Kematian

Cahaya matahari mengusik tidur nyenyak Rima,masuk melalui celah-celah dinding kayu dikamarnya saat ini. Rima menggeliat,ia segera bangkit dari tidurnya.

Rima keluar dari kamarnya,terlihat kakaknya yang sedang sibuk mondar-mandir menyiapkan keperluan pesta hari ini.

Sebenarnya pesta ini hanya dihadiri oleh keluarganya dan Dika saja,tapi acara kali ini sedikit istimewa karena sebulan lagi Rima akan menjalani wisuda,itu bisa disebut sebagai perayaan acara wisuda lebih awal untuk Rima.

"Neng mandi sana,sebentar lagi mas Dika datang,biar kamunya terlihat seger gitu, sana-sana."

"Iya ayah, Rima akan mandi." Rima menyampirkan handuk ke tangannya dan pergi ke kamar mandi. Terlihat senyuman aneh dari wajah ayahnya sebelum pintu kamar mandi tertutup sempurna, Rima sendiri tidak tau maksud senyuman itu.

Rima keluar dari kamar mandi dan bersamaan dengan datangnya Dika,kekasihnya. Rima merasa senang Dika selalu datang kerumahnya setiap hari ulang tahunnya. Dika dan Rima menjalin hubungan kurang lebih sekitar 3 tahun,dan sebelum itu mereka juga merupakan teman baik.

"Neng Rima meuni geulis pisan." Puji Dika pada Rima yang mengenakan atasan berwarna mint dan rok panjang berwarna senada.

"Biasa aja padahal ini." Pipi Rima merona mendengar pujian itu.

"Udah-udah ini dipotong dulu neng tumpengnya." Ucap ibunya kepada Rima, Rima menurut dan memotong pucuk tumpeng nasi kuning itu.

Semuanya bersorak gembira setelah tumpeng dipotong.

"Ibu,Rima suapi ya." Rima mendekatkan sesendok penuh nasi kuning kepada ibunya.

"Ehh tidak neng,itu buat rima. Suapan pertama harus buat Rima."

Rima menuruti perintah ibunya,Rima menyuapkan nasi kemulutnya tanpa ada rasa curiga sedikitpun.

Rima mulai mengunyah dan menelan nasi itu,tapi setelah beberapa saat Rima merasakan pusing, perut dan tenggorokannya yang sakit, Rima merasa kakinya lemas tidak berdaya menahan berat badannya saat ini. Rima mencoba meraih ayah,ibu, kakak dan pacarnya,tapi mereka malah menjauh dari Rima.

"Kenapa? Apa yang kalian lakukan pada Rima?" Ucap Rima terbata, Rima meneteskan air mata melihat perlakuan dari orang-orang yang ia sayangi.

"Apa kau lupa? Kakak sudah menasehati dirimu untuk menjadi pandai hari ini,tapi kau tidak menggubrisku. Inilah balasan untuk adik yang durhaka kepada kakaknya karena tidak menuruti nasehatku untuk menjadi pandai." Ucap Bella dengan nada sinis, Rima menggeleng kuat,ia tidak merasa mempunyai kakak yang sangat kejam seperti itu. Yang Rima ketahui kakaknya sangat baik padanya.

"Neng kakakmu benar,kalau kau cukup pandai kamu tidak akan memakan nasi itu lebih dulu bukan? Utamakan adab anakku." Rima semakin tidak percaya,bahkan ayahnya yang terlihat sangat baik berubah menjadi seperti orang lain saat ini.

"Ib Ibuu?" Panggil Rima dengan suara tercekat.

"Iya sayang? Ini hadiah ulang tahun kami untukmu, selamat ulang tahun. Neng Rima tau? Kami sangat terbebani denganmu saat ini,biaya kuliah yang sangat mahal membuat kami sangat merasa susah. Ditambah kau adalah kembang desa,membuat kami menjadi segan kepadamu. Jadi hanya dengan cara ini kami bisa membuatmu berhenti bermimpi cukup tinggi. Dengan membuatmu seolah-olah bunuh diri karena beban yang kamu tanggung sangat berat,dengan begitu mereka akan percaya kepada kami." Rima dapat melihat dengan jelas tatapan mata ibunya yang sepertinya sangat menantikan kematian dirinya.

"Rima aku minta maaf padamu,aku tidak bisa melakukan apapun." Ucap Dika terdengar putus asa,bahkan tanpa merasa bersalah ia hanya memandangi Rima yang merasakan sakit yang luar biasa saat ini.

"Ak aku,tidak menyangka... Orang yang ak aku sayangi begitu.. Uhukk naif padaku. Te terima kasih atas hadiah me menakjubkan kalian."

Rima tersenyum sebelum akhirnya benar-benar meninggalkan mereka semua,terlihat cairan kental berwarna merah keluar dari dalam mulut Rima.

Mereka yang melihatnya merasa menyesal,benar. Mereka menangis dan merasa bahwa mereka telah dihasut oleh hawa nafsu mereka sendiri,tapi itu sudah terlanjur,hal selanjutnya hanya perlu melakukan sesuai rencana awal.

