Cinta Itu Kamu
Seorang wanita nampak sedang duduk menunggu seseorang yang sejak tadi ia tunggu, nampak beberapa kali ia melirik ke arah jam tangan yang ia kenakan saat ini dengan gelisah. Sampai akhirnya semua rasa gelisah
yang sedang ia rasakan berubah saat melihat orang yang sejak tadi ditunggunya akhirnya datang juga.
“Maaf kalau aku terlambat dan membuatmu menunggu lama,” ujar pria itu ketika duduk di kursi yang berhadapan dengannya.
“Tidak, aku baru saja datang, kalau begitu ayo kita pesan sesuatu.”
Si wanita ini kemudian memanggil pelayan untuk mencatat pesanan mereka, selepas mencatat pesanan mereka sang pelayan pun pergi dari meja dan kini mereka berdua nampak bingung harus memulai percakapan dari
mana.
“Jadi… kenapa kamu mengajakku bertemu di sini?”
“Apakah kamu tidak suka kalau aku mengajakmu bertemu?”
“Bukan seperti itu hanya saja….”
“Aku dan Miko sebentar lagi mungkin akan berpisah.”
Pria itu nampak terkejut ketika mendengar ucapan wanita ini, awalnya ia berpikir kalau si wanita ini hanya bercanda namun kalau ia lihat dari raut wajahnya nampaknya si wanita ini begitu serius hingga tidak mungkin kalau ia hanya main-main ketika mengatakan itu.
“Memangnya kenapa kamu ingin berpisah dengan Miko?”
“Sebenarnya sudah lama aku ingin berpisah dengan dia, hanya saja aku belum menemukan momentum yang tepat untuk dijadikan alasan agar kami berdua bisa berpisah.”
“Memangnya apa alasan yang membuatmu ingin berpisah dengannya?”
“Dia berselingkuh dengan wanita lain dan aku sangat mengenal siapa wanita itu.”
“Itu pasti menyakitkan untukmu.”
“Sejujurnya memang sakit pada awalnya aku memergoki perselingkuhan mereka, namun sampai detik ini aku belum bilang bahwa aku sudah tahu hubungan terlarang mereka.”
Ketika mereka berdua sedang mengobrol, nampak pria yang tidak lain adalah suami dari si wanita ini datang dan menuju meja mereka, ia tidak terima ketika istrinya menghabiskan waktu makan siang dengan pria lain.
“Apa-apaan ini? Kenapa kamu menghabiskan waktu dengan pria lain tanpa memberitahuku dulu?!”
“Kenapa kamu bisa tahu aku di sini?”
“Ikut denganku!”
“Tidak mau! Lepaskan aku!”
Namun tentu sia-sia saja ia melawan suaminya, pada akhirnya ia tetap dibawa pergi dari restoran tersebut dan dipaksa masuk ke dalam mobil.
****
Renata Wiguna adalah nama wanita itu, ia lahir dan besar di keluarga yang bisa dikatakan sangat berada karena papanya merupakan pemilik perusahaan properti besar sementara sang mama juga lahir dan besar di
keluarga kaya berkecukupan hingga membuat Renata tidak perlu risau akan kehidupannya sejak ia masih kecil. Ia menikah dengan seorang pria yang merupakan anak dari rekan bisnis sang papa dan tentu saja motif pernikahan
keduanya tidaklah benar-benar karena mereka saling mencintai melainkan karena adanya sebuah kerja sama yang dilakukan oleh kedua orang tua mereka untuk membesarkan perusahaan masing-masing. Renata tidak keberatan ketika ia dijodohkan oleh orang tuanya dengan pria yang kini sudah menjadi suaminya itu karena sejak awal
ia sudah menduga bahwa ia akan dijodohkan dengan orang yang tidak ia cintai sejak ia masih duduk di bangku kuliah, tidak ada alasan baginya untuk menolak permintaan kedua orang tuanya dan pada akhirnya selama hampir 8 tahun pernikahannya dengan pria bernama Miko itu hidupnya sama sekali tidak berwarna.
“Mama, aku berangkat sekolah dulu.”
“Iya sayang, di sekolah jangan nakal dan dengarkan apa yang gurumu jelaskan di kelas.”
“Iya Ma.”
Renata mengantarkan anaknya sampai ke mobil, ia sempat melambaikan tangannya ketika anaknya sudah masuk ke dalam mobil dan ia tetap berada di tempatnya sampai mobil itu menghilang dari pandangannya sebelum ia
memutuskan untuk kembali masuk ke dalam rumah.
