CHAPTER 3

"Cinta, gue juga mau beli gorengan dong," ucap Agus.

"Nih pilih aja!" kata Cinta sambil menaruh sebuah plastik yang berisi gorengan di atas meja.

Melihat Erna dan Agus jajan gorengan, teman-teman lainnya pun ikut membeli gorengan karena malas ke kantin. Selain itu juga rawan ketemu guru di kantin.

"Ehh kalian jangan makan di luar ya, nanti ketahuan kalau gue jualan. Kan gak di bolehin jualan di sekolah," teriak Cinta.

Teman-temannya patuh dan makan di dalam kelas, berhubung rasa gorengannya enak mereka ingin terus menerus memakannya. Tetapi Cinta mengingatkan kepada teman-temannya untuk tidak terlalu banyak makan gorengan agar tidak batuk-batuk.

****************

"Cinta, Ibu minta uang mau pergi ke salon!" ucap Laras meminta uang kepada Cinta yang baru pulang dari sekolah.

Cinta yang baru pulang dari sekolah itu dengan polos menasehati ibunya.

"Bu lebih baik uangnya Cinta simpan buat beli makan nanti ya. Cinta juga dapat uangnya tidak banyak," kata Cinta berbohong.

Padahal hari ini dia mendapat pelanggan hasil menjual jawaban dari tiga temannya, selain itu juga keuntungan jual gorengan juga lumayan banyak. Tetapi dia tidak mau Laras terus-terusan menghamburkan uangnya dengan berfoya-foya, entah itu ke cafe atau ke salon.

"BERANI KAMU YA!! CEPAT BERIKAN UANGNYA, AKU TAHU KAMU MENYIMPAN BANYAK UANG DI TASMU," teriak Laras marah begitu Cinta menolak memberikan uang.

Suaranya sampai terdengar oleh tetangganya, namun mereka tidak ingin ikut campur masalah keluarga Laras seperti tidak peduli dengan Cinta. Tapi sebagian lagi juga merasa kasihan terhadap Cinta, ingin membantunya tapi mereka takut dengan Laras.

"Berikan aku uang, kalau tidak aku ambil paksa di tasmu itu," ancam Laras.

"Jangan Bu, ini untuk kebutuhan makan kita kedepannya dan juga uang untuk aku beli buku Bu," rengek Cinta kepada Ibunya.

Laras semakin kesal terhadap Cinta dan merebut tas sekolah Cinta. Cinta berusaha melawan, tapi karena tenaganya Laras lebih besar daripada dirinya, Laras berhasil merebut tasnya dan Cinta jatuh tersungkur di lantai.

Laras mengobrak-abrik tas anaknya, lalu menemukan sejumlah uang yang merupakan modal dan hasil jualan gorengan beserta tugas Cinta. Laras mengambil semua uangnya tidak tersisa sepeserpun.

"Bu jangan Bu, itu modal untuk jualan gorengan aku," ucap Cinta menahan kaki Laras yang hendak pergi keluar.

Namun Laras menendangnya hingga kepala Cinta terbentur di kaki meja, dan mengeluarkan darah. Cinta pun tidak sadarkan diri, tetapi itu tidak dapat mencegah Laras untuk pergi ke salon. Dia tetap pergi dan meninggalkan Cinta yang sudah tak sadarkan diri.

Laras memang benar-benar seorang Ibu yang keji.

Para tetangga yang menyaksikan pertengkaran itu dan melihat Cinta yang tak sadarkan diri segera menghampirinya dan membawanya ke rumah sakit.

"Pak tolong angkat ya, bawa ke rumah sakit," ucap salah satu ibu-ibu yang menolong Cinta.

Ada yang menyetop taxi untuk membawa Cinta pergi, begitu taxi datang Cinta di larikan ke rumah sakit.

"Sungguh malang nasib anak itu, dia memiliki Ibu yang seperti iblis. Seandainya aku mampu, aku pasti sudah mengadopsinya," kata seorang ibu-ibu kepada temannya.

Mereka merasa kasihan terhadap Cinta yang bernasib malang itu.

****************

Bagaimana keadaannya Dok?" tanya seorang Bapak yang bernama Somat yang merupakan tetangga Cinta.

"Pasien mengeluarkan banyak darah dikepalanya, syukurnya di bawa tepat waktu , jadi pasien tidak ada luka yang terlalu serius. Hanya saja mungkin akan merasakan sakit yang muncul secara tiba-tiba jika pasien sedang banyak pikiran. Maka dari itu jangan sampai pasien stres ya Pak," kata Dokter yang merawat Cinta.

