"Cinta, gue juga mau beli gorengan dong," ucap Agus.
"Nih pilih aja!" kata Cinta sambil menaruh sebuah plastik yang berisi gorengan di atas meja.
Melihat Erna dan Agus jajan gorengan, teman-teman lainnya pun ikut membeli gorengan karena malas ke kantin. Selain itu juga rawan ketemu guru di kantin.
"Ehh kalian jangan makan di luar ya, nanti ketahuan kalau gue jualan. Kan gak di bolehin jualan di sekolah," teriak Cinta.
Teman-temannya patuh dan makan di dalam kelas, berhubung rasa gorengannya enak mereka ingin terus menerus memakannya. Tetapi Cinta mengingatkan kepada teman-temannya untuk tidak terlalu banyak makan gorengan agar tidak batuk-batuk.
****************
"Cinta, Ibu minta uang mau pergi ke salon!" ucap Laras meminta uang kepada Cinta yang baru pulang dari sekolah.
Cinta yang baru pulang dari sekolah itu dengan polos menasehati ibunya.
"Bu lebih baik uangnya Cinta simpan buat beli makan nanti ya. Cinta juga dapat uangnya tidak banyak," kata Cinta berbohong.
Padahal hari ini dia mendapat pelanggan hasil menjual jawaban dari tiga temannya, selain itu juga keuntungan jual gorengan juga lumayan banyak. Tetapi dia tidak mau Laras terus-terusan menghamburkan uangnya dengan berfoya-foya, entah itu ke cafe atau ke salon.
"BERANI KAMU YA!! CEPAT BERIKAN UANGNYA, AKU TAHU KAMU MENYIMPAN BANYAK UANG DI TASMU," teriak Laras marah begitu Cinta menolak memberikan uang.
Suaranya sampai terdengar oleh tetangganya, namun mereka tidak ingin ikut campur masalah keluarga Laras seperti tidak peduli dengan Cinta. Tapi sebagian lagi juga merasa kasihan terhadap Cinta, ingin membantunya tapi mereka takut dengan Laras.
"Berikan aku uang, kalau tidak aku ambil paksa di tasmu itu," ancam Laras.
"Jangan Bu, ini untuk kebutuhan makan kita kedepannya dan juga uang untuk aku beli buku Bu," rengek Cinta kepada Ibunya.
Laras semakin kesal terhadap Cinta dan merebut tas sekolah Cinta. Cinta berusaha melawan, tapi karena tenaganya Laras lebih besar daripada dirinya, Laras berhasil merebut tasnya dan Cinta jatuh tersungkur di lantai.
Laras mengobrak-abrik tas anaknya, lalu menemukan sejumlah uang yang merupakan modal dan hasil jualan gorengan beserta tugas Cinta. Laras mengambil semua uangnya tidak tersisa sepeserpun.
"Bu jangan Bu, itu modal untuk jualan gorengan aku," ucap Cinta menahan kaki Laras yang hendak pergi keluar.
Namun Laras menendangnya hingga kepala Cinta terbentur di kaki meja, dan mengeluarkan darah. Cinta pun tidak sadarkan diri, tetapi itu tidak dapat mencegah Laras untuk pergi ke salon. Dia tetap pergi dan meninggalkan Cinta yang sudah tak sadarkan diri.
Laras memang benar-benar seorang Ibu yang keji.
Para tetangga yang menyaksikan pertengkaran itu dan melihat Cinta yang tak sadarkan diri segera menghampirinya dan membawanya ke rumah sakit.
"Pak tolong angkat ya, bawa ke rumah sakit," ucap salah satu ibu-ibu yang menolong Cinta.
Ada yang menyetop taxi untuk membawa Cinta pergi, begitu taxi datang Cinta di larikan ke rumah sakit.
"Sungguh malang nasib anak itu, dia memiliki Ibu yang seperti iblis. Seandainya aku mampu, aku pasti sudah mengadopsinya," kata seorang ibu-ibu kepada temannya.
Mereka merasa kasihan terhadap Cinta yang bernasib malang itu.
****************
Bagaimana keadaannya Dok?" tanya seorang Bapak yang bernama Somat yang merupakan tetangga Cinta.
