NovelToon NovelToon

Cinta Itu Kamu

Awal Dari Semuanya

Seorang wanita nampak sedang duduk menunggu seseorang yang sejak tadi ia tunggu, nampak beberapa kali ia melirik ke arah jam tangan yang ia kenakan saat ini dengan gelisah. Sampai akhirnya semua rasa gelisah

yang sedang ia rasakan berubah saat melihat orang yang sejak tadi ditunggunya akhirnya datang juga.

“Maaf kalau aku terlambat dan membuatmu menunggu lama,” ujar pria itu ketika duduk di kursi yang berhadapan dengannya.

“Tidak, aku baru saja datang, kalau begitu ayo kita pesan sesuatu.”

Si wanita ini kemudian memanggil pelayan untuk mencatat pesanan mereka, selepas mencatat pesanan mereka sang pelayan pun pergi dari meja dan kini mereka berdua nampak bingung harus memulai percakapan dari

mana.

“Jadi… kenapa kamu mengajakku bertemu di sini?”

“Apakah kamu tidak suka kalau aku mengajakmu bertemu?”

“Bukan seperti itu hanya saja….”

“Aku dan Miko sebentar lagi mungkin akan berpisah.”

Pria itu nampak terkejut ketika mendengar ucapan wanita ini, awalnya ia berpikir kalau si wanita ini hanya bercanda namun kalau ia lihat dari raut wajahnya nampaknya si wanita ini begitu serius hingga tidak mungkin kalau ia hanya main-main ketika mengatakan itu.

“Memangnya kenapa kamu ingin berpisah dengan Miko?”

“Sebenarnya sudah lama aku ingin berpisah dengan dia, hanya saja aku belum menemukan momentum yang tepat untuk dijadikan alasan agar kami berdua bisa berpisah.”

“Memangnya apa alasan yang membuatmu ingin berpisah dengannya?”

“Dia berselingkuh dengan wanita lain dan aku sangat mengenal siapa wanita itu.”

“Itu pasti menyakitkan untukmu.”

“Sejujurnya memang sakit pada awalnya aku memergoki perselingkuhan mereka, namun sampai detik ini aku belum bilang bahwa aku sudah tahu hubungan terlarang mereka.”

Ketika mereka berdua sedang mengobrol, nampak pria yang tidak lain adalah suami dari si wanita ini datang dan menuju meja mereka, ia tidak terima ketika istrinya menghabiskan waktu makan siang dengan pria lain.

“Apa-apaan ini? Kenapa kamu menghabiskan waktu dengan pria lain tanpa memberitahuku dulu?!”

“Kenapa kamu bisa tahu aku di sini?”

“Ikut denganku!”

“Tidak mau! Lepaskan aku!”

Namun tentu sia-sia saja ia melawan suaminya, pada akhirnya ia tetap dibawa pergi dari restoran tersebut dan dipaksa masuk ke dalam mobil.

****

Renata Wiguna adalah nama wanita itu, ia lahir dan besar di keluarga yang bisa dikatakan sangat berada karena papanya merupakan pemilik perusahaan properti besar sementara sang mama juga lahir dan besar di

keluarga kaya berkecukupan hingga membuat Renata tidak perlu risau akan kehidupannya sejak ia masih kecil. Ia menikah dengan seorang pria yang merupakan anak dari rekan bisnis sang papa dan tentu saja motif pernikahan

keduanya tidaklah benar-benar karena mereka saling mencintai melainkan karena adanya sebuah kerja sama yang dilakukan oleh kedua orang tua mereka untuk membesarkan perusahaan masing-masing. Renata tidak keberatan ketika ia dijodohkan oleh orang tuanya dengan pria yang kini sudah menjadi suaminya itu karena sejak awal

ia sudah menduga bahwa ia akan dijodohkan dengan orang yang tidak ia cintai sejak ia masih duduk di bangku kuliah, tidak ada alasan baginya untuk menolak permintaan kedua orang tuanya dan pada akhirnya selama hampir 8 tahun pernikahannya dengan pria bernama Miko itu hidupnya sama sekali tidak berwarna.

“Mama, aku berangkat sekolah dulu.”

“Iya sayang, di sekolah jangan nakal dan dengarkan apa yang gurumu jelaskan di kelas.”

“Iya Ma.”

