5. Harus Bicara

"Berdebat? Masalah apa yang membuat Kak Elisa dan Papa berdebat, Aline?" tanya Ella pada adiknya dan masih berdiri di luar ruangan.

Aline yang memang sudah lama tinggal di rumah Vian memang sering mendengar perdebatan kakak tirinya dan juga Ayah tirinya ini. Gara-gara soal masa depan Elisa, apalagi wanita ini mulai memasuki umur 25 tahun.

"Itu loh Kak, Papa Vian ingin Kak Elisa setuju dengan usulannya. Tapi Kak Elisa menolak, sekarang mereka masih berdebat," kata Aline yang sedang berdiri mengintip perdebatan Elisa dan Vian. Suara perdebatan mereka sangat jelas didengar oleh Ella.

"Sampai kapan kau akan begini, Elisa! Kau harusnya menikah di tahun lalu dan sekarang kau masih saja belum menikah. Semua orang-orang terdekat Papa membicarakan kau, mereka mengira kau belum bisa move on dari Devan," ujar Vian sedang duduk di sofa nampak ditenangi oleh Ny. Chelsi.

"Sudah, Pa. Kita jangan memaksa Elisa terus-menerus, biarkan dia bebas memilih keputusannya," ucap Chelsi melihat Elisa menahan amarah.

"Bela terus anakmu! Aku hanya ingin dia segera berumah tangga! Kalau begini, dia akan jadi perawan tua!" geram Vian menujuk Elisa.

"Cukup!" pekik Elisa meninggi, ia sudah tak tahan ditekan terus oleh ayah tirinya. Chelsi ikut berdiri masih menenangkan suaminya.

"Aku tidak akan pernah menikahinya dan aku sendiri yang akan menentukan hidupku!" ujar Elisa mengambil tasnya lalu pergi ke arah pintu dengan amarahnya. Vian bukannya tenang malah semakin marah.

"Berhenti!" teriak Vian berdiri. Elisa sontak berhenti namun tak berbalik melihat Ayah tirinya.

"Dengar baik-baik, bila seminggu ini kau tak punya kekasih. Papa akan membawa calon suamimu ke rumah ini. Kau sudah dewasa, harusnya bisa mengerti keinginan Papa. Papa hanya ingin kau menikah dan memberi Papa cucu," jelas Tn. Vian sungguh-sungguh hanya ingin melihat anak yang dia besarkan memberinya seorang cucu.

Elisa berbalik sambil tersenyum miring.

"Oke, Papa tidak usah lagi mengaturku. Aku akan bawa calon suamiku dalam 7 hari. Setelah itu Papa tak usah lagi menekanku!" Elisa menatap sinis ke arah Vian lalu dengan angkuhnya pergi meninggalkan rumah.

"Haish, apa dia ingin main-main lagi?" desis Tn. Vian duduk.

"Sudah, Pa. Kita biarkan Elisa bebas, jangan terlalu menekannya," kata Chelsi tak tega putrinya terus-menerus dibentak-bentak layaknya anak kecil saja.

"Huft, kau! Bela terus anakmu itu!" kesal Vian pergi ke arah tangga ingin ke kamarnya dan segera diikuti oleh Chelsi.

Aline kembali menutup pintu kamarnya lalu melanjutkan menghubungi Ella. Aline sedikit kasihan dan takut pada Vian yang setiap saat pasti mengamuk, marah-marah di rumah.

"Dengar kan, kak? Papa malah memberikan waktu hanya seminggu untuk Kak Elisa. Aku tidak tahu apa yang akan terjadi selanjutnya jika Kak Elisa tak mencari kekasih sendiri."

Ella merenung sebentar telah mendengar laporan adiknya. Wanita ini mondar-mandir di depan ruang kerja Devan.

"Ya sudah, kamu tidak usah pikirkan. Lebih baik fokus belajar saja. Biarkan Kakak sendiri yang mencari solusi," ucap Ella ingin mematikan panggilan.

"Baiklah, Kak. Kalau begitu aku tutup, dah!"

