Kembali Seperti Dulu

Renata begitu penasaran dengan apa yang barusan ia lihat sampai-sampai ia tidak menyadari bahwa mamanya sudah berdiri tepat di sebelahnya dan menegurnya kenapa sampai saat ini ia belum masuk ke dalam mobil.

“Kamu melihat apa, sih?”

“Apa? Oh bukan apa-apa.”

“Benarkah?”

“Iya, ayo kita masuk ke dalam mobil.”

Maka kemudian Renata dan mamanya masuk ke dalam mobil, Renata memang sengaja tidak memberitahu sang mama perihal apa yang ia lihat barusan karena ia perlu memastikan sendiri bahwa apa yang ia lihat itu adalah

benar dan ia sedang tidak berhalusinasi.

“Apakah kamu yakin?” tanya Marinka yang nampak belum sepenuhnya percaya dengan yang dikatakan oleh putrinya.

“Iya Mama.”

Akhirnya mereka berdua tiba di rumah namun Renata mengatakan bahwa ia harus segera pulang ke rumah karena takut Ruth akan mencarinya ketika anak itu pulang sekolah.

“Baiklah kalau begitu, hati-hati menyetirnya.”

“Iya Ma.”

Renata buru-buru masuk ke dalam mobilnya dan melajukan kendaraan itu meninggalkan rumah orang tuanya, sepanjang perjalanan pulang ke rumah ia memikirkan apa yang barusan ia lihat di mall.

“Apakah yang tadi itu aku tidak salah lihat?”

****

Renata menunggu sampai Miko kembali ke rumah, pria itu agak terkejut ketika menemukan Renata masih terjaga ketika ia pulang padahal hari sudah lumayan larut dan biasanya Renata sudah tidur ketika ia sampai di

rumah.

“Kenapa kamu belum tidur?” tanya Miko heran.

“Aku hanya ingin menyambutmu ketika kamu pulang,” jawab Renata.

Namun sepertinya Miko tak mau percaya begitu saja dengan yang istrinya katakan, ia merasa bahwa ada maksud tertentu sampai-sampai Renata rela menunggunya pulang larut malam begini.

“Sudahlah Renata, kamu tidak perlu berdusta padaku, pasti ada sesuatu yang ingin kamu sampaikan padaku kan?”

Renata nampak tersenyum tipis ketika mendengar pertanyaan yang barusan Miko ajukan padanya, wanita itu berjalan menghampiri Miko dan membuat pria itu terkejut.

“Mau apa kamu?”

“Kenapa bau parfummu berbeda?”

“Apa maksudmu? Tidak ada yang berbeda dengan bau parfumku,” elak Miko.

“Miko, jawablah pertanyaanku dengan jujur, apakah kamu berselingkuh di belakangku selama ini?”

“Apa maksudmu menuduhku melakukan perselingkuhan begitu?”

“Tadi ketika aku baru keluar dari mall, aku melihatmu bersama seorang wanita yang keluar dari mobilmu dan itu di saat jam kantor.”

“Kamu pasti salah lihat, tidak mungkin aku bersama dengan wanita lain apalagi keluar saat jam kantor.”

Setelah mengatakan itu Miko langsung bergegas pergi meninggalkan Renata, sikap Miko yang seperti itu barusan membuat Renata yakin bahwa ada sesuatu yang disembunyikan oleh Miko saat ini.

****

Keesokan harinya saat jam makan siang, Renata sengaja datang menemui suaminya di kantor namun menurut sang sekretaris Miko saat ini sedang ada rapat dengan CEO dan Renata pun memutuskan untuk menunggu sampai

suaminya kembali di ruangan kerjanya. Sembari menunggu Miko kembali, Renata berkeliling melihat-lihat apakah ada sesuatu yang mencurigakan di ruangan kerja suaminya ini atau tidak, namun ia sama sekali tidak menemukan sesuatu apa pun yang mencurigakan. Ketika ia duduk di kursi dan hendak membuka laci meja kerja Miko, pintu ruangan kerja terbuka dan menampakan Miko di sana.

“Kenapa kamu ke sini?”