Renata mengantarkan anaknya sampai ke mobil, ia sempat melambaikan tangannya ketika anaknya sudah masuk ke dalam mobil dan ia tetap berada di tempatnya sampai mobil itu menghilang dari pandangannya sebelum ia

memutuskan untuk kembali masuk ke dalam rumah.

****

Ketika ia masuk ke dalam rumah, nampak Miko baru saja turun dari lantai dua sudah bersiap dengan pakaian kantornya, ia nampak sama sekali tidak duduk di meja makan padahal sarapan sudah tersedia di sana.

“Kamu tidak mau sarapan dulu?”

“Aku tidak memiliki waktu untuk sarapan, aku akan sarapan di kantor saja.”

“Baiklah kalau begitu.”

Miko kemudian tidak bicara apa pun lagi pada istrinya dan langsung begitu saja keluar rumah menuju mobilnya yang terparkir di halaman, Renata hanya memperhatikan suaminya itu masuk ke dalam mobil dari

balik jendela. Kehidupan pernikahan mereka selama 8 tahun ini begitu membosankan baginya, ia sebenarnya ingin berpisah dengan Miko namun ia tidak memiliki alasan yang kuat untuk berpisah dengan pria itu. Renata kemudian

memutuskan untuk pergi ke rumah kedua orang tuanya karena merasa bosan di rumah menunggu sampai anaknya kembali nanti sore. Di rumah, ia disambut oleh sang mama yang langsung mempersilakannya duduk dulu di sofa dan kemudian mereka mulai mengobrol.

“Tumben kamu datang pagi-pagi begini.”

“Tidak ada yang bisa aku kerjakan di rumah, aku bosan kalau harus menunggu Ruth pulang nanti sore.”

“Sepertinya kamu datang di waktu yang tepat karena kebetulan Mama sedang ingin pergi ke salon langganan Mama, kamu bisa ikut bersama Mama sekalian.”

****

Ketika jam istirahat makan siang, Miko mendapatkan sebuah telepon dari sebuah nomor yang tertera di layar ponselnya, Miko langsung menjawab telepon dari nomor tersebut tanpa berpikir lama.

“Halo?”

“Apakah kamu sedang tidak sibuk sekarang?”

“Kenapa kamu menanyakan itu?”

“Bagaimana kalau kita makan siang bersama sekarang?”

“Tidak masalah, di mana kita akan berjumpa?”

“Aku akan kirimkan di mana lokasinya.”

“Baiklah.”

Tidak lama kemudian Miko menutup sambungan teleponnya dan ia mendapatkan pesan dari orang yang barusan bertelepon dengannya itu yang mengirimkan alamat di mana mereka akan bertemu untuk makan siang bersama. Miko langsung bergegas pergi dari ruangan kerjanya menuju tempat yang sudah mereka setujui untuk bertemu, rupanya tempat itu adalah sebuah restoran yang cukup mahal dan ketika Miko baru saja masuk ke dalam restoran itu, ia bisa langsung melihat sosok yang tadi menelponnya dan mengajaknya bertemu di tempat ini tengah duduk

di salah satu kursi restoran ini dan melambaikan tangan padanya. Miko pun segera menghampiri tempat di mana wanita tersebut duduk.

“Akhirnya kamu datang juga.”

“Apakah aku membuatmu menunggu lama?”

“Sama sekali tidak, aku juga baru datang, bagaimana kalau sekarang kita pesan sesuatu?”

“Baiklah.”

****

Renata menghabiskan waktunya bersama dengan sang mama di salon dan juga makan siang di sebuah mall yang mana salon itu berada.Selepas mereka makan kini mereka berniat untuk pulang, namun secara tidak

sengaja mereka bertemu dengan seorang wanita yang merupakan teman dari mamanya Renata.

“Marinka.”

“Elhora.”

Renata mengenal wanita yang merupakan teman dari sang mama itu, dia adalah wanita blasteran Indonesia-Belanda yang menjadi istri seorang pengusaha tekstil yang cukup besar di Indonesia. Menurut rumor yang ia

dengar dari sang mama, wanita itu suka jalan dengan pria muda secara diam-diam di belakang suaminya. Namun saat ini Renata tidak melihat pria muda yang digandeng oleh wanita ini, Renata tidak terlalu mendengarkan obrolan mamanya dengan wanita itu. Renata permisi untuk jalan duluan keluar karena ia tidak mau mendengar obrolan tidak penting yang dilakukan oleh mamanya dan wanita itu, ketika ia sudah sampai di lobi mall dan menunggu sopirnya menjemput, ia melihat suaminya baru saja turun dari mobil bersama dengan wanita yang cukup ia kenal.