"Oh baik Dok, terimakasih," ucap Somat.

"Kalau tidak ada hal lain, saya tinggal dulu ya," kata Dokter itu kemudian pergi meninggalkan Somat dan Anton yang berdiri di ruang tunggu pasien.

"Lalu siapa yang akan membayar biaya rumah sakit ini?" tanya Anton yang juga merupakan tetangga dari Cinta.

"Kita kan tahu sendiri keadaan Cinta seperti apa, lebih baik kita saja yang membayarnya, kasihan," sahut Pak Somat.

"Iya juga sih Pak. Saya juga merasa kasihan terhadap Cinta," ujar Pak Anton.

Setelah selesai berunding, kedua pria tua itu masuk menemui Cinta yang sudah siuman.

"Cinta bagaimana keadaan kamu?" tanya Pak Somat.

"Sudah membaik Pak. Terimakasih sudah membawa saya kemari ya Pak Somat dan Pak Anton. Maaf Cinta jadi ngerepotin kalian, untuk biaya rumah sakit pasti akan saya bayar kok," ucap Cinta yang merasa tidak enak hati kepada Pak Somat dan Pak Anton.

"Sama-sama Cinta. Untuk biaya rumah sakitnya kamu tidak perlu bayar, biarkan kami yang membayarnya. Kami tahu kondisi di rumah kamu," sahut Pak Anton.

"Tidak Pak Anton. Saya tidak bisa menerima niat baik bapak itu, saya masih bisa membayarnya kok Pak karena saya masih punya simpanan di rumah," tolak Cinta.

Cinta memang tidak suka di kasihani oleh orang lain, apalagi sampai merepotkan mereka. Dia tidak ingin terlihat lemah di depan orang lain, walaupun kadang dia sering mengeluh.

"Tidak Cinta. Simpanan itu kamu gunakan untuk sekolah ya, lagipula kita hidup bertetanggaan jadi sudah sepantasnya kita saling bantu. Saat ini kamu sedang kesusahan maka kami yang akan membantu kamu, tapi jika suatu saat kami yang kesusahaan giliran kamu yang membantu kami. Itulah gunanya kita hidup bersosial," kini giliran Pak Somat yang menjawab.

Akhirnya Cinta memutuskan untuk menerima bantuan dari Pak Anton dan Pak Somat. Karena Cinta merasa, dia juga pasti akan merasa kecewa jika niat baiknya ditolak oleh orang lain.

"Terimakasih ya Pak Anton dan Pak Somat," ucap Cinta.

"Iya sama-sama Cinta. Kata Dokter tadi, kamu tidak boleh terlalu banyak pikiran agar tidak sakit kepala secara tiba-tiba. Kamu jaga kesehatan ya," pesan Pak Somat kepada Cinta.

"Iya Pak, terimakasih sudah mengingatkan,".

"CINTA! rupanya kamu di sini ya! Mana makanan saya? Saya sudah lapar dari tadi!" teriak Laras sambil menghampiri Cinta yang sedang terbaring di rumah sakit.

Cinta terkejut melihat kedatangan ibunya, dia berusaha untuk duduk dibantu oleh Pak Somat.

"Kamu ini, anak masih sakit bukannya khawatir kepada anak malah marah-marah kemari," bentak Pak Anton membela Cinta.

Pak Anton tidak habis pikir dengan jalan pikiran yang di miliki oleh Laras. Padahal Cinta merupakan anak yang terlahir dari rahimnya sendiri, tetapi mengapa dia memperlakukan Cinta seperti musuhnya?.

"Saya tidak bicara sama kamu!" sahut Laras yang masih menunjukkan ekspresi marah kepada Anton.

"Cinta ayo pulang. Kamu jangan menyusahkan saya, saya tidak akan mau membayar biaya rumah sakit ini," kata Laras berusaha menarik tangan Cinta.