“Tidak apa, aku ingin mengajakmu makan siang bersama.”

“Aku masih banyak pekerjaan, kamu bisa makan siang sendiri saja.”

Miko nampak acuh dan duduk di kursi kerjanya kemudian menyalakan laptop tanpa memandang Renata yang sedang berdiri di sebelahnya dan tengah menatapnya.

“Aku sudah mengatakan padamu bahwa saat ini aku sedang sibuk, jadi kalau memang kamu tidak memiliki keperluan lagi di sini, maka kamu bisa tinggalkan ruangan kerjaku sekarang juga.”

“Baiklah, aku akan pergi sekarang juga.”

Renata berbalik badan dan meninggalkan ruangan kerja Miko, ia tidak akan menyerah begitu saja untuk mendapatkan kebenaran apakah sebenarnya Miko berselingkuh dengan wanita itu atau tidak.

“Aku tidak akan berhenti sampai di sini, Miko. Aku akan mencari bukti apakah kamu memang berselingkuh dengan wanita itu atau tidak.”

****

Renata sedang berada di dalam lift dan ketika sampai di lantai 11, pintu lift terbuka dan menampakan seorang pria berdiri di sana dengan raut wajah terkejut ketika melihatnya ada di dalam lift. Renata pun juga tidak kalah terkejutnya ketika melihat sosok pria itu berdiri di depan pintu lift yang terbuka namun kemudian Renata menawarkan supaya pria itu masuk saja ke dalam lift karena di dalam lift ini hanya ada dirinya seorang. Pria itu

masuk ke dalam lift dan pintu pun tertutup, selama mereka berada di dalam lift, suasana begitu canggung di antara mereka berdua hingga akhirnya Renata mengambil inisiatif untuk membuka obrolan dengan pria ini.

“Apa kabarmu?”

“Baik.”

Setelah itu tidak ada lagi obrolan yang terjadi di antara mereka berdua hingga lift tiba di lobi, ketika sebelum pintu lift terbuka, Renata kembali mengajak pria ini bicara dengannya.

“Kamu mau makan siang? Aku juga, bagaimana kalau kita makan siang bersama?”

“Maaf, namun aku tidak bisa makan siang denganmu.”

“Banyak hal yang ingin aku ceritakan padamu.”

Pintu lift terbuka dan mereka berdua kemudian buru-buru keluar dari dalam lift, Renata pun menunggu jawaban dari pria itu hingga akhirnya pria itu setuju untuk pergi makan siang dengannya.

****

Renata memilih sebuah restoran yang agak jauh dari kantor supaya suaminya tidak memergokinya ketika sedang makan siang bersama dengan pria lain, sementara itu pria ini nampak begitu canggung setelah mereka

berdua tidak lagi berjumpa untuk waktu yang lama namun saat ini mereka justru ada di satu meja yang sama untuk menyantap hidangan makan siang yang sudah tersaji di sana.

“Kenapa hanya diam saja? Ayo makanlah,” ujar Renata.

“Aku ….”

“Aku minta maaf Novian.”

Pria bernama Novian itu nampak terkejut ketika Renata mengucapkan sebuah permintaan maaf padanya, kini ia berani bersitatap dengan wanita yang pernah memiliki hubungan spesial dengannya di masa lalu.

“Kamu tidak perlu meminta maaf padaku, semua sudah terjadi kan?”

“Kamu benar, namun aku tidak bisa membohongi diriku sendiri bahwa aku menyesal karena sudah mencampakanmu saat itu.”

“Namanya juga kita tidak berjodoh, apa mau dikata kan?”

“Kamu tahu kalau aku sama sekali tidak mencintai Miko kan?”

“Aku tidak peduli soal itu.”

“Aku hanya mencintaimu.”

Ucapan Renata barusan membuat Novian menatap tajam sosok wanita yang dulu pernah ia cintai itu, dari kedua matanya Novian bisa merasakan bahwa Renata sama sekali tidak berbohong ketika mengatakan hal

tersebut dan buru-buru ia membuang pandangannya ke arah lain karena ia merasa tidak nyaman dengan situasi ini.

“Bisakah kita kembali seperti dulu lagi?”

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!