Enlfleda Yildiz Beyza

Hari semakin larut,dan kondisi Enlfleda semakin memburuk. Pengawal pribadi Enlfleda sejak tadi berdiri disamping tempat tidurnya melihat perkembangan Enlfleda jikalau terdapat mukjizat yang dapat membangunkan sang majikan.

Erdan sang ayah sudah diantarkan ke dalam kamar bersama sang istri,mereka sama-sama berkabung karena anaknya belum sadarkan diri.

"Enlfleda, apa yang terjadi? Kenapa kau begini?" Kakak Enlfleda,Zeki datang dengan air mata yang sudah mengalir deras.

"Tuan muda tenanglah, Anda baru saja melewati perjalanan jauh, sebaiknya Anda istirahat. Kami akan menjaga nona disini." Ucap salah satu maid.

Zeki memegang tangan Enlfleda dengan gemetar,ia mengecupnya dan pergi meninggalkan Enlfleda yang terbaring lemah.

Zeki meluruh kelantai tepat setelah ia menutup kembali pintu itu,ia menangis tanpa suara,ditemani terpaan angin malam yang sangat dingin menembus tulang.

Dong.. Dong... Dong...

Jarum jam tepat menunjuk jam 12 malam,dan maid serta pengawal pribadi Enlfleda masih terjaga,mereka tanpa lelah melihat perkembangan Enlfleda.

Hembusan angin sangat dingin dan kencang merasuk kedalam tubuh mereka hingga mereka menggigil kedinginan suasana kamar menjadi sangat dingin dan aneh. Pengawal pribadi Enlfleda tercekat, ketika memegang pergelangan tangan Enlfleda yang sudah tidak berdenyut. Rahangnya mengeras,ia terduduk begitu keras kelantai.

Melihat respon itu, para maid sudah dapat menebak apa yang terjadi pada nona mereka. Meskipun sang nona sangat keras pada mereka,namun tetap saja mereka sangat menyayangi nona mereka.

"Uhukk"

Suara batuk itu membuat mereka spontan melihat kearah Enlfleda, terlihat Enlfleda mulai bernafas dan perlahan-lahan mulai membuka matanya.

"Sshh,aku dimana? Bukannya aku sudah mati?" Ucap Rima sambil memegang kepalanya yang terasa sangat sakit.

"Nona Enlfleda." Rima tercengang, belum sepenuhnya kesadarannya kembali ia sudah dikejutkan dengan pemandangan orang-orang yang bersujud padanya.

Rima bingung,ia melihat pantulan dirinya di cermin yang sangat besar. 'Ini? Ini bukan tubuhku! Aku dimana? Bagaimana bisa aku menjadi dirinya?' Gumam Rima dengan ketakutan,ia menormalkan detak jantungnya yang berdegup kencang. Ia cukup faham jika kini mereka semua adalah bawahan Rima. Dan Rima mengalami Time Travel?

"Kalian semua tinggalkan aku sendiri." Titah Rima pada semua orang.

"Ta tapi nona."

"Aku bilang, tinggalkan aku!" Rima berteriak dengan penuh tekanan pada kata-katanya.

Semua orang yang ada disana saling pandang,mereka membungkuk lalu pergi meninggalkan Enlfleda sendiri.

"Tunggu dulu." Sergah Enlfleda "Jangan memberitahu siapapun tentang kondisiku saat ini,setelah pukul 8 pagi kalian kembalilah kemari dan kalian baru katakan kepada orang lain."

"Mengerti nona."

Ruang kamar Enlfleda kini sunyi hanya ada dirinya sendiri disana. Rima merasa kepalanya sangat sakit dan terasa seperti berputar-putar. Ia menerima ingatan pemilik asli sebelum meninggal,dan juga informasi tentang siapa pemilik asli tubuh yang kini Rima tempati.

"Celaka,aku adalah bangsawan sekarang? Bagaimana aku bisa menjadi seorang bangsawan secara spontan. Enlfleda ya? Namamu sangat sulit untuk dilafalkan,tapi karena aku yang menempati tubuhmu saat ini,aku akan membalaskan dendammu. Dan aku Rima,mulai sekarang tidak mudah dibohongi lagi." Ucapnya sembari melihat foto Enlfleda yang berada dimeja samping tempat tidur.