Terpopuler

Comments

Chiisan kasih

Chiisan kasih

duh, kasin banget si cinta, bunuh saja tuh, si laras

2023-01-05

0

lihat semua
Episodes
1 CHAPTER 1
2 CHAPTER 2
3 CHAPTER 4
4 CHAPTER 3
5 CHAPTER 5
6 CHAPTER 6
7 CHAPTER 7
8 CHAPTER 8
9 CHAPTER 9
10 CHAPTER 10
11 CHAPTER 11
12 CHAPTER 12
13 CHAPTER 13
14 CHAPTER 14
15 CHAPTER 15
16 CHAPTER 16
17 CHAPTER 17
18 Chapter 18
19 CHAPTER 19
20 Chapter 20
21 Chapter 21
22 CHAPTER 22
23 CHAPTER 23
24 CHAPTER 24
25 CHAPTER 25
26 CHAPTER 26
27 CHAPTER 27
28 CHAPTER 28
29 CHAPTER 29
30 CHAPTER 30
31 CHAPTER 31
32 CHAPTER 32
33 CHAPTER 33
34 Chapter 34
35 CHAPTER 35
36 CHAPTER 36
37 Chapter 37
38 CHAPTER 38
39 CHAPTER 39
40 CHAPTER 40
41 CHAPTER 41
42 Chapter 42
43 Chapter 43
44 Chapter 44
45 CHAPTER 45
46 CHAPTER 46
47 Chapter 47
48 Chapter 48
49 Chapter 49
50 Chapter 50
51 Chapter 51
52 Chapter 52
53 Chapter 53
54 Chapter 54
55 Chapter 55
56 Chapter 56
57 Chapter 57
58 Chapter 58
59 Chapter 59
60 Chapter 60
61 Chapter 61
62 Chapter 62
63 Chapter 63
64 Chapter 64
65 Chapter 65
66 Chapter 66
67 Chapter 67
68 Chapter 68
69 Chapter 69
70 Chapter 70
71 Chapter 71
72 Chapter 72
73 Chapter 73
74 Chapter 74
75 Chapter 75
76 Chapter 76
77 Chapter 77
78 Chapter 78
79 Chapter 79
80 Chapter 80
81 Chapter 81
82 CHAPTER 82
83 Chapter 83
84 Chapter 84
85 Chapter 85
86 Chapter 86
87 Chapter 87
88 Chapter 88
89 Chapter 89
90 Chapter 90
91 Chapter 91
92 Chapter 92
93 Chapter 93
94 Chapter 94
95 Chapter 95
96 cHAPTER 96
97 Chapter 97
98 Chapter 98
Episodes

Updated 98 Episodes

1
CHAPTER 1
2
CHAPTER 2
3
CHAPTER 4
4
CHAPTER 3
5
CHAPTER 5
6
CHAPTER 6
7
CHAPTER 7
8
CHAPTER 8
9
CHAPTER 9
10
CHAPTER 10
11
CHAPTER 11
12
CHAPTER 12
13
CHAPTER 13
14
CHAPTER 14
15
CHAPTER 15
16
CHAPTER 16
17
CHAPTER 17
18
Chapter 18
19
CHAPTER 19
20
Chapter 20
21
Chapter 21
22
CHAPTER 22
23
CHAPTER 23
24
CHAPTER 24
25
CHAPTER 25
26
CHAPTER 26
27
CHAPTER 27
28
CHAPTER 28
29
CHAPTER 29
30
CHAPTER 30
31
CHAPTER 31
32
CHAPTER 32
33
CHAPTER 33
34
Chapter 34
35
CHAPTER 35
36
CHAPTER 36
37
Chapter 37
38
CHAPTER 38
39
CHAPTER 39
40
CHAPTER 40
41
CHAPTER 41
42
Chapter 42
43
Chapter 43
44
Chapter 44
45
CHAPTER 45
46
CHAPTER 46
47
Chapter 47
48
Chapter 48
49
Chapter 49
50
Chapter 50
51
Chapter 51
52
Chapter 52
53
Chapter 53
54
Chapter 54
55
Chapter 55
56
Chapter 56
57
Chapter 57
58
Chapter 58
59
Chapter 59
60
Chapter 60
61
Chapter 61
62
Chapter 62
63
Chapter 63
64
Chapter 64
65
Chapter 65
66
Chapter 66
67
Chapter 67
68
Chapter 68
69
Chapter 69
70
Chapter 70
71
Chapter 71
72
Chapter 72
73
Chapter 73
74
Chapter 74
75
Chapter 75
76
Chapter 76
77
Chapter 77
78
Chapter 78
79
Chapter 79
80
Chapter 80
81
Chapter 81
82
CHAPTER 82
83
Chapter 83
84
Chapter 84
85
Chapter 85
86
Chapter 86
87
Chapter 87
88
Chapter 88
89
Chapter 89
90
Chapter 90
91
Chapter 91
92
Chapter 92
93
Chapter 93
94
Chapter 94
95
Chapter 95
96
cHAPTER 96
97
Chapter 97
98
Chapter 98

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!