2. Anggur Tengah Malam

"Ada apa, Presdir?" tanya Hansel berhenti.

Devan mengambil dua gelas anggur merah di atas meja lalu memberinya pada Hansel.

"Ini kau bawa ke taman,"

"Buat apa, Presdir?" Hansel bingung dengan dua gelas anggur merah di tangannya itu. Devan terdiam mulai susah mencari alasan.

"Ah itu, siapa tau kau temukan bunga yang layu di sana, jadi kau bisa pakai ini untuk menyiramnya. Mungkin saja besok bunganya mekar dan sehat kembali." Jelas Devan sedikit kikuk menjawabnya. Merasa ini alasan yang paling bodoh menyuruh Hansel menyiram bunga di jam 23.30 tengah malam.

Hansel juga heran tapi karena ini sebuah perintah jadi Hansel mengerti saja, padahal dalam hatinya ia ingin tertawa mendengar kemauan Atasannya yang konyol ini.

"Baik, Presdir. Kalau begitu saya permisi." Hansel menunduk sedikit lalu berjalan pergi ke taman.

"Huftt, syukurlah aku selamat malam ini. Sekarang aku harus cari Ella. Dia ini kenapa malah menyuruhku ke taman? Dan hibur Elisa hanya berdua saja? Yaialah aku tidak mau, dasar istriku tersayang, kemauannya ada-ada saja." Devan mengatur nafas lalu melihat baby twinsnya yang masih digendong oleh Ibu dan ibu mertuanya yang sibuk memperkenalkan pada tamu pesta malam ini. Langkah kakinya kini mulai menaiki tangga mencari keberadaan Ella. Istri kesayangannya.

Hansel masih berjalan mencari bunga yang pas untuk kemauan atasannya. Dengan dua gelas anggur merah di tangannya itu, Hansel berhenti sebentar.

"Memangnya bunga bisa disiram pakai anggur merah?" pikir Hansel melihat bergantian dua anggur itu.

"Sepertinya Presdir terlalu cinta dengan Nona Ella hingga IQ-Nya bisa turun seperti orang bodoh. Lebih baik aku masuk untuk membawa ini kembali ke dalam."

Hansel berbalik ingin masuk lagi, tapi berhenti setelah mendengar suara percikan air yang dilempar oleh krikil. Hansel penasaran, merasa sudah ada maling yang berhasil menerobos masuk ke mansion. Hansel pun pergi mengeceknya. Perlahan mendekati semak-semak yang sedikit menghalangi pandangannya.

"Siapa di sana?!" teriak Hansel sedikit was-was. Hansel pun berhenti setelah melihat Elisa duduk di bangku taman. Diam seorang diri sambil melempar krikil ke kolam ikan.

Hansel merasa lega dan kembali berpikir.

"Tunggu, kenapa Nona bisa ada di sini?" pikir Hansel perlahan mendekatinya lalu berhenti kembali melihat Elisa menangis diam-diam dan belum menyadari kehadirannya.

"Kenapa ... kenapa aku ke sini sih, harusnya aku masuk saja. Tapi aku malu untuk masuk," keluh Elisa dengan kesalnya dan sedih kembali melempar krikil.

"Kenapa harus malu?" sahut Hansel. Elisa diam membisu tak jadi melempar krikil terakhirnya.

"Sekretaris Hansel?" Elisa menoleh dan segera mengusap air matanya. Hansel tersenyum lalu meletakkan dua gelas itu ke atas bangku taman dan lagi-lagi Hansel memberinya sapu tangan.

"Pakailah ini Nona." Hansel memberinya. Elisa menunduk lalu dengan cepat mengambilnya, memakai dan membuang ingusnya yang meler dari tadi. Hansel cuma tertawa kecil mendengarnya lalu memberinya segelas anggur merah.

"Ambillah, Nona. Ini untukmu malam ini."

Lagi-lagi Hansel berbaik hati memberinya lalu dengan tanpa ragu Elisa mengambilnya lagi.

"Maaf sudah mengganggumu tadi, Sekretaris Hansel." Elisa menunduk dan mulai diam-diam menatap langit menunggu kembang api mekar di atas sana. Mencoba untuk tenang.

"Tidak masalah, anda tidak usah sungkan seperti itu Nona. Saya yang harusnya minta maaf sudah mengganggu di sini." Hansel menunduk ingin pergi.

"Eh tidak kok," tahan Elisa tidak keberatan.