Kini Rima hidup menggunakan identitas Enlfleda,dan akan menjalani kehidupan yang berbanding terbalik dengan kehidupannya.

Rima memejamkan matanya,ia harus menyiapkan mental dan stamina untuk menghadapi banyak hal besok pagi dan seterusnya. Mungkin sampai ia meninggal untuk yang kedua kalinya?

***

Enlfleda membuka matanya, sayup-sayup terdengar suara burung berkicau dengan nyaring di samping jendela kamarnya. Ia bangun dan membuka jendela,namun.

DOR

Suara tembakan yang memekakkan telinga Enlfleda,dan itu terjadi tepat didepan matanya. Enlfleda meringsut mundur beberapa langkah karena terkejut.

Zafer pengawal pribadi Enlfleda yang melihat nonanya terkejut segera naik kelantai 2 menuju kamar Enlfleda, meskipun ia tau saat ini arloji belum menunjukkan pukul 8 tapi ia benar-benar harus masuk untuk memastikan kondisi Enlfleda.

"Nona Anda baik-baik saja?" Tanyanya gelisah. Enlfleda melihat Zafer dari bawah keatas, menurut ingatan pemilik tubuh asli Zafer ini merupakan orang kepercayaan Enlfleda,ia adalah bodyguard,teman curhat dan juga penasehat Enlfleda.

"Apa yang kau lakukan tadi?"

"Saya menembak burung,biasanya Anda tidak suka dengan suara kicauan burung atau sesuatu yang bisa membuat Anda terganggu saat tidur."

Jujur Rima tercengang mendengar ini, Enlfleda benar-benar seorang yang sangat kejam,bahkan hanya burung yang berbunyi pun harus dilenyapkan.

"Hayir,lain kali jangan dilakukan lagi."

Kali ini giliran Zafer yang tercengang,nonanya kini memberikan larangan pada perintah yang ia berikan sebelumnya.

"Kau tidak dengar?"

"Oh iya baik saya dengar."

"Kalau begitu keluarlah,aku akan mandi." Enlfleda berjalan menuju kamar mandi tapi dihadang oleh Zafer.

"Nona saya panggilkan maid untuk melayani Anda?" Mata Enlfleda terbelalak sempurna mendengar itu.

"Tidak! Aku akan mandi sendiri,sana pergi." Enlfleda segera melenggang pergi menuju kamar mandinya, sedang Zafer masih terpaku ditempatnya. Merasa sedikit aneh dengan sifat nonanya.

Zafer kembali ke samping kamar Enlfleda ia melihat burung tadi ia tembak tidak terkena tembakannya,itu artinya,nona akan mendengar kicauannya setiap saat,gumamnya. Zafer tersenyum simpul,jika dengan adanya insiden itu Enlfleda bisa berubah lebih baik,maka Zafer akan sangat bersyukur.

Enlfleda menyelesaikan ritual mandinya,ia berjalan menuju tempat tidurnya. Rasa pusingnya masih belum hilang, apalagi luka akibat benturan yang sangat keras ini membuatnya semakin merasa kesakitan.

Sebentar lagi pukul 8,itu artinya para maid akan segera datang. Dan juga entah siapa saja yang akan mengunjungi dirinya, Enlfleda harus siap.

Enlfleda naik keatas ranjang dan kembali memejamkan matanya,karena merasakan pusing tidak kunjung sembuh.

***

Beberapa maid datang bersama dengan ayah,ibu,dan kakak dari Enlfleda. Mereka yang diberitahu tentang kondisi Enlfleda segera pergi menuju kamar Enlfleda.

Terutama orang tua dan kakak Enlfleda,mereka setengah berlari mendekati kesayangan mereka.

"Enlfleda, iyi misin tatlım? Durumun nasıl?" (Enlfleda,kau baik-baik saja sayang? Bagaimana kondisimu?) Caira menciumi pipi anaknya dengan lembut.

