Unforgettable
Jika bisa memilih, maka Rima memilih untuk terlahir di keluarga yang berada. Tapi apa daya manusia tidak bisa memilih sesuka hati mereka. Meskipun begitu, Rima tetap bersyukur memiliki keluarga yang lengkap.
Rima Melati adalah seorang gadis cantik,rambutnya panjang dan berwarna hitam pekat. Kurang 1 hari lagi usianya genap 21 tahun,dia dan keluarganya merencanakan sebuah pesta di halaman depan rumah mereka.
"Rimaaa..." Terdengar suara melengking yang memanggil nama Rima. Rima menoleh kebelakang,rambutnya yang tersibak oleh terpaan angin membuat Rima semakin terlihat cantik.
"Ada apa kakak?" Rima memiringkan kepalanya.
Kakaknya berjalan mendekat dengan membawa sebuah kotak makan ditangannya. "Kirimkan ini kepada Dika? Ayah dan ibu yang menyuruhnya."
"Aku mengerti kak Bella." Seulas senyum terlukis indah di wajah Rima. Rima beranjak pergi dari kursi bambu hasil anyaman ayahnya. Mengantarkan makan siang kepada Dika pacar Rima.
Kakaknya melihat kepergian Rima,dia adalah kakak yang selalu bersikap baik kepada Rima. Bahkan juga sangat perduli pada Dika kekasih Rima.
Ya, Bella tidak kuliah. Ia bekerja sebagai karyawan di sebuah toko swalayan didekat rumahnya,dan hanya Rima yang melanjutkan kuliah. Itu karena kondisi keluarga mereka yang kekurangan,tidak bisa menyekolahkan kedua anak mereka sekaligus.
"Neng Rima mau kemana? Akang anterin ya neng?"
"Eh kang Dani. Nuhun kang tidak usah, Rima mau pergi ke kantornya mas Dika."
"Eh si eneng. Padahal kita searah atuh neng."
"Tidak usah kang, Rima bisa pergi sendiri. Sekalian mau mampir kerumah Tika."
"Yaudah kalau begitu,akang duluan ya."
"Iya kang."
Dani pergi dengan motor bututnya, Rima menghembuskan nafas lega. Memang setiap bertemu Rima Dani selalu begitu,padahal sudah tau kalau Rima punya pacar tapi Dani selalu mendekati dirinya.
Rima melanjutkan perjalanannya,dijalan ia selalu disapa dan disapa oleh penduduk di kampungnya. Selain cantik Rima terkenal akan keramahan dan kesopanannya,membuat dirinya dinobatkan menjadi kembang desa.
"Mas Dika..." Seru Rima ketika sampai di balai desa. Dika memang merupakan seorang pegawai di balai desa. Usianya terpaut 5 tahun lebih tua dibandingkan Rima. Tetapi Dika masih terlihat seumuran dengan Rima.
"Rima? Bawain mas bekal ya? Terimakasih ya. Memangnya neng tidak kuliah." Dika menyambut bekal yang diberikan oleh Rima.
"Tidak mas, Rima tidak ada matkul hari ini."
"Begitu ya. Neng mau mampir dulu sama mas?"
"Nuhun mas, Rima mau segera pulang saja. Masih banyak pekerjaan yang belum Rima kerjakan."
"Padahal mas kangen sama Rima. Yaudah kalau neng nggak bisa, hati-hati dijalan ya neng." Dika merapikan surai rambut Rima yang berantakan.
"Iya mas, Rima duluan ya."
Rima tersenyum manis kearah Dika,membuat Dika urung meninggalkan Rima. 'Memang pantas menyandang status sebagai kembang desa' Gumam Dika dalam hatinya.
***
"Rima sudah pulang? Ibu pikir mau nemeni mas Dika disana." Ibu Rima, menyambut Rima di depan pintu. Rima mencium tangan ibunya yang sudah berkeriput.
"Tidak bu, Rima masih ada banyak tugas yang harus rima kerjakan."
"Yasudah, Rima kerjakan tugasnya ya. Ibu akan membuatkan kripik sampeu*¹ untuk Rima."
"Nuhun ibu."