"Kamu tidak usah minta maaf. Ini tidak masalah bagiku." Lanjutnya kembali menunduk lalu meminum anggur merah itu.

"Em, itu apa Nona baik-baik saja?" tanya Hansel memecahkan suasana yang sedikit canggung ini. Apalagi cuma mereka berdua saja di bawah gugusan bintang-bintang yang indah dan berkedip-kedip di atas sana.

"Ya sedikit lumayan. Kalau Sekretaris Hansel sendiri mengapa bisa ada di sini dengan dua anggur merah?" tanya Elisa sedikit curiga pada Hansel. Merasa ada maksud lain kedatangannya ini.

"Itu tadi Presdir menyuruhku untuk memetik bunga buat Nona Ella, tapi entah kenapa malah memberikanku dua gelas ini. Presdir kira siapa tau ada bunga yang layu, jadi aku harus menyiramnya pakai itu." Tunjuk Hansel pada dua anggur di tangan mereka.

Suasana kembali canggung setelah mendengar alasan Hansel.

Namun tiba-tiba Elisa tertawa untuk memecahkan suasana ini. "Pfft, ahahaha ...." Hansel diam tak paham apa yang sudah terjadi padanya.

"Menyiram bunga di jam 23.55 malam?" Tunjuk Elisa pada jam tangannya lalu kembali tertawa. "Ahahaha, apa dia sudah kurang sehat?" lanjutnya tak bisa berhenti tertawa.

"Ya aku rasa mungkin begitu," ucap Hansel tersenyum melihat Elisa tertawa sepuas ini dan lama-lama suasana mulai terasa tenang dan terlihat keduanya duduk bersama. Berbicara satu sama lain, mengobrol dan bercanda gurau.

Melihat keduanya dekat malam ini, Ella yang melihatnya samar-samar dari balkon sedikit tersenyum. Mengira lelaki yang bersama Elisa adalah Devan, tapi dugaannya salah karena Devan diam-diam merangkulnya dari belakang lagi.

"Apa kau senang melihatnya, sayang? Melihat mereka berdua dekat seperti itu?" ucap Devan bertanya. Ella kaget segera berbalik.

"Loh kamu kok bisa di sini?" Tunjuk Ella bingung pada Devan yang senyum-senyum sendiri.

"Bukannya kamu lagi sama Elisa?" lanjutnya menunjuk ke taman.

"Pfft, ahahaha ... apa kau ini mulai rabun sayang?" centil Devan pada hidung Ella.

"Ish jawab! Jangan gini, aku takut kamu ini pocong yang mau culik aku." Ella sedikit mundur dan ketakutan.

"Pfft, ahaha ... kamu ini ada-ada saja. Aku ini tidak kemana-mana selain ke sini, sayangku," ucap Devan menyentuh kedua pipi Istrinya.

"Terus yang di sana siapa?" tanya Ella menunjuk ke taman lagi.

"Yang ada di sana Hansel, aku menyuruhnya untuk menemani Elisa. Coba deh kamu lihat baik-baik." Tunjuk Devan pada keduanya. Ella menyipitkan lalu membulatkan matanya ingin melihat lebih jelas dan ternyata itu memang Hansel.

"Ehehe, sepertinya aku banyak nonton Drama di TV jadi rabun gini," cengir Ella tahu kesalahannya.

"Lain kali tidak boleh terlalu banyak nonton Drama. Nanti kamu lama-lama buta, aku tak mau itu terjadi!" kata Devan serius dan geleng-geleng kepala lalu mendekap tubuh Ella ke pelukannya lagi. Ella menangadah ke atas, melihat wajah suaminya.

Perlahan wajahnya merona segera menunduk tersipu ketahuan diam-diam melirik suaminya sendiri. Keduanya saling berbagi kehangatan dan tak terasa waktu begitu cepat berlalu. Hubungan mereka semakin erat seperti pelukan malam ini. Suasana di sekitar terasa begitu menenangkan dirinya.

Suara dentingan jam akhirnya menunjukkan pukul 00.00 malam, tahun baru akhirnya tiba. Terlihat Elisa diam terpaku melihat kembar api dilepaskan ke langit. Senyum manis terlihat di bibirnya membuat Hansel ikut diam terpana. Bukan karena kembang api tapi senyuman langka dari wanita cantik ini.

"Cantik dan anggun." Hansel bergumam dalam hati lalu melihat kembang api juga. Menikmati moment yang paling indah dan tentram ini berdua saja di taman.