Enlfleda membuka mata perlahan,ia sedikit terkejut dengan kehadiran anggota keluarganya yang baru.

Enlfleda tersenyum lembut kearah seorang wanita yang menurut ingatan pemilik tubuh asli adalah ibunya. "İyiyim, sadece hala başım dönüyor." (Aku baik-baik saja,aku hanya masih merasa pusing.)

Rima baru menyadari,ketika ia pindah ketubuh ini. Dirinya bisa menguasai bahasa Turki,bahkan mengucapkannya dengan sangat fasih.

"Kakak sangat mengkhawatirkanmu. Jangan meninggalkan kakak Enlfleda." Zeki meraih tangan Enlfleda dan mengecupnya. Terlihat Zeki meneteskan air mata.

"Aku baik-baik saja,jangan menangis."

"Levent kepar*t itulah yang menyebabkan anakku jadi begini. Aku akan membuat perhitungan padanya." Ucap ayahnya dengan wajah penuh dendam dan emosi.

"Hayir! Aku akan membalasnya dengan caraku sendiri. Jangan mengotori tangan ayah ini." Sergah Enlfleda sembari memegang tangan sang ayah yang berada tak jauh darinya.

Semua yang ada dikamar itu sedikit terkejut, pasalnya Enlfleda tidak pernah berkata seperti itu,biasanya ia hanya mengandalkan kekuatan ayah atau kakaknya untuk mengatasi orang luar.

"Ada apa? Kenapa semuanya diam? Apakah Enlfleda ada salah?"

"Tidak ada anakku. Memangnya kamu ada cara apa untuk membalas Levent?" Ibunya mengelus kepala Enlfleda lembut.

"Ibu tidak usah khawatir,aku ada cara." Seringai Enlfleda kali ini terlihat lebih mematikan membuat maid yang melihatnya menjadi gemetar.

"Heh,baiklah kalau begitu. Kau harus tetap berbaring sampai sakitnya sembuh. Kami akan keluar dan membiarkanmu beristirahat." Ayahnya mengecup kening Enlfleda dan meninggalkan Enlfleda,begitu pula dengan ibunya. Mereka berdua meninggalkan Enlfleda.

"Enlfleda apa kau yakin akan membalas Levent sendiri? Apa kau tidak butuh batuan kakak?" Zeki terlihat sangat peduli dengan Enlfleda,dengan kontan Enlfleda tersenyum. Tapi tidak bertahan lama, Enlfleda teringat kepada sifat kakaknya Bella di kehidupannya yang lalu, mengenaskan.

"Enlfleda bisa sendiri kak." Air muka Enlfleda yang awalnya berseri-seri berubah menjadi sangat acuh pada Zeki. Itu membuat Zeki takut jika Enlfleda membencinya karena ia tidak ada dirumah disaat Enlfleda disakiti oleh Levent, tunangannya.

"Enlfleda,maafkan kakak! Jangan marah dengan kakak karena kakak sedang tidak ada dirumah saat Levent datang. Aku mohon Enlfleda."

Enlfleda tercengang ketika melihat Zeki menangis hanya karena perubahan mimik wajahnya. Terlihat sekali jika Zeki sangat menyayangi Enlfleda. Tangan lembut Enlfleda terulur mengelap air mata sang kakak.

"Aku tidak marah kak,aku... tolong tinggalkan aku sendiri, Enlfleda ingin istirahat dulu." Ucap Enlfleda sembari mengecup pipi Zeki.

Zeki tersenyum,ia mengangguk dan segera pergi dari kamar Enlfleda.

Enlfleda menatap bayangannya dicermin, berfikir apakah keluarganya yang sekarang menyayangi dirinya dengan tulus.

"Nona Enlfleda,saya minta maaf!"

Terpopuler

Comments

Rubby Aqillah

Rubby Aqillah

당신은 여전히 ​​제대로 공부해야

2023-06-10

0

Rubby Aqillah

Rubby Aqillah

No ke aha ʻoe e hana nei i kahi moʻolelo pono ʻole?

2023-06-10

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!