“Bukankah itu Miko? Kenapa dia bisa bersama dengan wanita itu? Ini juga belum jam pulang kantor,” gumam Renata penasaran perihal hubungan Miko dengan wanita yang nampak mesra dengan suaminya itu.

Kembali Seperti Dulu

Renata begitu penasaran dengan apa yang barusan ia lihat sampai-sampai ia tidak menyadari bahwa mamanya sudah berdiri tepat di sebelahnya dan menegurnya kenapa sampai saat ini ia belum masuk ke dalam mobil.

“Kamu melihat apa, sih?”

“Apa? Oh bukan apa-apa.”

“Benarkah?”

“Iya, ayo kita masuk ke dalam mobil.”

Maka kemudian Renata dan mamanya masuk ke dalam mobil, Renata memang sengaja tidak memberitahu sang mama perihal apa yang ia lihat barusan karena ia perlu memastikan sendiri bahwa apa yang ia lihat itu adalah

benar dan ia sedang tidak berhalusinasi.

“Apakah kamu yakin?” tanya Marinka yang nampak belum sepenuhnya percaya dengan yang dikatakan oleh putrinya.

“Iya Mama.”

Akhirnya mereka berdua tiba di rumah namun Renata mengatakan bahwa ia harus segera pulang ke rumah karena takut Ruth akan mencarinya ketika anak itu pulang sekolah.

“Baiklah kalau begitu, hati-hati menyetirnya.”

“Iya Ma.”

Renata buru-buru masuk ke dalam mobilnya dan melajukan kendaraan itu meninggalkan rumah orang tuanya, sepanjang perjalanan pulang ke rumah ia memikirkan apa yang barusan ia lihat di mall.

“Apakah yang tadi itu aku tidak salah lihat?”

****

Renata menunggu sampai Miko kembali ke rumah, pria itu agak terkejut ketika menemukan Renata masih terjaga ketika ia pulang padahal hari sudah lumayan larut dan biasanya Renata sudah tidur ketika ia sampai di

rumah.

“Kenapa kamu belum tidur?” tanya Miko heran.

“Aku hanya ingin menyambutmu ketika kamu pulang,” jawab Renata.

Namun sepertinya Miko tak mau percaya begitu saja dengan yang istrinya katakan, ia merasa bahwa ada maksud tertentu sampai-sampai Renata rela menunggunya pulang larut malam begini.

“Sudahlah Renata, kamu tidak perlu berdusta padaku, pasti ada sesuatu yang ingin kamu sampaikan padaku kan?”

Renata nampak tersenyum tipis ketika mendengar pertanyaan yang barusan Miko ajukan padanya, wanita itu berjalan menghampiri Miko dan membuat pria itu terkejut.

“Mau apa kamu?”

“Kenapa bau parfummu berbeda?”

“Apa maksudmu? Tidak ada yang berbeda dengan bau parfumku,” elak Miko.

“Miko, jawablah pertanyaanku dengan jujur, apakah kamu berselingkuh di belakangku selama ini?”

“Apa maksudmu menuduhku melakukan perselingkuhan begitu?”

“Tadi ketika aku baru keluar dari mall, aku melihatmu bersama seorang wanita yang keluar dari mobilmu dan itu di saat jam kantor.”

“Kamu pasti salah lihat, tidak mungkin aku bersama dengan wanita lain apalagi keluar saat jam kantor.”

Setelah mengatakan itu Miko langsung bergegas pergi meninggalkan Renata, sikap Miko yang seperti itu barusan membuat Renata yakin bahwa ada sesuatu yang disembunyikan oleh Miko saat ini.

****

Keesokan harinya saat jam makan siang, Renata sengaja datang menemui suaminya di kantor namun menurut sang sekretaris Miko saat ini sedang ada rapat dengan CEO dan Renata pun memutuskan untuk menunggu sampai

suaminya kembali di ruangan kerjanya. Sembari menunggu Miko kembali, Renata berkeliling melihat-lihat apakah ada sesuatu yang mencurigakan di ruangan kerja suaminya ini atau tidak, namun ia sama sekali tidak menemukan sesuatu apa pun yang mencurigakan. Ketika ia duduk di kursi dan hendak membuka laci meja kerja Miko, pintu ruangan kerja terbuka dan menampakan Miko di sana.

