Kania melangkah sambil menengok kiri dan kanan melihat kalau saja id cartnya itu terjatuh.
Karena keadaan di sekitar rumah sakit itu terlihat sepi suster perawat yang sudah dititipi sama dokter Keenan itu pun memperhatikan ID card yang dipegangnya dengan wajah Kania kemudian dia pun meninggalkan meja jaganya melangkah mendekati Kania.
" Maaf, Mbak Kania.?" tanyanya karena dia mengetahui nama Kania dari ID card tersebut, Kania pun langsung menoleh dengan suster itu.
" Oh iya saya Kania, Ada apa sus?" tanyanya
" Apakah Mbak Kania mencari ini?" Ucapnya sembari memperlihatkan ID cart pada Kania, diapun mengambil Id card dari tangan suster itu, dan Dia melihat kalau ID cart itu memang adalah miliknya.
" Syukurlah, terima kasih Mbak suster karena sudah menemukan ID cart saya."
" Iya sama-sama Mbak, tapi bukan saya yang menemukannya, dokter Keenan lah yang menemukan ID cart Mbak Kania."
" Terima kasih banyak ya Mbak suster."
Suster itu pun mengangguk dan meninggalkan Kania yang sedang berdiri sembari mengingat-ingat dokter yang mana yang menemukan id card tersebut.
" Apakah Dokter yang tadi tidak sengaja aku tabrak ya." ucapnya
" Tapi aku tidak mengetahui kalau dia itu bernama Keenan, sudahlah yang penting id cart ini sudah aku temukan." Ucapnya tersenyum.
Kemudian dia pun memasukkan id cart tersebut ke dalam tasnya dan melangkah kembali dengan cepat menuju ke ruangan sang Ayah dia membuka pintu ruangan tersebut dan dia pun melihat seorang dokter yang memeriksa keadaan ayahnya itu.
" Kania..." panggil sang Ibu, Kania pun langsung tersenyum dan mendekati ibunya itu, dokter yang sedang memeriksa keadaan pak Hamid pun langsung menoleh ke arah Kania.
" Kania...!" Ucapnya pelan dari dalam Maskernya.
Karena wajah dokter itu menggunakan masker, Kania tidak mengenali kalau sebenarnya dokter yang memeriksa keadaan ayahnya itu adalah dokter yang tadi ditabraknya saat dia menuju ke ruangan sang Ayah.
" Bagaimana dok keadaan Ayah saya?" tanyanya kepada dokter Keenan.
" Keadaannya baik-baik saja, besok saya akan memantau lagi keadaannya." Ucap dr Keenan sembari tersenyum dibalik maskernya itu.
" Terima kasih banyak Pak Dokter." ucapnya, Kania tidak mengawasi ataupun memperhatikan siapa dokter tersebut.
Dr Keenan menganggukkan kepalanya.
" Baiklah Mbak,ibu, saya permisi dulu." ucapnya kemudian mengajak perawat laki-laki yang bersamanya berjalan menuju ke arah pintu luar.
" Apakah kamu sudah membayar semuanya Nak?"
" Sudah Bu, Ibu tenang aja ya, Ibu jangan memikirkannya, ini semua adalah urusan Kania, Kania harap Ibu jangan terlalu banyak pikiran, serahkan semuanya pada Kania." ucapnya sembari mengusap punggung ibunya tersebut yang sedang duduk di samping pembaringan sang Ayah, Kania merasa kasihan melihat ibunya karena Ayahnya adalah teman ibunya setiap hari, bila dia tinggal bekerja, Ayahnya bekerja sebagai buruh harian lepas di sebuah perkebunan teh, Kania sangat menyayangi kedua orang tuanya itu.
Kania wanita berusia 23 tahun dan sebagai karyawan Bank swasta yang ada di kotanya itu.
Kania hidup dan besar di keluarga sederhana, Kania gadis yang lemah lembut dan dia disukai oleh teman-temannya se-profesinya sama-sama bekerja di Bank swasta, Kania pernah mempunyai seorang kekasih yang sangat mapan mempunyai pekerjaan yang menjanjikan, awalnya hubungan mereka sangat manis, keluarga Kania pun mengenal laki-laki itu dengan baik, tapi hubungan mereka kandas karena saat Kania dibawa ke lingkungan keluarga kekasihnya itu ternyata kedua orang tuanya tidak menyukainya, setelah Kania mengatakan kalau orang tuanya bekerja sebagai buruh harian lepas di sebuah perkebunan teh,ternyata di hadapan Kania itulah kedua orang tua kekasihnya itu mempermalukannya dan menyuruh anaknya itu untuk memutuskan hubungan mereka berdua karena tidak selevel, kekasihnya Kania itu hanya diam saja saat Kania dihina, dia tidak mau membela hubungan mereka berdua di tengah keluarganya, saat itu keluarga kekasihnya mengadakan hari ulang tahun pernikahan kedua orang tua kekasihnya itu, di mana orang-orang itu pun banyak terutama keluarga dari kedua orang tua kekasihnya, yang disesalkan oleh Kania adalah kekasihnya tidak membela dia dan hanya diam saja, Kania pun merasa kecewa, dia langsung melangkah meninggalkan pesta itu dia terus berjalan dengan deraian air matanya, Michael kemudian mengejar Kania, Kania merasa senang karena kekasihnya Michael mau mengejarnya, dia berharap Michael bisa memberikan yang terbaik untuknya dan memberikan kesabaran padanya di saat dirinya dihina di depan keluarga Michael, tapi harapan Kania itu hanya tinggal harapan, Michael mengatakan kepadanya kalau hubungannya hanya sampai di sini saja, hancur berkeping-keping hati Kania, dia hanya bisa menangis dan dia hanya bisa meratapi kenapa hidupnya seperti itu di saat dia sangat menyayangi sang kekasih.
