"Guys sekarang Gue jual gorengan, jika ada yang berminat dengan jualan Gue kalian bisa mampir ke meja ya!" ucap Cinta di depan kelas saat jam pertama di mulai.
Dia memanfaatkan jam pelajaran pertama untuk mengumumkan itu karena dia tahu semua temannya masih utuh berada di dalam kelas.
"Wihhh enak gak tuh? Berapa harganya?" tanya salah satu teman sekelasnya.
"Semuanya cuma seribu rupiah, kalian bisa coba dulu kalau rasanya jelek jaminan uang kembali. Tapi awas kalau bohong Gue cekik kalian, Gue tahu mana ekspresi menunjukkan suka sama tidak," ancam Cinta.
"Wihh galak amat yang jual," celetuk salah satu teman sekelasnya.
Tapi Cinta tidak menghiraukannya karena dia sedang melayani temannya yang ingin mencoba membeli dagangannya.
"Gimana? Gimana? Enak gak?" tanya teman lainnya yang pada penasaran dan ingin membeli.
"Ini mah enak banget, kalian kalau gak percaya coba aja beli," ujar seseorang yang membeli gorengan Cinta.
Karena penasaran teman-teman lainnya pun ikutan membeli gorengan Cinta. Dan benar saja semua temannya suka dengan gorengan Cinta.
"Emang pintar berbisnis Lo Cin," ucap Erna yang merupakan sahabat Cinta.
"Yoi dong," sahut Cinta.
Di mata teman-temannya Cinta tidak terlihat seperti orang yang mudah untuk ditindas, melainkan orang yang tegas dan pintar berbisnis. Cinta bahkan memiliki julukan "Si Cungkring berotak Cerdas" yang diberikan oleh teman sekelasnya.
Hal ini karena tubuh Cinta yang kurus tetapi memiliki otak yang cerdas, dalam hal pelajaran atau berbisnis.
Selain menjual gorengan, Cinta juga menjual jawaban kepada teman-temannya mulai dari adik kelas, teman seangkatan, sampai kakak kelas. Dia memanfaatkan kepintarannya untuk menghasilkan uang. Karena ya salah satu kelebihan yang di miliki Cinta adalah kepintaran yang susah di kalahkan.
Jika dia tidak menghasilkan uang, dia tidak akan mampu memenuhi kebutuhan rumah dan juga sekolahnya. Meskipun di sekolah dia mendapat beasiswa tetapi itu hanya cukup untuk membayar uang komitenya. Dan untuk hal lain seperti buku, pulpen dan lainnya dia harus mencarinya sendiri.
Kebetulan jam pertama hari ini kosong karena gurunya sedang sakit, jadi Cinta dan teman sekelasnya diperintahkan untuk belajar sendiri.
"Cin, ada yang nyari lo tuh, depan pintu!" ucap Agus yang merupakan salah satu teman sekelasnya Cinta.
Cinta bergegas keluar menuju pintu keluar, dia melewati segerombolan teman cowok sekelasnya yang duduk santai di dekat pintu.
"Ada apa Rian?" tanya Cinta begitu bertemu dengan kakak kelasnya yang biasa membeli jawaban.
"Gue ada Tugas nih susah banget. Lo mau gak bantuin gue?" tanya Rian.
"Kalau bantu sih gue gak bisa. Tapi kalau ada bayarannya itu beda cerita," sahut Cinta.
"Ah mata duitan amat lo," ejek Rian.
"Yaudah berapa?" tanya Rian.
"Sini Gue cek tugas lo, di kumpul kapan nih?" tanya Cinta.
Rian memberikan buku pelajarannya kepada Cinta.
"Masih lama minggu depan," ucap Rian.
"Sekarang hari apa?" tanya Cinta yang malas berfikir.
"Kamis, lihat tuh seragam lo putih abu," kata Rian sedikit jengkel.
"Pintar-pintar tapi pikun!" bisik Rian bicara dengan dirinya sendiri.
"Apa Lo bilang?" tanya Cinta dengan nada tinggi dan tatapan mata yang tajam membuat Rian sedikit merinding.
"Eng...enggak kok, bercanda aja!" sahut Rian gugup.
Cinta pun kembali mengecek tugas Rian.
"Setelah gue lihat-lihat PR lo lumayan susah bagi gue karena lo kakak kelas gue dan gue belum dapat pelajaran ini. Tapi akan gue usahakan mencari jawaban yang benar. Jadi..,"
"Yaudah sebutin aja langsung harganya," kata Rian memotong pembicaraan Cinta.