"Dah juga," ucap Ella mengakhiri panggilannya. Ia kini semakin kuatir, apa yang harus dia lakukan untuk membantu Elisa. Sibuk mondar-mandir di depan ruang kerja Devan seorang diri, ia tak sadar Ibu mertuanya datang menghampirinya bersama baby twinsnya hingga dirinya terperanjak kaget merasa dipanggil langsung

"Ella, ada apa? Kenapa berdiri di sini saja?" tanya Ny. Mira menatapnya serius.

"Hehe, Mami. Tadi-tadi," cengir Ella terbata-bata, bingung ingin menjawabnya.

"Tadi apa?"

"Ah itu, tadi-" kata Ella berhenti melihat pintu di dekatnya terbuka.

"Loh, kalian kenapa ada di luar? Kenapa tidak masuk?" tanya Devan kaget dan bingung melihat Istri dan Ibunya berdiri di luar.

"Ahaha, itu tadi aku mau masuk tapi pintunya terkunci," ucap Ella mencari alasan. Devan mengangkat alisnya merasa ada yang aneh.

"Terkunci? Tapi pintunya tidak-"

"Ah iya, tadi Mami ke sini buat apa?" potong Ella memutuskan ucapan Devan. Devan menyipitkan mata melihat tingkah Ella.

"Ini, cucu-cucu Mami cari kalian. Sekarang Mami lagi sibuk, jadi kalian urus cucu Mami ya sayang." Mira mengelus kepala Ella lalu melihat dua cucunya yang berdiri di dekatnya.

"Oh begitu, baiklah Mi. Maaf kalau Vino dan Vina sudah merepotkan Mami tadi," ucap Ella tersenyum.

"Tidak apa-apa, sekarang Mami turun dulu. Kalian jaga baik-baik cucu Mami." Kata Mira melihat anak dan menantunya lalu pergi meninggalkan mereka. Baby twins saling tatap lalu mendongak ke Devan. Tersenyum manis dan mengulurkan kedua tangan mungil mereka.

"Papahdo," pinta Vino dan Vina bersamaan. Ella menahan tawa melihat anak mungilnya yang menggemaskan memanggil Devan terus-menerus seperti itu. Sementara Devan hanya memasang senyuman yang dipaksakan.

"Kalian mau apa, Nak?" tanya Devan berjongkok di depan dua anaknya.

"Papahdo," lagi-lagi hanya merengek itu.

"Huft," hela Devan geleng-geleng kepala ingin sekali mencubit dua pipi anaknya.

"Panggil, Papa. Tidak boleh Papado!" tegas Devan.

"E'eng, Papado!" rengek Vino dan Vina.

"Pfft, ahaha. Kamu jangan marah gitu, honey. Mereka minta di gendong, bukan lagi mengejekmu," tawa Ella mengelus kepala dua anaknya.

"Ha? Gendong? Papado? Papa gendong, gitu artinya?" tebak Devan berdiri masih belum menggendong Vino dan Vina.

"Iya, coba deh kamu tadi ingat sama Vina tadi minta gendong sama kamu. Vina bilang Papado, kan? Terus kamu gendong Vina dan Vina tidak rewel lagi. Coba kamu gendong mereka," jelas Ella sudah tahu permintaan dua anaknya. Devan mangut-mangut lalu melihat dua anaknya sudah mau mewek lagi.

"Ahahaha, kalian ini. Papa pikir kalian ini lagi ngejek Papa, ternyata minta digendong. Dari awal bilang dong sama Papa," tawa Devan menggendong dua anaknya. Wajah cemberut mereka langsung berubah derastis menjadi menggemaskan.

Ella kembali tertawa mendengarnya. "Kan dari tadi mereka minta Papado, honey." Tawa Ella tak bisa berhenti melihat dua anaknya yang ikut tertawa.

"Ya kalau gitu, aku memang bodoh dong ya tidak paham bahasa anak kecil, ahahaha." Devan merasa geli baru kali ini tak paham mengurus anaknya sendiri. Ketiganya pun masuk ke dalam meninggalkan Ella di luar yang kini melihat ponselnya.

