Merajut Benang-Benang Cinta
" Aku harus memutuskan hubungan ini Ken...karena aku tidak bisa bersama denganmu lagi." Ucap Dira kekasih Keenan.
" Kenapa? Apa salah ku, kamu sudah janji padaku akan selalu bersama sampai maut memisahkan kita, kenapa kamu sekarang berubah sampai kamu memutuskan hubungan kita." Ucap dr Keenan sembari memegang tangan Dira yang hanya bisa menatap sayu mata dr Keenan.
" Aku memang mencintai kamu, tapi karena orang tua ku tidak menyetujui hubungan kita sedari awal, aku tidak bisa membantahnya sekarang ini, apalagi orang tua ku sudah menetapkan jodoh untuk ku yang mereka setujui." Ucapnya sembari melepaskan tangannya dari genggaman tangan dr Kenan.
Dr Kenan hanya bisa menghela nafasnya dengan pelan, dia tidak ingin memaksa kehendaknya untuk menahan Dira agar tetap mencintainya.
" Kenan, aku sebenarnya menolak dengan putusan orang tua ku, kamu tahukan kalau sikap dan sifat kedua orang tua ku yang tidak bisa terbantahkan dan juga mereka tidak suka dengan mu karena profesimu sebagai seorang Dokter, selebihnya Mami yang nggak ingin anaknya mempunyai seorang suami dengan pekerjaan itu, Maafkan Aku Kenan..." Ucapnya secara tiba-tiba langsung saja meninggalkan dr Keenan seorang diri dikoridor rumah sakit itu, dr Keenan tidak bisa berbuat apa-apa saat langkah Dira meninggalkannya begitu saja, dia menatap Dira sampai hilang ditikungan koridor rumah sakit dimana dia bekerja sekarang ini.
Dr Keenan mengusap wajahnya dengan pelan dan dia menyentuh pagar koridor itu dan menatap jauh keluar rumah sakit dimana terlihat birunya langit berawankan mendung, semendung perasaannya, luka yang ditorehkan Dira sang kekasih yang sudah dipacarinya selama tiga tahun lamanya itu sekarang hilang tak berbekas, kenangan-kenangan yang diciptakannya itupun sirna seperti sirnanya Dira dari hadapannya, yang hanya tertinggal luka di hati yang ditorehkan kekasihnya itu luka yang sangat sakit namun tidak berdarah, perih, sakit, sedih dan marah yang dia rasakan sekarang ini yang membuat dia hanya bisa menelan ludahnya sendiri dan menerima takdir percintaannya kandas ditengah jalan, dr Keenan menghela nafasnya dengan pelan dan melepaskannya dengan berat seberat beban kecewa yang didapatnya.
" Hmmm, Aku seorang dokter, sudah berapa orang Aku obati, tapi saat ini aku terluka tidak bisa Aku obati sendiri, bahkan dokter-dokter yang lain juga tidak bisa memberikan pengobatan padaku, Ya Tuhan kenapa garis cintaku ini hanya sampai disini, selalu ditengah jalan berhentinya, saat sekolah, saat kuliah dan terakhir disaat sudah memiliki pekerjaan saat ini selalu saja sama berhenti ditengah jalan." Ucapnya pelan sembari menyandarkan tubuhnya ditiang koridor rumah sakit tersebut, disaat dia mengingat perjalanan cintanya selama ini dia dikejut suara suster yang sedari tadi mencarinya.
" Dok, panggilan darurat."
Mendengar panggilan darurat tersebut, dr Keenan langsung berlari berbarengan dengan suster tersebut menuju ruang operasi.
" Dokter Keenan yang memimpin operasi pasien yang baru masuk, pasien mengalami kecelakaan, karena dokter Yama tidak bisa melakukan operasi."
" Apa? Saya...kenapa dengan dokter Yama?" Ucap dr Keenan, dia sebagai dokter kedua pendamping dokter Yama Ahli bedah, karena dr Yama adalah dokter senior dirumah sakit INTAN BERSINAR tersebut, tapi seandainya dr Yama berhalangan hadir dr Keenan lah yang Andil dalam menggantikan tugas dr Yama memimpin operasi.
" Beliau tidak bisa hadir dikarenakan sakit." Ucap suster tersebut.
Dr Keenan menganggukkan kepalanya dan mereka memasuki ruang Operasi, walaupun hati dr Keenan terluka dan belum ada obatnya dan pikiran dia berkecamuk, tapi dia bisa mengatasi masalahnya jika sudah memasuki ruang operasi dan berhadapan dengan meja operasi, semua masalahnya hilang sejenak selama dia melakukan operasi, karena prinsipnya adalah keselamatan pasien adalah prioritas utamanya, semua keluarga pasien berharap ditangannya, dengan kemahiran dan ketelitiannya dia dan rekan-rekannya pun mulai bekerja sekitar tiga jam lamanya akhirnya selesai dengan hasil yang memuaskan, pasien yang mengalami patah tulang karena kecelakan itupun sudah dipindahkan keruangan rawat inap, setelah membersihkan tangannya dan melepaskan baju operasinya dr Keenan berjalan menuju ruangannya dia mengusap wajahnya dan merapikan rambutnya dia berjalan santai menuju kearah ruangannya dan tanpa sengaja seorang perempuan cantik dengan menggunakan pakaian hitam putih dengan rambut sebahunya yang lurus dan asesoris bando mutiara dikepalanya menambah anggun kecantikan paras gadis tersebut, karena kurang hati-hati dia setengah berlari menuju ruangan rawat inap itupun langsung saja menabrak dr Keenan.