"Sayang, sekarang kita masuk rayakan ultan baby kita," ucap Devan menarik tangan Ella.

"Tunggu dulu,"

"Hm, kenapa sayang?" tanya Devan melihat Ella berhenti.

"Bagaimana kalau kita jodohkan Elisa dengan Hansel. Apa kau setuju?"

Devan sontak diam membisu mendengar keinginan Ella. Devan menoleh ke taman, melihat Elisa dan Hansel tertawa bersama lagi. Ada rasa aneh yang tiba-tiba muncul di dalam hatinya.

"Honey, kamu kenapa diam? Kamu tidak suka ya?" tanya Ella merasa Devan belum melupakan Elisa sepenuhnya. Devan tersenyum manis lalu mengangkat Ella.

"Tentu aku setuju dong. Apa yang diinginkan Istriku, pasti aku akan terus dukung sampai Istriku ini senang."

Ella tertawa kecil lalu turun memeluk Devan. "Terima kasih, Honey. Aku senang mendengarnya," ucap Ella dengan senang hati meraih tangan Devan. "Sekarang waktu ultahnya baby Vino dan Vina, kita harus cepat-cepat ke bawah." Kata Ella menarik Devan masuk ke dalam. Devan sedikit menoleh ke belakang melihat ke arah taman. Kali ini dirinya yang gelisah.

"Apa ini yang terbaik untukmu, Sa?"

______

Terpopuler

Comments

Bagus Effendik

Bagus Effendik

selalu memukau dengan kerapian tata bahasa dan penulisannya sehingga membuat nyaman untuk membacanya rekomen deh

2022-11-29

2

lihat semua
Episodes
1 1. Pesta Besar
2 2. Anggur Tengah Malam
3 3. Bermanja - manja
4 4. Tambah Satu
5 5. Harus Bicara
6 6. Dipaksa Menikah
7 7. Terciduk
8 8. Sebuah Lelucon?
9 9. Ditolak Langsung
10 10. Mesum Tapi Manis
11 11. Kecupan Manis
12 12. Jaga Ucapanmu
13 13. Berkembang
14 14. Mak Comblang
15 15. Memang Manis
16 16. Calon Suami
17 17. Cari Solusi
18 18. Tunggu Hans!
19 19. Dicium
20 20. Dia Kekasihku!
21 21. Berbagi Hasrat
22 22. Tertawa Geli
23 23. Terngiang - ngiang
24 24. Georgest Jastin
25 25. Saingan Cinta
26 26. Dilirik Jastin
27 27. Lepaskan Aku!
28 28. Tidak Terhubung
29 29. Tanpa Bicara
30 30. Maaf Honey
31 31. Ucapan Jastin
32 32. Lelaki Berengsek
33 33. Diajak Bercinta
34 34. Hampir Diperk*sa
35 35. Sangat Marah
36 36. Gara - Gara Jastin
37 37. Hansel Geram
38 38. Club Malam
39 39. Menggila
40 40. Rencana Baby Twins
41 41. Tambah Ganteng
42 42. Pergi Menguping
43 43. Bercak Darah
44 44. Memberiku Ciuman
45 45. Luka Biasa
46 46. Di Bawah Ranjang
47 47. Butuh Solusi
48 48. Kau Kenapa, Honey?
49 49. Berdiri Tegak
50 50. Menahan Godaan
51 51. Rumput Bergoyang
52 52. Minta Adik Baru
53 53. Ciuman
54 54. Sedikit Boros
55 55. Wanita Licik
56 56. Perkelahian
57 57. Anak Ayam
58 58. Love You Pak Bos!
59 59. Renita
60 60. Minta Dipecat
61 61. Kecebong Baru
62 62. Mertua Licik
63 63. Jessica Karmelia
64 64. Bu Naina
65 65. Bos Mafia
66 66. Papa Puyaang!!
67 67. Sengaja Dibius
68 68. Aaaaaaa....
69 69. Apa Bagusnya?
70 70. Anak Kandung
71 71. Mempesona
72 72. Butuh Pendonor
73 73. Gara - Gara Aku
74 74. Lebih Baik Mati
75 75. Malaikat Kecilnya
76 76. Balas Cemburu
77 77. Bagian Terpenting
78 78. Seperti Dipermainkan
79 79. Dipanggil Nenek
80 80. Seperti Prajurit
81 81. Aku Rindu
82 82. Sangat Cantik
83 83. Begitulah Sayang
84 84. Menantu Idaman
85 85. Mencintaimu, Sya
86 86. Ce Yuma Nenek
87 87. Pesan Dari Mertua
88 88. Jujurlah
89 89. Menantu Tajir
90 90. Kebenaran
91 91. Sayang Semua
92 92. Meronta-ronta
93 93. Bulan Madu
94 94. Pacaran Setelah Menikah
95 95. Bercocok Tanam
96 96. Pertempuran Malam
97 97. Puaskan Aku Sayang
98 98. Galau
99 99. Mesum
100 100. Pintar Menggoda
101 101. Was - was
102 102. Presdir Hansel, Suamiku.
103 103. Belum Berubah
104 104. Kejutan Mengerikan
105 105. Tidak Berguna
106 106. Tidak Akan Jadi Istriku
107 107. Tiba-tiba Marah
Episodes