"Apa lebih baik aku kasih tau Devan?" pikir Ella mulai resah apa yang harus dia lakukan.

"Sayang, kamu kenapa tidak masuk dan malah berdiri di sini?" tanya Devan meraih tangan Istrinya yang diam dari tadi lalu mencium punggung tangan Ella.

Ella segera sadar dan melihat Devan.

"Loh, Vino dan Vina mana?" Ella kaget tak melihat Devan menggendong dua anaknya.

"Tuh di dalam main, sekarang kau masuk juga temani aku dan anak kita," tarik Devan. Tapi Ella menghentikan suaminya dan menatapnya serius.

"Honey, kita harus bicara sekarang."

_______

Episodes
1 1. Pesta Besar
2 2. Anggur Tengah Malam
3 3. Bermanja - manja
4 4. Tambah Satu
5 5. Harus Bicara
6 6. Dipaksa Menikah
7 7. Terciduk
8 8. Sebuah Lelucon?
9 9. Ditolak Langsung
10 10. Mesum Tapi Manis
11 11. Kecupan Manis
12 12. Jaga Ucapanmu
13 13. Berkembang
14 14. Mak Comblang
15 15. Memang Manis
16 16. Calon Suami
17 17. Cari Solusi
18 18. Tunggu Hans!
19 19. Dicium
20 20. Dia Kekasihku!
21 21. Berbagi Hasrat
22 22. Tertawa Geli
23 23. Terngiang - ngiang
24 24. Georgest Jastin
25 25. Saingan Cinta
26 26. Dilirik Jastin
27 27. Lepaskan Aku!
28 28. Tidak Terhubung
29 29. Tanpa Bicara
30 30. Maaf Honey
31 31. Ucapan Jastin
32 32. Lelaki Berengsek
33 33. Diajak Bercinta
34 34. Hampir Diperk*sa
35 35. Sangat Marah
36 36. Gara - Gara Jastin
37 37. Hansel Geram
38 38. Club Malam
39 39. Menggila
40 40. Rencana Baby Twins
41 41. Tambah Ganteng
42 42. Pergi Menguping
43 43. Bercak Darah
44 44. Memberiku Ciuman
45 45. Luka Biasa
46 46. Di Bawah Ranjang
47 47. Butuh Solusi
48 48. Kau Kenapa, Honey?
49 49. Berdiri Tegak
50 50. Menahan Godaan
51 51. Rumput Bergoyang
52 52. Minta Adik Baru
53 53. Ciuman
54 54. Sedikit Boros
55 55. Wanita Licik
56 56. Perkelahian
57 57. Anak Ayam
58 58. Love You Pak Bos!
59 59. Renita
60 60. Minta Dipecat
61 61. Kecebong Baru
62 62. Mertua Licik
63 63. Jessica Karmelia
64 64. Bu Naina
65 65. Bos Mafia
66 66. Papa Puyaang!!
67 67. Sengaja Dibius
68 68. Aaaaaaa....
69 69. Apa Bagusnya?
70 70. Anak Kandung
71 71. Mempesona
72 72. Butuh Pendonor
73 73. Gara - Gara Aku
74 74. Lebih Baik Mati
75 75. Malaikat Kecilnya
76 76. Balas Cemburu
77 77. Bagian Terpenting
78 78. Seperti Dipermainkan
79 79. Dipanggil Nenek
80 80. Seperti Prajurit
81 81. Aku Rindu
82 82. Sangat Cantik
83 83. Begitulah Sayang
84 84. Menantu Idaman
85 85. Mencintaimu, Sya
86 86. Ce Yuma Nenek
87 87. Pesan Dari Mertua
88 88. Jujurlah
89 89. Menantu Tajir
90 90. Kebenaran
91 91. Sayang Semua
92 92. Meronta-ronta
93 93. Bulan Madu
94 94. Pacaran Setelah Menikah
95 95. Bercocok Tanam
96 96. Pertempuran Malam
97 97. Puaskan Aku Sayang
98 98. Galau
99 99. Mesum
100 100. Pintar Menggoda
101 101. Was - was
102 102. Presdir Hansel, Suamiku.
103 103. Belum Berubah
104 104. Kejutan Mengerikan
105 105. Tidak Berguna
106 106. Tidak Akan Jadi Istriku
107 107. Tiba-tiba Marah
Episodes

