Ke dunia lain dengan pikiran

9 tahun berlalu. Michael terus menyempurnakan Benang Alam miliknya. Dengan melatih secara langsung anaknya, Michael mencoba melakukan terobosan terbaru dengan mengontrol langsung objek dari Benang Alam yang ia ciptakan itu.

“ini sayang pakailah.” Sebuah benda berbentuk bulat Michael letakkan pada leher baju kaos yang dikenakan oleh Adam. Benda bulat itu sebesar kelereng dan gepeng. Benda itu disebut dengan Uniform Temple Automatic (UTA). UTA berfungsi sebagai alat control untuk Adam kemanapun ia pergi. Dengan memakai UTA, apa saja yang ada dalam indera penglihatan Adam bisa dilihat langsung oleh Michael pada layar Ipadnya. Hal ini sangat memudahkannya untuk mengumpulkan semua data real untuk eksperimen menjelajah dunia atau alam lain.

“Adam berlarilah.” Perintah Michael kepada putranya. Adam pun mulai berlari perlahan sesuai dengan arahan dari ayahnya. “lebih kencang lagi Adam.” teriak Michael pada putranya. Mereka berdua sedang bermain di halaman belakang rumah mereka.

Sharon sedang mengawasi kedua pria kesayangannya itu. Ia tampak duduk di teras belakang rumah pada kursi dan meja yang terbuat dari kayu. Dengan memakai kacamata minus miliknya, ia juga tampak merajut sebuah pakaian hangat untuk musim dingin yang sebentar lagi akan tiba.

Adam berlari semakin kencang sesuai perintah dari ayahnya. Ketika Adam mulai mengencangkan larinya, ia terlihat menghilang, lalu hadir kembali. Adam berlari kencang dengan rute yang berputar-putar pada halaman itu dengan dipantau oleh ayahnya.

Michael yang melihat Adam berlari, saat Adam menghilang, langsung saja mata Michael melihat layar Ipad miliknya. Ketika Adam menghilang, layar miliknya tiba-tiba hidup dan memperlihatkan apa saja yang dilihat oleh Adam.

Saat Adam menghilang pertama kali ketika ia berlari kencang, Adam tiba disebuah alam fana. Alam di mana di isi dengan gurun pasir berwarna kehitaman disertai angin sepoi yang sunyi. Tidak ada siapapun disana, Adam hanya berdiri sendiri dan sedang berlari. Tetapi layar itu seketika mati, Michael kembali mencari keberadaan Adam di depannya. Benar, Adam tampak berlari berputar lagi pada halaman rumah tersebut.

Adam masih berlari kencang memutar dan tiba-tiba menghilang lagi. Michael melihat layar yang hidup pada tangannya itu. Sekarang Adam sedang berlari di atas air yang berwarna kemerahan. Air itu terlihat keruh dan sedikit gelap. Pencahayaan pada dunia itu sangatlah minim. Tiba-tiba layar itu mati. Michael mencari lagi keberadaan Adam pada halaman rumahnya.

Michael melihat Adam yang masih terus berlari kencang. Lalu layar Ipadnya hidup lagi, sekejap saja setelah layarnya hidup, tak sempat Michael melihat alam ketiga yang Adam tempuh, seketika layar itu mati. Michael mencari lagi keberadaan Adam pada halaman itu. Ternyata Adam sedang membungkuk dan memegangi kedua lututnya.

“ayah aku lelah.” Dengan nafas yang terengah-engah Adam berhenti berlari. Keringatnya bercucuran jatuh ke tanah. Baju kaos yang dikenakan Adam pun terlihat basah kuyub.

“okay cukup untuk hari ini Adam, istirahatlah.” Michael menepuk pundak Adam perlahan dan memberikannya sebuah handuk kecil untuk mengelap keringat Adam yang membasahi pipinya. Adam mengelap keringatnya menggunakan handuk kecil itu lalu mendekati ibunya.

