ADAM IN ASTRAL

ADAM IN ASTRAL

Adam

“Adam.” Seorang Kakek yang wajahnya dipenuhi kerutan, berambut putih, berjenggot dan berkumis putih tiba-tiba menghampiri Sharon dan suaminya. Kumis kakek itu sangat panjang menjuntai hingga ke pinggang.

“Beri nama bayi ini Adam.” setelah berkata Kakek yang juga memakai jubah putih itu menghilang.

“Michael apa kau melihatnya?” Sharon menunjuk ke arah dinding rumah sakit yang hanya dihiasi sebuah lukisan gunung. “Melihat apa?” Michael mengerutkan dahinya lalu memandang dinding kosong itu.

“Jangan berhalusinasi Sharon, mungkin Kau kelelahan setelah melahirkan sayang. Lebih baik Kau istirahat saja sekarang.” Michael mengelus lembut rambut Istrinya.

“Tidak Michael Aku melihatnya, seorang Kakek yang datang lalu menghilang.” Sharon menatap tajam Suaminya. “Ada apa, memangnya apa yang kau lihat Sharon?” Michael serasa bingung melihat tatapan Sharon. Istrinya itu serius, Dia sedang tidak berhalusinasi.

“Kakek itu mengajakku bicara tetapi tidak memberiku kesempatan bertanya lalu menghilang entah kemana.” Sharon masih mencoba menjelaskan apa yang telah dilihatnya. Michael masih belum mengerti dengan apa yang dibicarakan oleh Sharon.

Michael hanya memencet tombol panggilan perawat tanpa sepengetahuan Sharon.

“Ada apa Pak?” seorang Wanita memakai seragam putih menghampiri Michael dan Sharon.

“Bawa bayi Kami ke sini Sus.” Michael menatap Suster itu dan menggerakkan bola matanya yang tertuju kepada Sharon. “Oke baik Pak.” Suster itu mengerti dan pergi.

Sharon memandangi seorang bayi mungil yang baru saja Ia lahirkan. “Lihatlah Sharon apa lelahmu sudah hilang? Halusinasimu pun akan hilang.” Michael mencium kening Anaknya lalu mengecup Istrinya.

‘Michael tidak percaya kepadaku.’ Sharon mengabaikan kecupan itu. Michael melepaskan bibirnya “Ada apa Sharon? Apa kau tidak bahagia?” Michael tahu ada yang tidak beres dengan Sharon.

“Tidak Michael, Aku sangat bahagia hingga lupa membalas ciumanmu.” Sharon menyentuh bibir Michael. Michael membalas kecupan Sharon.

“Sudah lah Michael.” Sharon melepaskan ciuman itu. “Baiklah.” Michael menjauhkan wajahnya dari Sharon dan kembali duduk di samping Istrinya.

Michael memandangi Anaknya yang sedang dalam pangkuan Ibunya. “Mau diberi nama apa Anak kita Sharon?” Michael mengambil bayi itu dari pangkuan Ibunya. “Namanya adalah Adam.” Sharon mengingat lagi perkataan Kakek tua itu.

“Nama yang bagus, Halo Adam kau sangat tampan.” Adam tersenyum. “Lihat Sharon Adam tersenyum. Dia menyukai namanya.” Michael mengecup bibir Adam. “Bibirnya sama persis dengan bibirmu Michael.” Sharon melihat bayinya penuh dengan rasa bahagia.

Adam memiliki mata hitam yang berbinar. Bibir yang berbelah dan masih berawarna merah muda. Alis mata yang menyambung satu dengan yang lainnya. Lesung pipih di kedua pipihnya. Rambutnya berwarna kuning keemasan.

“Matanya adalah matamu Sharon, rambutnya unik. Rambut siapa yang keemasan Sharon?” Micahel terdiam sejenak dan berpikir. “Apa karena saat hamil kau suka makan Labu maka rambutnya kuning.” “Hahaha…” Sharon dan Michael tertawa bersama.

“Lihat Adam pun tersenyum Michael.” Sharon memegang tangan Michael. “Apa kau ingin dicium lagi?” Michael mengembalikan Adam ke dalam pangkuan Sharon lalu menciumi bibir Sharon lagi. “Emmm..” Sudah cukup Michael bukan di sini ini, rumah sakit.

“Baiklah mari kita pulang.” Michael membereskan barang-barang Sharon. “Tunggu Aku di sini bersama Adam, Aku akan pergi menyelesaikan administrasi rumah sakit dan mengambil kursi roda untukmu.” Michael tersenyum, pipinya memerah.

