekasih Elisa, setahun yang lalu pernah menjalin cinta dengan Elisa. Umur Ella dan Devan hanya terpaut lima tahun dan saling mencintai satu sama lain.

Ella berbalik dan tersenyum pada suaminya. Tapi kesedihannya tak bisa disembunyikan dari Devan. Tentu matanya yang sedikit sembab itu terlihat jelas olehnya.

"Loh, kamu habis nangis?" tanya Devan mengusap lembut pinggir mata Ella. "Em, tidak. Aku senang melihat pesta malam ini, tapi ...." Ella menunduk dan meraih kedua tangan Devan. Menatapnya sedih lalu menggenggamnya.

"Tapi kenapa, sayang? Kenapa kamu sedih begini?"

"Aku sedih tidak tega pada Elisa, jadi bisakah kau menemaninya malam ini. Temani dia di taman, Honey. Dia kesepian, siapa tau-"

"Sudah Sayang, dia bisa menenangkan dirinya sendiri. Sekarang kita ke baby kita." Tunjuk Devan pada dua baby-Nya yang digendong oleh Mira dan Chelsi.

"Tidak Honey, dia malam ini resah sekali,"

"Loh kenapa dia, sayang?" tanya Devan mulai tertarik.

"Elisa didesak oleh Papa untuk mencari penggantimu secepat ini. Jika Elisa tidak menemukannya, dia akan dinikahi oleh teman Papa. Aku lihat dia tidak senang dengan niat Papa. Jadi pergilah ke taman, hibur dia malam ini." Ella memohon, berharap Devan bisa mengurangi keresahan Elisa. Devan menghela nafas berat lalu dengan terpaksa mengatakannya.

"Baiklah, karena ini permintaanmu maka akan aku turuti. Tapi kamu jangan cemburu,"

"Tidak akan, asalkan kamu juga tidak macam-macam padanya," kata Ella serius menatap suaminya.

"Pfft, tidak akan dong. Aku kan cuma macam-macam sama kamu saja." Devan mencolek nakal pinggang Ella dan pipi Istrinya itu.

"Ish, ya sudah. Pergi sana hibur dia." Ella mendorong Devan sambil tersenyum manis. Devan menoleh sebentar melihatnya lalu mulai berjalan kembali ke arah taman. Sementara Ella kini menghela nafas lalu menaiki tangga ingin melihat Elisa dari balkon di lantai dua.

Tapi ternyata, langkah kaki Devan bukan ke taman melainkan ke arah Sekretaris Hans yang lagi berdiri sendirian mengawasi para tamu. Sekretaris yang masih setia pada Devan.

"Ekhm." Devan mendehem.

Hansel menoleh dan dengan ramahnya mulai bicara.

"Selamat malam, Presdir. Apa ada yang bisa saya bantu?"

"Em begini, aku ke sini mau kau pergi ke taman,"

"Ke taman? Untuk apa, Presdir?"

"Itu ... untuk memetik beberapa bunga di sana. Aku ingin berikan pada Ella, ingin memberinya sedikit kejutan." Devan terpaksa berbohong. Karena dia tentu tak mau ke taman untuk menghibur Elisa. Sudah jelas jarak mereka sudah jauh, dan tak mau ada jarak untuk mereka lagi.

"Baiklah, kalau begitu saya permisi dulu."

Baru juga Hansel melangkah, Devan menahannya segera.

"Tunggu dulu!"

Terpopuler

Comments

Kiran Lah

Kiran Lah

ooooooooooooooooooo

2022-12-05

1

lihat semua
Episodes
1 1. Pesta Besar
2 2. Anggur Tengah Malam
3 3. Bermanja - manja
4 4. Tambah Satu
5 5. Harus Bicara
6 6. Dipaksa Menikah
7 7. Terciduk
8 8. Sebuah Lelucon?
9 9. Ditolak Langsung
10 10. Mesum Tapi Manis
11 11. Kecupan Manis
12 12. Jaga Ucapanmu
13 13. Berkembang
14 14. Mak Comblang
15 15. Memang Manis
16 16. Calon Suami
17 17. Cari Solusi
18 18. Tunggu Hans!
19 19. Dicium
20 20. Dia Kekasihku!
21 21. Berbagi Hasrat
22 22. Tertawa Geli
23 23. Terngiang - ngiang
24 24. Georgest Jastin
25 25. Saingan Cinta
26 26. Dilirik Jastin
27 27. Lepaskan Aku!
28 28. Tidak Terhubung
29 29. Tanpa Bicara
30 30. Maaf Honey
31 31. Ucapan Jastin
32 32. Lelaki Berengsek
33 33. Diajak Bercinta
34 34. Hampir Diperk*sa
35 35. Sangat Marah
36 36. Gara - Gara Jastin
37 37. Hansel Geram
38 38. Club Malam
39 39. Menggila
40 40. Rencana Baby Twins
41 41. Tambah Ganteng
42 42. Pergi Menguping
43 43. Bercak Darah
44 44. Memberiku Ciuman
45 45. Luka Biasa
46 46. Di Bawah Ranjang
47 47. Butuh Solusi
48 48. Kau Kenapa, Honey?
49 49. Berdiri Tegak
50 50. Menahan Godaan
51 51. Rumput Bergoyang
52 52. Minta Adik Baru
53 53. Ciuman
54 54. Sedikit Boros
55 55. Wanita Licik
56 56. Perkelahian
57 57. Anak Ayam
58 58. Love You Pak Bos!
59 59. Renita
60 60. Minta Dipecat
61 61. Kecebong Baru
62 62. Mertua Licik
63 63. Jessica Karmelia
64 64. Bu Naina
65 65. Bos Mafia
66 66. Papa Puyaang!!
67 67. Sengaja Dibius
68 68. Aaaaaaa....
69 69. Apa Bagusnya?
70 70. Anak Kandung
71 71. Mempesona
72 72. Butuh Pendonor
73 73. Gara - Gara Aku
74 74. Lebih Baik Mati
75 75. Malaikat Kecilnya
76 76. Balas Cemburu
77 77. Bagian Terpenting
78 78. Seperti Dipermainkan
79 79. Dipanggil Nenek
80 80. Seperti Prajurit
81 81. Aku Rindu
82 82. Sangat Cantik
83 83. Begitulah Sayang
84 84. Menantu Idaman
85 85. Mencintaimu, Sya
86 86. Ce Yuma Nenek
87 87. Pesan Dari Mertua
88 88. Jujurlah
89 89. Menantu Tajir
90 90. Kebenaran
91 91. Sayang Semua
92 92. Meronta-ronta
93 93. Bulan Madu
94 94. Pacaran Setelah Menikah
95 95. Bercocok Tanam
96 96. Pertempuran Malam
97 97. Puaskan Aku Sayang
98 98. Galau
99 99. Mesum
100 100. Pintar Menggoda
101 101. Was - was
102 102. Presdir Hansel, Suamiku.
103 103. Belum Berubah
104 104. Kejutan Mengerikan
105 105. Tidak Berguna
106 106. Tidak Akan Jadi Istriku
107 107. Tiba-tiba Marah
Episodes

