Gadis Sebatang Kara
Di sepanjang jalan, terlihat seorang gadis yang sedang berjalan mengenakan seragam putih abu yang sedikit lusuh. Gadis itu membawa tas sekolahnya yang hampir rusak dan menggendongnya di punggung
Wanita itu bernama Cinta yang ternyata masih duduk di kelas 11 SMK Saraswati, dia dikenal sebagai siswa yang ceria di sekolahnya. Tapi sebenarnya kehidupan Cinta tidak seperti yang di lihat oleh teman-temannya, dia memiliki kehidupan yang pahit di rumahnya.
Cinta tidak memiliki seorang ayah sejak dirinya lahir, bukan karena ayahnya meninggal melainkan tidak tahu siapa ayahnya dan asal usulnya seperti apa.
Laras yang merupakan ibu kandung Cinta pun tidak tahu siapa ayahnya Cinta. Lantaran semasa mudanya, Laras bekerja melayani banyak pria setiap harinya. Setiap malam dia akan memuaskan hasrat para pria, setelah itu dia akan mendapatkan bayaran sesuai kesepakatan.
Banyak pria yang menghubunginya untuk memuaskan hasratnya. Tetapi semakin tua, kulit Laras menjadi tidak terawat lagi. Terlebih lagi setelah dia melahirkan, tubuhnya yang dulunya seksi berubah menjadi gendut lantaran dia hanya makan dan tidur saja tidak melakukan aktivitas apapun selain ke salon dan berjudi.
Karena merasa tidak mampu mendapatkan pekerjaan lagi, dia menyuruh putrinya yaitu Cinta untuk bekerja memenuhi kebutuhan hidupnya. Kadangkala dia akan memukul putrinya jika dia tidak mendapat makanan yang enak.
Dia menyalahkan putrinya karena telah melahirkan dia, tubuhnya menjadi tidak seksi seperti dulu lagi. Dia tidak dapat lagi menggoda pria kaya di luar sana.
Cinta yang masih polos tidak berani membantah perintah Laras. Dia tidak ingin di pukuli lagi, dia tahu sekali ibunya marah seperti apa, Cinta tidak akan mendapat pengampunan meskipun dia memohon.
Setiap pulang dari sekolah Cinta akan pergi ke pasar untuk membeli bahan jualannya. Setiap hari dia menjual gorengan di lampu merah. Selain itu, Cinta juga menitipkan dagangannya di warung kecil milik Bu Ida.
Bu Ida yang tahu kondisi ekonomi Cinta dan mengetahui sikapnya Laras, memberikan tumpangan secara ikhlas kepada Cinta untuk berjualan di warungnya. Walaupun Cinta memberikan uang dari hasil penjualannya, Bu Ida tidak menerimanya, dia kasihan melihat Cinta.
"Cinta, kalau bisa jual gorengannya pagi-pagi ya. Soalnya banyak yang nanyain gorengan buat camilan sambil ngopi," ucap Bu Ida memberikan saran kepada Cinta.
Memang gorengan yang di buat oleh Cinta itu rasanya sangat enak, rasa bumbunya sangat berbeda dengan gorengan pada umumnya.
"Baik Bu, Cinta usahakan dulu ya. Soalnya Cinta juga harus sekolah," kata Cinta.
Kemudian Cinta melanjutkan jualannya, dia menelusuri gang-gang kecil sambil berteriak "Gorengan..Gorengan".
Beberapa warga yang mendengar teriakan Cinta akan keluar, pelanggannya sudah menanti-nantikan teriakan Cinta. Syukurnya saat ini Cinta sudah memiliki banyak pelanggan, jadi dalam sekejap gorengannya tersisa sedikit lagi.
Setelah berkeliling di depan rumah warga, dia melanjutkan berjualan di lampu merah. Karena bagi Cinta, lebih mudah untuk berjualan di sana. Namun, Cinta hanya duduk di pinggir jalan dia tidak berani menghampiri pengendara motor/mobil karena itu bisa mengganggu perjalanan mereka.
Setelah jam 7 malam, Cinta pulang ke rumahnya. Terlihat nampan yang terbuat dari bambu untuk wadah gorengannya sudah kosong.Terukir senyum di wajahnya Cinta, karena jualannya laris. Cinta kemudian pergi ke warung makan untuk membeli lauk untuk ibunya makan.
Sesampainya di rumah, Cinta menyiapkan makanan di atas meja makan. Dan memanggil ibunya untuk makan. Cinta membiarkan Laras untuk makan terlebih dahulu, setelah Laras selesai makan giliran Cinta yang makan.