“Adam kemarilah.” Panggil Sharon lembut kepada putranya. “iya ibu ada apa?” kini Adam berdiri di hadapan ibunya. Sharon tampak melebarkan baju hangat yang baru saja ia rajut itu.

“sepertinya terlihat pas untukmu.” Kata Sharon sesaat setelah melihat bahu baju hangat itu sama lebar dengan pundak milik Adam. Michael datang mendekati istri dan anaknya. Ia mengecup kening istrinya.

“apa aku juga dibuatkan baju hangat untuk musim dingin kali ini sayang.” Ucap Michael sembari merangkul istrinya. “bukankah baju hangatmu sudah banyak di lemari sayang. Baju hangat Adam baru sedikit.” Sahut Sharon.

“okay, baiklah kalau begitu. Adam cepat ganti dan bersihkan dirimu serta ganti bajumu juga.” Michael duduk bersama istrinya, sementara Adam masuk ke dalam rumah untuk membersihkan diri dan berganti pakaian.

“tidakkah kau terlalu keras padanya sayang, ingatlah dia masih kecil untuk kau jadikan objek penemuan kecilmu itu.” Tegas Sharon sambil merajut baju hangat itu tanpa menatap mata suaminya. Wajahnya tampak cemberut seperti tidak suka dengan apa yang dilakukan Michael barusan kepada Adam. Michael membuat Adam berlarian hingga kelelahan.

“maafkan aku sayang, jika itu terlalu berat bagimu—” perkatan Michael terhenti saat dipotong oleh Sharon. “berat bagi Adam, bukan bagiku. Ingat umurnya masih sembilan tahun. Ia masih harus banyak belajar disekolah bukan bereksperimen dengan ayahnya.” Sharon menghentikan kegiatan merajutnya menatap tajam kepada suaminya.

“Baiklah, kegiatan ini akan aku tunda untuk satu tahun kedepan. Lagi pula, aku harus menyesuaikan data dan membuatnya lebih akurat untuk menyempurnakan penemuan ini.” Michael berdiri dan melangkah masuk ke dalam rumah meninggalkan Sharon sendirian di teras belakang.

Sharon melanjutkan kegiatan merajut baju hangat untuk putranya itu. Tiba-tiba saja sebuah angin kencang menerpa rumahnya. Kursi yang kosong yang berada di dekatnya pun terbang di terpa angin itu. Pohon-pohon beringin yang menjulang tinggi yang ada di sekitar rumah terlihat bergoyang ke kiri dan ke kanan.

“Michaelll…” Sharon berteriak hiteris. Ia hanya terus memeluk baju hangat yang hampir jadi itu agar tidak ikut terbang di terpa angin dahsyat itu.

“ada apa Sharon?” Michael datang mendekati istrinya. Michael memeluk erat Sharon yang terlihat ketakutan. Sharon melihat lagi sosok seorang kakek tua yang melayang di udara.

“jangan biarkan suamimu terus melakukan eksperimennya Sharon.” Kata Kakek itu kemudian lenyap bersama dengan terpaan angin kencang yang memporak-porakkan halaman belakang rumah Sharon.

“Sharon, sadarlah, ada apa denganmu sayang?” Michael memegang kedua lengan atas istrinya. Ia menggerak-gerakkan badan istrinya namun Sharon terlihat menggigil dan gemetaran. Tersadar bahwa dirinya sedang tidak direspon oleh Sharon, Michael bergegas membawa istrinya masuk ke dalam rumah dengan posisi yang memeluk baju hangat itu.

Michael membawa Sharon masuk ke kamar dan membaringkan istrinya di atas kasur. Adam masuk dengan wajah yang lebih bersih dan pakaian yang baru serta telah rapi.

“ada apa dengan ibu ayah?” tanya Adam ketika melihat ibunya terbaring terpejam di atas kasur. “entahlah, dia hanya berteriak kemudian pingsan.” Michael menyentuh kening Sharon. Ia ingin memastikan bahwa istrinya sedang tidak demam atau sedang sehat. Dan benar, suhu badan Sharon masih normal.

