CHAPTER 4

Tetapi dengan cepat Pak Somat melepaskan genggaman Laras dari tangan Cinta.

"Urusan rumah sakit kamu tidak perlu khawatir, karena kami yang akan membayarnya. Sekarang silahkan kamu pergi atau kami akan memanggilkan security," ancam Pak Somat.

"Kamu berani mengusir saya? Saya ini Ibu Kandung Cinta, jadi saya berhak untuk melakukan apapun terhadap anak saya," ucap Laras dengan nada tinggi.

"Apa kamu merasa pantas menjadi seorang Ibu untuk Cinta? Ibu mana yang menyiksa anaknya seumur hidupnya? Ibu mana yang tidak pernah memberikan tempat yang hangat dan nyaman, bahkan Cinta sama sekali tidak mendapat kasih sayang dari Anda!" Pak Somat berteriak melawan perkataan Laras yang tidak masuk akal.

Pak somat sudah sangat emosi melihat tingkah Laras yang tiada habisnya menganiaya anaknya yang malang ini, sampai-sampai dia lupa kalau dia sedang berada di rumah sakit.

"Sudah Pak Somat jangan berteriak lagi. Ini rumah sakit, kasian para pasien yang sedang istirahat. Cinta mau pulang sekarang sama Ibu, saya minta tolong Pak Anton dan Pak Somat bantu saya urus biaya administrasinya. Suatu saat nanti pasti akan saya balas kebaikan kalian seperti yang dikatakan oleh Pak Somat tadi," kata Cinta sambil tersenyum.

"Tuh dengar, anak saya saja tidak keberatan," oceh Laras.

"Kamu benar tidak apa-apa Cinta?" tanya Pak Anton memastikan.

"Iya Pak saya tidak apa-apa kok," sahut Cinta.

"Sudah, ayo Cinta kita pulang. Ibu sudah lapar, kalian gak usah banyak drama lagi," kata Laras menyeret tangan Cinta dan mengajaknya keluar.

"Cinta memang anak yang kuat ya Pak Somat. Semoga dia mendapat jalan yang terbaik," ucap Pak Anton yang kagum melihat ketegaran Cinta.

Padah akhirnya Laras lah yang menang. Dia berhasil membawa cinta kembali bersamanya, bahkan Laras tidak khawatir sedikitpun kepada Cinta.

Sesampainya di rumah, Cinta masak dengan bahan-bahan yang tersisa di dapur yang masih bisa di pakai. Dia tidak bisa pergi membeli bahan-bahan masakan lagi, lantaran semua warung sudah tutup.

"Bu, aku cuma bisa masakin Ibu sayur Sop aja. Hanya ini yang ada di dapur, mau belipun sudah keburu tutup warungnya," ucap Cinta sembari meletakkan hidangan sayur Sop di atas meja makan.

"Kamu anak yang gak bisa di andelin. Bikin masakan aja gak bisa yang enak-enak, tahunya cuma masakan kampunyan kayak gini. Percuma saya lahirin kamu," hardik Laras.

Sebuah tamparan sudah pasti melayang di wajah Cinta yang cantik itu.

"Maaf Bu, tapi Cinta juga sudah tidak punya uang lagi. Semua uang yang cinta punya sudah Ibu pakai buat ke salon tadi," ucap Cinta.

"Jangan pikir saya tidak tahu ya kalau kamu punya tabungan yang kamu simpan di dalam toples," sahut Laras sambil tersenyum sinis.

"Itu untuk modal aku jualan Bu sama bayar uang sekolah," kata Cinta sambil meneteskan air mata yang tidak kunjung berhenti.

Cinta berharap Laras tidak mengambil uang itu, karena hanya itu sisa uang yang Cinta punya untuk modal jualannya lagi.

"Tapi Ibu sudah terlanjur ambil tuh. Gimana dong? Habisnya kamu ngasih Ibu uang dikit sih kan gak cukup buat ke salon sama main judi," ujar Laras yang tidak merasa bersalah sedikitpun.

Selain pemalas, Laras juga suka berjudi dengan teman-temannya. Ini juga menjadi beban bagi Cinta untuk lebih berhati-hati menyimpannya agar tidak di ambil oleh ibunya.

"Ibu pasti bercanda kan? Ibu tidak mungkin ngelakuin hal itu," kata Cinta yang tidak percaya bahwa Laras sejahat itu kepadanya.

"Kalau tidak percaya, kamu bisa cek sendiri di kamar kamu," ujar Laras.

