Kania kemudian memberhentikan sebuah taksi yang kebetulan lewat didepan jalan rumah sakit tersebut, ia pun langsung memasuki taksi itu dan menuju ketempat kerjanya yang tidak terlalu jauh dari rumah sakit tempat Ayahnya dirawat.
Kania menghela nafasnya dan ia pun menyandarkan tubuhnya dikursi taksi tersebut dan menatap keluar jendela.
" Kenapa dia hadir lagi disaat aku sudah melupakannya dan tidak ingin lagi bertemu dengannya." Ucap batinnya.
Beberapa saat kemudian Kania pun sampai ditempat kerjanya setelah Kania membayar taksi tersebut, dia berjalan menuju kearah dalam dan langsung menemui pimpinannya.
Dirumah sakit, Keenan yang berada didalam ruangannya cukup lama itupun langsung berdiri dan menuju kearah luar ruangannya untuk menemui asistennya yang selalu menemaninya memeriksa pasien yang dibawah pengawasannya.
" Agus...!" Panggilnya karena melihat sosok sang Asisten berada dimeja jaga bersama dengan beberapa suster sambil berbicara dan bercanda.
Agus menoleh kearah Keenan dan langsung mendekatinya sembari membawa papan catatan yang diperlukan setiap waktunya Keenan bertugas memeriksa pasien-pasiennya.
" Ya dok..."
" Bagaimana dengan pasien ibu Maryam yang ada diruangan Anggrek?"
" Pemulihannya sangat baik dok." Ucap Agus sembari melihat catatan perkembangan kesehatan si pasien.
Kemudian Keenan mengambil catatan itu dari Agus dan melihatnya diapun menganggukkan kepalanya dan memberikan kembali catatan itu pada Agus dan melangkah menuju keruangan ibu Maryam pasien yang sudah seminggu paska operasi tulang yang diakibatkan terjatuh dari sepeda motor pribadinya.
" Kemajuannya sangat banyak dok..." Ucap Agus sembari mensejajari langkah Keenan.
" Bagus kalau gitu..."
" Tapi ibu Maryam terus saja menanyai dokter jika dokter tidak dilihatnya beberapa hari ini."
" Benarkah..." Ucapnya santai, Agus hanya mengangguk.
Saat melewati ruangan pak Hamid, Keenan berhenti dan menengok kearah dalam karena pintu ruangan tersebut tidak tertutup terlihat ibu Dewi berada disamping ranjang rawat sang suami, dan Keenan menyapu seluruh dalam ruangan itu dengan pandangannya, tapi dia tidak menemukan yang dia cari.
" Kemana dia?" Gumamnya spontan membuat Agus heran dan langsung bertanya pada Keenan.
" Siapa yang dokter cari? Didalam ruangan itu hanya ada dua orang, suaminya yang sakit dan istri yang menungguinya." Ucapnya Agus merasa heran dengan ucapan Keenan.
" Nggak ada apa-apa dan bukan siapa-siapa yang saya cari " ucapnya sembari melanjutkan lagkahnya menuju ruangan rawat ibu Maryam.
" Kemana Kania? Kenapa diruangan Ayahnya dia tidak ada? Apakah mantannya itu masih mengajak dia bicara?" Gumam Keenan dalam hatinya, sembari terus berjalan menuju kearah ruangan tersebut.
Sesampainya diruangan Ibu Maryam, dilihatnya Keenan datang, ibu Maryam sangatlah senang sekali, karena dia sangat menyukai dr Keenan, ibu berusia 42 tahun itupun menyunggingkan senyum manisnya pada Keenan.
" Dr Keenan, kenapa pak dokter baru ini menjenguk saya, saya sangat kangen banget lho, kaki saya ini lho sudah kangen banget ingin dipegang pak dokter ganteng." Ucapnya sembari duduk dari tidurnya, dan membuat Agus tersenyum.
" Aduh! Ibu Maryam ini masih saja suka dengan daun muda, nggak mudah-mudah yang digodanya seorang dokter tampan lagi.. hehehehe...dasar ibu ini jarang dibelai kali ya...." Ucapnya dalam batinnya sembari tersenyum dibelakang Keenan.
Keenan yang terkenal adalah seorang dr muda yang baik hati dan ramah, selalu terlihat diwajahnya senyum mengembang saat disapa ataupun menyapa pasiennya tersebut, sehingga banyak yang menyukainya dari anak-anak, remaja, orang dewasa dan ibu-ibu yang sudah berumur.
" Maafkan saya karena tidak menjenguk ibu beberapa hari ini, karena ada sesuatu yang harus diselesaikan, tapi bagaimana sekarang keadaan ibu?" Tanyanya tersenyum pada ibu Maryam.
" Sangat baik sekali, kalau dirawat dengan seorang dokter tampan seperti dokter Keenan saya sudah sangat baik sekali." Ucapnya tersenyum sembari menyentuh tangan Keenan, kemudian dengan lembut Keenan langsung melepaskan tangan ibu Maryam dan merebahkan tubuhnya keranjang semula sambil memeriksa kaki ibu tersebut.