"Sabar gue jelasin dulu ke Lo biar gak salah paham. Jadi karena PR lo di kumpul agak lama Gue kasih harga rendah deh 25 ribu gimana?" tanya Cinta.
"Lo serius? Itu susah loh," kata Rian memastikan.
"Mau di tambahin harganya?" Cinta balik bertanya.
"Ya gak lah. Kalau ada yang murah kenapa nyari yang mahal," ucap Rian.
"Deal ya!" Ucap Cinta mengulurkan tangannya.
"Deal!" Rian menjabat tangannya Cinta.
"Tapi seperti biasa ya jangan semua di benerin jawabannya biar guru gak curiga. Lo tahu kan kemampuan otak gue kayak gimana," pesan Rian.
"Sip gampang itu mah," sahut Cinta sambil mengacungkan jempolnya ke arah Rian.
Rian mengeluarkan sejumlah uang dan di berikan kepada Cinta.
"Terimakasih atas kepercayaan Anda. Selamat datang kembali," kata Cinta sembari menerima uangnya.
"Prettt!" Rian meledek kata penutup dari Cinta, lalu kembali ke kelasnya setelah memberikan Cinta buku tulis beserta pulpen.
Cinta juga kembali masuk kelas dan duduk di mejanya. Berhubung jam pertama dan kedua kosong, Cinta memanfaatkan waktu untuk mengerjakan tugas pelanggannya. Cinta membuka catatan daftar tugas pelanggannya dan mengerjakan tugas berdasarkan urutan tugas yang terlama.
Di saat Cinta mengerjakan tugas-tugas itu, teman-teman lainnya ribut tidak karuan. Ada yang bergosip, ada yang mojok buat pacaran ada juga duduk-duduk gak jelas di depan pintu dan ada juga yang bernyanyi dengan suara falsnya dan tidak enak di dengar.
Meskipun beberapa kali di tegur oleh guru yang mengajar di kelas sebelah, mereka tidak ada yang jera karena saking nakalnya.
Terlihat Bintang yang merupakan salah satu teman sekelasnya Cinta sedang menjejerkan Kursi di belakang. Kemudian dia tidur di atas-atas Kursi yang dia susun itu menggunakan tasnya sebagai bantal.
Cinta sendiri tidak pernah menerima pelanggan dari teman sekelasnya, karena dia tidak ingin bersaing dengan mereka. Agar teman-temannya tidak melaporkan bisnis Cinta, dia memberikan 2 sampai 3 jawaban setiap PR yang jawabannya tidak di ketahui oleh teman-temannya.
Ini membuat teman-temannya merasa senang dan menghargai usaha Cinta. Mereka tidak berani mencari masalah kepada Cinta lantaran Cinta tidak pernah memiliki masalah kepada mereka.
"Wih jam kosong masih aja tangan lo nulis, gak pegal apa?" tanya Erna yang datang menghampiri Cinta.
"Lo ganggu aja, ngapain lo kesini?" tanya Cinta tanpa menoleh ke arah Erna, tangannya tidak berhenti menulis.
"Kangen sama lo," ujar Erna yang membuat Cinta geli mendengarnya.
Memang beberapa hari ini Cinta sangat sibuk dengan beberapa bisnisnya sampai-sampai waktu istirahat pun Cinta gunakan untuk mengerjakan tugas-tugas itu.
Tujuannya agar di malam hari dia tidak perlu bergadang untuk mengerjakan tugas-tugas tersebut. Karena dia sadar, kalau mencari uang harus bisa jaga kesehatan agar seimbang.
"Ya maaf, gue lagi sibuk nih," ucap Cinta.
"Yaudah deh, tapi gue mau beli gorengan ya laper soalnya," ujar Erna yang membuat Cinta bersemangat.
"Berapa? Nih pilih aja," ujar Cinta.
"Dua aja, jangan banyak-banyak. Nanti gue batuk-batuk lagi," kata Erna mengambil gorengannya dan membayar.
"Oke makasi," kata Cinta berterimakasih kepada sahabatnya.
Erna kembali ke mejanya menyantap gorengannya, dia juga sudah menyediakan minuman yang dia bawa dari rumah.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 98 Episodes
Comments
rintik hujan
wah murah sekali 25 rb. mau donk gorengannya😁
2023-01-08
0
mom_abyshaq
halo kak othor mau beli gorengan nih🤭
2023-01-06
0
Chiisan kasih
Siapakah Ryan?
2023-01-02
0