“Apa kau bahagia Michael” Sharon melihat pipi merah itu dan menatap Suaminya. “Aku sangat bahagia selama mengenalmu dan hari ini adalah hari terbaik yang pernah Aku miliki Sharon. Kau memberikanku Adam, putra paling tampan sedunia.” Michael memeluk Istrinya dan mencium kening Sharon lalu melangkah meninggalkan Istri dan Anaknya.

“Krekk…” “Ini kursi roda untukmu sayang.” Michael menggendong Adam dengan satu tangan. Tangan kirinya mencoba menopang Istrinya berjalan menuju kursi roda. “Jangan hiraukan Aku Michael, hati-hati menggendong Adam.” Sharon mengerutu.

“Tidak masalah, lenganku cukup kekar untuk menahan kalian berdua.” Michael berhasil menopang Sharon dan mengembalikan Adam ke pangkuan Ibunya. “Benar Adam sangat tampan seperti dirimu Michael.” Sharon menatap Michael setelah menatap Adam lebih dulu.

“Apa kau baru menyadarinya hahaha…” Michael mengeluarkan suara tawa yang cukup besar.

Mobil sedan keluaran tahun sembilan puluhan berhenti tepat di sebuah rumah usang. Rumah yang terbuat dari kayu itu adalah rumah tua sederhana milik Sharon. Rumah itu warisan miliknya dari kedua orang tuanya.

“Kita sampai sayanggg..” Michael menurunkan barang-barang. Membuka kunci pintu rumah, pintu dibiarkan terbuka. Michael kembali ke mobil untuk menjemput Istrinya. Sharon turun berjalan perlahan sambil menggendong Adam ditopang dengan Michael.

“Sayang tidakkah kau ingin membersihkan rumah terlebih dahulu?” Sharon berada di depan pintu dan memandangi se isi rumah yang berdebu. “Maaf sayang, Kau dan Adam tunggu disini. Aku akan membersihkannya sebentar.” Michael masuk ke dalam rumah.

Sharon duduk di teras sambil memangku Adam. sesekali Sharon mencium Adam lalu Kakek itu muncul lagi. “Adam adalah Anak pilihan.” Kakek tua itu setengah menghilang. “Tunggu” Sharon mencoba berbicara kepadanya.

Kakek itu kembali utuh “Ada apa Sharon?”. ‘Bagaimana Dia bisa tahu namaku?’ Sharon menyeru dalam pikirannya. “Aku tahu namamu, Aku mengenalmu.” Kakek berbicara lamban.

‘Ha? apa Dia mendengarkan pikiranku?’ Mata Sharon membulat kala mendengar balasan kalimat dari Kakek itu padahal Sharon hanya berucap dalam pikirannya. “Aku tidak punya banyak waktu Sharon.” Kakek itu menghilang seutuhnya.

Tiga puluh menit berlalu. “Ayo masuk sayang.” Michael membantu Sharon berdiri dan masuk ke dalam rumah. “Apa ada yang berbeda sayang?” Michael tersenyum manis. “Sangat berbeda, lebih rapi dan bersih.” Sharon mengecup bibir Michael.

“Apa kau ingin melanjutkannya sayang? Ada yang terbangun di bawah sini.” Michael menunjuk ke arah resleting celananya. “Jangan Michael Aku baru habis melahirkan. Kau harus menunggu selama empat puluh hari.” Sharon berjalan lamban meninggalkan Michael.

“Benarkah?” Michael memiringkan kepalanya. “Hati-hati sayang.” Michael mendekat dan kembali menopang Sharon. “Mari ku antar kau ke kamar” Michael menaiki tangga rumahnya menuju ke lantai dua bersama Istri dan Anaknya.

Sesampainya di kamar Sharon terharu melihat ranjang milik Adam. Ranjang bayi itu berwarna putih, hiasan kamar pun berubah menjadi putih biru. “Apa kau yang melakukan semua ini?” Mata Sharon berbinar tak percaya.

“Tentu sayang, siapa lagi. Bahkan Aku yang mengecet dinding.” Michael tersenyum bangga. “Hikss..” tangis Sharon pecah, Michael memeluk hangat Istrinya. “Terima kasih Michael.” Sharon menepis air matanya.

“Sekarang istirahatlah Aku akan membuatkan sup ayam untukmu Sharon. Tolong kau jaga saja Adam untukku.” Sharon tersenyum dan mengangguk.

Selang beberapa saat Michael kembali naik ke lantai dua. “Sayang, Sup mu sudah siap. Ayo kita ke bawah.” Sharon berjalan perlahan di topang oleh Michael. “Apa tidak masalah Adam di tinggal sendirian di tempat tidurnya sayang?”

Terpopuler

Comments

Basse Tendri andri

Basse Tendri andri

yg bikin penasaran karna ada kakek misterius

2022-12-08

1

armychim

armychim

keren Thor. .cerita baru lg 👍👍👍

2022-11-28

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!