Cinta bergegas lari menuju ke kamarnya untuk memeriksa uang tabungannya. Sedangakan Laras, dia melanjutkan makannya walaupun dia tidak suka dengan lauknya tapi setidaknya dia tidak akan mati kelaparan.

Cinta melihat tutup toples yang berada di lantai kamarnya merasa terkejut karena ternyata Ibunya benar-benar sejahat itu. Dia menangis sejadi-jadinya, uang yang dia susah payah kumpulkan kini sudah habis dihamburkan oleh ibunya.

"Tuhan, apa Ibuku tidak tahu atau tidak pernah merasakan bagaimana susahnya mencari uang? Mengapa beliau sangat kejam terhadapku? Padahal aku anak kandungnya, salah apa aku terhadap beliau?" Cinta berkeluh kesah meratapi nasibnya yang sangat memilukan.

"Aku sangat naif berfikir Ibu akan berubah suatu saat nanti. Tapi sudah bertahun-tahun aku mengharapkan itu, tidak kunjung datang dimana aku mendapat kasih sayang dan belaian dari seorang Ibu seperti teman-temanku yang lain. Apa yang harus aku lakukan? Aku membenci Ibu tapi aku tidak mau menjadi anak yang durhaka," Cinta berbicara sendiri di kamarnya, air matanya terus menetes tiada henti.

Kepalanya juga sangat sakit pengaruh dari luka yang ada di dahinya akibat benturan tadi, belum lagi tamparan yang di berikan oleh ibunya. Cinta ingin pergi dari rumah ini, tapi dia merasa kasihan terhadap ibunya.

Mata Cinta tak henti-hentinya meneteskan air mata sambil memikirkan modal untuk jualannya. Sekarang Cinta tidak mempunyai uang sepeserpun, tanpa jualan Cinta tidak akan mendapatkan uang. Pikiran Cinta sangat kalut, mungkin jika anak lain seumuran Cinta tidak akan sekuat Cinta menghadapi hidupnya.

Cinta kembali merasakan sakit di kepalanya karena memikirkan hal itu, dia memilih untuk tidur dan mencari solusinya besok.

...****************...

Tengah malam, cinta terbangun. Dia teringat tugas pelanggannya yang belum sempat dia cek ulang. Cinta bergegas mengambil sebuah buku yang berisi catatan tugas-tugas pelanggannya.

"Syukurlah aku terbangun, kalau tidak tugas yang deadline besok tidak sempat aku kerjakan," gumamnya.

Cinta mengambil Buku tugas yang diberikan oleh Siska kakak kelasnya. Dia kemudian mengerjakan tugas itu sambil melawan rasa ngantuk. Beberapa kali cinta menguap yang tiada henti, hingga Cinta memutuskan untuk pergi ke kamar mandi mencuci muka agar wajahnya terasa lebih segar dan tidak mengantuk. Cinta tidak mau mengecewakan para pelanggannya.

"Padahal jawabannya ada semua di buku, mereka ini kenapa ya tidak mau mengerjakan sendiri dulu?" gumam Cinta yang merasa heran dengan para pelanggannya.

Tetapi dia juga bersyukur atas itu, jika tidak dia tidak bisa mendapatkan uang.

Waktu berjalan dengan cepat, Cinta melihat jam yang tertempel di dinding dan ternyata sudah pukul 02.00 pagi. Untunglah Cinta sudah selesai mengerjakan PR Siska. Dia mengecek kembali tugas pelanggannya yang deadlinenya mendekati hari ini, namun belum ada yang mendekati jadi Cinta memutuskan untuk tidur kembali setelah mengecek tugas miliknya sendiri.

"Jangan sampai tugas mereka selesai dan mendapat nilai bagus, tapi tugasku yang tidak selesai," ujarnya.

Keseimbangan bisnis dan belajar itu harus, agar tidak menganggu pelajaran juga kelancaran bisnis.