“Kenapa kamu ke sini?”

“Tidak apa, aku ingin mengajakmu makan siang bersama.”

“Aku masih banyak pekerjaan, kamu bisa makan siang sendiri saja.”

Miko nampak acuh dan duduk di kursi kerjanya kemudian menyalakan laptop tanpa memandang Renata yang sedang berdiri di sebelahnya dan tengah menatapnya.

“Aku sudah mengatakan padamu bahwa saat ini aku sedang sibuk, jadi kalau memang kamu tidak memiliki keperluan lagi di sini, maka kamu bisa tinggalkan ruangan kerjaku sekarang juga.”

“Baiklah, aku akan pergi sekarang juga.”

Renata berbalik badan dan meninggalkan ruangan kerja Miko, ia tidak akan menyerah begitu saja untuk mendapatkan kebenaran apakah sebenarnya Miko berselingkuh dengan wanita itu atau tidak.

“Aku tidak akan berhenti sampai di sini, Miko. Aku akan mencari bukti apakah kamu memang berselingkuh dengan wanita itu atau tidak.”

****

Renata sedang berada di dalam lift dan ketika sampai di lantai 11, pintu lift terbuka dan menampakan seorang pria berdiri di sana dengan raut wajah terkejut ketika melihatnya ada di dalam lift. Renata pun juga tidak kalah terkejutnya ketika melihat sosok pria itu berdiri di depan pintu lift yang terbuka namun kemudian Renata menawarkan supaya pria itu masuk saja ke dalam lift karena di dalam lift ini hanya ada dirinya seorang. Pria itu

masuk ke dalam lift dan pintu pun tertutup, selama mereka berada di dalam lift, suasana begitu canggung di antara mereka berdua hingga akhirnya Renata mengambil inisiatif untuk membuka obrolan dengan pria ini.

“Apa kabarmu?”

“Baik.”

Setelah itu tidak ada lagi obrolan yang terjadi di antara mereka berdua hingga lift tiba di lobi, ketika sebelum pintu lift terbuka, Renata kembali mengajak pria ini bicara dengannya.

“Kamu mau makan siang? Aku juga, bagaimana kalau kita makan siang bersama?”

“Maaf, namun aku tidak bisa makan siang denganmu.”

“Banyak hal yang ingin aku ceritakan padamu.”

Pintu lift terbuka dan mereka berdua kemudian buru-buru keluar dari dalam lift, Renata pun menunggu jawaban dari pria itu hingga akhirnya pria itu setuju untuk pergi makan siang dengannya.

****

Renata memilih sebuah restoran yang agak jauh dari kantor supaya suaminya tidak memergokinya ketika sedang makan siang bersama dengan pria lain, sementara itu pria ini nampak begitu canggung setelah mereka

berdua tidak lagi berjumpa untuk waktu yang lama namun saat ini mereka justru ada di satu meja yang sama untuk menyantap hidangan makan siang yang sudah tersaji di sana.

“Kenapa hanya diam saja? Ayo makanlah,” ujar Renata.

“Aku ….”

“Aku minta maaf Novian.”

Pria bernama Novian itu nampak terkejut ketika Renata mengucapkan sebuah permintaan maaf padanya, kini ia berani bersitatap dengan wanita yang pernah memiliki hubungan spesial dengannya di masa lalu.

“Kamu tidak perlu meminta maaf padaku, semua sudah terjadi kan?”

“Kamu benar, namun aku tidak bisa membohongi diriku sendiri bahwa aku menyesal karena sudah mencampakanmu saat itu.”

“Namanya juga kita tidak berjodoh, apa mau dikata kan?”

“Kamu tahu kalau aku sama sekali tidak mencintai Miko kan?”

“Aku tidak peduli soal itu.”

“Aku hanya mencintaimu.”

Ucapan Renata barusan membuat Novian menatap tajam sosok wanita yang dulu pernah ia cintai itu, dari kedua matanya Novian bisa merasakan bahwa Renata sama sekali tidak berbohong ketika mengatakan hal

tersebut dan buru-buru ia membuang pandangannya ke arah lain karena ia merasa tidak nyaman dengan situasi ini.

“Bisakah kita kembali seperti dulu lagi?”

Kepingan Masa Lalu

Novian nampak terdiam ketika mendengar ucapan Renata barusan hingga akhirnya dengan tegas pria itu menolak untuk mereka bisa kembali seperti dulu lagi karena jelas saat ini kondisinya sudah berbeda.