“Adam, bisakah kau ambilkan peralatan ayah pada ruang kerja ayah.” Perintah Michael pada putranya. “baik ayah.” Sahut Adam singkat kemudian bergegas untuk mengambil peralatan ayahnya.

“ambil tas hitam yang bertuliskan namamu Adam.” teriak Michael kepada putranya sesaat setelah menghilang dibalik pintu. “baik ayah, akan ku ambilkan tas itu.” Sahut Adam yang suaranya semakin mengecil di telinga Michael.

Tak lama kemudian Adam datang dengan tas hitam yang bertuliskan namanya. Ia memberikan tas itu kepada Michael. Michael mengambil sebuah alat yang biasa ia pakaikan kepada Sharon. Namun sayang, ketika menghidupkan alat itu, tidak ada respon dan gambar yang muncul pada layar digital miliknya.

Michael melepaskan earphone pada telinganya. “sepertinya ibumu sedang menjelajah tanpa UTA. Dengan begitu, ia sulit untuk dikembalikan ke dunia ini. Karena ayah tidak tahu keberadaan ibumu. Dan sekarang alat ayah juga tidak berfungsi kepadanya.” Michael memasang wajah sedihnya.

Adam mengelus perlahan pundak ayahnya dan tidak berbicara. Untuk hal ini ia cukup dewasa dibandingkan dengan umurnya sekarang. Adam hanya bisa memandangi ibunya yang terbaring di atas kasur tanpa bisa berkomentar.

“ayah kenapa ibu tidak hilang sama sepertiku?” tanya Adam terheran. “ibumu tidak bisa membawa tubuhnya sama sepertimu. Ia hanya bisa ke dunia lain dengan alam bawah sadarnya. Benang Alam yang ia sentuh pada waktu itu tidak dapat meresap seutuhnya ke dalam tubuhnya.” Jelas Michael sambil menatap sedih kepada istrinya.

“karena sedang mengandung dirimu Adam, alih-alih molekul kecil pada Benang Alam masuk seluruhnya ke setiap jaringan sel ibumu, molekul-molekul kecil dari Benang Alam masuk seutuhnya kepadamu. Molekul kecil itu bersisa hanya satu persen kepada tubuh ibumu, dan itu terhenti di kepalanya hingga membuatnya bisa melihat hal-hal yang tak dapat di tembus dengan mata manusia biasa.” Tambah Michael.

“sudahlah Adam, mari kita ke bawah. Biarkan ibumu beristirahat.” Michael meraih lengan Adam dan menariknya. Ia dan putranya pergi ke ruang kerja Michael untuk melalukan sebuah tes lagi.

Sementara itu, Sharon berada di sebuah kegelapan. Kegelapan tanpa cahaya sedikitpun. Sharon berjalan dengan meluruskan kedua tangannya. ia berusaha meraih apapun yang ada di depannya. Ia merasa seakan-akan menjadi orang yang buta.

Sharon merasakan kedinginan di dunia itu. Dunia yang baru saja ia datangi, kakinya berjalan tanpa alas kaki. Kedua telapak kaki Sharon merasakan sebuah pasir halus yang sedang ia injak. Pasir yang terasa sejuk tapi membuatnya kedinginan.

Sharon terus berjalan dengan tangan lurusnya. Perempuan paruh baya itu seakan berjalan bagaikan hantu vampir dari cina, hanya saja ia tidak melompat-lompat. “kakek, aku tahu kau pasti mendengarku. Kakek kemarilah.” Sharon berkata pada pemikirannya sendiri. Ia yakin kakek tua itu akan mendengarkannya.

Sebuah cahaya kecil tampak di depan Sharon. Cahaya yang sebesar kelereng itu membuat Sharon merasa lega. Akhirnya, perjalanan gelapnya pada dunia yang ia tidak tahu apa namanya itu memiliki ujung yang harus ia tempuh. Walaupun dengan sadar Sharon sangat tahu bahwa cahaya itu masihlah sangat jauh mengingat bentuknya yang masih sekecil kelereng.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!