****
Ketika ia masuk ke dalam rumah, nampak Miko baru saja turun dari lantai dua sudah bersiap dengan pakaian kantornya, ia nampak sama sekali tidak duduk di meja makan padahal sarapan sudah tersedia di sana.
“Kamu tidak mau sarapan dulu?”
“Aku tidak memiliki waktu untuk sarapan, aku akan sarapan di kantor saja.”
“Baiklah kalau begitu.”
Miko kemudian tidak bicara apa pun lagi pada istrinya dan langsung begitu saja keluar rumah menuju mobilnya yang terparkir di halaman, Renata hanya memperhatikan suaminya itu masuk ke dalam mobil dari
balik jendela. Kehidupan pernikahan mereka selama 8 tahun ini begitu membosankan baginya, ia sebenarnya ingin berpisah dengan Miko namun ia tidak memiliki alasan yang kuat untuk berpisah dengan pria itu. Renata kemudian
memutuskan untuk pergi ke rumah kedua orang tuanya karena merasa bosan di rumah menunggu sampai anaknya kembali nanti sore. Di rumah, ia disambut oleh sang mama yang langsung mempersilakannya duduk dulu di sofa dan kemudian mereka mulai mengobrol.
“Tumben kamu datang pagi-pagi begini.”
“Tidak ada yang bisa aku kerjakan di rumah, aku bosan kalau harus menunggu Ruth pulang nanti sore.”
“Sepertinya kamu datang di waktu yang tepat karena kebetulan Mama sedang ingin pergi ke salon langganan Mama, kamu bisa ikut bersama Mama sekalian.”
****
Ketika jam istirahat makan siang, Miko mendapatkan sebuah telepon dari sebuah nomor yang tertera di layar ponselnya, Miko langsung menjawab telepon dari nomor tersebut tanpa berpikir lama.
“Halo?”
“Apakah kamu sedang tidak sibuk sekarang?”
“Kenapa kamu menanyakan itu?”
“Bagaimana kalau kita makan siang bersama sekarang?”
“Tidak masalah, di mana kita akan berjumpa?”
“Aku akan kirimkan di mana lokasinya.”
“Baiklah.”
Tidak lama kemudian Miko menutup sambungan teleponnya dan ia mendapatkan pesan dari orang yang barusan bertelepon dengannya itu yang mengirimkan alamat di mana mereka akan bertemu untuk makan siang bersama. Miko langsung bergegas pergi dari ruangan kerjanya menuju tempat yang sudah mereka setujui untuk bertemu, rupanya tempat itu adalah sebuah restoran yang cukup mahal dan ketika Miko baru saja masuk ke dalam restoran itu, ia bisa langsung melihat sosok yang tadi menelponnya dan mengajaknya bertemu di tempat ini tengah duduk
di salah satu kursi restoran ini dan melambaikan tangan padanya. Miko pun segera menghampiri tempat di mana wanita tersebut duduk.
“Akhirnya kamu datang juga.”
“Apakah aku membuatmu menunggu lama?”
“Sama sekali tidak, aku juga baru datang, bagaimana kalau sekarang kita pesan sesuatu?”
“Baiklah.”
****
Renata menghabiskan waktunya bersama dengan sang mama di salon dan juga makan siang di sebuah mall yang mana salon itu berada.Selepas mereka makan kini mereka berniat untuk pulang, namun secara tidak
sengaja mereka bertemu dengan seorang wanita yang merupakan teman dari mamanya Renata.
“Marinka.”
“Elhora.”
Renata mengenal wanita yang merupakan teman dari sang mama itu, dia adalah wanita blasteran Indonesia-Belanda yang menjadi istri seorang pengusaha tekstil yang cukup besar di Indonesia. Menurut rumor yang ia
dengar dari sang mama, wanita itu suka jalan dengan pria muda secara diam-diam di belakang suaminya. Namun saat ini Renata tidak melihat pria muda yang digandeng oleh wanita ini, Renata tidak terlalu mendengarkan obrolan mamanya dengan wanita itu. Renata permisi untuk jalan duluan keluar karena ia tidak mau mendengar obrolan tidak penting yang dilakukan oleh mamanya dan wanita itu, ketika ia sudah sampai di lobi mall dan menunggu sopirnya menjemput, ia melihat suaminya baru saja turun dari mobil bersama dengan wanita yang cukup ia kenal.
“Bukankah itu Miko? Kenapa dia bisa bersama dengan wanita itu? Ini juga belum jam pulang kantor,” gumam Renata penasaran perihal hubungan Miko dengan wanita yang nampak mesra dengan suaminya itu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 40 Episodes
Comments