"Pasien mengeluarkan banyak darah dikepalanya, syukurnya di bawa tepat waktu , jadi pasien tidak ada luka yang terlalu serius. Hanya saja mungkin akan merasakan sakit yang muncul secara tiba-tiba jika pasien sedang banyak pikiran. Maka dari itu jangan sampai pasien stres ya Pak," kata Dokter yang merawat Cinta.
"Oh baik Dok, terimakasih," ucap Somat.
"Kalau tidak ada hal lain, saya tinggal dulu ya," kata Dokter itu kemudian pergi meninggalkan Somat dan Anton yang berdiri di ruang tunggu pasien.
"Lalu siapa yang akan membayar biaya rumah sakit ini?" tanya Anton yang juga merupakan tetangga dari Cinta.
"Kita kan tahu sendiri keadaan Cinta seperti apa, lebih baik kita saja yang membayarnya, kasihan," sahut Pak Somat.
"Iya juga sih Pak. Saya juga merasa kasihan terhadap Cinta," ujar Pak Anton.
Setelah selesai berunding, kedua pria tua itu masuk menemui Cinta yang sudah siuman.
"Cinta bagaimana keadaan kamu?" tanya Pak Somat.
"Sudah membaik Pak. Terimakasih sudah membawa saya kemari ya Pak Somat dan Pak Anton. Maaf Cinta jadi ngerepotin kalian, untuk biaya rumah sakit pasti akan saya bayar kok," ucap Cinta yang merasa tidak enak hati kepada Pak Somat dan Pak Anton.
"Sama-sama Cinta. Untuk biaya rumah sakitnya kamu tidak perlu bayar, biarkan kami yang membayarnya. Kami tahu kondisi di rumah kamu," sahut Pak Anton.
"Tidak Pak Anton. Saya tidak bisa menerima niat baik bapak itu, saya masih bisa membayarnya kok Pak karena saya masih punya simpanan di rumah," tolak Cinta.
Cinta memang tidak suka di kasihani oleh orang lain, apalagi sampai merepotkan mereka. Dia tidak ingin terlihat lemah di depan orang lain, walaupun kadang dia sering mengeluh.
"Tidak Cinta. Simpanan itu kamu gunakan untuk sekolah ya, lagipula kita hidup bertetanggaan jadi sudah sepantasnya kita saling bantu. Saat ini kamu sedang kesusahan maka kami yang akan membantu kamu, tapi jika suatu saat kami yang kesusahaan giliran kamu yang membantu kami. Itulah gunanya kita hidup bersosial," kini giliran Pak Somat yang menjawab.
Akhirnya Cinta memutuskan untuk menerima bantuan dari Pak Anton dan Pak Somat. Karena Cinta merasa, dia juga pasti akan merasa kecewa jika niat baiknya ditolak oleh orang lain.
"Terimakasih ya Pak Anton dan Pak Somat," ucap Cinta.
"Iya sama-sama Cinta. Kata Dokter tadi, kamu tidak boleh terlalu banyak pikiran agar tidak sakit kepala secara tiba-tiba. Kamu jaga kesehatan ya," pesan Pak Somat kepada Cinta.
"Iya Pak, terimakasih sudah mengingatkan,".
"CINTA! rupanya kamu di sini ya! Mana makanan saya? Saya sudah lapar dari tadi!" teriak Laras sambil menghampiri Cinta yang sedang terbaring di rumah sakit.
Cinta terkejut melihat kedatangan ibunya, dia berusaha untuk duduk dibantu oleh Pak Somat.
"Kamu ini, anak masih sakit bukannya khawatir kepada anak malah marah-marah kemari," bentak Pak Anton membela Cinta.
Pak Anton tidak habis pikir dengan jalan pikiran yang di miliki oleh Laras. Padahal Cinta merupakan anak yang terlahir dari rahimnya sendiri, tetapi mengapa dia memperlakukan Cinta seperti musuhnya?.
"Saya tidak bicara sama kamu!" sahut Laras yang masih menunjukkan ekspresi marah kepada Anton.
"Cinta ayo pulang. Kamu jangan menyusahkan saya, saya tidak akan mau membayar biaya rumah sakit ini," kata Laras berusaha menarik tangan Cinta.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 98 Episodes
Comments
Chiisan kasih
duh, kasin banget si cinta, bunuh saja tuh, si laras
2023-01-05
0