“Maafkan aku Renata, namun kamu harus menyadari bahwa semuanya sudah tidak lagi sama.”

“Iya, kamu benar, semua memang sudah tidak lagi sama namun rasa cintaku padamu masih sama seperti dulu, apakah kamu masih mencintaiku seperti dulu?”

Novian tidak langsung menjawab pertanyaan yang diajukan oleh Renata barusan, pria itu berpikir untuk beberapa saat sebelum akhirnya ia memutuskan untuk tidak menjawab pertanyaan tersebut.

“Aku tidak mau membahas mengenai hal itu.”

“Baiklah, aku minta maaf.”

Selepas mereka menghabiskan makan siang, Novian hendak kembali ke kantor namun Renata mengatakan bahwa ia akan mengantarkan pria itu kembali ke kantor karena sebelumnya mereka datang ke sini menggunakan mobilnya.

“Tidak perlu, aku tidak ingin merepotkanmu.”

“Merepotkan apanya? Kamu sama sekali tidak merepotkanku kok.”

Maka akhirnya karena malas berdebat dengan Renata, Novian kemudian menuruti saja apa yang wanita ini inginkan, ia masuk ke dalam mobil Renata dan duduk di kursi penumpang sementara Renata duduk di kursi

pengemudi.

****

Selepas mengantarkan Novian kembali ke kantor, Renata memutuskan untuk kembali ke rumahnya dengan perasaan yang bercampur aduk saat ini, ada rasa bahagia sekaligus sedih yang bersemayam di dalam dirinya. Ia

bahagia karena bisa bertemu dengan pria yang ia cintai di masa lalu dan rupanya Novian bekerja di perusahaan tempat di mana suaminya juga bekerja, namun ia juga sedih mengingat hubungan mereka tidak lagi sama seperti dulu.

“Sampai kapan pun kamu akan tetap menjadi pemilik hati ini, Novian.”

Renata kemudian pergi ke kamarnya untuk berganti pakaian dan mandi sebelum menunggu sampai Ruth pulang, selepas anaknya itu pulang Renata sengaja mengajak Ruth untuk pergi ke kantor Miko karena siapa

tahu dengan bujuk rayu anak itu maka Miko mau makan malam bersama mereka. Kini Renata dan Ruth dalam perjalanan menuju kantor, anaknya nampak begitu antusias ketika ingin bertemu dengan sang papa hingga akhirnya kini mereka sudah sampai di kantor Miko.

“Ingat, kalau Ruth ingin agar papa bisa makan malam bersama kita, maka Ruth harus sedikit memaksa.”

“Iya Ma.”

Maka mereka berdua kemudian masuk ke dalam gedung kantor itu, Renata mengedarkan pandangan ke sekeliling seraya berharap ia bisa bertemu kembali dengan Novian namun sepertinya keberuntungan sedang tidak

berpihak padanya karena sampai ia masuk ke dalam ruangan kerja Miko, ia sama sekali tidak berjumpa dengan Novian lagi.

****

Miko nampak terkejut dan tak menduga kalau Ruth dan Renata akan datang ke kantornya dan mengajaknya makan malam padahal malam ini ia sudah ada janji dengan wanita simpanannya, karena tidak mau membuat Ruth

kecewa maka akhirnya Miko pun mengambil sikap dengan membatalkan rencana makan malamnya dengan wanita itu. Bahkan Miko sengaja mematikan ponselnya supaya tidak diganggu oleh wanita itu dan membuat Renata semakin curiga kalaudiam-diam di belakangnya Miko berselingkuh dengan orang lain. Akhirnya mereka bertiga sampai di sebuah restoran yang letaknya tidaklah jauh dari kantor, Ruth nampak bahagia sekali bisa makan malam diluar bersama kedua orang tuanya. Anak itu begitu bersemangat berceloteh mengenai harinya di sekolah pada papanya dan Miko nampak begitu sabar mendengarkan semua cerita dari anaknya. Namun Renata

nampak tidak sepenuhnya fokus mendengarkan obrolan mereka karena masih memikirkan Novian.

“Aku perhatikan sepertinya sejak tadi kamu diam saja,” tegur Miko yang membuat Renata terkejut.

“Tidak apa.”

“Kenapa tidak memberitahuku kalau kamu dan Ruth akan datang tadi?”