***

Seorang gadis terbaring lemah diatas tempat tidur besarnya. Matanya tidak mau terbuka bahkan denyut nadinya mulai melemah, terlihat seorang laki-laki yang sudah mulai menua hilir mudik berjalan tidak tentu arah,ia merasa sangat khawatir akan kondisi putrinya.

"Bagaimana kondisinya apakah dia baik?" Tanyanya dengan suara gemetar tidak bisa menyembunyikan rasa takut yang dari tadi menggerogoti tubuhnya.

"Ma maaf tuan,saya tidak yakin kondisi nona baik,detak jantungnya mulai melemah." Jawab laki-laki yang mengenakan pakaian dokter tersebut.

"Apa? Tidak mungkin!" Derai air mata mulai mengalir,membasahi pipinya dan terus mengalir kebawah. Ia menangis meraung-raung melihat kondisi putrinya yang saat ini ada diambang kematian.

Sore hari,sebelum insiden terjadi.

Seorang gadis berusia 21 tahun berjalan dengan anggun di taman bunga belakang mansion. Ia mengenakan dress pendek dengan warna kuning gading kesukaannya, rambut panjangnya yang tergerai ditambah terpaan angin dan cahaya matahari sore membuat dirinya tampak semakin cantik.

"Nona Enlfleda,saya minta maaf mengganggu nona. Saya menyampaikan pesan dari tuan Levent, beliau saat ini sedang menunggu Anda di paviliun depan." Ucap maid itu sedikit takut.

"Oh,temani aku kesana." Ucapnya dingin.

Namanya adalah Enlfleda Yildiz Beyza memiliki darah keturunan Turki, meskipun cantik tapi ia sangat angkuh,dan memiliki tempramen yang sangat buruk,serta kasar kepada para maid yang bekerja dirumahnya.

Ia adalah putri dari pasangan suami istri bernama Erdan Jebran Arash dan Beyza Akasma Caira. Ia memiliki seorang kakak laki-laki bernama Zeki Mukerren Arash,dan tunangannya yang bernama Levent Murat Khan.

Keduanya sudah berteman sejak mereka masih kecil, keluarga mereka yang sama-sama berada dari Turki menjodohkan keduanya sejak mereka masih berusia 8 dan 10 tahun. Hingga saat ini mereka masih memegang janji pertunangan mereka berdua.

Enlfleda berjalan menuju paviliun depan sendirian, tanpa ditemani oleh siapapun. Letak paviliun ini memang berada di depan, tempat ini dikhususkan untuk menerima tamu,letaknya dekat dengan kolam ikan yang cukup besar,dan juga beberapa patung yang membuat suasana tempat ini seperti di Turki.

"Levent,seninle tekrar tanıştığıma memnun oldum" (Levent,senang bertemu denganmu lagi) Enlfleda berlari dan memeluk tunangannya dari belakang,ia sangat merindukan sosoknya.

"Hayır Enlfleda, buraya aramızdaki nişanı bozmaya geldim. Seni görmekten bıktım, zaten senden daha iyi birine sahibim." (Tidak Enlfleda, aku datang ke sini untuk membatalkan pertunangan kita. Aku muak melihatmu, aku sudah memiliki seseorang yang lebih baik darimu.)

Enlfleda melepaskan pelukannya,ia terperanjat mendengar kata-kata yang keluar dari mulut tunangannya itu. Seakan kedatangannya kali ini untuk menikamnya dan Enlfleda dengan sukarela memeluk hunusan pedang itu,yang kini tepat menusuk hatinya. Tidak terlihat namun rasanya sangat sakit seakan tubuhnya tidak kuat menahan sakitnya, Enlfleda terduduk. Air matanya jatuh tidak dapat dibendung lagi.

"Ne? Şaka yaptığını bir kez daha söyle!" (Apa? Katakan lagi bahwa kau bercanda!) Levent mendekat,ia memegang dagu Enlfleda dan mengangkatnya,membuat Enlfleda mendongak menatap dirinya.

"Hayır, doğru duydun. Ve yanlış demedim, bu doğru ve bundan sonra hiçbir ilişkimiz yok." (Tidak,kau tidak salah dengar. Dan aku tidak salah berkata.Itu benar adanya,dan mulai sekarang kita tidak memiliki hubungan apapun.)

Levent meninggalkan Enlfleda dalam kondisi yang sangat tragis, Enlfleda menjambak rambutnya dan berkali-kali menggeleng,ia tidak percaya akan kepergian tunangan yang sangat ia cintai.

Dengan langkah gontai Enlfleda berjalan menuju kolam didekat paviliun,dan membenturkan kepalanya berulang kali hingga dirinya berlumuran darah,ia tersenyum getir dibalik tetesan darah yang sudah menutupi wajah cantiknya. Enlfleda terjatuh kedalam kolam dengan darah yang menyelimuti seluruh tubuhnya.

Terpopuler

Comments

vio~~~~

vio~~~~

orang tua bodoh.. padahal kan rima bentar lg wisuda dan bisa ngelamar kerja tentu g akan jd beban, padahal tgl 1bln lg sia2 dong udah ngebiyayain bertahun tahun.. aneh..

2023-01-05

1

Irfan Andi Gunawan

Irfan Andi Gunawan

setiap hari up yuk, ditunggu kelanjutannya

2022-11-28

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!