Terpopuler

Comments

Devi Handayani

Devi Handayani

ya Allah cinta😰😰😰😰

2023-01-26

0

@Risa Virgo Always Beautiful

@Risa Virgo Always Beautiful

aku mampir nih

2023-01-02

1

lihat semua
Episodes
1 CHAPTER 1
2 CHAPTER 2
3 CHAPTER 4
4 CHAPTER 3
5 CHAPTER 5
6 CHAPTER 6
7 CHAPTER 7
8 CHAPTER 8
9 CHAPTER 9
10 CHAPTER 10
11 CHAPTER 11
12 CHAPTER 12
13 CHAPTER 13
14 CHAPTER 14
15 CHAPTER 15
16 CHAPTER 16
17 CHAPTER 17
18 Chapter 18
19 CHAPTER 19
20 Chapter 20
21 Chapter 21
22 CHAPTER 22
23 CHAPTER 23
24 CHAPTER 24
25 CHAPTER 25
26 CHAPTER 26
27 CHAPTER 27
28 CHAPTER 28
29 CHAPTER 29
30 CHAPTER 30
31 CHAPTER 31
32 CHAPTER 32
33 CHAPTER 33
34 Chapter 34
35 CHAPTER 35
36 CHAPTER 36
37 Chapter 37
38 CHAPTER 38
39 CHAPTER 39
40 CHAPTER 40
41 CHAPTER 41
42 Chapter 42
43 Chapter 43
44 Chapter 44
45 CHAPTER 45
46 CHAPTER 46
47 Chapter 47
48 Chapter 48
49 Chapter 49
50 Chapter 50
51 Chapter 51
52 Chapter 52
53 Chapter 53
54 Chapter 54
55 Chapter 55
56 Chapter 56
57 Chapter 57
58 Chapter 58
59 Chapter 59
60 Chapter 60
61 Chapter 61
62 Chapter 62
63 Chapter 63
64 Chapter 64
65 Chapter 65
66 Chapter 66
67 Chapter 67
68 Chapter 68
69 Chapter 69
70 Chapter 70
71 Chapter 71
72 Chapter 72
73 Chapter 73
74 Chapter 74
75 Chapter 75
76 Chapter 76
77 Chapter 77
78 Chapter 78
79 Chapter 79
80 Chapter 80
81 Chapter 81
82 CHAPTER 82
83 Chapter 83
84 Chapter 84
85 Chapter 85
86 Chapter 86
87 Chapter 87
88 Chapter 88
89 Chapter 89
90 Chapter 90
91 Chapter 91
92 Chapter 92
93 Chapter 93
94 Chapter 94
95 Chapter 95
96 cHAPTER 96
97 Chapter 97
98 Chapter 98
Episodes

Updated 98 Episodes

1
CHAPTER 1
2
CHAPTER 2
3
CHAPTER 4
4
CHAPTER 3
5
CHAPTER 5
6
CHAPTER 6
7
CHAPTER 7
8
CHAPTER 8
9
CHAPTER 9
10
CHAPTER 10
11
CHAPTER 11
12
CHAPTER 12
13
CHAPTER 13
14
CHAPTER 14
15
CHAPTER 15
16
CHAPTER 16
17
CHAPTER 17
18
Chapter 18
19
CHAPTER 19
20
Chapter 20
21
Chapter 21
22
CHAPTER 22
23
CHAPTER 23
24
CHAPTER 24
25
CHAPTER 25
26
CHAPTER 26
27
CHAPTER 27
28
CHAPTER 28
29
CHAPTER 29
30
CHAPTER 30
31
CHAPTER 31
32
CHAPTER 32
33
CHAPTER 33
34
Chapter 34
35
CHAPTER 35
36
CHAPTER 36
37
Chapter 37
38
CHAPTER 38
39
CHAPTER 39
40
CHAPTER 40
41
CHAPTER 41
42
Chapter 42
43
Chapter 43
44
Chapter 44
45
CHAPTER 45
46
CHAPTER 46
47
Chapter 47
48
Chapter 48
49
Chapter 49
50
Chapter 50
51
Chapter 51
52
Chapter 52
53
Chapter 53
54
Chapter 54
55
Chapter 55
56
Chapter 56
57
Chapter 57
58
Chapter 58
59
Chapter 59
60
Chapter 60
61
Chapter 61
62
Chapter 62
63
Chapter 63
64
Chapter 64
65
Chapter 65
66
Chapter 66
67
Chapter 67
68
Chapter 68
69
Chapter 69
70
Chapter 70
71
Chapter 71
72
Chapter 72
73
Chapter 73
74
Chapter 74
75
Chapter 75
76
Chapter 76
77
Chapter 77
78
Chapter 78
79
Chapter 79
80
Chapter 80
81
Chapter 81
82
CHAPTER 82
83
Chapter 83
84
Chapter 84
85
Chapter 85
86
Chapter 86
87
Chapter 87
88
Chapter 88
89
Chapter 89
90
Chapter 90
91
Chapter 91
92
Chapter 92
93
Chapter 93
94
Chapter 94
95
Chapter 95
96
cHAPTER 96
97
Chapter 97
98
Chapter 98

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!