Updated 107 Episodes

1
1. Pesta Besar
2
2. Anggur Tengah Malam
3
3. Bermanja - manja
4
4. Tambah Satu
5
5. Harus Bicara
6
6. Dipaksa Menikah
7
7. Terciduk
8
8. Sebuah Lelucon?
9
9. Ditolak Langsung
10
10. Mesum Tapi Manis
11
11. Kecupan Manis
12
12. Jaga Ucapanmu
13
13. Berkembang
14
14. Mak Comblang
15
15. Memang Manis
16
16. Calon Suami
17
17. Cari Solusi
18
18. Tunggu Hans!
19
19. Dicium
20
20. Dia Kekasihku!
21
21. Berbagi Hasrat
22
22. Tertawa Geli
23
23. Terngiang - ngiang
24
24. Georgest Jastin
25
25. Saingan Cinta
26
26. Dilirik Jastin
27
27. Lepaskan Aku!
28
28. Tidak Terhubung
29
29. Tanpa Bicara
30
30. Maaf Honey
31
31. Ucapan Jastin
32
32. Lelaki Berengsek
33
33. Diajak Bercinta
34
34. Hampir Diperk*sa
35
35. Sangat Marah
36
36. Gara - Gara Jastin
37
37. Hansel Geram
38
38. Club Malam
39
39. Menggila
40
40. Rencana Baby Twins
41
41. Tambah Ganteng
42
42. Pergi Menguping
43
43. Bercak Darah
44
44. Memberiku Ciuman
45
45. Luka Biasa
46
46. Di Bawah Ranjang
47
47. Butuh Solusi
48
48. Kau Kenapa, Honey?
49
49. Berdiri Tegak
50
50. Menahan Godaan
51
51. Rumput Bergoyang
52
52. Minta Adik Baru
53
53. Ciuman
54
54. Sedikit Boros
55
55. Wanita Licik
56
56. Perkelahian
57
57. Anak Ayam
58
58. Love You Pak Bos!
59
59. Renita
60
60. Minta Dipecat
61
61. Kecebong Baru
62
62. Mertua Licik
63
63. Jessica Karmelia
64
64. Bu Naina
65
65. Bos Mafia
66
66. Papa Puyaang!!
67
67. Sengaja Dibius
68
68. Aaaaaaa....
69
69. Apa Bagusnya?
70
70. Anak Kandung
71
71. Mempesona
72
72. Butuh Pendonor
73
73. Gara - Gara Aku
74
74. Lebih Baik Mati
75
75. Malaikat Kecilnya
76
76. Balas Cemburu
77
77. Bagian Terpenting
78
78. Seperti Dipermainkan
79
79. Dipanggil Nenek
80
80. Seperti Prajurit
81
81. Aku Rindu
82
82. Sangat Cantik
83
83. Begitulah Sayang
84
84. Menantu Idaman
85
85. Mencintaimu, Sya
86
86. Ce Yuma Nenek
87
87. Pesan Dari Mertua
88
88. Jujurlah
89
89. Menantu Tajir
90
90. Kebenaran
91
91. Sayang Semua
92
92. Meronta-ronta
93
93. Bulan Madu
94
94. Pacaran Setelah Menikah
95
95. Bercocok Tanam
96
96. Pertempuran Malam
97
97. Puaskan Aku Sayang
98
98. Galau
99
99. Mesum
100
100. Pintar Menggoda
101
101. Was - was
102
102. Presdir Hansel, Suamiku.
103
103. Belum Berubah
104
104. Kejutan Mengerikan
105
105. Tidak Berguna
106
106. Tidak Akan Jadi Istriku
107
107. Tiba-tiba Marah

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!