Disaat dirinya terpuruk dia mampu menguasai dirinya, dia tidak pernah mengatakan kepada kedua orang tuanya hubungannya yang kandas dengan Michael, jika ditanya kedua orang tuanya kenapa Michael tidak pernah lagi datang ke rumah mereka, Kania dengan bijaknya menjawab kalau Michael tidak lagi bersama dengannya, orang tuanya tidak mempermasalahkan masalah tentang putusnya anaknya karena mereka melihat Kania baik-baik saja, semua kesedihan kekecewaan dan rasa sakit hati itu Kania simpan sendiri di dalam hatinya dan dia tidak ingin lagi mengenal sosok Michael di hidupnya, suasana yang sedih sepi kecewa itu pun digantikan oleh Kania dengan bersama teman-temannya seprofesi pekerjaannya saat ini,
Sedikit demi sedikit sosok Michael sudah bisa dia lupakan semenjak putusnya dia dengan Michael dia tidak pernah lagi bertemu dengan Michael sampai saat ini, sekarang sedih itu pun kembali lagi setelah dia mendengar kecelakaan yang menimpa sang Ayah, orang yang sangat disayanginya di dalam hidupnya, dia pun kemudian menatap wajah Ayahnya yang masih tertidur menutup matanya itu.
" Ibu.. Kania mau keluar dulu sebentar ibu mau pesan minuman apa? Ibu mau Kania pesankan?" tanyanya kepada ibunya tersebut, ibunya hanya menggeleng sembari menatap wajah sang Ayah, Kania pun mendekati Ibunya dan mengusap pundak sang Ibu.
" Ibu jangan sedih, Ayah pasti sembuh, yakinlah Ayah adalah lelaki yang kuat dia mampu bertahan, kalau Ibu tidak makan apapun nanti Ibu yang sakit kasihan Ayah, kasihan juga Kania." ujarnya sembari tersenyum.
Ibunya pun langsung menoleh sambil tersenyum ke arah Kania,
" Pesankan aja Ibu kopi susu ya." ucapnya Kania pun mengangguk dan dia pun berpamitan dengan ibunya kemudian dia melangkah keluar menuju ke arah kantin rumah sakit, saat dia menuju ke arah kantin Rumah sakit tersebut dia bertemu dengan seorang laki-laki, laki-laki itu adalah laki-laki yang sudah lama dia lupakan, siapa lagi kalau bukan Michael.
" Kania..."
" Michael..." ucapnya.
Kania pun langsung berbalik tidak jadi untuk menuju ke arah kantin, Michael terus mengejarnya dengan tergesa-gesa dia meraih tangan Kania, Kania langsung saja menepiskan tangan tersebut.
" Kania Maafkan Aku waktu itu..." Belum selesai Michael berbicara langsung disanggah Kania.
" Sudahlah...Aku tidak ingin mengingat waktu itu."
" Kamu ngapain di sini Kania?"
" Bukan urusan kamu...!"
" Kania... aku bertanya dengan kamu, kamu kenapa ada di sini?" ucapnya hendak menyentuh dagu Kania tapi Kania langsung menepiskan tangan Michael.
" Tolong! kamu jangan berperilaku seperti itu, kita berdua sudah tidak ada hubungan apa-apa lagi." ucapnya, dari kejauhan terlihat Keenan menatap mereka berdua, Keenan kemudian menghentikan langkahnya setelah melihat kedua pasangan tersebut sedang berbicara dan menatap lekat ke arah mereka berdua.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 52 Episodes
Comments
ig: pocipan_pocipan
wah, keren kak dari judulnya ak udah suka...
2023-01-31
0
Yulfah
aku mampir y thorrr#menyimax dulu
2023-01-13
1
@C͜͡R7🍾⃝ᴀͩnᷞnͧiᷠsͣa✰͜͡w⃠࿈⃟ࣧ
jangan mau kamu Kania di deketin cowok yg gk punya perasaan
2022-11-28
0