" Kita lihat besok ya bu..."
" Memang kenapa dengan besok?"
" Kalau sudah terlihat sangat membaik, ibu bisa pulang, dan lakukan rawat jalan setiap dua minggu sekali."
" Nggak! Saya nggak mau pulang dok..." Ucap bu Maryam sembari merengut.
" Hahaha..." Batin Agus tertawa karena melihat kelakuan ibu Maryam yang seperti anak-anak yang ingin minta permen pada kedua orang tuanya.
" Kenapa ibu nggak mau pulang?"
" Karena saya mau dirawat pak dokter ganteng." Ucapnya sembari tersenyum.
Kemudian satu orang suster masuk dan membawakan sebotol infus dan memberikan obat pada ibu Maryam, dan kemudian seorang perempuan dan seorang laki-laki memasuki ruangan tersebut, mereka ternyata adalah anak dan menantunya ibu Maryam.
Merekapun tersenyum...
" Bagaimana dok keadaan ibu saya?"
" Sangat baik.. kalau lebih baik lagi nanti,besok boleh pulang." ucap Keenan menjelaskan pada Anak bu Maryam.
" Nina... Mamah tidak ingin cepat pulang..." Rengeknya.
" Mamah, ada apa? Kenapa tidak mau pulang?"
" Mamah ingin dirawat dokter ganteng ini.." ucapnya tersenyum membuat suster tersenyum dan juga menantu ibu Maryam yang tersenyum sembari menggelengkan kepalanya.
" Maaf dok, maafkan kelakuan ibu saya dan perkataannya " ucap Nina meminta maaf pada Keenan.
Keenan hanya tersenyum dan menganggukkan kepalanya.
" Nggak apa-apa mbak..." Ucapnya.
" Pak dokter bisa minta Alamat rumah dokter nggak?" Tanya ibu Maryam.
" Iih...Mamah...apa-apaan sih, malu tahu mah..." Ucap Nina sambil menatap kearah Mamahnya itu
" Ibu Maryam yang cantik, dr Keenan sudah punya pacar, jadi kalau minta Alamat nanti ibu ketemu dengan pacarnya dirumah." Ucap Agus yang spontan dianggukkan Keenan, dan diapun langsung tersadar kalau dia baru aja putus dengan sang kekeasih.
" Siapa? Saya mau tahu siapa yang sudah jadi pacarnya." Ucap Ibu Maryam.
" Pacar dr Keenan itu adalah dr Melati, dan dr Melati bertugas dirumah sakit ini juga."
" Iya...sungguhan saya nggak bohong..." Ucap Agus menyakinkan ibu Maryam. Spontan saja Keenan menatap kearah Agus dan yang lain juga menatap kearah Agus, Agus pun cengengesan dan spontan saja Agus menggigit bolpoin yang ada ditangannya.
" Salah ya ..." Gumamnya.
" Ibu Maryam, Alamat saya ya dirumah sakit ini, kalau ibu mau bertemu saya ya datanglah kerumah sakit ini dua minggu sekali ya..." Ucapnya tersenyum.
" Baiklah Mbak, Mas, ibu Maryam, saya permisi dulu ya..." Ucapnya sembari menangkupkan kedua tangannya dan melangkah meninggalkan ruangan ibu Maryam dengan dianggukkan keluarga ibu Maryam dan ibu Maryam langsung saja memejamkan matanya setelah Keenan keluar dari ruangannya tersebut, karena dia malas bicara dengan sang anak.
" Ish! Mamah ini bikin malu aja sih ... dokter Kenan kan cocok jadi anak Mamah, jangan bikin malu lah Mah..." Ucap Nina langsung duduk dikursi yang ada diruangan rawat inap sang Mamah, ibu Maryam tidak menghiraukan ucapan sang Anak, dia sengaja pura-pura tidur.
" Agus! Kenapa kamu bilang pada ibu Maryam dan didepan yang lainnya kalau saya punya hubungan dengan dr Melati?"
" Maafkan saya ya dok, bukankah dr melati sendiri yang bilang kalau dr Keenan dan dr Melati mempunyai hubungan khusus dan tidak boleh ada yang mendekati dokter, itu dr Melati sendiri yang bilang pada saya jika ada yang mendekati dokter langsung bilang kedia.." ucapnya sembari menatap kearah dr Keenan yang terlihat perubahan diwajahnya yang tidak merasa senang dengan keterangan Agus sang Asisten.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 52 Episodes
Comments
Piko Rohati
lanjut Thor semangat
2022-12-02
0
🌷💚SITI.R💚🌷
wah tambah heboh ini gara2 agus..ya sdhlh smg kenan dapat jodoh yg plng baik..
2022-12-02
0
@C͜͡R7🍾⃝ᴀͩnᷞnͧiᷠsͣa✰͜͡w⃠࿈⃟ࣧ
dih dokter melati ngaku" jadi pacar nya dokter keenan
2022-12-01
0