" Buchkkk..." Mereka berdua sama-sama terjatuh dilantai rumah sakit tersebut.
" Aauuww...!" suara gadis itu meringis dan tas yang dibawanya terlepas dari tangannya, Mereka berdua saling menatap satu sama lainnya, tidak sadar kalau mereka berada di koridor rumah sakit.
" Dek!" seolah-olah terhipnotis,gadis itupun terdiam sejenak, dan dia merasa ada sesuatu yang berdetak cepat didadanya, begitu juga dengan dr Keenan, sakit hati,luka dan perih yang dirasakannya saat ini insiden putusnya dia dengan sang kekasih beberapa jam yang lalu, seakan-akan sirna begitu saja, dia merasa mendapatkan obat dari lukanya itu, rasa sejuk, senang dan terasa indah saat mata mereka saling beradu, ritmi irama degupan jantungnya pun tidak beraturan, Mereka berdua meresapi tatapan mata mereka yang sama-sama menusuk jantung mereka dan menimbulkan degupan jantung yang tidak karuan.
" Tampan..!" ucapnya pelan.
" Cantik..!" ucap Keenan.
Seperti ada ikatan batin yang kuat mereka saling memuji, padahal mereka baru bertemu beberapa detik saja.
Mereka sama-sama tersenyum dan Gadis itupun langsung tersadar dan kondisinya ingin cepat bertemu dengan sang Ayah yang berada diruang rawat tersebut, sehingga dia tidak bisa menikmati ketampanan wajah sang dokter berlama-lama, lalu mereka sama-sama berdiri dari jatuhnya itu.
" Maaf pak dokter, saya tidak sengaja, Maafkan saya..." Ucapnya sembari berdiri dan mengambil tasnya dan langsung saja melaju kembali berlari menuju kearah ruangan Ayahnya.
Dokter Keenan hanya mengangguk dan tersenyum, sambil menatap kepergian gadis tersebut. Saat dia hendak melangkah dia melihat sebuat Id card tergeletak dilantai tersebut, dia mengambil id card itu dan membacanya, tertera nama Kania Larasati pegawai Bank swasta yang ada dikota tersebut, dr Keenan tersenyum lagi.
" Cantik Alami..." ucapnya sembari melihat fhoto yang tercetak di id cart itu, dia tersenyum dan menepukkan id cart itu dijidadnya dan kemudian dia menuju meja suster jaga dan menyerahkan id cart tersebut sembari berpesan pada suster jaga kalau nanti ada yang mencari dan meminta suster jaga tersebut memberikannya, dengan anggukan suster jaga itupun menyimpan id cart itu.
Kenan kembali melangkah menuju keruangannya dengan senyum menghiasi wajahnya sembari dua tangannya berada disaku jas dokternya itu.
Kania yang sudah tergesa-gesa itupun langsung bertemu dengan ibunya yang sudah menunggunya didepan pintu rawat inap tersebut.
" Ibu, bagaimana keadaan Ayah?" Tanyanya terlihat diwajahnya sangat khawatir.
" Ayahmu baru saja selesai operasi, karena kecelakaan itu Ayah kamu mengalami patah tulang dan beberapa lecet ditangan dan wajahnya yang tidak begitu parah, hanya saja yang parah bagian kakinya." Terang Bu Dewi menerangkan pada Anak gadisnya itu.
" Terus bagaimana si penabrak itu?"
" Ibu juga tidak tahu Nak, karena ibu sudah dapat kabar dari tetangga kita yang bersamaan berangkatnya dengan Ayahmu kerja, mereka belum memberikan kabar bagaimana kejadian sebenarnya."
Kemudian mereka masuk kedalam ruangan sang Ayah.
Terlihat pak Hamid masih belum sadar karena obat yang disuntikkan paska operasi tersebut, Kania sedih melihat Ayah yang disayanginya sekarang terbaring diranjang rumah sakit tersebut.
" Nak...apakah kamu ada uangnya untuk pengobatan lanjutan Ayah kamu?"
" Ada Bu, ibu jangan kahawatir ya, Kania ada tabungan buat pengobatan Ayah, yang penting Ayah cepat sembuh." Ucapnya menenangkan hati sang Ibu.
" Terimakasih ya Nak...." Ucap Bu Dewi sembari mengusap pundak sang Anak, Kania pun tersenyum dan menganggukkan kepalanya.
Pintu terbuka dan masuklah suster memberikan sebuah kertas untuk pembayaran biaya operasi tersebut, dengan senyumannya Kania mengambil kertas itu dari susternya.
" Bu, Kania bayar admistrasi Ayah dulu ya bu...." Ucapnya sembari berjalan keluar ruangan sang Ayah setelah mendapatkan anggukkan sang ibu.
Sesampainya dimeja Administrasi Kania mengambil dompetnya yang ada dalam tasnya dan diapun melihat kalau sesuatu hilang dari dalam tasnya itu.
" Lho kemana id cart ku?" Gumamnya mencari-cari didalam tasnya, dan dia dikejutkan suara suster yang melayani pembayaran tersebut.
" Ini Mbak kwitansinya..." Ucapnya, Kania pun langsung mengambilnya dan berjalan lagi menuju keruangan Ayahnya setelah mengucap terimakasih pada suster tersebut.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 52 Episodes
Comments
范妮·廉姆
memang perpisahan it bkin sakit
2023-01-31
0
Authophille09
Cinta karena Perjodohan mampir dengan paket lengkapnya kak🤗
2022-12-18
0
@C͜͡R7🍾⃝ᴀͩnᷞnͧiᷠsͣa✰͜͡w⃠࿈⃟ࣧ
masih nyimak cerita nya
2022-11-28
0