“Karena kalau aku memberitahumu dulu maka itu bukan kejutan, lagi pula Ruth sangat ingin makan malam bersamamu karena selama ini ketika ia pergi sekolah saja kamu baru bangun tidur dan ketika ia sudah tidur

kamu baru pulang ke rumah, dia sangat merindukanmu.”

****

Miko, Renata dan Ruth baru saja pulang ke rumah dan saat ini Renata tengah berada di kamar Ruth untuk menidurkan anaknya itu sebelum ia pergi ke kamar untuk mandi dan berganti pakaian. Ketika ada di kamar

sendirian, Miko baru mengaktifkan ponselnya dan benar saja di sana nampak ada banyak sekali pesan dan panggilan masuk dari wanita itu, ketika Miko tengah menatap layar ponselnya nampak nomor itu kembali menelponnya, Miko pun dilema apakah ia harus menjawab telepon dari orang ini atau tidak. Namun setelah

berpikir beberapa saat akhirnya Miko memutuskan untuk menjawab telepon ini dengan pertimbangan bahwa saat ini Renata sedang ada di kamar Ruth.

“Ada apa?”

“Kenapa kamu mematikan ponselmu?”

“Aku minta maaf, tadi kan sudah aku bilang kalau ada Renata dan anakku, tidak mungkin aku menyalakan ponselku dan membuat mereka curiga.”

“Mau sampai kapan kamu akan menyembunyikan hubungan kita?”

“Miley, bukankah sebelumnya kita sudah pernah membahas mengenai hal ini?”

“Sampai kapan Miko? Aku lelah kalau terus menerus harus menunggu.”

Belum sempat Miko menjawab pertanyaan yang diajukan oleh Miley, pintu kamar terbuka dan menampakan sosok Renata di sana. Buru-buru Miko langsung mematikan sambungan telepon dan membuat Renata heran dengan sikap Miko yang aneh itu.

“Kenapa kamu langsung menutup sambungan teleponmu?”

“Tidak apa-apa.”

****

Keesokan harinya Renata menemui adik dari suaminya untuk menanyakan apakah sebelum menikah dengannya, Miko pernah menjalin hubungan dengan orang lain dan jawaban yang diberikan oleh adik dari Miko itu pun tidaklah membuatnya heran.

“Kamu tahu kan kalau sebelum menikah denganmu, kakakku itu adalah seorang playboy dan memiliki banyak mantan kekasih?”

“Iya kalau soal itu aku sudah tahu.”

“Namun selepas dia menikah, aku sama sekali tidak tahu apakah sifatnya yang buruk itu masih dipertahankan atau tidak, namun kalau mendengar pertanyaanku barusan entah kenapa perasaanku mengatakan bahwa dia masih suka berselingkuh padahal kalian telah menikah?”

“Tidak, aku tidak mau berpikiran buruk seperti itu.”

“Kalau memang kamu tidka mau berpikiran buruk, kenapa menanyakan sesuatu hal seperti itu?”

“Sudahlah lupakan saja, sebentar lagi kamu akan resmi bertunangan dengan Kenzo kan? Bagaimana perasaanmu? Apakah Kenzo memperlakukanmu dengan baik selama ini? Dia sama sekali tidak berbuat kurang

ajar padamu kan?”

“Tidak, Kenzo adalah pria yang baik dan aku merasa sudah sangat tidak sabar untuk resmi menjadi istrinya.”

“Syukurlah kalau begitu, aku takut kalau adikku itu sudah membuatmu kecewa dengan sikapnya.”

“Kenzo adalah pria yang baik dan bertanggung jawab, aku tidak menyangka kalau sebenarnya dia juga menaruh perasaan cinta padaku.”

Setelah mengobrol cukup lama dengan adiknya Miko yang sebentar lagi akan bertunangan dengan adiknya, maka Renata kemudian berpamitan untuk pulang. Dalam perjalanan pulang, Renata sengaja mampir ke kantor tempat

di mana Novian bekerja, ia tidak masuk ke dalam kantor itu melainkan memarkirkan kendaraannya di dekat halte depan kantor supaya ia bisa memperhatikan Novian, namun justru sesuatu hal yang tidak ia harapkan terjadi,

ia melihat suaminya pergi bersama dengan wanita itu dan kini mereka berdua sudah masuk ke dalam mobil.

“Kali ini aku pasti akan mengetahui kebenarannya, lihat saja kalian.”

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!