Rima memandang ibunya yang sudah mulai termakan usia,terlihat sudah berkeriput namun tetap terlihat cantik bagi Rima. Rima memutuskan pergi ke kamarnya untuk mengerjakan tugas.
Rima mengosongkan buku dirak buku bagian tengah, Rima melihat buku yang ia pegang saat ini. Seulas senyum tipis menghiasi parasnya,ia membaca tulisan pada sampul buku yang kini ia pegang 'Komputer Science/IT' .Rima memberanikan diri mengambil jurusan di bidang teknologi ini.
Rima berjanji pada dirinya sendiri akan mengangkat derajat keluarganya suatu saat nanti. Ketika dirinya sudah mendapatkan pekerjaan.
Pintu kamar Rima berderit perlahan,Rima menoleh, memperlihatkan sosok kakaknya yang ada didepan pintu.
"Rima,belum belajar?" Bella duduk di dipan yang sudah mulai rapuh.
"Kak? Iya Rima akan belajar." Rima duduk dikursi kayu dekat rak buku miliknya.
"Pandailah Rima,besok usiamu bertambah maka kau harus lebih pandai." Ucap kakaknya dengan nada yang lembut.
"Rima akan berusaha kak,kakak tenang saja." Rima tersenyum manis kearah Bella,dan akhirnya Bella mendekat. Di elusnya pelan kepala Rima "Bahagia lah,kakak tidak bisa kuliah sepertimu,tidak pandai. Tapi kakak punya hadiah untuk Rima besok."
"Kakak,jangan begitu." Rima berdiri menyamakan dirinya dengan Bella.
"Hahaha, Rima ini kembang desa yang disayangi seluruh desa. Juga pasti kalau Rima sukses semua akan bangga pada Rima." Bella melihat kearah jendela kamar Rima yang terbuka, memperlihatkan suasana kebun sayur kecil mereka.
Rima memegang tangan Bella "Kak,kakak juga cantik,dan kakak baik. Rima tidak suka kakak bilang seperti itu." Rima memeluk Bella dengan erat,memeluk saudara yang paling ia sayangi.
"Baiklah. Rima belajarlah,kakak akan pergi bekerja." Bella keluar dari kamar Rima dan menutup kembali pintu kamar Rima.
Rima meneteskan air mata,tidak pernah ia mendengar kakaknya berkata hal seperti ini sebelumnya. Jantung Rima berdetak lebih cepat tiba-tiba Rima mempunyai firasat tidak enak.
***
"Rima,ini kripiknya dimakan ya." Ibu Rima menaruh toples kripik itu dimeja belajar Rima.
"Iya ibu,apakah ayah belum pulang dari widang?*²
"Belum,mungkin sebentar lagi pulang."
Ibunya segera pergi dari kamar Rima setelah mengatakan hal itu.
Matahari sudah berada tepat diatas kepala. Namun ayahnya belum juga pulang, sebenarnya itu hal yang biasa namun Rima ingin melihat ayahnya sebelum ia kembali ke kota besok sore. Rima selama ini tinggal di kost karena jarak kampus dengan rumahnya yang terbilang cukup jauh.
***
"Neng Rima,bangun neng udah sore." Suara berat dari seorang laki-laki itu membangunkan Rima.Rima tertidur diatas mejanya karena terlalu lelah.
"Eh ayah,iya Rima bangun." Rima segera mencium tangan ayahnya.
"Hahaha neng kalau udah capek ya istirahat. Mandi ya neng,terus kita makan." Ucap ayahnya sambil mengelus kepala Rima.
"Iya yah."
Rima bergegas mandi dan setelah itu mereka makan bersama di lantai yang terasa dingin. Mereka makan hanya dengan lauk tempe goreng dan juga sayur bayam. Meskipun begitu tapi Rima sangat bersyukur bisa berkumpul dengan keluarga yang sangat menyayangi dirinya.
Larut malam seluruh keluarga tidur,termasuk Rima. Ia tidak sabar merayakan ulang tahunnya yang ke 21 besok bersama keluarganya.
*¹ Keripik singkong
*² Sawah
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 61 Episodes
Comments
Wanda Wanda i
salam kenal Thor akoh mampir nih semoga critanya bagus,😍
2023-09-07
0