Ini karena Laras tidak pernah mau makan bersama Cinta, bahkan jika melihat saja Laras sudah diselimuti emosi.
Jadi setiap hari, Cinta makan dengan lauk sisa Ibunya. Laras yang tidak merasa bersalah itu akan makan dengan lahap tanpa mempedulikan Cinta.
Laras tidak pernah memikirkan Cinta, tetapi meskipun begitu Cinta tidak pernah menaruh dendam kepada Laras. Cinta tahu kalau dirinya dilahirkan melalui rahimnya Laras.
Setelah makan, Cinta membereskan piring-piring yang kotor bekas makanan. Setelah itu Cinta kembali ke kamarnya, karena sudah malam dan tidak ada pekerjaan lagi, Cinta memutuskan untuk pergi tidur.
...****************...
Keesokan harinya tidak seperti biasanya Cinta bangun pukul 3.40 AM. Dia mengambil tas belanjanya, dia pergi ke pasar pagi-pagi buta untuk membeli bahan dagangannya. Dia ingin mencoba saran yang di berikan oleh Bu Ida.
Beruntung karena pasar tidak jauh dari rumahnya, tidak butuh waktu lama Cinta sudah datang dengan membawa bahan-bahan yang ia beli di pasar.
Dia bersiap untuk membuat adonan gorengan, dan memasaknya. Terlihat wajah yang nampak lelah, tetapi Cinta tidak mempedulikannya. Dia terus memasak hingga adonannya sudah habis.
"Huh akhirnya sudah selesai, kira-kira jam berapa ya?" tanya Cinta pada dirinya sendiri.
Dia kemudian bergegas melihat jam dinding karena takut terlambat.
"Oh baru jam lima," gumamnya.
Dia melanjutkan mengemasi gorengannya menggunakan plastik. Dia memiliki sebuah ide baru, dengan menjual gorengannya di sekolah sebagian lagi di titipkan di warung Bu Ida.
Cinta ingin mengetes pasar di sekolahnya, sebagian gorengan yang ia bawa akan dititipkan ke kantin dan sebagiannya lagi dia akan mencoba menawarkan ke teman sekelasnya.
Dengan semangat Cinta membungkus gorengannya dengan plastik.
Perlu waktu setengah jam untuk membungkus gorengan yang lumayan banyak itu. Keringat Cinta bercucuran, dia merasakan bau asam di tubuhnya.
Segera setelah selesai menyiapkan dagangannya, dia menuju ke kamar mandi untuk mandi.
"Semoga saja dagangan ku laris di sekolah. Jika laris aku tidak perlu lagi jualan di lampu merah, hanya perlu berkeliling sebentar di depan rumah warga," ucapnya.
Walaupun harapannya belum pasti terpenuhi, Cinta tetap semangat menjalaninya. Memikirkan uang saja membuat Cinta bersemangat, bukan karena mata uang tapi zaman sekarang apa-apa perlu uang.
Di saat teman seusianya sibuk ke mall, berpacaran dan mengunjungi tempat wisata, dirinya masih sibuk dengan bisnisnya. Dan juga memutar otak bagaimana caranya menghasilkan uang yang lebih banyak.
...****************...
"Bu, saya titip gorengan lagi ya Bu. Agak banyak biar cukup sampai sore, tapi kalau menurut Ibu sudah tidak layak di makan tolong di buang saja ya Bu," ucap Cinta kepada Bu Ida.
Bu Ida hanya tersenyum dan mengangguk, selain pintar berbisnis Cinta juga masih memikirkan keselamatan orang lain.
Cinta sengaja berangkat lebih awal karena dia akan ke warung Bu Ida, selain itu dia masih harus pergi ke kantin sekolahnya untuk menitipkan gorengannya.
Benar-benar beruntung, kantin yang akan di titipin Cinta ternyata sedang membutuhkan suplayer gorengan. Karena banyak murid yang menanyakan gorengan, di kantin sekolah tidak ada yang menjualnya.
Jadi sejak saat itu Cinta di perbolehkan untuk menitip di sana dengan bagi hasil yang sudah di tentukan. Meskipun begitu, Cinta tetap mendapatkan untung dari hasil jualan gorengannya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 98 Episodes
Comments
Abil Wibowo
🤗❤
2023-02-05
0
Devi Handayani
cinta anak sholeha😇😇😇
2023-01-25
0
💦Mak Phi-khun
koreksi dikit "Baik, Bu. Cinta..."
2023-01-02
0