Updated 107 Episodes

1
1. Pesta Besar
2
2. Anggur Tengah Malam
3
3. Bermanja - manja
4
4. Tambah Satu
5
5. Harus Bicara
6
6. Dipaksa Menikah
7
7. Terciduk
8
8. Sebuah Lelucon?
9
9. Ditolak Langsung
10
10. Mesum Tapi Manis
11
11. Kecupan Manis
12
12. Jaga Ucapanmu
13
13. Berkembang
14
14. Mak Comblang
15
15. Memang Manis
16
16. Calon Suami
17
17. Cari Solusi
18
18. Tunggu Hans!
19
19. Dicium
20
20. Dia Kekasihku!
21
21. Berbagi Hasrat
22
22. Tertawa Geli
23
23. Terngiang - ngiang
24
24. Georgest Jastin
25
25. Saingan Cinta
26
26. Dilirik Jastin
27
27. Lepaskan Aku!
28
28. Tidak Terhubung
29
29. Tanpa Bicara
30
30. Maaf Honey
31
31. Ucapan Jastin
32
32. Lelaki Berengsek
33
33. Diajak Bercinta
34
34. Hampir Diperk*sa
35
35. Sangat Marah
36
36. Gara - Gara Jastin
37
37. Hansel Geram
38
38. Club Malam
39
39. Menggila
40
40. Rencana Baby Twins
41
41. Tambah Ganteng
42
42. Pergi Menguping
43
43. Bercak Darah
44
44. Memberiku Ciuman
45
45. Luka Biasa
46
46. Di Bawah Ranjang
47
47. Butuh Solusi
48
48. Kau Kenapa, Honey?
49
49. Berdiri Tegak
50
50. Menahan Godaan
51
51. Rumput Bergoyang
52
52. Minta Adik Baru
53
53. Ciuman
54
54. Sedikit Boros
55
55. Wanita Licik
56
56. Perkelahian
57
57. Anak Ayam
58
58. Love You Pak Bos!
59
59. Renita
60
60. Minta Dipecat
61
61. Kecebong Baru
62
62. Mertua Licik
63
63. Jessica Karmelia
64
64. Bu Naina
65
65. Bos Mafia
66
66. Papa Puyaang!!
67
67. Sengaja Dibius
68
68. Aaaaaaa....
69
69. Apa Bagusnya?
70
70. Anak Kandung
71
71. Mempesona
72
72. Butuh Pendonor
73
73. Gara - Gara Aku
74
74. Lebih Baik Mati
75
75. Malaikat Kecilnya
76
76. Balas Cemburu
77
77. Bagian Terpenting
78
78. Seperti Dipermainkan
79
79. Dipanggil Nenek
80
80. Seperti Prajurit
81
81. Aku Rindu
82
82. Sangat Cantik
83
83. Begitulah Sayang
84
84. Menantu Idaman
85
85. Mencintaimu, Sya
86
86. Ce Yuma Nenek
87
87. Pesan Dari Mertua
88
88. Jujurlah
89
89. Menantu Tajir
90
90. Kebenaran
91
91. Sayang Semua
92
92. Meronta-ronta
93
93. Bulan Madu
94
94. Pacaran Setelah Menikah
95
95. Bercocok Tanam
96
96. Pertempuran Malam
97
97. Puaskan Aku Sayang
98
98. Galau
99
99. Mesum
100
100. Pintar Menggoda
101
101. Was - was
102
102. Presdir Hansel, Suamiku.
103
103. Belum Berubah
104
104. Kejutan Mengerikan
105
105. Tidak Berguna
106
106. Tidak Akan Jadi Istriku
107
107. Tiba-tiba Marah

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!