Updated 107 Episodes

1
1. Pesta Besar
2
2. Anggur Tengah Malam
3
3. Bermanja - manja
4
4. Tambah Satu
5
5. Harus Bicara
6
6. Dipaksa Menikah
7
7. Terciduk
8
8. Sebuah Lelucon?
9
9. Ditolak Langsung
10
10. Mesum Tapi Manis
11
11. Kecupan Manis
12
12. Jaga Ucapanmu
13
13. Berkembang
14
14. Mak Comblang
15
15. Memang Manis
16
16. Calon Suami
17
17. Cari Solusi
18
18. Tunggu Hans!
19
19. Dicium
20
20. Dia Kekasihku!
21
21. Berbagi Hasrat
22
22. Tertawa Geli
23
23. Terngiang - ngiang
24
24. Georgest Jastin
25
25. Saingan Cinta
26
26. Dilirik Jastin
27
27. Lepaskan Aku!
28
28. Tidak Terhubung
29
29. Tanpa Bicara
30
30. Maaf Honey
31
31. Ucapan Jastin
32
32. Lelaki Berengsek
33
33. Diajak Bercinta
34
34. Hampir Diperk*sa
35
35. Sangat Marah
36
36. Gara - Gara Jastin
37
37. Hansel Geram
38
38. Club Malam
39
39. Menggila
40
40. Rencana Baby Twins
41
41. Tambah Ganteng
42
42. Pergi Menguping
43
43. Bercak Darah
44
44. Memberiku Ciuman
45
45. Luka Biasa
46
46. Di Bawah Ranjang
47
47. Butuh Solusi
48
48. Kau Kenapa, Honey?
49
49. Berdiri Tegak
50
50. Menahan Godaan
51
51. Rumput Bergoyang
52
52. Minta Adik Baru
53
53. Ciuman
54
54. Sedikit Boros
55
55. Wanita Licik
56
56. Perkelahian
57
57. Anak Ayam
58
58. Love You Pak Bos!
59
59. Renita
60
60. Minta Dipecat
61
61. Kecebong Baru
62
62. Mertua Licik
63
63. Jessica Karmelia
64
64. Bu Naina
65
65. Bos Mafia
66
66. Papa Puyaang!!
67
67. Sengaja Dibius
68
68. Aaaaaaa....
69
69. Apa Bagusnya?
70
70. Anak Kandung
71
71. Mempesona
72
72. Butuh Pendonor
73
73. Gara - Gara Aku
74
74. Lebih Baik Mati
75
75. Malaikat Kecilnya
76
76. Balas Cemburu
77
77. Bagian Terpenting
78
78. Seperti Dipermainkan
79
79. Dipanggil Nenek
80
80. Seperti Prajurit
81
81. Aku Rindu
82
82. Sangat Cantik
83
83. Begitulah Sayang
84
84. Menantu Idaman
85
85. Mencintaimu, Sya
86
86. Ce Yuma Nenek
87
87. Pesan Dari Mertua
88
88. Jujurlah
89
89. Menantu Tajir
90
90. Kebenaran
91
91. Sayang Semua
92
92. Meronta-ronta
93
93. Bulan Madu
94
94. Pacaran Setelah Menikah
95
95. Bercocok Tanam
96
96. Pertempuran Malam
97
97. Puaskan Aku Sayang
98
98. Galau
99
99. Mesum
100
100. Pintar Menggoda
101
101. Was - was
102
102. Presdir Hansel, Suamiku.
103
103. Belum Berubah
104
104. Kejutan Mengerikan
105
105. Tidak Berguna
106
106. Tidak Akan Jadi Istriku
107
107. Tiba-tiba Marah

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!